Perkebunan tebu di Indonesia menurut pengusahaannya dibedakan menjadi Perkebunan Besar (PB) dan Perkebunan Rakyat (PR). Perkebunan Besar terdiri dari Perkebunan Besar Negara (PBN) dan Perkebunan Besar Swasta (PBS). Luas areal tebu untuk PBN tahun 2020 terhadap 2019 mengalami penurunan sebesar 174 hektar (0,31 persen), sehingga luas areal tebu tahun 2020 menjadi 56,68 ribu hektar. Sementara itu, peningkatan terjadi pada tahun 2021 jika dibandingkan tahun 2020 yaitu sebesar 2.700 hektar (4,76 persen) dari mulanya 56,86 ribu hektar menjadi 59,38 ribu hektar. tahun 2020 produksi gula sebesar 2,12 juta ton menurun sebesar 103,65 ribu ton (4,65 persen) dibandingkan tahun 2019. Kemudian pada tahun 2021 kembali mengalami peningkatan sebesar 224,93
Publikasi Statistik Tebu Indonesia 2020 ini merupakan seri publikasi tahunan Badan Pusat Statistik. Data yang disajikan adalah luas areal dan produksi tebu menurut provinsi dan status pengusahaan serta data ekspor dan impor yang dirinci menurut negara tujuan dan negara asal. Sumber data yang digunakan adalah data hasil Survei Perusahaan Perkebunan Tahun 2020, data dari Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian, dan data hasil kompilasi dokumen ekspor dan impor dari Direktorat Jenderal Bea Cukai.
Publikasi Statistik Tebu Indonesia 2022 ini merupakan seri publikasi tahunan Badan Pusat Statistik. Data yang disajikan adalah luas areal dan produksi tebu menurut provinsi dan status pengusahaan serta data ekspor dan impor yang dirinci menurut negara tujuan dan negara asal. Sumber data yang digunakan adalah data hasil Survei Perusahaan Perkebunan Tahun 2022, data dari Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian, dan data hasil kompilasi dokumen ekspor dan impor dari Direktorat Jenderal Bea Cukai.
Publikasi Statistik Tebu Indonesia 2023 ini merupakan seri publikasi tahunan Badan Pusat Statistik. Data yang disajikan adalah data luas areal dan produksi tebu menurut provinsi dan status pengusahaan serta data ekspor dan impor yang dirinci menurut negara tujuan dan negara asal. Sumber data yang digunakan adalah data hasil Survei Perusahaan Perkebunan Tahun 2023 dan data perkebunan rakyat dari Direktorat Jenderal Perkebunan untuk menjadi data perkebunan nasional, serta data hasil kompilasi dokumen ekspor dan impor dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Publikasi Statistik Tebu Indonesia 2019 ini merupakan seri publikasi tahunan Badan Pusat Statistik. Data yang disajikan adalah luas areal dan produksi tebu menurut provinsi dan status pengusahaan serta data ekspor dan impor yang dirinci menurut negara tujuan dan negara asal. Sumber data yang digunakan adalah data hasil Survei Perusahaan Perkebunan Tahun 2019, data hasil kompilasi dokumen ekspor dan impor dari Direktorat Jenderal Bea Cukai.
Publikasi Statistik Tebu Indonesia 2018 ini merupakan seri publikasi
tahunan Badan Pusat Statistik. Data yang disajikan adalah luas areal dan
produksi tebu menurut provinsi dan status pengusahaan serta data ekspor dan
impor yang dirinci menurut negara tujuan dan negara asal. Sumber data yang
digunakan adalah data hasil Survei Perusahaan Perkebunan Tahun 2018, data
hasil kompilasi dokumen ekspor dan impor dari Direktorat Jenderal Bea Cukai.
Publikasi Statistik Tebu Indonesia 2017 ini merupakan seri publikasi tahunan Badan Pusat Statistik. Data yang disajikan adalah luas areal dan produksi tebu menurut provinsi dan status pengusahaan serta data ekspor dan impor yang dirinci menurut negara tujuan dan negara asal. Sumber data yang digunakan adalah data hasil Survei Perusahaan Perkebunan Triwulanan (SKB17-Tebu) dan Tahunan (SKB17Tahunan),data hasil kompilasi dokumen ekspor dan impor dari Direktorat Jenderal Bea Cukai.
Laju pertumbuhan penduduk per tahun adalah angka yang menunjukkan rata-rata tingkat pertambahan penduduk per tahun dalam jangka waktu tertentu. Metode penghitungan laju pertumbuhan penduduk yang digunakan oleh BPS adalah metode geometrik. Sumber data penduduk yang digunakan adalah Proyeksi Penduduk Indonesia 2015-2045 (pertengahan tahun/Juni) untuk data penduduk tahun 2015-2019, Sensus Penduduk 2020 (September) untuk data penduduk tahun 2020, dan Proyeksi Penduduk Interim 2020-2023 (pertengahan tahun/Juni) untuk data penduduk tahun 2021-2022. Data Penduduk tahun 2023 berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia 2020-2050 (pertengahan tahun/Juni) Hasil Sensus Penduduk 2020.
1. Laju pertumbuhan penduduk 2015 dihitung berdasarkan penduduk tahun 2010 (Mei) dibandingkan dengan penduduk tahun 2015 (Juni)
2. Laju pertumbuhan penduduk 2016 dihitung berdasarkan penduduk tahun 2010 (Mei) dibandingkan dengan penduduk tahun 2016 (Juni)
3. Laju pertumbuhan penduduk 2017 dihitung berdasarkan penduduk tahun 2010 (Mei) dibandingkan dengan penduduk tahun 2017 (Juni)
4. Laju pertumbuhan penduduk 2018 dihitung berdasarkan penduduk tahun 2010 (Mei) dibandingkan dengan penduduk tahun 2018 (Juni)
5. Laju pertumbuhan penduduk 2019 dihitung berdasarkan penduduk tahun 2010 (Mei) dibandingkan dengan penduduk tahun 2019 (Juni)
6. Laju pertumbuhan penduduk 2020 dihitung berdasarkan penduduk tahun 2010 (Mei) dibandingkan dengan penduduk tahun 2020 (September)
7. Laju pertumbuhan penduduk 2021 dihitung berdasarkan penduduk tahun 2020 (September) dibandingkan dengan penduduk tahun 2021 (Juni)
8. Laju pertumbuhan penduduk 2022 dihitung berdasarkan penduduk tahun 2020 (September) dibandingkan dengan penduduk tahun 2022 (Juni)
9. Laju pertumbuhan penduduk 2023 dihitung berdasarkan penduduk tahun 2020 (September) dibandingkan dengan penduduk tahun 2023 (Juni), Laju pertumbuhan penduduk 2024 dihitung berdasarkan penduduk tahun 2020 (September) dibandingkan dengan penduduk tahun 2024(Juni)
Data yang disajikan dalam publikasi ini adalah luas areal dan produksi tebu menurut provinsi dan kategori pengusahaan serta data ekspor dan impor yang dirinci menurut negara tujuan dan negara asal. Sumber data yang digunakan adalah hasil Survei Perusahaan Perkebunan Bulanan dan Tahunan, data hasil kompilasi dokumen ekspor dan impor dari Direktorat Jenderal Bea Cukai, serta data sekunder dari Asosiasi Gula Indonesia.
Data yang disajikan dalam publikasi ini adalah luas areal dan produksi tebu menurut provinsi dan kategori pengusahaan serta data ekspor dan impor yang dirinci menurut negara tujuan dan negara asal. Sumber data yang digunakan adalah hasil Survei Perusahaan Perkebunan Bulanan dan Tahunan, data hasil kompilasi dokumen ekspor dan impor dari Direktorat Jenderal Bea Cukai, serta data sekunder dari Asosiasi Gula Indonesia.