Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Barat 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Kayu Bulat Kayu Gergajian Kayu Lapis Kayu Olahan
Perekonomian Sulawesi Barat 2016 yang diukur berdasarkan Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai 35,97 triliun
rupiah dan atas dasar harga konstan sebesar 27,55 triliun rupiah.
Sulawesi
Barat 2016 tumbuh 6,03 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi
dicapai oleh Lapangan Usaha Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 19,66 persen.
Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran
Konsumsi Pemerintah sebesar 18,70 persen.
Sulawesi
Barat triwulan IV 2016 bila dibandingkan triwulan IV 2015 (y-on-y)
tumbuh sebesar 7,51 persen bergerak lebih lambat bila dibandingkan dengan tahun
sebelumnya pada triwulan yang sama sebesar 8,67 persen.
Sulawesi
Barat triwulan IV 2016 bila dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q)
tumbuh 5,48 persen. Kondisi ini bergerak lebih cepat dibandingkan triwulan
sebelumnya yang tumbuh 3,35 persen.
Pada skala regional di Kawasan
Sulawesi Maluku Papua, pertumbuhan ekonomi tertinggi pada tahun 2016 terjadi di
Sulawesi Tengah sebesar 9,98 persen. Adapun Sulawesi Barat sebesar 6,03 persen,
menempati posisi ketujuh.
Pada bulan Februari 2015, jumlah angkatan kerja di Sulawesi Barat sebanyak 647,7 ribu orang. Angka tersebut meningkat sekitar 39,3 ribu orang atau naik sebesar 6,45 persen dibanding bulan Agustus 2014. Selama setahun (Februari 2014 – Februari 2015) jumlah angkatan kerja mengalami peningkatan sebesar 7,82 persen.
Pada bulan Februari 2015, penduduk yang bekerja sebanyak 636,0 ribu orang atau meningkat sebesar 40,2 ribu orang (6,75 persen) selama satu semester terakhir. Pertambahan penduduk yang bekerja selama setahun (Februari 2014 – Februari 2015) sebesar 44,9 ribu orang (7,59 persen).
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) bulan Februari 2015 mencapai angka sebesar 1,81 persen, artinya dari sekitar 100 penduduk yang termasuk angkatan kerja, 2 orang diantaranya adalah pengangguran. Angka ini naik dibandingkan dengan TPT bulan Februari 2014 sebesar 1,60 persen, akan tetapi mengalami penurunan jika dibandingkan dengan TPT Agustus 2014 (2,08 persen).
Pekerja tidak penuh di Sulawesi Barat mencapai angka 338,6 ribu orang atau sekitar 53,24 persen, sedangkan sisanya sebanyak 297,4 ribu orang (46,76 persen) merupakan pekerja penuh.
Penyerap terbesar tenaga kerja di Sulawesi Barat adalah sektor usaha pertanian. Pada bulan Februari 2015, jumlah penduduk yang bekerja pada sektor ini sebesar 56,18 persen dari jumlah penduduk yang bekerja atau sebanyak 357,3 ribu orang.
Pada bulan Februari 2015, persentase pekerja informal di Sulawesi Barat mencapai angka 75,58 persen dari total pekerja yang ada atau sebanyak 480,7 ribu orang. Sementara itu sisanya sebanyak 155,3 ribu orang (sekitar 24,42 persen) merupakan pekerja formal. Jika dibandingkan dengan keadaan bulan Februari 2014, terjadi peningkatan pekerja informal di Sulawesi Barat sebanyak 69,3 ribu atau naik sebesar 16,58 persen.
Pekerja berpendidikan rendah (SLTP ke bawah) masih mendominasi di Sulawesi Barat. Besaran tersebut mencapai angka 480,2 ribu atau sekitar 75,50 persen. Sementara itu pekerja yang berpendidikan menengah (SMA dan SMK) sebanyak 102,1 ribu atau 16,05 persen dan yang memiliki pendidikan tinggi (Diploma dan PT) sebanyak 53,8 ribu orang atau 8,45 persen.
Pembangunan manusia merupakan ukuran kinerja pembangunan secara keseluruhan yang dibentuk melalui pendekatan tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan sehat, pengetahuan, dan penghidupan yang layak. Ketiga dimensi ini terangkum kedalam satu nilai tunggal, yaitu angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Badan Pusat Statistik mulai pada tahun 2014 secara resmi menghitung Indeks Pembangunan Manusia dengan metode baru. Untuk menjaga kesinambungan data, penghitungan IPM metode baru tidak hanya dihitung untuk tahun 2014 saja, namun juga dihitung mulai tahun 2010. Dalam publikasi ini angka IPM disajikan pada tingkat provinsi dan kabupaten se-Sulawesi Barat.
A. PADI (Padi Sawah + Padi Ladang)
A.PADI (Padi Sawah + Padi Ladang)