Filter Pencarian
Menampilkan 8.396 hasil pencarian dalam 0.179 detik
https://www.bps.go.id/statistics-table/2/MTc5OSMy/persentase-guru-tk-sd-smp-sma-dan-slb-bersertifikasi-pendidik-persentase-guru-berkualifikasi-minimal-s1-pada-satuan-tingkat-pendidikan.html
Persentase Guru TK, SD, SMP, SMA, dan SLB Bersertifikasi Pendidik, Persentase Guru Berkualifikasi Minimal S1 pada Satuan Tingkat Pendidikan

Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

2012: TA 2012/2013
2013: TA 2013/2014
2014: TA 2014/2015
2015: TA 2015/2016
2016: TA 2016/2017
2017: TA 2017/2018
2018: TA 2018/2019

TK SD SMP SMA+SMK SLB

Indikator
BPS Pusat
https://www.bps.go.id/statistics-table/2/OTY4IzI=/persentase-judul-film-yang-ditayangkan-oleh-perusahaan-bioskop-menurut-genre.html
Persentase Judul Film yang Ditayangkan oleh Perusahaan Bioskop Menurut Genre

Sumber: BPS, Survei Perusahaan Informasi dan Komunikasi 2013‒2014 dan 2017, Survei Karakteristik Usaha 2019.

Catatan:

- Survei Perusahaan Informasi dan Komunikasi terakhir dilaksanakan tahun 2015; survei dilakukan kembali pada tahun 2018.

- Pada tahun 2019 Survei Perusahaan Informasi dan Komunikasi berubah menjadi Survei Karakteristik Usaha.

- Survei Karakteristik Usaha 2020 tidak dapat menghasilkan indikator ini untuk tahun data 2019 karena Pandemi Covid-19.

Drama Komedi Thriller Fantasi Aksi Religius Horor Lainnya Jumlah Animasi

Indikator
BPS Pusat
https://www.bps.go.id/statistics-table/2/MTk1MyMy/jumlah-dan-persentase-penduduk-bekerja-dan-pengangguran.html
Jumlah dan Persentase Penduduk Bekerja dan Pengangguran

Tahun 2011-2013 merupakan hasil backcasting yang dibobot dengan proyeksi penduduk 2010-2035 Sejak 2014 perkiraan itu ditimbang dengan proyeksi penduduk 2010-2035 Tahun 2018-2019 merupakan hasil backcasting yang dibobot dengan proyeksi penduduk 2015-2045 (SUPAS 2015) Tahun 2020 perkiraan dibobot dengan proyeksi penduduk 2015-2045 (SUPAS 2015)

Persentase (%) Jumlah (Ribu orang) Penduduk Bekerja Pengangguran

Indikator
BPS Pusat
https://www.bps.go.id/publication/2018/12/27/bd00adb89072daea2f2d5f9a/metadata-sensus-ekonomi-2016-lanjutan.html
Metadata Sensus Ekonomi 2016 Lanjutan

Kegiatan Sensus Ekonomi 2016 (SE2016) dilaksanakan secara bertahap, dimulai dari kegiatan perencanaan dan persiapan pada tahun 2014, hingga kegiatan penyajian dan diseminasi hasil pada tahun 2018. Pada tahun 2016, BPS telah melaksanakan kegiatan listing Sensus Ekonomi Tahun 2016 yang disingkat dengan listing SE2016. Sedangkan kegiatan lanjutan SE2016 yang dilaksanakan pada tahun 2017 adalah pendataan Usaha Mikro Kecil dan Usaha Menengah Besar SE2016 atau selanjutnya disebut dengan Pendataan UMK dan UMB SE2016.SE2016 - Pendataan UMK dan UMB Tahun 2017 dilaksanakan pada periode Agustus - September 2017.Secara umum pendataan UMK dan UMB SE2016 bertujuan untuk mengetahui profil usaha di Indonesia yang dapat digunakan sebagai bahan perencanaan kegiatan ekonomi secara makro dan data yang dihasilkan akan digunakan sebagai acuan survei selanjutnya. Pendataan UMK dan UMB SE2016 meliputi pengumpulan dan penyajian data tentang kegiatan usaha/perusahaan UMK dan UMB secara rinci dan mutakhir menurut kategori lapangan usaha (tidak termasuk kategori lapangan usaha pertanian) pada tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan nasional.Cakupan wilayah kegiatan Pendataan UMK dan UMB SE2016 dilaksanakan di seluruh provinsi di Indonesia dan mencakup seluruh unit usaha/perusahaan, baik usaha/perusahaan skala besar, menengah, kecil, dan mikro. Usaha/perusahaan yang menggunakan bangunan tetap maupun tidak tetap, yang berada dalam batas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan aktivitas ekonominya mencakup seluruh kategori/lapangan usaha, kecuali aktivitas pertanian, kehutanan, dan perikanan (kategori A), aktivitas administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (kategori O), dan aktivitas rumah tangga sebagai pemberi kerja; aktivitas yang menghasilkan barang dan jasa oleh rumah tangga yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri (kategori T).

Publikasi
BPS Pusat
https://www.bps.go.id/publication/2017/12/29/3d7b0c05c329830a96233518/tenaga-kerja-ekonomi-kreatif-2011-2016-.html
Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif 2011-2016

Buku ini menyajikan data Statistik Ekonomi Kreatif yang merupakan bagian dari Big Data ekonomi kreatif. Gambaran tentang potensi dan pengembangan bidang ekonomi kreatif ini dituangkan dalam 7 (tujuh) jenis output yang meliputi: Profil Usaha/Perusahaan 16 Subsektor Ekraf Berdasarkan Sensus Ekonomi 2016 (SE2016); Ekspor Ekonomi Kreatif 2010-2016; Klasifikasi Jabatan Ekraf dalam KBJI 2014; Laporan PDB Ekonomi Kreatif Tahun 2014-2016; Laporan Penyusunan PDRB Ekraf 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha; Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif 2011-2016 dan Upah Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif 2011-2016; serta Tabel Input Output Updating Ekonomi Kreatif 2014.

Publikasi
BPS Pusat
https://www.bps.go.id/publication/2017/12/25/5fc9d23e8a6259a8bbf41b7e/aktivitas-badan-pusat-statistik-2016.html
Aktivitas Badan Pusat Statistik 2016

Tahun 2016, kegiatan BPS diwarnai dengan padatnya aktivitas Sensus Ekonomi TA 2016, mulai dari persiapan yang mencakup publisitas SE2016, pendataan Listing SE2016, hingga pengolahan hasil pendataan Listing SE2016, serta bergulirnya program transformasi statistik melalui Program Statcap-Cerdas yang sudah memasuki tahun ketiga, yang tentunya melibatkan seluruh jajaran pegawai BPS baik di Pusat maupun Daerah, tuntutan terhadap peningkatan kinerja pelaksanaan aktivitas rutin BPS tetap sangat diharapkan.

Publikasi
BPS Pusat
https://www.bps.go.id/publication/2019/12/12/66c0114edb7517a33063871f/statistik-kriminal-2019.html
Statistik Kriminal 2019

Publikasi Statistik Kriminal 2019 ini menyajikan gambaran umum mengenai tingkat dan perkembangan kriminalitas di Indonesia selama periode tahun 2016–2018. Informasi yang disajikan mencakup tiga pendekatan utama statistik kriminal, yakni pendekatan pelaku, korban, dan kewilayahan. Data yang disajikan diperoleh dari dua sumber utama statistik kriminal, yaitu (1) Data berbasis registrasi (administrative based data) yakni data kriminal yang dihimpun oleh Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) dan (2) Data berbasis survei (survey based data) yakni data kriminal yang bersumber dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dan Pendataan Potensi Desa (Podes) yang dihasilkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).Data registrasi Polri mencatat bahwa tingkat kejahatan (crime rate) selama periode tahun 2016-2018 mengalami penurunan. Tingkat resiko terkena tindak kejahatan setiap 100 ribu penduduk pada tahun 2015 sekitar 140, menjadi 129 pada tahun 2017, dan menurun menjadi 113 pada tahun 2018.Data Susenas yang menggambarkan persentase penduduk menjadi korban kejahatan di Indonesia selama periode tahun 2016–2018 juga memperlihatkan pola yang fluktuatif. Persentase penduduk korban kejahatan mengalami penurunan dari 1,22 persen pada tahun 2016 menjadi 1,08 persen pada tahun 2017, dan meningkat menjadi 1,11 persen pada 2018. Berdasarkan data Podes, selama tahun 2011-2018 jumlah desa/kelurahan yang menjadi ajang konflik massal cenderung meningkat, dari sekitar 2.500 desa pada tahun 2011 menjadi sekitar 2.700 desa/kelurahan pada tahun 2014, dan kembali meningkat menjadi sekitar 3.100 desa/kelurahan pada tahun 2018.

Publikasi
BPS Pusat
https://www.bps.go.id/publication/2019/03/05/50ae2a164887e3e8466a3361/analisis-hasil-se2016-lanjutan-analisis-daya-saing-usaha-industri-pengolahan.html
Analisis Hasil SE2016 Lanjutan Analisis Daya Saing Usaha Industri Pengolahan

Arah kebijakan umum pembangunan nasional 2015-2019 yang pertama adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Peningkatan daya saing dan peranan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) adalah salah satu cara dalam menuju pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Berdasarkan Hasil Pendaftaran Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016, jumlah Usaha Mikro Kecil (UMK) dan Usaha Menengah Besar (UMB) di Indonesia masing-masing 26,26 juta usaha dan 447 352 usaha. Selanjutnya, kegiatan SE2016-Lanjutan telah dilaksanakan pada bulan Agustus-September 2017. Kegiatan ini merupakan pendataan usaha mikro kecil (UMK) dan usaha menengah besar (UMB) yang mengumpulkan berbagai informasi aktivitas ekonomi yang lebih rinci dan komprehensif. Berbagai informasi tersebut menggambarkan keadaan ekonomi pada semua lapangan usaha selain Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. Publikasi hasil Sensus Ekonomi 2016-Lanjutan ini terutama akan mengoptimalkan berbagai informasi aktivitas ekonomi yang lebih rinci dan komprehensif pada lapangan usaha Industri Pengolahan. Berbagai informasi dari sumber data yang lain diintegrasikan untuk melakukan Analisis Daya Saing Usaha Industri Pengolahan. Cakupan analisis daya saing usaha difokuskan pada beberapa KBLI 3 digit, 4 digit, dan 5 digit terpilih yang dianggap merupakan komoditas atau kelompok komoditas strategis atau berorientasi ekspor, seperti kopi, teh, kakao, cokelat, makanan dan masakan olahan, dan lainnya. Hasil pengukuran daya saing usaha industri pengolahan komoditas terpilih tersebut memberikan gambaran indeks daya saing usaha dan faktor-faktor pembentuknya menurut wilayah dan skala usaha. Hasil kajian ini diharapkan dapat berkontribusi sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan yang tepat sasaran.

Publikasi
BPS Pusat
https://www.bps.go.id/publication/2018/12/26/89c06f465f944f3be39006a1/statistik-kriminal-2018.html
Statistik Kriminal 2018

Publikasi Statistik Kriminal 2018 ini menyajikan gambaran umum mengenai tingkat dan perkembangan kriminalitas di Indonesia selama periode tahun 2015–2017. Informasi yang disajikan mencakup tiga pendekatan utama statistik kriminal, yakni pendekatan pelaku, pendekatan korban, dan pendekatan kewilayahan. Data yang disajikan diperoleh dari dua sumber utama statistik kriminal, yaitu (1) Data berbasis registrasi (administrative based data) yakni data kriminal yang dihimpun oleh Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) dan (2) Data berbasis survei (survey based data) yakni data kriminal yang bersumber dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dan Pendataan Potensi Desa (Podes) yang dihasilkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).Data registrasi Polri mencatat bahwa tingkat kejahatan (crime rate) selama periode tahun 2015-2017 mengalami penurunan. Jumlah orang yang terkena tindak kejahatan setiap 100 ribu penduduk pada tahun 2015 sekitar 140 orang, menjadi 140 orang pada tahun 2016, dan menurun menjadi 129 orang pada tahun 2017.Data Susenas yang menggambarkan persentase penduduk menjadi korban kejahatan di Indonesia selama periode tahun 2016–2017 juga memperlihatkan pola yang mirip. Persentase penduduk korban kejahatan mengalami penurunan dari 1,22 persen pada tahun 2016 menjadi 1,18 persen pada tahun 2017. Berdasarkan data Podes periode tahun 2011-2018 jumlah desa/kelurahan yang menjadi ajang konflik massal cenderung meningkat, dari sekitar 2.500 desa pada tahun 2011 menjadi sekitar 2.800 desa/kelurahan pada tahun 2014, dan kembali meningkat menjadi sekitar 3.100 desa/kelurahan pada tahun 2018.

Publikasi
BPS Pusat
https://www.bps.go.id/statistics-table/2/MTk3NiMy/laju-pertumbuhan-penduduk.html
Laju Pertumbuhan Penduduk

Laju pertumbuhan penduduk per tahun adalah angka yang menunjukkan rata-rata tingkat pertambahan penduduk per tahun dalam jangka waktu tertentu. Metode penghitungan laju pertumbuhan penduduk yang digunakan oleh BPS adalah metode geometrik. Sumber data penduduk yang digunakan adalah Proyeksi Penduduk Indonesia 2015-2045 (pertengahan tahun/Juni) untuk data penduduk tahun 2015-2019, Sensus Penduduk 2020 (September) untuk data penduduk tahun 2020, dan Proyeksi Penduduk Interim 2020-2023 (pertengahan tahun/Juni) untuk data penduduk tahun 2021-2022. Data Penduduk tahun 2023 berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia 2020-2050 (pertengahan tahun/Juni) Hasil Sensus Penduduk 2020. 1. Laju pertumbuhan penduduk 2015 dihitung berdasarkan penduduk tahun 2010 (Mei) dibandingkan dengan penduduk tahun 2015 (Juni) 2. Laju pertumbuhan penduduk 2016 dihitung berdasarkan penduduk tahun 2010 (Mei) dibandingkan dengan penduduk tahun 2016 (Juni) 3. Laju pertumbuhan penduduk 2017 dihitung berdasarkan penduduk tahun 2010 (Mei) dibandingkan dengan penduduk tahun 2017 (Juni) 4. Laju pertumbuhan penduduk 2018 dihitung berdasarkan penduduk tahun 2010 (Mei) dibandingkan dengan penduduk tahun 2018 (Juni) 5. Laju pertumbuhan penduduk 2019 dihitung berdasarkan penduduk tahun 2010 (Mei) dibandingkan dengan penduduk tahun 2019 (Juni) 6. Laju pertumbuhan penduduk 2020 dihitung berdasarkan penduduk tahun 2010 (Mei) dibandingkan dengan penduduk tahun 2020 (September) 7. Laju pertumbuhan penduduk 2021 dihitung berdasarkan penduduk tahun 2020 (September) dibandingkan dengan penduduk tahun 2021 (Juni) 8. Laju pertumbuhan penduduk 2022 dihitung berdasarkan penduduk tahun 2020 (September) dibandingkan dengan penduduk tahun 2022 (Juni) 9. Laju pertumbuhan penduduk 2023 dihitung berdasarkan penduduk tahun 2020 (September) dibandingkan dengan penduduk tahun 2023 (Juni), Laju pertumbuhan penduduk 2024 dihitung berdasarkan penduduk tahun 2020 (September) dibandingkan dengan penduduk tahun 2024(Juni)

Indonesia

Indikator
BPS Pusat