Salah satu hasil
dekomposisi dari data deret waktu adalah komponenseasonal. Komponenseasonalmerupakan
perubahan siklis periodik jangka pendek dengan periode kurang dari satu
tahun.Moving holidayadalah salah satu bentuk fenomena dari efek
kalender.Moving holidayterjadi ketika tanggal perayaan tertentu
berubah dari tahun ke tahun dikarenakan perbedaan sistem kalender yang
digunakan. Hal ini dapat mempengaruhi pola musiman dari data deret waktu.Ramadhan dan Idul fitri adalah salah satu contoh
fenomenamoving holiday. Perayaan ini ditetapkan menggunakan kalender
Hijriah sehingga jika dilihat pada kalender Masehi akan mengalami pergeseran.
Adanya perayaan bulan Ramadhan dan Idul fitri ini secara langsung berpengaruh
besarpada pola konsumsi masyarakat secara makro, khususnya di
negara-negara yang mayoritas penduduknya adalahberagama Islam, termasuk
Indonesia. Di antara berbagai data yang tersedia, PDB Pengeluaran Konsumsi
Rumah Tangga dapat memberikan gambaran yang tepat terkait fenomena puasa dan
konsumsi masyarakat.
Kajian ini membahas analisisseasonal adjustmentdata deret waktu PDB
pengeluaran konsumsi makan minum rumah tangga triwulan I 2010-triwulan IV 2018
dengan menggunakan beberapa perlakuan yaitu, penerapan efek Ramadhan, penerapan
efekseasonal break, dan penerapan kedua efek tersebut untuk kemudian
disimpulkan perlakuan mana yang lebih baik diterapkan pada data tersebut.
Publikasi ini menyajikan analisis penyesuaian musiman dan perancangan serta model peramalan data PDB triwulanan.
Buku Executive Summary berisi data dasar yang dihasilkan dari Susenas Panel 2011. Susenas Panel menghasilkan kuantitas dan nilai data konsumsi penduduk Indonesia (termasuk konsumsi kalori dan data protein), yang menjadi dasar untuk menghitung indikator terkait dengan kemiskinan dan pola konsumsi.
Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2005 dibanding tahun 2004 mencapai 5,60 persen. Pertumbuhan PDB terjadi di hampir semua sektor ekonomi di mana pertumbuhan tertinggi dihasilkan oleh sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 12,97 persen, diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 8,59 persen, dan sektor bangunan 7,34 persen.