Filter Pencarian
Menampilkan 3.520 hasil pencarian dalam 0.195 detik
https://sulbar.bps.go.id/statistics-table/2/MzUzIzI=/produksi-kayu-hutan-.html
Produksi Kayu Hutan

Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Barat 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Kayu Bulat Kayu Gergajian Kayu Lapis Kayu Olahan

Indikator
BPS Provinsi Sulawesi Barat
https://sulbar.bps.go.id/pressrelease/2016/06/15/264/indeks-pembangunan-manusia-ipm-sulawesi-barat-tahun-2015.html
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulawesi Barat Tahun 2015

Pembangunan manusia di Sulawesi Barat pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulawesi Barat. Pada tahun 2015, IPM Sulawesi Barat telah mencapai 62,96. Angka ini meningkat sebesar 0,73 poin atau tumbuh sebesar 1,17 persen dibandingkan dengan IPM Sulawesi Barat pada tahun 2014 yang sebesar 62,24.

Sejak 5 tahun terakhir, tepatnya 2011, pembangunan manusia di Sulawesi Barat berstatus “sedang”, dari yang sebelumnya berstatus “rendah.

Selama periode 2014 hingga 2015, tampak seluruh komponen pembentuk IPM Sulawesi Barat juga mengalami peningkatan. Angka Harapan Hidup (AHH), yakni bayi yang baru lahir memiliki peluang untuk hidup hingga 64,22 tahun, meningkat 0,18 tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Harapan Lama Sekolah (HLS), yakni anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk bersekolah selama 12,22 tahun, meningkat 0,44 tahun dibandingkan pada 2014. Demikian juga Rata-rata Lama Sekolah (RLS), yakni penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 6,94 tahun, meningkat 0,06 tahun dibandingkan
tahun sebelumnya. Pengeluaran per kapita disesuaikan (harga konstan 2012) telah mencapai 8,26 juta rupiah pada tahun 2015, meningkat Rp 90,11 ribu rupiah dibandingkan tahun sebelumnya.

Berita Resmi Statistik
BPS Provinsi Sulawesi Barat
https://sulbar.bps.go.id/pressrelease/2017/02/06/380/ekonomi-sulawesi-barat-2016-tumbuh-6-03-persen-melambat-dibandingkan-2015.html
Ekonomi Sulawesi Barat 2016 Tumbuh 6,03 Persen Melambat Dibandingkan 2015

Perekonomian Sulawesi Barat 2016 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai 35,97 triliun rupiah dan atas dasar harga konstan sebesar 27,55 triliun rupiah.

Sulawesi Barat 2016 tumbuh 6,03 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 19,66 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 18,70 persen.

Sulawesi Barat triwulan IV 2016 bila dibandingkan triwulan IV 2015 (y-on-y) tumbuh sebesar 7,51 persen bergerak lebih lambat bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada triwulan yang sama sebesar 8,67 persen.

Sulawesi Barat triwulan IV 2016 bila dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q) tumbuh 5,48 persen. Kondisi ini bergerak lebih cepat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,35 persen.

Pada skala regional di Kawasan Sulawesi Maluku Papua, pertumbuhan ekonomi tertinggi pada tahun 2016 terjadi di Sulawesi Tengah sebesar 9,98 persen. Adapun Sulawesi Barat sebesar 6,03 persen, menempati posisi ketujuh. 

Berita Resmi Statistik
BPS Provinsi Sulawesi Barat
https://sulbar.bps.go.id/pressrelease/2015/05/05/145/februari-2015-tingkat-pengangguran-terbuka-sulawesi-barat-sebesar-1-81-persen.html
Februari 2015: Tingkat Pengangguran Terbuka Sulawesi Barat Sebesar 1,81 Persen

Pada bulan Februari 2015, jumlah angkatan kerja di Sulawesi Barat sebanyak 647,7 ribu orang. Angka tersebut meningkat sekitar 39,3 ribu orang atau naik sebesar 6,45 persen dibanding bulan Agustus 2014. Selama setahun (Februari 2014 – Februari 2015) jumlah angkatan kerja mengalami peningkatan sebesar 7,82 persen.

Pada bulan Februari 2015, penduduk yang bekerja sebanyak 636,0 ribu orang atau meningkat sebesar 40,2 ribu orang (6,75 persen) selama satu semester terakhir. Pertambahan penduduk yang bekerja selama setahun (Februari 2014 – Februari 2015) sebesar 44,9 ribu orang (7,59 persen).

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) bulan Februari 2015 mencapai angka sebesar 1,81 persen, artinya dari sekitar 100 penduduk yang termasuk angkatan kerja, 2 orang diantaranya adalah pengangguran. Angka ini naik dibandingkan dengan TPT bulan Februari 2014 sebesar 1,60 persen, akan tetapi mengalami penurunan jika dibandingkan dengan TPT Agustus 2014 (2,08 persen).

Pekerja tidak penuh di Sulawesi Barat mencapai angka 338,6 ribu orang atau sekitar 53,24 persen, sedangkan sisanya sebanyak 297,4 ribu orang (46,76 persen) merupakan pekerja penuh.

Penyerap terbesar tenaga kerja di Sulawesi Barat adalah sektor usaha pertanian. Pada bulan Februari 2015, jumlah penduduk yang bekerja pada sektor ini sebesar 56,18 persen dari jumlah penduduk yang bekerja atau sebanyak 357,3 ribu orang.

Pada bulan Februari 2015, persentase pekerja informal di Sulawesi Barat mencapai angka 75,58 persen dari total pekerja yang ada atau sebanyak 480,7 ribu orang. Sementara itu sisanya sebanyak 155,3 ribu orang (sekitar 24,42 persen) merupakan pekerja formal. Jika dibandingkan dengan keadaan bulan Februari 2014, terjadi peningkatan pekerja informal di Sulawesi Barat sebanyak 69,3 ribu atau naik sebesar 16,58 persen.

Pekerja berpendidikan rendah (SLTP ke bawah) masih mendominasi di Sulawesi Barat. Besaran tersebut mencapai angka 480,2 ribu atau sekitar 75,50 persen. Sementara itu pekerja yang berpendidikan menengah (SMA dan SMK) sebanyak 102,1 ribu atau 16,05 persen dan yang memiliki pendidikan tinggi (Diploma dan PT) sebanyak 53,8 ribu orang atau 8,45 persen.

Berita Resmi Statistik
BPS Provinsi Sulawesi Barat
https://sulbar.bps.go.id/pressrelease/2014/11/05/74/agustus-2014-tingkat-pengangguran-terbuka-di-sulawesi-barat-2-08-.html
Agustus 2014: Tingkat Pengangguran Terbuka di Sulawesi Barat 2,08 %

Jumlah angkatan kerja di Sulawesi Barat bulan Agustus 2014 sekitar 608,4 ribu orang. Angka ini meningkat sekitar 7,7, ribu orang atau naik sebesar 1,29 persen dibanding bulan Februari 2014. Dalam kurun waktu setahun (Agustus 2013 – Agustus 2014) jumlah angkatan kerja mengalami peningkatan sebesar 8,93 persen.

Pada bulan Agustus 2014, penduduk yang bekerja sebanyak 595,8 ribu orang atau meningkat sebesar 4,7 ribu orang (0,79 persen) selama 6 bulan terakhir. Pertambahan penduduk yang bekerja selama setahun (Agustus 2013 – Agustus 2014) sebesar 50,4 ribu orang (9,23 persen).  Angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) bulan Agustus 2014 sebesar 2,08 persen, artinya dari sekitar 100 penduduk yang termasuk angkatan kerja, 2 orang diantaranya adalah pengangguran. Angka ini turun dibandingkan dengan TPT bulan Agustus 2013 sebesar 2,35 persen, akan tetapi mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan TPT Februari 2014 (1,6 persen).

Berita Resmi Statistik
BPS Provinsi Sulawesi Barat
https://sulbar.bps.go.id/pressrelease/2017/08/07/382/pertumbuhan-ekonomi-sulawesi-barat-triwulan-ii-2017.html
Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Barat Triwulan II - 2017

Perekonomian Sulawesi Barat triwulan II-2017 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai 9,49 triliun Rupiah, sedangkan atas dasar harga konstan 2010 mencapai 7,10 triliun Rupiah.

Keadaan ekonomi Sulawesi Barat pada triwulaln II-2017 dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q to q) tumbuh 3,85 persen. Kategori informasi dan komunikasi memiliki pertumbuhan tertinggi sebesar 11,72 persen di antara kategori lapangan usaha. Demikian juga, pengeluaran konsumsi pemerintah memiliki pertumbuhan tertinggi sebesar 51,65 persen dalam rincian PDRB pengeluaran.

Adapun perekonomian Sulawesi Barat pada triwulan II-2017 jika dibandingkan dengan triwulan yang saa tahun 2016 (y to y) mengalami pertumbuhan 4,78 persen. Pertumbuhan tertinggi sebesar 12,50 persen yang terjadi pada kategori informasi dan komunikasi. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi adalah komponen impor sebesar 13,70 persen.

Secara kumulatif (triwulan I-II) 2017 jika dibandingkan dengan kondisi yang sama tahun 2016 (c to c), ekonomi Sulawesi Barat tumbuh hingga 6,06 persen. Pertumbuhan tertinggi dari sisi lapangan usaha adalah pengadaan listrik dan gas, sebesar 9,15 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi adalah pengeluaran konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) sebesar 5,87 persen.

Pada skala regional di Kawasan Sulawesi Maluku Papua, pertumbuhan ekonomi wilayah yang tertinggi pada triwulan II-2017 (q to q) terjadi di Papua sebesar 9,24 persen, Adapun Sulawesi Barat yag tumbuh 3,85 persen, menempati posisi keenam. Secara y on y, pertumbuhan ekonomi tertinggi pada triwulan II-2017 terjadi di Sulawesi Tenggara sebesar 7,03 persen. Dan secara kumulatif hingga triwulan II (Semester I) 2017, pertumbuhan tertinggi terjadi di Sulawesi Tenggara yang sebesar 7,54 persen. 

Berita Resmi Statistik
BPS Provinsi Sulawesi Barat
https://sulbar.bps.go.id/publication/2017/08/05/1195a2d1305a75f7fdd26f9c/indeks-pembangunan-manusia-sulawesi-barat-2014.html
Indeks Pembangunan Manusia Sulawesi Barat 2014

Pembangunan manusia merupakan ukuran kinerja pembangunan secara keseluruhan yang dibentuk melalui pendekatan tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan sehat, pengetahuan, dan penghidupan yang layak. Ketiga dimensi ini terangkum kedalam satu nilai tunggal, yaitu angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Badan Pusat Statistik mulai pada tahun 2014 secara resmi menghitung Indeks Pembangunan Manusia dengan metode baru. Untuk menjaga kesinambungan data, penghitungan IPM metode baru tidak hanya dihitung untuk tahun 2014 saja, namun juga dihitung mulai tahun 2010. Dalam publikasi ini angka IPM disajikan pada tingkat provinsi dan kabupaten se-Sulawesi Barat.

Publikasi
BPS Provinsi Sulawesi Barat
https://sulbar.bps.go.id/pressrelease/2013/07/01/504/produksi-padi-jagung-dan-kedelai-atap-2012-dan-aram-i-2013-.html
Produksi Padi, Jagung, dan Kedelai (ATAP 2012 dan ARAM I 2013)

A. PADI (Padi Sawah + Padi Ladang)

  • Angka Tetap (ATAP) produksi padi Provinsi Sulawesi Barat tahun 2012 sebesar 412.338 ton Gabah Kering Giling (GKG), meningkat 46.655 ton (12,76 persen) dibandingkan produksi padi tahun 2011, yaitu sebesar 365.683 ton. Salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan produksi padi tahun 2012 adalah adanya peningkatan luas panen sekitar 7.449 ha (9,76 persen), selain itu produktivitas tanaman padi juga mengalami pemingkatan sekitar 1,31 kw/ha (2,73 persen).
  • Hasil penghitungan Angka Ramalan I tahun 2013 diperkirakan produksi Padi sulawesi Barat akan kembali mengalami kenaikan kurang lebih sekitar 15.099 ton (3.66 Persen) dibandingan tahun 2012, dengan kata lain perkiraan produksi padi akhir tahun 2013 sekitar 427.437 ton. Kenaikan tersebut dipicu oleh adanya penambahan luas panen padi tahun 2013 kurang lebih 6.143 ha (7,33 Persen) namun diperkirakan disertai adanya penurunan produktivitas sekitar 1,68 kw/ha) karena faktor iklim.


B. JAGUNG
  • Angka Tetap (ATAP) produksi jagung Provinsi Sulawesi Barat tahun 2012 adalah sebesar 122.554 ton pipilan kering, meningkat sebesar 39.559 ton (47,66 persen) dibandingkan produksi tahun 2011 yaitu sebesar 82.995 ton. Peningkatan produksi jagung dipicu oleh peningkatan luas panen sebesar 7.769 ha (44,72 persen) dibandingkan dengan tahun 2011. Sedangkan dari segi produktivitas meningkat sebesar 0,97 kwintal/hektar (2,03 persen) dibanding tahun 2011.
  • Angka Ramalan I (ARAM I) produksi jagung Provinsi Sulawesi Barat tahun 2013 adalah sebesar 120.120 ton pipilan kering atau mengalami penurunan sebesar 2.434 ton (1,98 persen) dibandingkan produksi tahun 2012. Penurunan produksi jagung tersebut lebih karena faktor pengurangan luas panen di tahun 2013 yang mencapai 1.825 ha (7,25 persen) karena produktivitasnya mengalami kenaikan sekitar 2,77 kw/ha (5,68 persen).


C. KEDELAI
  • ATAP produksi kedelai Provinsi Sulawesi Barat tahun 2012 adalah sebesar 3.222 ton biji kering, meningkat dibandingkan produksi tahun 2011 sebesar 789 ton (32,42 persen). Kenainan produksi kedelai tersebut disebabkan adanya penambahan luas panen kedelai tahun 2012 sekitar 257 ha (20,78 Persen) kenaikan juga didukung dengan peningkatan produktivitas sekitar 2,15 kw/ha (15,59 persen).
  • Angka Ramalan I produksi kedelai Provinsi Sulawesi Barat tahun 2013 diperkirakan sebesar 3.256 ton biji kering atau naik sekitar 34 ton (1,05 persen) dibandingkan dengan produksi tahun 2012. Peningkatan produksi kedelai tersebut diperkirakan karena meningkatnya produktivitas kedelai sebesar 0,53 kw/ha (3,32 Persen) pada tahun 2013 karena dari sisi luas panen tahun 2013 terjadi penurunan sebesar 44 ha (2,17 persen).

Berita Resmi Statistik
BPS Provinsi Sulawesi Barat
https://sulbar.bps.go.id/pressrelease/2013/11/01/529/produksi-padi-jagung-dan-kedelai-atap-2012-dan-aram-ii-2013-.html
Produksi Padi, Jagung, dan Kedelai (ATAP 2012 dan ARAM II 2013)

A.PADI (Padi Sawah + Padi Ladang)

  • Angka Tetap (ATAP) produksi padi Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) tahun 2012 sebesar 412.338 ton Gabah Kering Giling (GKG). Terjadi peningkatan sekitar 46.655 ton (12,76 persen) dibandingkan produksi padi tahun 2011 (365.683 ton). Banyak faktor yang menjadi penyebab namun yang paling besar pengaruhnya terhadap peningkatan produksi padi tahun 2012 di Sulbar adalah peningkatan luas panen yakni sekitar 7.449 ha (9,76 persen), selain itu produktivitas tanaman padi juga mengalami peningkatan sekitar 1,31 kw/ha (2,73 persen).
  • Hasil penghitungan Angka Ramalan (ARAM) II tahun 2013 diperkirakan produksi Padi sulawesi Barat akan kembali mengalami kenaikan kurang lebih sekitar 16.668 ton (4,04 Persen) dibandingan tahun 2012, dengan kata lain perkiraan produksi padi akhir tahun 2013 sekitar 429.006 ton. Angka ini merupakan angka realisasi produksi Januari-Agustus ditambah dengan ramalan September-Desember. Kenaikan tersebut dipicu oleh penambahan luas panen padi tahun 2013 kurang lebih 6.269 ha (7,48 Persen).


B. JAGUNG
  • Angka Tetap (ATAP) produksi jagung Provinsi Sulawesi Barat tahun 2012 adalah sebesar 122.554 ton pipilan kering, meningkat sebesar 39.559 ton (47,66 persen) dibandingkan produksi tahun 2011 yaitu sebesar 82.995 ton. Peningkatan produksi jagung dipicu oleh peningkatan luas panen sebesar 7.769 ha (44,72 persen) dibandingkan dengan tahun 2011. Sedangkan dari segi produktivitas meningkat sebesar 0,97 kwintal/hektar (2,03 persen) dibanding tahun 2011.
  • Angka Ramalan II (ARAM II) produksi jagung Provinsi Sulawesi Barat tahun 2013 adalah sebesar 121.232 ton pipilan kering atau mengalami penurunan sebesar 1.322 ton (-1,08 persen) dibandingkan produksi tahun 2012. Penurunan tersebut disebabkan oleh adanya penurunan produktivitas tanaman jagung sebesar 3 kw/ha (-6,85 persen). Sementara luas panen pada 2013 diperkirakan naik sekitar 1.559 (6,20 persen).


C. KEDELAI
  • ATAP produksi kedelai Provinsi Sulawesi Barat tahun 2012 adalah sebesar 3.222 ton biji kering, meningkat dibandingkan produksi tahun 2011 sebesar 789 ton (32,42 persen). Kenainan produksi kedelai tersebut disebabkan adanya penambahan luas panen kedelai tahun 2012 sekitar 257 ha (20,78 Persen) kenaikan juga didukung dengan peningkatan produktivitas sekitar 2,15 kw/ha (15,59 persen).
  • Angka Ramalan II produksi kedelai Provinsi Sulawesi Barat tahun 2013 diperkirakan sebesar 2.157 ton biji kering atau turun sekitar 1.047 ton (-32,49 persen) dibandingkan dengan tahun 2012. Penurunan yang cukup besar tersebut disebabkan oleh adanya perubahan pola tanam pada tahun 2013, produksi dan sisa tanaman akhir bulan agustus yang biasanya cukup tinggi pada subround 2, saat ini hanya mencapai 305 ton dan 565 ha.

Berita Resmi Statistik
BPS Provinsi Sulawesi Barat
https://sulbar.bps.go.id/pressrelease/2018/05/07/463/indeks-pembangunan-manusia-ipm-sulawesi-barat-tahun-2017.html
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulawesi Barat Tahun 2017

Pembangunan manusia di Sulawesi Barat pada tahun 2017 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulawesi Barat. Pada tahun 2017, IPM Sulawesi Barat telah mencapai 64,30. Angka ini meningkat sebesar 0,70 poin atau tumbuh sebesar 1,10 persen dibandingkan dengan IPM Sulawesi Barat pada tahun 2016 yang sebesar 63,60

Sejak 7 tahun terakhir, tepatnya 2011, pembangunan manusia di Sulawesi Barat berstatus “sedang”, dari yang sebelumnya berstatus “rendah"

Selama periode 2016 hingga 2017, tampak seluruh komponen pembentuk IPM Sulawesi Barat juga mengalami peningkatan. Angka Harapan Hidup (AHH), yakni bayi yang baru lahir memiliki peluang untuk hidup hingga 64,34 tahun, meningkat 0,03 tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Harapan Lama Sekolah (HLS), yakni anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk bersekolah selama 12,48 tahun, meningkat 0,14 tahun dibandingkan pada 2016. Demikian juga Rata-rata Lama Sekolah (RLS), yakni penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 7,31 tahun, meningkat 0,17 tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran per kapita disesuaikan (harga konstan 2012) telah mencapai 8,736 juta rupiah pada tahun 2017, meningkat Rp 286 ribu rupiah dibandingkan tahun sebelumnya 

Berita Resmi Statistik
BPS Provinsi Sulawesi Barat