Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2012: TA 2012/2013
2013: TA 2013/2014
2014: TA 2014/2015
2015: TA 2015/2016
2016: TA 2016/2017
2017: TA 2017/2018
2018: TA 2018/2019
Publikasi Statistik Teh Indonesia 2018 ini merupakan seri publikasi
tahunan Badan Pusat Statistik. Data yang disajikan adalah data luas
areal dan produksi teh menurut provinsi dan status pengusahaan serta
data ekspor dan impor yang dirinci menurut negara tujuan dan negara
asal. Sumber data yang digunakan adalah data hasil Survei Perusahaan
Perkebunan Tahun 2018 dan data perkebunan rakyat dari Direktorat Jenderal
Perkebunan untuk menjadi data perkebunan nasional, serta data hasil
kompilasi dokumen ekspor dan impor dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Publikasi
Statistik Teh Indonesia 2017 ini merupakan seri publikasi tahunan Badan Pusat
Statistik. Data yang disajikan adalah luas areal dan produksi teh menurut
provinsi dan status pengusahaan serta
data ekspor dan impor yang dirinci menurut negara tujuan dan negara asal.
Sumber data yang digunakan adalah data hasil Survei Perusahaan Perkebunan
Triwulanan (SKB17-Teh) dan Tahunan (SKB17-Tahunan), data hasil
kompilasi dokumen ekspor dan impor dari Direktorat Jenderal Bea Cukai.
Diharapkan publikasi ini dapat bermanfaat bagi
para pengambil kebijakan di instansi pemerintah dan swasta, peneliti,
mahasiswa, serta pengguna data lainnya. Untuk
memudahkan pemahaman dan pemanfaatan data, disertakan pula penjelasan teknis
dan ulasan singkat dari statistik yang disajikan.
Publikasi Statistik
Kriminal 2019 ini menyajikan
gambaran umum mengenai tingkat dan perkembangan kriminalitas di Indonesia
selama periode tahun 2016–2018. Informasi yang disajikan mencakup tiga
pendekatan utama statistik kriminal, yakni pendekatan pelaku, korban, dan kewilayahan. Data yang disajikan
diperoleh dari dua sumber utama statistik kriminal, yaitu (1) Data berbasis registrasi (administrative based data) yakni data kriminal yang dihimpun oleh Kepolisian Republik
Indonesia (POLRI) dan (2) Data berbasis survei (survey based data) yakni data kriminal yang bersumber dari Survei Sosial Ekonomi
Nasional (Susenas) dan Pendataan Potensi Desa (Podes) yang dihasilkan
oleh Badan Pusat Statistik (BPS).Data
registrasi Polri mencatat
bahwa tingkat kejahatan (crime rate) selama periode tahun 2016-2018 mengalami penurunan.
Tingkat resiko terkena tindak kejahatan setiap 100 ribu
penduduk pada tahun 2015 sekitar 140, menjadi
129 pada tahun 2017,
dan menurun menjadi 113
pada tahun 2018.Data
Susenas yang menggambarkan persentase penduduk menjadi
korban kejahatan di Indonesia selama periode tahun 2016–2018 juga memperlihatkan
pola yang fluktuatif. Persentase penduduk korban
kejahatan mengalami penurunan dari 1,22 persen
pada tahun 2016 menjadi 1,08 persen pada tahun 2017, dan meningkat menjadi 1,11
persen pada 2018.
Berdasarkan
data Podes, selama tahun 2011-2018 jumlah desa/kelurahan yang menjadi ajang konflik
massal cenderung meningkat, dari sekitar 2.500 desa pada tahun 2011
menjadi sekitar 2.700
desa/kelurahan pada tahun 2014, dan
kembali meningkat menjadi sekitar 3.100 desa/kelurahan pada tahun 2018.
Publikasi Statistik Teh Indonesia 2019 ini merupakan seri publikasi tahunan Badan Pusat Statistik. Data yang disajikan adalah data luasareal dan produksi teh menurut provinsi dan status pengusahaan serta data ekspor dan impor yang dirinci menurut negara tujuan dan negara asal. Sumber data yang digunakan adalah data hasil Survei Perusahaan Perkebunan Tahun 2019 dan data perkebunan rakyat dari Direktorat Jenderal Perkebunan untuk menjadi data perkebunan nasional, serta data hasil kompilasi dokumen ekspor dan impor dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Publikasi Statistik Teh 2010 ini merupakan publikasi hasil kegiatan survei rutin perusahaan perkebunan baik bulanan maupun tahunan. Publikasi ini menyajikan data statistik teh di Indonesia yang mencakup luas dan produksi teh yang dirinci menurut status pengusahaan dan provinsi, ekspor dan impor teh menurut negara tujuan/asal.
Publikasi Statistik Teh 2009 ini merupakan publikasi hasil kegiatan survei rutin perusahaan perkebunan baik bulanan maupun tahunan. Publikasi ini menyajikan data statistik teh di Indonesia yang mencakup luas dan produksi teh yang dirinci menurut status pengusahaan dan provinsi, ekspor dan impor teh menurut negara tujuan/asal.
Publikasi Statistik
Kriminal 2018 ini menyajikan
gambaran umum mengenai tingkat dan perkembangan kriminalitas di Indonesia
selama periode tahun 2015–2017. Informasi yang disajikan mencakup tiga
pendekatan utama statistik kriminal, yakni pendekatan pelaku, pendekatan korban, dan pendekatan kewilayahan. Data yang disajikan
diperoleh dari dua sumber utama statistik kriminal, yaitu (1) Data berbasis registrasi (administrative based data) yakni data kriminal yang dihimpun oleh Kepolisian Republik
Indonesia (POLRI) dan (2) Data berbasis survei (survey based data) yakni data kriminal yang bersumber dari Survei Sosial Ekonomi
Nasional (Susenas) dan Pendataan Potensi Desa (Podes) yang dihasilkan
oleh Badan Pusat Statistik (BPS).Data registrasi Polri mencatat bahwa tingkat kejahatan (crime
rate) selama periode tahun 2015-2017 mengalami penurunan. Jumlah orang yang terkena tindak
kejahatan setiap 100 ribu penduduk pada tahun 2015 sekitar 140 orang, menjadi 140 orang pada tahun
2016, dan menurun menjadi 129 orang pada tahun 2017.Data Susenas yang menggambarkan persentase penduduk menjadi korban kejahatan di
Indonesia selama periode tahun 2016–2017 juga memperlihatkan pola yang mirip. Persentase penduduk korban kejahatan mengalami penurunan
dari 1,22 persen pada tahun 2016 menjadi 1,18 persen pada tahun 2017.
Berdasarkan
data Podes periode tahun 2011-2018 jumlah desa/kelurahan yang menjadi ajang konflik massal
cenderung meningkat, dari sekitar 2.500 desa pada tahun 2011 menjadi
sekitar 2.800 desa/kelurahan pada tahun 2014, dan
kembali meningkat menjadi sekitar 3.100 desa/kelurahan pada tahun 2018.
Data yang disajikan dalam publikasi ini adalah luas areal dan produksi teh menurut provinsi dan kategori pengusahaan serta data ekspor dan impor yang dirinci menurut negara tujuan dan negara asal. Sumber data yang digunakan adalah hasil Survei Perusahaan Perkebunan Bulanan dan Tahunan, data hasil kompilasi dokumen ekspor dan impor dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, data sekunder dari Direktorat Jenderal Perkebunan, serta publikasi International Tea Committee (ITC).
Data yang disajikan dalam publikasi ini adalah luas areal dan produksi teh menurut provinsi dan kategori pengusahaan serta data ekspor dan impor yang dirinci menurut negara tujuan dan negara asal. Sumber data yang digunakan adalah hasil Survei Perusahaan Perkebunan Bulanan dan Tahunan, data hasil kompilasi dokumen ekspor dan impor dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, data sekunder dari Direktorat Jenderal Perkebunan, serta Publikasi International Tea Committee (ITC).