Impor Indonesia selama 2018 mencapai USD188.711,2 juta, yang terdiri dari impor migas USD29.868,8 juta dan nomigas USD158.842,4 juta. Jika dibanding 2017, nilai impor naik 20,21 persen dipicu oleh peningkatan impor migas 22,83 persen (USD5.552,6 juta) dan nonmigas 19,73 persen (USD26.173,0 juta). Negara asal utama impor Indonesia adalah Tiongkok USD45.537,8 juta (22,78 persen), diikuti oleh Singapura USD21.439,5 juta (10,76 persen), dan Jepang USD17.976,7 juta (9,53 persen). Dilihat dari golongan penggunaan barang ekonomi, masih didominasi impor bahan baku/penolong sebesar USD141.581,0 juta (75,03 persen), diikuti barang modal USD29.948,8 juta (15,87 persen) dan barang konsumsi USD17.181,4 juta (9,10 persen). Selama Januari-Desember 2018, Pelabuhan Tanjung Priok masih menjadi tempat bongkar barang impor utama di Indonesia dengan porsi sebesar 40,85 persen atau senilai USD77.090,5 juta.
Nilai impor Januari-Desember 2017 mencapai USD15.985,6 juta yang terdiri dari impor migas USD24.316,2 juta (naik 15,73 persen) dan nonmigas USD132.669,3 juta (naik 13,48 persen).
Dari keseluruhan nilai impor Januari-Desember 2017, negara asal utama ditempati Tiongkok (22,78 persen), diikuti oleh Singapura (10,76 persen) dan Jepang (9,71 persen). Dilihat dari golongan penggunaan barang ekonomi, masih didominasi impor bahan baku/penolong sebesar USD117.851,3 juta (75,07 persen), diikuti barang modal USD25.059,1 juta (15,96 persen) dan barang konsumsi USD14.075,1 juta (8,97 persen).
Selama Januari-Desember 2017
pelabuhan Tanjung Priok masih menjadi tempat bongkar
barang impor utama di Indonesia dengan porsi sebesar 42,57
persen (USD66.829,8
juta).
Impor Indonesia selama 2018 mencapai USD188.711,2 juta, yang terdiri dari impor migas USD29.868,8 juta dan nomigas USD158.842,4 juta. Jika dibanding 2017, nilai impor naik 20,21 persen dipicu oleh peningkatan impor migas 22,83 persen (USD5.552,6 juta) dan nonmigas 19,73 persen (USD26.173,0 juta). Negara asal utama impor Indonesia adalah Tiongkok USD45.537,8 juta (22,78 persen), diikuti oleh Singapura USD21.439,5 juta (10,76 persen), dan Jepang USD17.976,7 juta (9,53 persen). Dilihat dari golongan penggunaan barang ekonomi, masih didominasi impor bahan baku/penolong sebesar USD141.581,0 juta (75,03 persen), diikuti barang modal USD29.948,8 juta (15,87 persen) dan barang konsumsi USD17.181,4 juta (9,10 persen).Selama Januari-Desember 2018, Pelabuhan Tanjung Priok masih menjadi tempat bongkar barang impor utama di Indonesia dengan porsi sebesar 40,85 persen atau senilai USD77.090,5 juta.
Impor Indonesia selama 2018 mencapai USD188.711,2 juta, yang terdiri dari impor migas USD29.868,8 juta dan nomigas USD158.842,4 juta. Jika dibanding 2017, nilai impor naik 20,21 persen dipicu oleh peningkatan impor migas 22,83 persen (USD5.552,6 juta) dan nonmigas 19,73 persen (USD26.173,0 juta). Negara asal utama impor Indonesia adalah Tiongkok USD45.537,8 juta (22,78 persen), diikuti oleh Singapura USD21.439,5 juta (10,76 persen), dan Jepang USD17.976,7 juta (9,53 persen). Dilihat dari golongan penggunaan barang ekonomi, masih didominasi impor bahan baku/penolong sebesar USD141.581,0 juta (75,03 persen), diikuti barang modal USD29.948,8 juta (15,87 persen) dan barang konsumsi USD17.181,4 juta (9,10 persen). Selama Januari-Desember 2018, Pelabuhan Tanjung Priok masih menjadi tempat bongkar barang impor utama di Indonesia dengan porsi sebesar 40,85 persen atau senilai USD77.090,5 juta.
Publikasi Statistik Impor 2013 ini merupakan lanjutan dari publikasi sebelumnya yang diterbitkan secara tahunan oleh Badan Pusat Statistik. Publikasi ini berisi data yang merupakan hasil pengolahan dokumen-dokumen tahun 2013 yang diterima sejak awal Januari 2013 sampai dengan 31 Januari 2014. Data yang disajikan dalam publikasi ini mencakup impor menurut negara asal, pelabuhan impor, kelompok dan seksi HS, jenis barang HS dan negara asal. Publikasi ini terbit dalam tiga jilid dengan nomor katalog berbeda.
Publikasi ini merupakan lanjutan dari publikasi sebelumnya yang diterbitkan secara tahunan oleh Badan Pusat Statistik. Publikasi ini berisi data yang merupakan hasil pengolahan dokumen-dokumen tahun 2011 yang diterima sejak awal Januari 2011 sampai dengan 31 Januari 2012. Data yang disajikan dalam publikasi ini mencakup impor menurut negara asal, pelabuhan impor, kelompok dan seksi HS, jenis barang HS dan negara asal. Publikasi ini terbit dalam tiga jilid dengan nomor katalog berbeda.
Publikasi ini merupakan lanjutan dari publikasi sebelumnya yang diterbitkan secara tahunan oleh Badan Pusat Statistik. Publikasi ini berisi data yang merupakan hasil pengolahan dokumendokumen tahun 2012 yang diterima sejak awal Januari 2012 sampai dengan 31 Januari 2013. Data yang disajikan dalam publikasi ini mencakup impor menurut negara asal, pelabuhan impor, kelompok dan seksi HS, jenis barang HS dan negara asal. Publikasi ini terbit dalam tiga jilid.
Nilai impor Januari-Desember 2017 mencapai USD15.985,6 juta yang terdiri dari impor migas USD24.316,2 juta (naik 15,73 persen) dan nonmigas USD132.669,3 juta (naik 13,48 persen).
Dari keseluruhan nilai impor Januari-Desember 2017, negara asal utama ditempati Tiongkok (22,78 persen), diikuti oleh Singapura (10,76 persen) dan Jepang (9,71 persen). Dilihat dari golongan penggunaan barang ekonomi, masih didominasi impor bahan baku/penolong sebesar USD117.851,3 juta (75,07 persen), diikuti barang modal USD25.059,1 juta (15,96 persen) dan barang konsumsi USD14.075,1 juta (8,97 persen).
Selama Januari-Desember 2017 pelabuhan Tanjung Priok masih menjadi tempat bongkar barang impor utama di Indonesia dengan porsi sebesar 42,57 persen (USD66.829,8 juta).
Nilai impor Januari-Desember 2017 mencapai USD15.985,6 juta yang terdiri dari impor migas USD24.316,2 juta (naik 15,73 persen) dan nonmigas USD132.669,3 juta (naik 13,48 persen).
Dari keseluruhan nilai impor Januari-Desember 2017, negara asal utama ditempati Tiongkok (22,78 persen), diikuti oleh Singapura (10,76 persen) dan Jepang (9,71 persen). Dilihat dari golongan penggunaan barang ekonomi, masih didominasi impor bahan baku/penolong sebesar USD117.851,3 juta (75,07 persen), diikuti barang modal USD25.059,1 juta (15,96 persen) dan barang konsumsi USD14.075,1 juta (8,97 persen).
Selama Januari-Desember 2017 pelabuhan Tanjung Priok masih menjadi tempat bongkar barang impor utama di Indonesia dengan porsi sebesar 42,57 persen (USD66.829,8 juta).
Publikasi Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia (Ekspor) 2017 merupakan lanjutan dari publikasi tahun sebelumnya. Sumber utama data ekspor diperoleh dari Ditjen Bea dan Cukai berupa dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB). Sumber data lainnya diperoleh dari data PT. Pos Indonesia, catatan instansi lain di perbatasan, serta hasil survei ekspor di wilayah perbatasan laut. Pengelompokan komoditas dalam publikasi ini menggunakan kode Harmonized Systems (HS) 2017 sehingga dapat dibandingkan secara internasional. Data disajikan dalam satuan berat bersih (kilogram) dan nilai FOB (dolar AS) yang dirinci menurut komoditas dan negara tujuan.
Pada tahun 2017 nilai ekspor Indonesia mencapai 168.828,2 juta dolar AS, mengalami peningkatan yang cukup signifikan jika dibandingkan tahun 2016 sebesar 16,28 persen. Dari keseluruhan nilai ekspor Indonesia tersebut, sebanyak 90,67 persen (153.083,8 juta dolar AS) merupakan ekspor komoditas nonmigas dan 9,33 persen (15.744,4 juta dolar AS) merupakan ekspor komoditas migas. Ekspor komoditas migas didominasi oleh komoditas gas alam sedangkan ekspor komoditas nonmigas didominasi oleh komoditas industri pengolahan.