Laju Pertumbuhan Kumulatif Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha Industrial Origin Agriculture Livestock Forestry and Fishery a Food Crops b Estate Crops c Livestock and Its Product d Forestry e Fishery nbsp nbsp Mining and Quarrying a Oil amp Gas Mining b Non Oil and Gas Mining c Quarrying nbsp nbsp Manufacturing Industry a Oil and Gas Manufacturing Industry Petroleum Refinery Liquefied Natural Gas LNG b Non Oil amp Gas Manufacturing Industry Food Beverages and Tobacco Industries Textile Leather Products and Footwear Industries Wood and Other Products Industries Paper and Printing Products Industries Fertilizers Chemical and Rubber Products Industries Cement and Non Metalic Quarr Products Industries Iron and Steel Basic Metal Industries Transport Equip Machinery amp Apparatus Industries Other Manufacturing Products nbsp nbsp Electricity Gas amp Water Supply a Electricity b City Gas c Water Supply nbsp nbsp Construction nbsp nbsp Trade Hotel amp Restaurants a Wholesale amp Retail Trade b Hotels c Restaurants nbsp nbsp Transport and Communication a Transport Railways Transport Road Transport Sea Transport River Lake and Ferry Transport Air Transport Services Allied to Transport b Communication nbsp nbsp Finance Real Estate and Business Services a Bank b Non Bank Financial Institutions c Services Allied to Finance d Real Estate e Business Services nbsp nbsp Services a General Government Government Administration and Defence Other Government Services b Private Social and Community Services Amusement and Recreational Services Personal and Household Services nbsp nbsp Gross Domestic Product Gross Domestic Product Without Oil and Gas Preliminary figures Very preliminary figures Very very preliminary figures
Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2007 meningkat sebesar 6,3 persen terhadap tahun 2006, terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor pengangkutan-komunikasi 14,4 persen dan terendah di sektor pertambangan-penggalian 2,0 persen. Pertumbuhan PDB tanpa migas pada tahun 2007 mencapai 6,9 persen.
Besaran PDB Indonesia pada tahun 2007 atas dasar harga berlaku mencapai Rp 3.957,4 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) mencapai Rp 1.964,0 triliun.
Secara triwulanan, PDB Indonesia triwulan IV/2007 dibandingkan dengan triwulan III/2007 (q-to-q) menurun sebesar minus 2,1 persen, dan bila dibandingkan dengan triwulan IV/2006 (y-on-y) tumbuh sebesar 6,3 persen.
Dari sisi penggunaan, sebagian besar PDB digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga yaitu sebesar 63,5 persen, konsumsi pemerintah 8,3 persen, pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik 24,9 persen serta ekspor neto 4,1 persen (ekspor 29,4 persen dan impor 25,3 persen).
Semua komponen PDB penggunaan mengalami pertumbuhan pada tahun 2007, dengan pertumbuhan tertinggi pada pembentukan modal tetap bruto sebesar 9,2 persen, diikuti oleh ekspor 8,0 persen, konsumsi rumah tangga 5,0 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah 3,9 persen, serta impor sebesar 8,9 persen.
Sumber utama pertumbuhan ekonomi 6,3 persen adalah ekspor 3,8 persen, diikuti konsumsi rumahtangga 2,9 persen, pembentukan modal tetap bruto 2,0 persen, konsumsi pemerintah 0,3 persen serta impor 3,3 persen.
PDB per-kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2007 mencapai Rp 17.6 juta (US$ 1.946,1), lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2006 sebesar Rp 15,0 juta (US$ 1.662,6), sementara Produk Nasional Bruto (PNB) per-kapita tahun 2007 mencapai Rp 16,9 juta, juga lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya Rp 14,4 juta.
Walaupun kontribusinya semakin menurun pulau Jawa masih merupakan penyumbang terbesar dalam pembentukan PDB Indonesia Triwulan IV 2007 sebesar 58,2 persen. Pulau Sumatera kontribusinya sebesar 23,2 persen, Kalimantan 9,8 persen, Sulawesi 4,3 persen dan kelompok propinsi-propinsi lainnya secara keseluruhan menyumbang 4,5 persen.
Perkembangan Produk Domestik Bruto dan Produk Domestik Bruto per Kapita Atas Dasar Harga Konstan Rincian Produk Domestik Bruto miliar rupiah Produk Domestik Bruto per kapita ribu rupiah Jumlah penduduk pertengahan tahun juta orang Catatan Angka sementara Angka sangat sementara Sumber Sensus Penduduk Diolah dari Hasil Sensus Survei dan Berbagai Sumber Lainnya Data dikutip dari Publikasi Statistik Indonesia
Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2009 meningkat sebesar 4,5 persen terhadap tahun 2008, terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 15,5 persen dan terendah di Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 1,1 persen. Pertumbuhan PDB tanpa migas pada tahun 2009 mencapai 4,9 persen.
Besaran PDB Indonesia pada tahun 2009 atas dasar harga berlaku mencapai Rp5.613,4 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) mencapai Rp2.177,0 triliun.
Secara triwulanan, PDB Indonesia triwulan IV-2009 dibandingkan dengan triwulan III-2009 (q-to-q) menurun sebesar 2,4 persen, dan bila dibandingkan dengan triwulan IV-2008 (y-on-y) tumbuh sebesar 5,4 persen.
Pertumbuhan ekonomi tahun 2009 sebesar 4,5 persen, terjadi pada pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 15,7 persen, diikuti oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga 4,9 persen, dan pembentukan modal tetap bruto 3,3 persen. Sedangkan komponen ekspor tumbuh minus 9,7 persen, dan impor minus 15,0 persen.
Pada tahun 2009, dari sisi penggunaan, PDB digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga sebesar 58,6 persen, konsumsi pemerintah 9,6 persen, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi fisik 31,1 persen dan ekspor 24,1 persen. Sedangkan untuk penyediaan dari impor sebesar 21,3 persen.
PDB per kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2009 mencapai Rp24,3 juta (US$2.590,1), sementara tahun 2008 sebesar Rp21,7 juta (US$2.269,9).
Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB triwulan IV-2009 sebesar 57,6 persen, dengan 3 provinsi utamanya adalah: DKI Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat.
Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2008 meningkat sebesar 6,1 persen terhadap tahun 2007, terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor pengangkutan dan komunikasi 16,7 persen dan terendah di sektor pertambangan dan penggalian 0,5 persen. Pertumbuhan PDB tanpa migas pada tahun 2008 mencapai 6,5 persen.
Besaran PDB Indonesia pada tahun 2008 atas dasar harga berlaku mencapai Rp4.954,0 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) mencapai Rp2.082,1 triliun.
Secara triwulanan, PDB Indonesia triwulan IV-2008 dibandingkan dengan triwulan III-2008 (q-to-q) menurun sebesar minus 3,6 persen, dan bila dibandingkan dengan triwulan IV-2007 (y-on-y) tumbuh sebesar 5,2 persen.
Dari sisi penggunaan, PDB digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga sebesar 61,0 persen, konsumsi pemerintah 8,4 persen, pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik 27,7 persen, ekspor 29,8 persen dan impor 28,6 persen.
Semua komponen PDB penggunaan mengalami pertumbuhan pada tahun 2008, dengan pertumbuhan tertinggi pada pembentukan modal tetap bruto sebesar 11,7 persen, diikuti oleh pengeluaran konsumsi pemerintah 10,4 persen, impor 10,0 persen, ekspor 9,5 persen, serta pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 5,3 persen.
Laju pertumbuhan ekonomi tahun 2008 sebesar 6,1 persen didukung oleh sumber utama pertumbuhan komponen ekspor 4,6 persen, diikuti konsumsi rumahtangga 3,1 persen, pembentukan modal tetap bruto 2,6 persen, dan konsumsi pemerintah 0,8 persen.
PDB per kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2008 mencapai Rp21,7 juta (US$2.271,2), sementara tahun 2007 sebesar Rp17,5 juta (US$1.942,1).
Struktur perekonomian Indonesia secara spasial masih didominasi oleh Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap PDB nasional sebesar 57,9 persen, kemudian diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 23,4 persen, Pulau Kalimantan 10,0 persen, Pulau Sulawesi 4,5 persen dan lainnya sebesar 4,2 persen
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto dan Produk Domestik Bruto per Kapita Atas Dasar Harga Konstan persen Rincian x xx Produk Domestik Bruto nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp Produk Domestik Bruto per kapita nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp Jumlah penduduk pertengahan tahun nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp Catatan x Angka sementara xx Angka sangat sementara Sumber Sensus Penduduk Diolah dari Hasil Sensus Survei dan Berbagai Sumber Lainnya Data dikutip dari Publikasi Statistik Indonesia
"Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2012 tumbuh sebesar 6,23 persen dibandingkan dengan tahun 2011. Pertumbuhan terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 9,98 persen dan terendah di Sektor Pertambangan dan Penggalian 1,49 persen. Sementara, PDB Tanpa Migas tahun 2012 tumbuh 6,81 persen.
Besaran PDB Indonesia tahun 2012 atas dasar harga berlaku mencapai Rp8.241,9 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) mencapai Rp2.618,1 triliun.
Secara triwulanan, PDB Indonesia triwulan IV-2012 dibandingkan dengan triwulan III-2012 (q-to-q) turun sebesar 1,45 persen, tapi bila dibandingkan dengan triwulan IV-2011 (y-on-y) tumbuh sebesar 6,11 persen.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2012 menurut sisi penggunaan terjadi pada Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 9,81 persen, diikuti Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 5,28 persen, Komponen Ekspor Barang dan Jasa 2,01 persen, dan Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah yang tumbuh 1,25 persen. Sementara, Komponen Impor sebagai faktor pengurang mengalami pertumbuhan sebesar 6,65 persen.
Pada tahun 2012, PDB (harga berlaku) digunakan untuk memenuhi Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 54,56 persen, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 8,89 persen, Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto atau Komponen Investasi Fisik 33,16 persen, Komponen Ekspor 24,26 persen dan Komponen Impor 25,81 persen.
PDB per kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2012 mencapai Rp33,3 juta (US$3.562,6), meningkat dibandingkan PDB per kapita pada tahun 2011 yang mencapai Rp30,4 juta (US$3.498,2).
57,51 persen dari PDB triwulan IV-2012 disumbang oleh Pulau Jawa, dengan urutan tiga provinsi terbesarnya adalah: DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Secara kuantitatif, kegiatan-kegiatan di sektor sekunder dan tersier masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, sedangkan kegiatan sektor primernya lebih diperankan oleh luar Jawa.
"
Perkembangan Beberapa Agregat Pendapatan dan Pendapatan per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp Rincian Produk Domestik Bruto miliar rupiah Produk Domestik Bruto per kapita ribu rupiah Produk Nasional Bruto miliar rupiah Produk Nasional Bruto per kapita ribu rupiah Pendapatan Nasional miliar rupiah Pendapatan Nasional per kapita ribu rupiah Jumlah penduduk pertengahan tahun juta orang nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp Catatan nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp Angka sementara nbsp nbsp nbsp Angka sangat sementara nbsp nbsp nbsp Sumber Hasil Proyeksi Penduduk Indonesia Pertengahan tahun Juni nbsp nbsp nbsp Diolah dari Hasil Sensus Survei dan Berbagai Sumber Lainnya nbsp nbsp nbsp
Produk Domestik Bruto (PDB) memiliki beberapa kegunaan diantaranya untuk mengukur perkembangan ekonomi pada suatu negara, mengetahui struktur perekonomian suatu negara dan digunakan sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah. Publikasi “Produk Domestik Bruto Indonesia Triwulanan 2019-2023” menyajikan data, informasi dan fenomena tentang pendekatan PDB dari sisi lapangan usaha untuk periode 2019 hingga triwulan II-2023, yang didasarkan atas dasar harga Berlaku maupun Konstan 2010. Publikasi ini merupakan lanjutan dari publikasi tahun 2022. Dimana tahun dasar yang digunakan adalah 2010 dan mengacu pada Sistem Neraca Nasional (SNA) 2008.