Filter Pencarian
Menampilkan 11.066 hasil pencarian dalam 0.274 detik
https://www.bps.go.id/statistics-table/2/MjQ3OCMy/perbandingan-pdb-pdn-dan-pdn1.html
Perbandingan PDB, PDN, dan PDN1


  • 2022 Angka sementara / Preliminary figures
  • 2023 Angka sangat sementara / Very preliminary figures
  • PDB / GDP : Produk Domestik Bruto / Gross Domestic Product
  • PDN / NDP : Produk Domestik Neto (PDB dikurangi penyusutan) / Net Domestic Product (GDP reduced by depreciation)
  • PDN1 / NDP1 : Produk Domestik Neto yang disesuaikan (PDN dikurangi deplesi sumber daya alam) / Adjusted Net Domestic Product (NDP reduced by depletion of natural resources)


PDB PDN PDN1 PDN/PDB*100 PDN1/PDB*100 PDN1/PDN*100

Indikator
BPS Pusat
https://www.bps.go.id/publication/2012/04/10/e66cb7377e423694e12b693d/executive-summary-of-consumption-and-expenditure-of-indonesia-march-2011.html
Executive Summary of Consumption and Expenditure of Indonesia March 2011

Buku Executive Summary berisi data dasar yang dihasilkan dari Susenas Panel 2011. Susenas Panel menghasilkan kuantitas dan nilai data konsumsi penduduk Indonesia (termasuk konsumsi kalori dan data protein), yang menjadi dasar untuk menghitung indikator terkait dengan kemiskinan dan pola konsumsi.

Publikasi
BPS Pusat
https://www.bps.go.id/pressrelease/2008/02/15/663/pdb-tahun-2007-naik-6-3-persen-terhadap-tahun-2006.html
PDB tahun 2007 naik 6,3 persen terhadap tahun 2006

Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2007 meningkat sebesar 6,3 persen terhadap tahun 2006, terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor pengangkutan-komunikasi 14,4 persen dan terendah di sektor pertambangan-penggalian 2,0 persen. Pertumbuhan PDB tanpa migas pada tahun 2007 mencapai 6,9 persen.

Besaran PDB Indonesia pada tahun 2007 atas dasar harga berlaku mencapai Rp 3.957,4 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) mencapai Rp 1.964,0 triliun.

Secara triwulanan, PDB Indonesia triwulan IV/2007 dibandingkan dengan triwulan III/2007 (q-to-q) menurun sebesar minus 2,1 persen, dan bila dibandingkan dengan triwulan IV/2006 (y-on-y) tumbuh sebesar 6,3 persen.

Dari sisi penggunaan, sebagian besar PDB digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga yaitu sebesar 63,5 persen, konsumsi pemerintah 8,3 persen, pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik 24,9 persen serta ekspor neto 4,1 persen (ekspor 29,4 persen dan impor 25,3 persen).

Semua komponen PDB penggunaan mengalami pertumbuhan pada tahun 2007, dengan pertumbuhan tertinggi pada pembentukan modal tetap bruto sebesar 9,2 persen, diikuti oleh ekspor 8,0 persen, konsumsi rumah tangga 5,0 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah 3,9 persen, serta impor sebesar 8,9 persen.

Sumber utama pertumbuhan ekonomi 6,3 persen adalah ekspor 3,8 persen, diikuti konsumsi rumahtangga 2,9 persen, pembentukan modal tetap bruto 2,0 persen, konsumsi pemerintah 0,3 persen serta impor 3,3 persen.

PDB per-kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2007 mencapai Rp 17.6 juta (US$ 1.946,1), lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2006 sebesar Rp 15,0 juta (US$ 1.662,6), sementara Produk Nasional Bruto (PNB) per-kapita tahun 2007 mencapai Rp 16,9 juta, juga lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya Rp 14,4 juta.

Walaupun kontribusinya semakin menurun pulau Jawa masih merupakan penyumbang terbesar dalam pembentukan PDB Indonesia Triwulan IV 2007 sebesar 58,2 persen. Pulau Sumatera kontribusinya sebesar 23,2 persen, Kalimantan 9,8 persen, Sulawesi 4,3 persen dan kelompok propinsi-propinsi lainnya secara keseluruhan menyumbang 4,5 persen.

Berita Resmi Statistik
BPS Pusat
https://www.bps.go.id/pressrelease/2010/02/10/815/pertumbuhan-ekonomi-2009-sebesar-4-5-persen.html
Pertumbuhan Ekonomi 2009 Sebesar 4,5 Persen

Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2009 meningkat sebesar 4,5 persen terhadap tahun 2008, terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 15,5 persen dan terendah di Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 1,1 persen. Pertumbuhan PDB tanpa migas pada tahun 2009 mencapai 4,9 persen.

Besaran PDB Indonesia pada tahun 2009 atas dasar harga berlaku mencapai Rp5.613,4 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) mencapai Rp2.177,0 triliun.

Secara triwulanan, PDB Indonesia triwulan IV-2009 dibandingkan dengan triwulan III-2009 (q-to-q) menurun sebesar 2,4 persen, dan bila dibandingkan dengan triwulan IV-2008 (y-on-y) tumbuh sebesar 5,4 persen.

Pertumbuhan ekonomi tahun 2009 sebesar 4,5 persen, terjadi pada pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 15,7 persen, diikuti oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga 4,9 persen, dan pembentukan modal tetap bruto 3,3 persen. Sedangkan komponen ekspor tumbuh minus 9,7 persen, dan impor minus 15,0 persen.

Pada tahun 2009, dari sisi penggunaan, PDB digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga sebesar 58,6 persen, konsumsi pemerintah 9,6 persen, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi fisik 31,1 persen dan ekspor 24,1 persen. Sedangkan untuk penyediaan dari impor sebesar 21,3 persen.

PDB per kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2009 mencapai Rp24,3 juta (US$2.590,1), sementara tahun 2008 sebesar Rp21,7 juta (US$2.269,9).

Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB triwulan IV-2009 sebesar 57,6 persen, dengan 3 provinsi utamanya adalah: DKI Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat.

Berita Resmi Statistik
BPS Pusat
https://www.bps.go.id/pressrelease/2009/02/16/732/pdb-tahun-2008-meningkat-6-1-persen.html
PDB Tahun 2008 Meningkat 6,1 Persen

Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2008 meningkat sebesar 6,1 persen terhadap tahun 2007, terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor pengangkutan dan komunikasi 16,7 persen dan terendah di sektor pertambangan dan penggalian 0,5 persen. Pertumbuhan PDB tanpa migas pada tahun 2008 mencapai 6,5 persen.

Besaran PDB Indonesia pada tahun 2008 atas dasar harga berlaku mencapai Rp4.954,0 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) mencapai Rp2.082,1 triliun.

Secara triwulanan, PDB Indonesia triwulan IV-2008 dibandingkan dengan triwulan III-2008 (q-to-q) menurun sebesar minus 3,6 persen, dan bila dibandingkan dengan triwulan IV-2007 (y-on-y) tumbuh sebesar 5,2 persen.

Dari sisi penggunaan, PDB digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga sebesar 61,0 persen, konsumsi pemerintah 8,4 persen, pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik 27,7 persen, ekspor 29,8 persen dan impor 28,6 persen.

Semua komponen PDB penggunaan mengalami pertumbuhan pada tahun 2008, dengan pertumbuhan tertinggi pada pembentukan modal tetap bruto sebesar 11,7 persen, diikuti oleh pengeluaran konsumsi pemerintah 10,4 persen, impor 10,0 persen, ekspor 9,5 persen, serta pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 5,3 persen.

Laju pertumbuhan ekonomi tahun 2008 sebesar 6,1 persen didukung oleh sumber utama pertumbuhan komponen ekspor 4,6 persen, diikuti konsumsi rumahtangga 3,1 persen, pembentukan modal tetap bruto 2,6 persen, dan konsumsi pemerintah 0,8 persen.

PDB per kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2008 mencapai Rp21,7 juta (US$2.271,2), sementara tahun 2007 sebesar Rp17,5 juta (US$1.942,1).

Struktur perekonomian Indonesia secara spasial masih didominasi oleh Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap PDB nasional sebesar 57,9 persen, kemudian diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 23,4 persen, Pulau Kalimantan 10,0 persen, Pulau Sulawesi 4,5 persen dan lainnya sebesar 4,2 persen

Berita Resmi Statistik
BPS Pusat
https://www.bps.go.id/statistics-table/1/MTI0NSMx/laju-pertumbuhan-kumulatif-pdb-menurut-lapangan-usaha-persen-2009.html
Laju Pertumbuhan Kumulatif PDB Menurut Lapangan Usaha (Persen), 2009

Laju Pertumbuhan Kumulatif Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha Industrial Origin Agriculture Livestock Forestry and Fishery a Food Crops b Estate Crops c Livestock and Its Product d Forestry e Fishery nbsp nbsp Mining and Quarrying a Oil amp Gas Mining b Non Oil and Gas Mining c Quarrying nbsp nbsp Manufacturing Industry a Oil and Gas Manufacturing Industry Petroleum Refinery Liquefied Natural Gas LNG b Non Oil amp Gas Manufacturing Industry Food Beverages and Tobacco Industries Textile Leather Products and Footwear Industries Wood and Other Products Industries Paper and Printing Products Industries Fertilizers Chemical and Rubber Products Industries Cement and Non Metalic Quarr Products Industries Iron and Steel Basic Metal Industries Transport Equip Machinery amp Apparatus Industries Other Manufacturing Products nbsp nbsp Electricity Gas amp Water Supply a Electricity b City Gas c Water Supply nbsp nbsp Construction nbsp nbsp Trade Hotel amp Restaurants a Wholesale amp Retail Trade b Hotels c Restaurants nbsp nbsp Transport and Communication a Transport Railways Transport Road Transport Sea Transport River Lake and Ferry Transport Air Transport Services Allied to Transport b Communication nbsp nbsp Finance Real Estate and Business Services a Bank b Non Bank Financial Institutions c Services Allied to Finance d Real Estate e Business Services nbsp nbsp Services a General Government Government Administration and Defence Other Government Services b Private Social and Community Services Amusement and Recreational Services Personal and Household Services nbsp nbsp Gross Domestic Product Gross Domestic Product Without Oil and Gas Preliminary figures Very preliminary figures Very very preliminary figures

Tabel Statis
BPS Pusat
https://www.bps.go.id/pressrelease/2013/02/05/132/pertumbuhan-produk-domestik-bruto-tahun-2012-mencapai-6-23-persen.html
Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Tahun 2012 Mencapai 6.23 Persen

"Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2012 tumbuh sebesar 6,23 persen dibandingkan dengan tahun 2011. Pertumbuhan terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 9,98 persen dan terendah di Sektor Pertambangan dan Penggalian 1,49 persen. Sementara, PDB Tanpa Migas tahun 2012 tumbuh 6,81 persen.

Besaran PDB Indonesia tahun 2012 atas dasar harga berlaku mencapai Rp8.241,9 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) mencapai Rp2.618,1 triliun.

Secara triwulanan, PDB Indonesia triwulan IV-2012 dibandingkan dengan triwulan III-2012 (q-to-q) turun sebesar 1,45 persen, tapi bila dibandingkan dengan triwulan IV-2011 (y-on-y) tumbuh sebesar 6,11 persen.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2012 menurut sisi penggunaan terjadi pada Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 9,81 persen, diikuti Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 5,28 persen, Komponen Ekspor Barang dan Jasa 2,01 persen, dan Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah yang tumbuh 1,25 persen. Sementara, Komponen Impor sebagai faktor pengurang mengalami pertumbuhan sebesar 6,65 persen.

Pada tahun 2012, PDB (harga berlaku) digunakan untuk memenuhi Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 54,56 persen, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 8,89 persen, Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto atau Komponen Investasi Fisik 33,16 persen, Komponen Ekspor 24,26 persen dan Komponen Impor 25,81 persen.

PDB per kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2012 mencapai Rp33,3 juta (US$3.562,6), meningkat dibandingkan PDB per kapita pada tahun 2011 yang mencapai Rp30,4 juta (US$3.498,2).

57,51 persen dari PDB triwulan IV-2012 disumbang oleh Pulau Jawa, dengan urutan tiga provinsi terbesarnya adalah: DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Secara kuantitatif, kegiatan-kegiatan di sektor sekunder dan tersier masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, sedangkan kegiatan sektor primernya lebih diperankan oleh luar Jawa.

"

Berita Resmi Statistik
BPS Pusat
https://www.bps.go.id/pressrelease/2007/02/16/592/perekonomian-indonesia-pada-tahun-2006-mengalami-pertumbuhan-sebesar-5-5-.html
Perekonomian Indonesia Pada Tahun 2006 Mengalami Pertumbuhan Sebesar 5,5%.

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia tahun 2006 yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) meningkat sebesar 5,5 persen terhadap tahun 2005. Semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan positif, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor pengangkutan dan komunikasi 13,6 persen dan terendah di sektor pertambangan dan penggalian 2,2 persen.

Besaran PDB Indonesia pada tahun 2006 atas dasar harga berlaku mencapai Rp3.338,2 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp1.846,7 triliun.

Secara triwulanan, PDB Indonesia triwulan IV/2006 menurun 1,9 persen dibandingkan dengan triwulan III/2006 (q-to-q), dan bila dibandingkan dengan triwulan IV/2005 (y-on-y) tumbuh sebesar 6,1 persen.

Pertumbuhan PDB tanpa migas pada tahun 2006 mencapai 6,1 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan PDB secara keseluruhan yang besarnya 5,5 persen.

Di sisi penggunaan, sebagian besar PDB digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga sebesar 62,7 persen, konsumsi pemerintah 8,6 persen, pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik 24,0 persen serta ekspor neto 4,8 persen (ekspor 30,9 persen dan impor 26,1 persen).

Semua komponen PDB penggunaan mengalami pertumbuhan pada tahun 2006, dengan pertumbuhan tertinggi pada konsumsi pemerintah sebesar 9,6 persen, diikuti oleh ekspor 9,2 persen, konsumsi rumah tangga 3,2 persen, pembentukan modal tetap bruto 2,9 persen, serta pengaruh pertumbuhan impor sebesar 7,6 persen.

Sumber utama pertumbuhan ekonomi 5,5 persen adalah ekspor 4,1 persen, diikuti konsumsi rumahtangga 1,9 persen, konsumsi pemerintah 0,7 persen, pembentukan modal tetap bruto 0,7 persen serta pengaruh impor 2,8 persen.

PDB per-kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2006 mencapai Rp 15,0 juta (US$ 1.663,0), lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2005 sebesar Rp12,7 juta (US$ 1.320,6), sementara PNB per-kapita tahun 2006 mencapai Rp14,4 juta, juga lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya Rp12,1 juta.

Berita Resmi Statistik
BPS Pusat
https://www.bps.go.id/pressrelease/2007/02/16/594/itb-pada-triwulan-iv-2006-sebesar-107-43-itk-triwulan-iv-2006-di-jabotabek-sebesar-106-96-.html
ITB Pada Triwulan IV-2006 Sebesar 107,43. ITK Triwulan IV-2006 di Jabotabek Sebesar 106,96.

Indeks Tendensi Bisnis (ITB) pada Triwulan IV-2006 sebesar 107,43, mengindikasikan kondisi bisnis pada Triwulan IV-2006 secara umum lebih baik dibandingkan Triwulan III-2006. Kondisi bisnis membaik karena adanya peningkatan pendapatan usaha, yang disebabkan peningkatan kapasitas produksi dan jumlah jam kerja.

Peningkatan pendapatan usaha yang paling tinggi terjadi di sektor Lembaga Keuangan, Sewa Bangunan, dan Jasa Perusahaan. Peningkatan jumlah tenaga kerja tertinggi terjadi pada sektor konstruksi.

Nilai indeks tertinggi sebesar 115,35 terjadi pada sektor konstruksi, yang berarti sektor tersebut mengalami peningkatan bisnis yang paling tinggi diantara sektor lainnya. Sebaliknya, sektor Pertanian mengalami penurunan bisnis tertinggi dengan nilai indeks sebesar 95,13.

Dilihat dari perubahan besarannya, nilai ITB menurun 1,29 poin, dari 108,72 pada Triwulan III-2006 menjadi 107,43 pada Triwulan IV-2006, yang menunjukkan tingkat kepercayaan pengusaha terhadap kondisi bisnis pada Triwulan IV-2006 sedikit berkurang. Sebagian besar sektor menunjukkan perubahan besaran yang negatif, kecuali sektor Konstruksi, Perdagangan/Hotel/ Restoran, dan Transportasi/Komunikasi yang positif. Penurunan nilai ITB terbesar terjadi pada sektor industri (11,71 poin), sedangkan peningkatan ITB terbesar terjadi pada sektor Konstruksi (7,58 poin).

Nilai ITB Triwulan I-2007 diperkirakan sebesar 108,79. Secara umum, berarti kondisi bisnis pada Triwulan I-2007 diperkirakan akan membaik dibandingkan triwulan IV-2006. Kondisi bisnis di semua sektor diperkirakan akan meningkat, kecuali sektor Pertambangan/Penggalian dan Lembaga Keuangan/Persewaan/Jasa Perusahaan. Sektor Konstruksi diperkirakan akan mengalami peningkatan tertinggi.

Dilihat dari perubahan besarannya, nilai perkiraan ITB Triwulan I-2007 meningkat 1,36 poin dibandingkan nilai ITB Triwulan IV-2006, yang mengindikasikan tingkat kepercayaan pengusaha terhadap kondisi bisnis pada Triwulan I-2007 semakin meningkat.

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan IV-2006 di Jabotabek sebesar 106,96 yang berarti kondisi ekonomi konsumen pada Triwulan IV-2006 di Jabotabek lebih baik dibandingkan dengan kondisi triwulan sebelumnya.

Peningkatan nilai ITK terjadi karena peningkatan pendapatan rumah tangga dan peningkatan konsumsi beberapa komoditi pokok. Peningkatan konsumsi yang tinggi terjadi pada biaya perumahan (listrik dan air), transportasi, dan pendidikan, sementara penurunan konsumsi tertinggi adalah pengeluaran untuk rekreasi.

Perkiraan nilai ITK Triwulan I-2007 sebesar 102,26, berarti kondisi ekonomi konsumen pada Triwulan I-2007 di Jabotabek diperkirakan lebih baik dibandingkan dengan Triwulan IV-2006. Peningkatan kondisi ekonomi konsumen diperkirakan terjadi karena peningkatan pendapatan rumah tangga pada Triwulan I-2007. Namun demikian mayoritas responden tidak mempunyai rencana untuk membeli barang tahan lama.

Berita Resmi Statistik
BPS Pusat
https://www.bps.go.id/pressrelease/2007/08/15/629/pdb-triwulan-ii-2007-mencapai-2-4-.html
PDB Triwulan II 2007 mencapai 2,4%

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II tahun 2007 mencapai 2,4 persen dibanding triwulan I tahun 2007 (q-to-q) dan apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2006 mengalami pertumbuhan 6,3 persen (y-on-y). Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi semester I tahun 2007 dibandingkan dengan semester I tahun 2006 sebesar 6,1 persen.

Besaran PDB atas dasar harga berlaku pada triwulan II tahun 2007 mencapai Rp 962,5 triliun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan 2000 pada triwulan yang sama adalah Rp 486,5 triliun.

Tiga sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi (q-to-q) adalah sektor pengangkutan-komunikasi 5,2 persen, listrik-gas-air bersih 4,9 persen dan sektor perdagangan-hotel-restoran 3,7 persen. Sementara untuk pertumbuhan (y-on-y) sektor pengangkutan-komunikasi tumbuh 11,9 persen, listrik-gas-air bersih 10,5 persen dan perdagangan-hotel-restoran 8,3 persen.

Pengeluaran konsumsi rumah tangga pada triwulan II tahun 2007 dibandingkan dengan triwulan I tahun 2007 meningkat sebesar 1,5 persen. Pada triwulan yang sama pengeluaran konsumsi pemerintah meningkat 24,2 persen, pembentukan modal tetap bruto 4,3 persen, ekspor barang dan jasa 3,8 persen, serta impor barang dan jasa 7,7 persen.

Dibandingkan dengan triwulan II tahun 2006, peningkatan terjadi pada semua komponen penggunaan yakni: pengeluaran konsumsi rumah tangga meningkat 4,7 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah 3,8 persen, pembentukan modal tetap bruto 6,9 persen, ekspor barang dan jasa 9,8 persen, serta impor barang dan jasa 7,2 persen.

PDB per-kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2006 mencapai Rp 15,0 juta, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2005 sebesar Rp 12,7 juta. Dalam US$, PDB per-kapita tahun 2006 mencapai US$ 1.663,0 lebih besar dibandingkan tahun 2005 sebesar US$ 1.320,6. Pulau Jawa merupakan penyumbang terbesar dalam pembentukan PDB Indonesia Triwulan II 2007 (59.03 %), diikuti oleh Pulau Sumatera (22,79 %), Kalimantan (8,91 %), Sulawesi (4,00 %) dan lainnya secara keseluruhan menyumbang 5,27 persen."

Berita Resmi Statistik
BPS Pusat