Filter Pencarian
Menampilkan 3.194 hasil pencarian dalam 0.229 detik
https://ntb.bps.go.id/publication/2018/06/29/6e1b6af98a3ba2b8ce992356/analisis-pasar-kerja-provinsi-nusa-tenggara-barat-2017.html
Analisis Pasar Kerja Provinsi Nusa Tenggara Barat 2017

Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) merupakan survei khusus untuk mengumpulkan data yang dapat menggambarkan keadaan umum ketenagakerjaan antar periode pencacahan. Hingga saat ini, Sakernas mengalami berbagai perubahan baik waktu pelaksanaan, level estimasi, cakupan maupun metodologi. Sakernas selama periode 2005-2010 dilaksanakan secara semesteran, pada tahun 2011-2014 dilaksanakan secara triwulanan, dan sejak tahun 2015 kembali dilaksanakan secara semesteran yaitu pada Februari dan Agustus 2015. Survei ini mencakup seluruh wilayah Indonesia dan diharapkan dapat memonitor dinamika ketenagakerjaan secara teratur dan berkesinambungan. Sakernas Februari menghasilkan angka estimasi sampai dengan level provinsi, sedangkan Sakernas Agustus mampu menyajikan angka estimasi hingga tingkat kabupaten/kota.
Publikasi ini menyajikan series Key Indicators of the Labour Market (KILM) Agustus 2016-2017. Indikator-indikator yang ditampilkan mengacu pada KILM yang direkomendasikan oleh ILO, dengan harapan dapat dijadikan sebagai acuan mengenai sistem kondisi pasar tenaga kerja di Nusa Tenggara Barat.

Publikasi
BPS Provinsi Nusa Tenggara Barat
https://ntb.bps.go.id/publication/2021/06/30/4a1b88d44e712a29820dd6af/analisis-pasar-tenaga-kerja-provinsi-nusa-tenggara-barat-2020.html
Analisis Pasar Tenaga Kerja Provinsi Nusa Tenggara Barat 2020

Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) dilaksanakan secara semesteran (Februari dan Agustus) sejak Februari 2015. Survei ini mencakup seluruh wilayah Indonesia dan diharapkan dapat memotret dinamika ketenagakerjaan secara teratur dan berkesinambungan. Sakernas Februari menghasilkan angka estimasi sampai dengan tingkat provinsi, sedangkan Sakernas Agustus mampu menyajikan angka estimasi hingga tingkat kabupaten/kota. Sejak Sakernas Agustus 2020, penghitungan indikator tenaga kerja menggunakan penimbang dari hasil proyeksi Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS 2015). Untuk menjaga keterbandingan, penyajian series data (Agustus 2018 dan Agustus 2019) menggunakan penimbang dari proyeksi penduduk hasil SUPAS 2015.Publikasi ini menyajikan perkembangan indikator pasar tenaga kerja yang mengacu pada yang ditampilkan mengacu pada Key Indicators of the Labour Market (KILM) yang direkomendasikan ILO (International Labour Organization), dengan harapan bisa dijadikan sebagai acuan mengenai kondisi pasar tenaga kerja di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dari 20 KILM yang direkomendasikan ILO, baru 14 KILM yang dapat ditampilkan pengukurannya melalui data Sakernas.

Publikasi
BPS Provinsi Nusa Tenggara Barat
https://ntb.bps.go.id/publication/2020/12/15/81cabef9cba3a4bb360878db/analisis-pasar-kerja-provinsi-nusa-tenggara-barat-2019.html
Analisis Pasar Kerja Provinsi Nusa Tenggara Barat 2019

Publikasi ini menyajikan Key Indicators of the Labour Market (KILM) Agustus 2018, Februari 2019, dan Agustus 2019. Indikator-indikator yang ditampilkan mengacu pada KILM yang direkomendasikan ILO (International Labour Organization), dengan harapan bisa dijadikan sebagai acuan mengenai kondisi pasar tenaga kerja di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dari 20 KILM yang direkomendasikan ILO, baru 14 KILM yang dapat ditampilkan pengukurannya melalui data Sakernas.

Publikasi
BPS Provinsi Nusa Tenggara Barat
https://ntb.bps.go.id/publication/2022/06/30/1739d23d1fb87ddb53220964/analisis-pasar-tenaga-kerja-provinsi-nusa-tenggara-barat-2021.html
Analisis Pasar Tenaga Kerja Provinsi Nusa Tenggara Barat 2021

Sejak Sakernas Agustus 2021, penghitungan indikator tenaga kerja menggunakan penimbang dari hasil proyeksi Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS 2015). Untuk menjaga keterbandingan, penyajian series data (Agustus 2019) menggunakan penimbang dari proyeksi penduduk hasil SUPAS 2015. Publikasi ini menyajikan perkembangan indikator pasar tenaga kerja yang mengacu pada yang ditampilkan mengacu pada Key Indicators of the Labour Market (KILM) yang direkomendasikan ILO (International Labour Organization), dengan harapan bisa dijadikan sebagai acuan mengenai kondisi pasar tenaga kerja di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dari 20 KILM yang direkomendasikan ILO, baru 14 KILM yang dapat ditampilkan pengukurannya melalui data Sakernas.

Publikasi
BPS Provinsi Nusa Tenggara Barat
https://ntb.bps.go.id/publication/2019/07/31/8f6a069b1caac8ab36ac9c23/analisis-pasar-kerja-provinsi-nusa-tenggara-barat-2018.html
Analisis Pasar Kerja Provinsi Nusa Tenggara Barat 2018

Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) merupakan survei khusus untuk mengumpulkan data yang dapat menggambarkan keadaan umum ketenagakerjaan antar periode pencacahan. Survei ini mencakup seluruh wilayah Indonesia dan diharapkan dapat memonitor dinamika ketenagakerjaan secara teratur dan berkesinambungan. Sakernas Februari menghasilkan angka estimasi sampai dengan level provinsi, sedangkan Sakernas Agustus mampu menyajikan angka estimasi hingga tingkat kabupaten/kota. Publikasi ini menyajikan series Key Indicators of the Labour Market (KILM) Agustus 2017-2018. Indikator-indikator yang ditampilkan mengacu pada KILM yang direkomendasikan oleh ILO, dengan harapan dapat dijadikan sebagai acuan mengenai sistem kondisi pasar tenaga kerja di Nusa Tenggara Barat. Kepada semua pihak yang telah membantu terbitnya publikasi ini, disampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih. Kritik dan saran sangat diharapkan demi kesempurnaan publikasi edisi berikutnya.

Publikasi
BPS Provinsi Nusa Tenggara Barat
https://ntb.bps.go.id/publication/2023/07/07/0eb4594563fc6c39270308f4/analisis-pasar-tenaga-kerja-provinsi-nusa-tenggara-barat-2022.html
Analisis Pasar Tenaga Kerja Provinsi Nusa Tenggara Barat 2022

Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) dilaksanakan secara semesteran (Februari dan Agustus) sejak Februari 2015. Survei ini mencakup seluruh wilayah Indonesia dan diharapkan dapat memotret dinamika ketenagakerjaan secara teratur dan berkesinambungan. Sakernas Februari menghasilkan angka estimasi sampai dengan tingkat provinsi, sedangkan Sakernas Agustus mampu menyajikan angka estimasi hingga tingkat kabupaten/kota. Sejak Sakernas Agustus 2022, penghitungan indikator tenaga kerja menggunakan penimbang dari hasil proyeksi Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS 2015). Untuk menjaga keterbandingan, penyajian series data (Agustus 2019) menggunakan penimbang dari proyeksi penduduk hasil SUPAS 2015.Publikasi ini menyajikan perkembangan indikator pasar tenaga kerja yang mengacu pada yang ditampilkan mengacu pada Key Indicators of the Labour Market (KILM) yang direkomendasikan ILO (International Labour Organization), dengan harapan bisa dijadikan sebagai acuan mengenai kondisi pasar tenaga kerja di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dari 20 KILM yang direkomendasikan ILO, baru 14 KILM yang dapat ditampilkan pengukurannya melalui data Sakernas.

Publikasi
BPS Provinsi Nusa Tenggara Barat
https://ntb.bps.go.id/publication/2019/04/30/103a298e214230513560f6b8/keadaan-angkatan-kerja-provinsi-nusa-tenggara-barat-2018-.html
Keadaan Angkatan Kerja Provinsi Nusa Tenggara Barat 2018

Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah dalam bidang perekonomian adalah masalah pengangguran, yang pada dasarnya merupakan masalah ketenagakerjaan. Jumlah angkatan kerja yang tinggi dengan kualitas angkatan kerja yang relatif rendah, persebaran tenaga kerja yang tidak merata, dan kesempatan kerja yang masih terbatas. Peningkatan jumlah angkatan kerja tidak seiring dengan peningkatan permintaan pada pasar kerja dan kualitas angkatan kerja. Kualitas angkatan kerja tidak hanya dilihat dari tingkat pendidikan, tetapi juga dari kesehatan dan kemampuan bekerja sesuai dengan keinginan. Kualitas yang rendah ini membuat tenaga kerja tidak tertampung di pasar kerja dan menjadi penganggur.
Sementara itu disisi lain ketersediaan lapangan kerja yang rendah merupakan penyebab lain dari meningkatnya angka pengangguran, permintaan pasar kerja masih didominasi oleh sektor pertanian, industri, perdagangan, dan jasa. Sektor pertanian menjadi andalan utama karena daya serapnya yang tinggi disebabkan karena persyaratan angkatan kerja yang dibutuhkan tidak terlalu tinggi secara kualitas, sementara itu sektor-sektor lainnya masih belum mampu memberikan kontribusi yang luas pada kesempatan kerja bagi para tenaga kerja yang cenderung meningkat jumlahnya. Informasi-informasi tersebut yang ditampilkan dalam Publikasi ini untuk memberikan gambaran mengenai keadaan ketenagakerjaan di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Publikasi Keadaan Angkatan Kerja Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2018 ini memiliki sedikit perbedaan dengan tahun-tahun sebelumnya, yaitu dalam perhitungan Kabupaten Lombok Utara tidak disertakan karena pelaksanaan Survey Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2018 tidak dapat dilakukan di Kabupaten Lombok Utara dengan alasan adanya bencana gempa bumi, akan tetapi dalam tabel tetap ditampilkan walaupun angkanya kosong dan diberi tanda bintang.Penduduk Nusa Tenggara Barat pada Agustus 2018 berdasarkan hasil Sakernas diperkirakan sejumlah 5,07 juta jiwa, dengan jumlah penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) sebanyak 3,39 juta jiwa. Dari seluruh penduduk usia kerja, 54,25 persen merupakan angkatan kerja dan sekitar 45,75 persen bukan angkatan kerja yang mencakup kegiatan sekolah, mengurus rumah tangga, serta kegiatan lainnya meliputi penerima pendapatan, tidak mampu melakukan kegiatan apapun.
Jumlah penduduk yang bekerja pada Agustus 2018 sebanyak 2,2 juta atau sekitar 96,28 persen dari seluruh angkatan kerja dan sisanya sekitar 3,72 persen merupakan penganggur atau sedang aktif mencari pekerjaan. Dalam mengukur keberhasilan pembangunan ekonomi melalui daya serap pada pasar kerja, digunakan ukuran Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang merupakan suatu ukuran yang menggambarkan jumlah angkatan kerja yang tidak terserap pada pasar kerja sehingga tidak melakukan aktivitas apapun yang menghasilkan barang dan jasa. Angka TPT Agustus 2018 di Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah sebesar 3,72 persen ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan TPT Agustus 2017 yang sebesar 3,32 persen.
Sektor pertanian masih menjadi pasar kerja yang ideal bagi perekonomian di Provinsi Nusa Tenggara Barat, hal ini nampak dari persentase penduduk yang bekerja di sektor pertanian masih dominan yaitu sekitar 33,48 persen, hal ini wajar jika mengingat topografi wilayah Nusa Tenggara Barat yang merupakan dataran dengan tingkat kesuburan yang cukup baik. Selain pertanian sektor perdagangan merupakan salah satu sektor yang menyerap tenaga kerja cukup besar di NTB, sebesar 20,33 persen penduduk yang bekerja tercakup pada sektor ini, perkembangan sektor perdagangan umumnya terkait erat dengan peningkatan infrastruktur dan kepadatan perkotaan, lahan pertanian yang berkurang mendorong pekerja bermigrasi ke sektor lainnya salah satunya adalah perdagangan.Ditinjau dari kualitas angkatan kerja melalui tingkat pendidikan yang ditamatkan, penyerapan tenaga kerja Agustus 2018 di NTB masih didominasi oleh penduduk yang bekerja dengan pendidikan rendah (SD ke bawah), yaitu sekitar 47,40 persen. Sebaliknya, penduduk bekerja yang menamatkan pendidikan tinggi sekitar 2,05 persen yang berpendidikan Diploma I/II/III dan sebesar 9,21 persen berpendidikan Universitas.

Publikasi
BPS Provinsi Nusa Tenggara Barat
https://ntb.bps.go.id/publication/2024/06/28/76499923384cd8c9f85ad5ef/analisis-pasar-tenaga-kerja-provinsi-nusa-tenggara-barat-2023.html
Analisis Pasar Tenaga Kerja Provinsi Nusa Tenggara Barat 2023

Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) dilaksanakan secara semesteran (Februari dan Agustus) sejak Februari 2015. Survei ini mencakup seluruh wilayah Indonesia dan diharapkan dapat memotret dinamika ketenagakerjaan secara teratur dan berkesinambungan. Sakernas Februari menghasilkan angka estimasi sampai dengan tingkat provinsi, sedangkan Sakernas Agustus mampu menyajikan angka estimasi hingga tingkat kabupaten/kota. Publikasi ini menyajikan perkembangan indikator pasar tenaga kerja yang mengacu pada yang ditampilkan mengacu pada Key Indicators of the Labour Market (KILM) yang direkomendasikan ILO (International Labour Organization), dengan harapan bisa dijadikan sebagai acuan mengenai kondisi pasar tenaga kerja di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dari 20 KILM yang direkomendasikan ILO, baru 14 KILM yang dapat ditampilkan pengukurannya melalui data Sakernas.

Publikasi
BPS Provinsi Nusa Tenggara Barat
https://ntb.bps.go.id/publication/2018/11/01/7216462737bb8c50a901e566/statistik-keuangan-pemerintah-daerah-provinsi-nusa-tenggara-barat-2017.html
Statistik Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat 2017

Publikasi Statistik Keuangan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat 2017 yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat memuat data tentang realisasi anggaran pendapatan dan belanja pemerintah daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat, kabupaten/kota dan pemerintah desa Tahun Anggaran 2015–2016 dan rencana anggaran tahun 2017. Data tersebut dihimpun untuk memenuhi berbagai kebutuhan konsumen data.

Publikasi
BPS Provinsi Nusa Tenggara Barat
https://ntb.bps.go.id/publication/2022/03/21/c749ef4e806eef9144c3572b/indeks-harga-konsumen-provinsi-nusa-tenggara-barat-2021.html
Indeks Harga Konsumen Provinsi Nusa Tenggara Barat 2021

Publikasi "Indeks Harga Konsumen Provinsi Nusa Tenggara Barat 2020 – 2021" merupakan publikasi lanjutan dari tahun sebelumnya. Publikasi ini menyajikan Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Kota Mataram, Kota Bima, dan Provinsi Nusa Tenggara Barat yang merupakan gabungan Kota Mataram dan Kota Bima tahun 2017–2021.Inflasi gabungan Kota Mataram dan Kota Bima mulai bulan Januari 2020 – 2021 dihitung dengan menggunakan tahun dasar 2018 (2018=100). Sejak bulan Juni 2008, penghitungan Indeks Harga Konsumen dan Inflasi di Provinsi Nusa Tenggara Barat dicerminkan oleh perubahan harga di Kota Mataram dan Kota Bima. Sebelumnya hanya dicerminkan oleh perubahan harga di Kota Mataram. Sedangkan untuk perhitungan Inflasi dan Indeks Harga Konsumen Tahun 2016 s.d. 2019 dihitung menggunakan Tahun Dasar 2012 (2012=100).

Publikasi
BPS Provinsi Nusa Tenggara Barat