Publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi-propinsi di Indonesia menurut Lapangan Usaha tahun 2002-2006 merupakan lanjutan dari publikasi yang sama tahun-tahun sebelumnya. Dalam publikasi ini, data PDRB disajikan dalam bentuk tabel-tabel pokok atas dasar harga berlaku dan harga konstan 2000. Selain itu, juga disajikan tabel-tabel turunan berupa distribusi sektoral, indeks berantai, dan indeks implisit termasuk perbandingan PDRB antar propinsi di Indonesia. Seperti tahun-tahun sebelumnya publikasi ini juga menyajikan data PDRB dengan memisahkan data PDRB dengan minyak, gas dan hasil-hasilnya (migas).
Publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi-propinsi di Indonesia menurut Lapangan Usaha tahun 2000-2003 merupakan lanjutan dari publikasi yang sama tahun-tahun sebelumnya. Dalam publikasi ini, data PDRB disajikan dalam bentuk tabel-tabel pokok atas dasar harga berlaku dan harga konstan 2000. Selain itu, juga disajikan tabel-tabel turunan berupa distribusi sektoral, indeks berantai, dan indeks implisit termasuk perbandingan PDRB antar propinsi di Indonesia. Seperti tahun-tahun sebelumnya publikasi ini juga menyajikan data PDRB dengan memisahkan data PDRB dengan minyak, gas dan hasil-hasilnya (migas).
Dalam publikasi ini, data PDRB disajikan dalam bentuk tabel-tabel pokok atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan 2000. Selain itu, juga disajikan tabel-tabel turunan berupa distribusi sektoral, indeks berantai, dan indeks harga implisit termasuk perbandingan PDRB antar provinsi di Indonesia. Seperti tahun-tahun sebelumnya publikasi ini juga menyajikan data PDRB secara total serta data PDRB tanpa minyak, gas dan hasil-hasilnya (migas).
Publikasi ini sudah menggunakan data PDRB tahun dasar 2010, Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia Tahun 2009 (KBLI 2009), dan penyempurnaan ruang lingkup serta metodologi yang mengacu pada sistem neraca nasional terbaru (System of National Accounts/SNA 2008). Dalam publikasi ini, data PDRB disajikan dalam bentuk tabel-tabel pokok atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan 2010. Selain itu, juga disajikan tabel-tabel turunan berupa distribusi lapangan usaha, indeks perkembangan, dan indeks harga implisit termasuk perbandingan PDRB antar provinsi di Indonesia.
Publikasi ini menyajikan tabel-tabel pokok PDRB dari setiap provinsi yang dirinci menurut lapangan usaha. Publikasi ini menggunakan tahun dasar 2000. Selain tabel-tabel pokok, disajikan juga tabel-tabel turunan berupa distribusi sektoral, indeks berantai dan indeks implisit, serta perbandingan antar provinsi di Indonesia.
Dalam publikasi ini, data PDRB disajikan dalam bentuk tabel-tabel pokok atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan 2000. Selain itu, juga disajikan tabel-tabel turunan berupa distribusi sektoral, indeks berantai, dan indeks harga implisit termasuk perbandingan PDRB antar provinsi di Indonesia. Seperti tahun-tahun sebelumnya publikasi ini juga menyajikan data PDRB secara total serta data PDRB tanpa minyak, gas dan hasil-hasilnya (migas).
Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2008 meningkat sebesar 6,1 persen terhadap tahun 2007, terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor pengangkutan dan komunikasi 16,7 persen dan terendah di sektor pertambangan dan penggalian 0,5 persen. Pertumbuhan PDB tanpa migas pada tahun 2008 mencapai 6,5 persen.
Besaran PDB Indonesia pada tahun 2008 atas dasar harga berlaku mencapai Rp4.954,0 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) mencapai Rp2.082,1 triliun.
Secara triwulanan, PDB Indonesia triwulan IV-2008 dibandingkan dengan triwulan III-2008 (q-to-q) menurun sebesar minus 3,6 persen, dan bila dibandingkan dengan triwulan IV-2007 (y-on-y) tumbuh sebesar 5,2 persen.
Dari sisi penggunaan, PDB digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga sebesar 61,0 persen, konsumsi pemerintah 8,4 persen, pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik 27,7 persen, ekspor 29,8 persen dan impor 28,6 persen.
Semua komponen PDB penggunaan mengalami pertumbuhan pada tahun 2008, dengan pertumbuhan tertinggi pada pembentukan modal tetap bruto sebesar 11,7 persen, diikuti oleh pengeluaran konsumsi pemerintah 10,4 persen, impor 10,0 persen, ekspor 9,5 persen, serta pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 5,3 persen.
Laju pertumbuhan ekonomi tahun 2008 sebesar 6,1 persen didukung oleh sumber utama pertumbuhan komponen ekspor 4,6 persen, diikuti konsumsi rumahtangga 3,1 persen, pembentukan modal tetap bruto 2,6 persen, dan konsumsi pemerintah 0,8 persen.
PDB per kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2008 mencapai Rp21,7 juta (US$2.271,2), sementara tahun 2007 sebesar Rp17,5 juta (US$1.942,1).
Struktur perekonomian Indonesia secara spasial masih didominasi oleh Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap PDB nasional sebesar 57,9 persen, kemudian diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 23,4 persen, Pulau Kalimantan 10,0 persen, Pulau Sulawesi 4,5 persen dan lainnya sebesar 4,2 persen
Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2009 meningkat sebesar 4,5 persen terhadap tahun 2008, terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 15,5 persen dan terendah di Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 1,1 persen. Pertumbuhan PDB tanpa migas pada tahun 2009 mencapai 4,9 persen.
Besaran PDB Indonesia pada tahun 2009 atas dasar harga berlaku mencapai Rp5.613,4 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) mencapai Rp2.177,0 triliun.
Secara triwulanan, PDB Indonesia triwulan IV-2009 dibandingkan dengan triwulan III-2009 (q-to-q) menurun sebesar 2,4 persen, dan bila dibandingkan dengan triwulan IV-2008 (y-on-y) tumbuh sebesar 5,4 persen.
Pertumbuhan ekonomi tahun 2009 sebesar 4,5 persen, terjadi pada pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 15,7 persen, diikuti oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga 4,9 persen, dan pembentukan modal tetap bruto 3,3 persen. Sedangkan komponen ekspor tumbuh minus 9,7 persen, dan impor minus 15,0 persen.
Pada tahun 2009, dari sisi penggunaan, PDB digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga sebesar 58,6 persen, konsumsi pemerintah 9,6 persen, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi fisik 31,1 persen dan ekspor 24,1 persen. Sedangkan untuk penyediaan dari impor sebesar 21,3 persen.
PDB per kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2009 mencapai Rp24,3 juta (US$2.590,1), sementara tahun 2008 sebesar Rp21,7 juta (US$2.269,9).
Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB triwulan IV-2009 sebesar 57,6 persen, dengan 3 provinsi utamanya adalah: DKI Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat.
Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2007 meningkat sebesar 6,3 persen terhadap tahun 2006, terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor pengangkutan-komunikasi 14,4 persen dan terendah di sektor pertambangan-penggalian 2,0 persen. Pertumbuhan PDB tanpa migas pada tahun 2007 mencapai 6,9 persen.
Besaran PDB Indonesia pada tahun 2007 atas dasar harga berlaku mencapai Rp 3.957,4 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) mencapai Rp 1.964,0 triliun.
Secara triwulanan, PDB Indonesia triwulan IV/2007 dibandingkan dengan triwulan III/2007 (q-to-q) menurun sebesar minus 2,1 persen, dan bila dibandingkan dengan triwulan IV/2006 (y-on-y) tumbuh sebesar 6,3 persen.
Dari sisi penggunaan, sebagian besar PDB digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga yaitu sebesar 63,5 persen, konsumsi pemerintah 8,3 persen, pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik 24,9 persen serta ekspor neto 4,1 persen (ekspor 29,4 persen dan impor 25,3 persen).
Semua komponen PDB penggunaan mengalami pertumbuhan pada tahun 2007, dengan pertumbuhan tertinggi pada pembentukan modal tetap bruto sebesar 9,2 persen, diikuti oleh ekspor 8,0 persen, konsumsi rumah tangga 5,0 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah 3,9 persen, serta impor sebesar 8,9 persen.
Sumber utama pertumbuhan ekonomi 6,3 persen adalah ekspor 3,8 persen, diikuti konsumsi rumahtangga 2,9 persen, pembentukan modal tetap bruto 2,0 persen, konsumsi pemerintah 0,3 persen serta impor 3,3 persen.
PDB per-kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2007 mencapai Rp 17.6 juta (US$ 1.946,1), lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2006 sebesar Rp 15,0 juta (US$ 1.662,6), sementara Produk Nasional Bruto (PNB) per-kapita tahun 2007 mencapai Rp 16,9 juta, juga lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya Rp 14,4 juta.
Walaupun kontribusinya semakin menurun pulau Jawa masih merupakan penyumbang terbesar dalam pembentukan PDB Indonesia Triwulan IV 2007 sebesar 58,2 persen. Pulau Sumatera kontribusinya sebesar 23,2 persen, Kalimantan 9,8 persen, Sulawesi 4,3 persen dan kelompok propinsi-propinsi lainnya secara keseluruhan menyumbang 4,5 persen.