Publikasi ini menyajikan analisis distribusi perdagangan komoditas bawang merah hasil Survei Pola Distribusi dengan responden produsen, pedagang besar, dan pedagang eceran di 34 provinsi yang meliputi 343 kabupaten/kota. Informasi yang disajikan meliputi pola distribusi perdagangan, pola utama, dan Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP) secara nasional maupun regional.
Pola distribusi perdagangan bawang merah menggambarkan rantai
distribusi bawang merah dari produsen hingga ke konsumen akhir pada suatu
wilayah yang melibatkan pelaku kegiatan perdagangan. Setiap pelaku kegiatan
perdagangan memperoleh margin pengangkutan dan perdagangan (MPP).
Semakin banyaknya pelaku kegiatan perdagangan yang terlibat, semakin
berpotensi panjangnya rantai distribusi. Panjangnya rantai distribusi diduga dapat
mengakibatkan kenaikan harga.
Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas bawang merah
di 34 provinsi di Indonesia yang meliputi 318 kabupaten/kota. Dengan
menggunakan metode survei pada sampel produsen dan pedagang, diperoleh
informasi mengenai gambaran pola distribusi komoditas bawang merah secara
nasional maupun regional. Hasil survei menunjukkan bahwa pendistribusian
bawang merah dari produsen sampai dengan konsumen akhir melibatkan 2
sampai 7 pelaku kegiatan perdagangan. Pola utama distribusi perdagangan
bawang merah di Indonesia adalah Petani Pedagang pengepul Pedagang
eceran Konsumen Akhir dengan margin perdagangan dan pengangkutan total
sebesar 35,73 persen.
Kata kunci: pola, distribusi, bawang merah, margin
Publikasi ini menyajikan distribusi
perdagangan dalam negeri komoditas bawang merah di 34 provinsi di Indonesia
yang meliputi 254 kabupaten/kota. Berdasarkan hasil pendataan terhadap petani
dan sampel pelaku usaha perdagangan, dapat diperoleh informasi mengenai
gambaran pola distribusi komoditas bawang merah secara nasional maupun di
setiap provinsi. Hasil survei menunjukkan bahwa pendistribusian bawang merah
dari petani ke konsumen melibatkan dua sampai enam rantai pasokan dengan
melibatkan satu sampai lima pelaku usaha perdagangan. Pola utama distribusi
perdagangan bawang merah di Indonesia adalah Petani – Pedagang Pengepul – Pedagang Eceran – Konsumen
Akhir.
Selain pola distribusi perdagangan bawang
merah, publikasi ini juga memberikan gambaran mengenai perbandingan besarnya
margin yang diterima oleh setiap tingkat pelaku usaha perdagangan.
Abstrak Publikasi ini menyajikan analisis distribusi perdagangan komoditas beras hasil Survei Pola Distribusi dengan responden produsen, pedagang besar, dan pedagang eceran di 34 provinsi yang meliputi 343 kabupaten/kota. Informasi yang disajikan meliputi pola distribusi perdagangan, pola utama, dan Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP) secara nasional maupun regional.
Pola distribusi perdagangan menggambarkan rantai distribusi suatu komoditas dari produsen hingga ke konsumen akhir pada suatu wilayah yang melibatkan pelaku perdagangan. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas gula pasir secara nasional maupun regional, hasil dari Survei Pola Distribusi dengan responden produsen, pedagang besar, dan pedagang eceran di 34 provinsi yang meliputi 308 kabupaten/kota .Hasil survei menunjukkan bahwa pendistribusian gula pasir dari produsen hingga ke konsumen akhir di 34 provinsi di Indonesia dapat melibatkan 3 sampai 7 pelaku kegiatan perdagangan. Pola utama distribusi perdagangan gula pasir nasional adalah Produsen (Pabrik Gula Pasir) – Distributor – Pedagang Grosir –Pedagang Eceran – Konsumen Akhir dengan MPP total sebesar 25,86 persen yang mengindikasikan bahwa secara nasional kenaikan harga dari produsen hingga ke konsumen akhir berdasarkan pola utamanya adalah sebesar 25,86 persen.Kata kunci: pola distribusi, gula pasir, MPP, MPP total
Publikasi ini merupakan pelengkap publikasi Sistem Terintegrasi Neraca Lingkungan dan Ekonomi (Sisnerling) yang menyajikan hasil penyusunan neraca arus energi dan neraca emisi gas rumah kaca Indonesia berdasarkan System of Environmental-Economic Accounting (SEEA) 2012. Neraca arus energi menyajikan informasi mengenai arus input energi alam dari lingkungan ke ekonomi, arus penyediaan dan penggunaan produk energi di dalam ekonomi, dan arus residu energi yang kembali ke lingkungan dari aktivitas-aktivitas ekonomi. Publikasi ini juga dilengkapi dengan neraca emisi gas rumah kaca yang menyajikan informasi mengenai emisi gas rumah kaca yang dilepaskan ke lingkungan karena penggunaan energi.
Publikasi ini merupakan pelengkap publikasi Sistem Terintegrasi Neraca Lingkungan dan Ekonomi (Sisnerling) yang menyajikan hasil penyusunan neraca arus energi dan neraca emisi gas rumah kaca Indonesia berdasarkan System of Environmental-Economic Accounting (SEEA) 2012. Neraca arus energi menyajikan informasi mengenai arus penyediaan input energi alam dari lingkungan ke ekonomi, arus penyediaan dan penggunaan produk energi di dalam ekonomi, dan arus limbah energi yang kembali ke lingkungan dari aktivitas-aktivitas ekonomi. Publikasi ini juga dilengkapi dengan neraca emisi gas rumah kaca yang menyajikan informasi mengenai emisi gas rumah kaca yang dilepaskan ke lingkungan karena penggunaan energi.
Publikasi ini merupakan pelengkap publikasi Sistem Terintegrasi Neraca Lingkungan dan Ekonomi (Sisnerling) Indonesia yang menyajikan hasil penyusunan Neraca Arus Energi dan Neraca Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Indonesia berdasarkan System of Environmental-Economic Accounting (SEEA) 2012. Neraca Arus Energi menyajikan informasi mengenai arus input energi alam dari lingkungan ke ekonomi, arus penyediaan dan penggunaan produk energi di dalam ekonomi, dan arus residu energi yang kembali ke lingkungan dari aktivitas ekonomi. Publikasi ini juga dilengkapi dengan Neraca Emisi GRK yang menyajikan informasi mengenai emisi GRK yang dilepaskan ke lingkungan oleh unit-unit ekonomi residen Indonesia.
Publikasi ini menyajikan analisis distribusi perdagangan komoditas beras hasil Survei Pola Distribusi dengan responden produsen, pedagang besar, dan pedagang eceran di 34 provinsi yang meliputi 327 kabupaten/kota. Informasi yang disajikan meliputi pola distribusi perdagangan, pola utama, dan Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP) secara nasional maupun regional.