Merupakan fitur yang memungkinkan pengguna untuk mencari kata kunci di dalam dokumen Publikasi
Menampilkan 59 halaman dengan kata kunci "Statistik Pengeluaran Rumah Tangga Kabupaten Bima 2017"
Ps //B Im Ak Ab .Bp S.G O.I D
Ps //B Im Ak Ab .Bp S.G O.I D Statistik Pengeluaran RumahTangga Kabupaten Bima 2017 Berdasarkan Hasil Susenas Maret 2017 ISBN 978-602-6780-14-8 Nomor Publikasi 5206.1811 Katalog BPS 3201032.5206 Ukuran Buku 21 Cm X 29,7 Cm Jumlah Halaman Xi 45 Halaman Naskah Seksi Statistik Sosial Gambar Kulit Seksi IPDS Diterbitkan Oleh BPS Kabupaten Bima Dilarang Mengumumkan, Mendistribusikan, Mengkomunikasikan, Dan/Atau Menggandakan Sebagian Atau Seluruh Isi Buku Ini Untuk Tujuan Komersil Tanpa Izin Tertulis Dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Bima
Ps //B Im Ak Ab .Bp S.G O.I D Statistik Pengeluaran RumahTangga Kabupaten Bima 2017 Tim Penyusun Pengarah Drs. Sapirin Koordinator Teknis Nunung Andriani, S.Si. Naskah Nurwadarahmah, SST Pengolah Data Nurwadarahmah, SST Gambar Kulit Ni Putu Natih Ayu Widiantari, SST Penyunting Ayyadana Akbar, S.Sos
Ps //B Im Ak Ab .Bp S.G O.I D Konsumsi Dan Pengeluaran Rumah Tangga Kabupaten Bima 2017 Xi Halaman Gambar 4.1 Persentase Rata-Rata Pengeluaran Per Kapita Sebulan Menurut Daerah Tempat Tinggal, 2017 14
Ps // Im Ak Ab .Bp S.G O.I D 2 Konsumsi Dan Pengeluaran Rumah Tangga Kabupaten Bima 2017 Terbatas Hanya Untuk Memenuhi Keperluan Yang Umum Saja Berdasarkan Hasil Pengumpulan Data Kuesioner Konsumsi/Pengeluaran. 1.2 Metode Survei 1.2.1 Ruang Lingkup Seperti Dijelaskan Sebelumnya, Susenas Maret 2017 Di Kabupaten Bima Mencakup 640 Rumah Tangga Sampel Yang Tersebar Di Seluruh Kecamatan. . 1.2.2 Kerangka Sampel Kerangka Sampel Induk Atau Sampling Frame Induk Kegiatan Susenas, Sakernas, Dan SUPAS 2017 Adalah Sekitar 180.000 Blok Sensus 25 Persen Populasi Yang Ditarik Secara Probability Proportional To Size PPS Dengan Size Banyaknya Rumah Tangga Hasil SP2010. Kerangka Sampel Susenas Yang Digunakan Terdiri Dari Tiga, Yaitu Kerangka Sampel Tahap Pertama Adalah Daftar Blok Sensus Biasa SP2010. Kerangka Sampel Tahap Kedua Adalah Daftar 25 Persen Blok Sensus SP2010 Yang Sudah Ada Kode Stratanya. 25 Persen Blok Sensus Ini Disebut Sampling Frame Induk. Kerangka Sampel Tahap Ketiga Adalah Daftar Rumah Tangga Hasil Pemutakhiran Di Setiap Blok Sensus Terpilih. 1.2.3 Desain Sampel A. Estimasi Kabupaten/Kota Sampel Dipilih Dengan Metode Two Stages One Phase Stratified Sampling. Tahap 1 Memilih 25 Persen Blok Sensus Populasi Secara Probability Proportional To Size PPS, Dengan Size Jumlah Rumah Tangga Hasil SP2010 Di Setiap Strata. Tahap 2 Memilih Sejumlah N Blok Sensus Sesuai Alokasi Secara Systematic Di Setiap Strata Urban/Rural Per Kabupaten/Kota Per Strata Kesejahteraan. Tahap 3 Memilih 10 Rumah Tangga Hasil Pemutakhiran Secara Systematic Sampling Dengan Implicit Stratification Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Kepala Rumah Tangga KRT. B. Estimasi Provinsi Sampel Untuk Susenas Estimasi Provinsi Merupakan Subsampel Dari Susenas Estimasi Kabupaten/Kota Dan Dipilih Menggunakan Metode Two Stages Stratified Sampling Seperti Berikut Tahap 1 Memilih 7 500 Blok Sensus Secara Systematic Sampling Dari 30 000 Blok Sensus Estimasi Kabupaten/ Kota Sesuai Alokasi Dan Mempertimbangkan Distribusi Sampel Per Strata Di Tingkat Kabupaten/Kota.
Ps //B Im Ak Ab .Bp S.G O.I D Konsumsi Dan Pengeluaran Rumah Tangga Kabupaten Bima 2017 3 Tahap 2 Memilih 10 Rumah Tangga Hasil Pemutakhiran Secara Systematic Sampling Dengan Implicit Stratification Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan KRT. 1.2.4 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan Data Dari Rumah Tangga Terpilih Dilakukan Melalui Wawancara Tatap Muka Antara Pencacah Dengan Responden. Untuk Pertanyaan-Pertanyaan Yang Ditujukan Kepada Individu Diusahakan Individu Yang Bersangkutan Yang Diwawancarai. Keterangan Dalam Rumah Tangga Dikumpulkan Melalui Wawancara Dengan Kepala Rumah Tangga, Suami/Istri Kepala Rumah Tangga Atau Anggota Rumah Tangga Lain Yang Mengetahui Tentang Karakteristik Yang Ditanyakan. Referensi Waktu Survei Yang Digunakan Adalah Selama Seminggu Terakhir Untuk Konsumsi Makanan, Dan Sebulan Atau Setahun Terakhir Untuk Konsumsi Bukan Makanan. 1.2.5 Pengolahan Data Sejak Tahun 2007, Proses Pengolahan Dokumen Susenas Sepenuhnya Menjadi Tanggung Jawab BPS Daerah. Hal Ini Dimaksudkan Untuk Lebih Memaksimalkan Kualitas Data Melalui Proses Pengecekan Data Yang Lebih Dekat Ke Sumber Utamanya. Proses Pengolahan Dokumen Dimulai Dengan Editing Cek Kelengkapan Isian, Kewajaran, Dan Konsistensi, Dilanjutkan Dengan Proses Perekaman Dokumen Ke Media Komputer Untuk Menghasilkan Data Mentah Raw Data. Setelah Terbentuk Raw Data, Setiap Provinsi Mengirimkan File Datanya Ke BPS Pusat Untuk Dilakukan Proses Pengolahan Selanjutnya Yaitu Pengecekan Kewajaran Dan Konsistensi Antar Isian Untuk Menghasilkan Data Yang Bersih Clean Data. Selanjutnya Dilakukan Pengecekan Terhadap Data-Data Pencilan Outlier Antara Lain Konsumsi Kalori Per Kapita Per Hari Di Bawah 1000 Kalori Dan Di Atas 4500 Kalori, Selanjutnya Data Pencilan Tersebut Dikeluarkan Dari Proses Tabulasi. Untuk Menentukan Apakah Desa/Kelurahan Tertentu Termasuk Daerah Perkotaan Atau Perdesaan Dilakukan Penghitungan Skor Terhadap Tiga Variabel Potensi Desa Yaitu Kepadatan Penduduk, Persentase Rumah Tangga Pertanian, Dan Akses Fasilitas Umum.
Ps //B Im Ak Ab .Bp S.G O.I D Konsumsi Dan Pengeluaran Rumah Tangga Kabupaten Bima 2017 5 Dapur Adalah Mengurus Kebutuhan Sehari-Hari Bersama Menjadi Satu. Ada Bermacam-Macam Bentuk Rumah Tangga Biasa, Diantaranya 1. Orang Yang Tinggal Bersama Isteri Dan Anaknya 2. Orang Yang Menyewa Kamar Atau Sebagian Bangunan Sensus Dan Mengurus Makannya Sendiri 3. Keluarga Yang Tinggal Terpisah Di Dua Bangunan Sensus Tetapi Makannya Dari Satu Dapur, Asal Kedua Bangunan Sensus Tersebut Masih Dalam Satu Segmen 4. Rumah Tangga Yang Menerima Pondokan Dengan Makan Indekos Yang Pemondoknya Kurang Dari 10 Orang 5. Pengurus Asrama, Panti Asuhan, Lembaga Pemasyarakatan Dan Sejenisnya Yang Tinggal Sendiri Maupun Bersama Anak, Isteri Serta Anggota Rumah Tangga Lainnya, Makan Dari Satu Dapur Yang Terpisah Dari Lembaga Yang Diurusnya 6. Masing-Masing Orang Yang Bersama-Sama Menyewa Kamar Atau Sebagian Bangunan Sensus Tetapi Mengurus Makannya Sendiri. B. Rumah Tangga Khusus Adalah I Orang-Orang Yang Tinggal Di Asrama, Tangsi, Panti Asuhan, Lembaga Pemasyarakatan, Atau Rumah Tahanan Yang Pengurusan Kebutuhan Sehari-Harinya Dikelola Oleh Suatu Yayasan Atau Lembaga, Dan Ii Kelompok Orang Yang Mondok Dengan Makan Indekos Dan Berjumlah 10 Orang Atau Lebih. Rumah Tangga Khusus Tidak Dicakup Dalam Susenas. Anggota Rumah Tangga Adalah Semua Orang Yang Biasanya Bertempat Tinggal Di Suatu Rumah Tangga, Baik Yang Berada Di Rumah Pada Saat Pencacahan Maupun Sementara Tidak Ada. Anggota Rumah Tangga Yang Telah Bepergian 6 Bulan Atau Lebih, Dan Anggota Rumah Tangga Yang Bepergian Kurang Dari 6 Bulan Tetapi Bertujuan Pindah/Akan Meninggalkan Rumah, Tidak Dianggap Sebagai Anggota Rumah Tangga. Orang Yang Telah Tinggal Di Suatu Rumah Tangga 6 Bulan Atau Lebih Atau Yang Telah Tinggal Di Suatu Rumah Tangga Kurang Dari 6 Bulan Tetapi Berniat Menetap Di Rumah Tangga Tersebut Dianggap Sebagai Anggota Rumah Tangga. Pengeluaran Rata-Rata Per Kapita Adalah Biaya Yang Dikeluarkan Untuk Konsumsi Semua Anggota Rumah Tangga Selama Sebulan Dibagi Dengan Banyaknya Anggota Rumah Tangga. Konsumsi Rumah Tangga Dibedakan Atas Konsumsi Makanan Maupun Bukan Makanan Tanpa Memperhatikan Asal Barang Dan Terbatas Pada Pengeluaran Untuk Kebutuhan Rumah Tangga
Ps //B Im Ak Ab .Bp S.G O.I D Konsumsi Dan Pengeluaran Rumah Tangga Kabupaten Bima 2017 11 3.3 Kalori Protein 2 3 1 Beras Lokal/Ketan 1131,38 26,46 2 Jagung Basah Dengan Kulit 4,60 0,15 3 Ketela Pohon 6,68 0,04 4 Ketela Rambat 2,67 0,03 5 Ikan Dan Udang Segar 68,98 11,10 6 Ikan Dan Udang Diawetkan 10,04 1,94 7 2,80 0,27 8 24,63 1,48 9 Telur Ayam Ras/Kampung 15,56 1,25 10 Telur Itik/Manila/Puyuh 0,45 0,03 11 Susu Kental Manis 9,79 0,24 12 Susu Bubuk Bayi 1,75 0,08 13 Bawang Merah 2,25 0,09 14 Bawang Putih 1,15 0,05 15 Cabe Merah 0,15 0,00 16 Cabe Rawit 1,31 0,06 17 Tahu 7,66 1,04 18 Tempe 8,68 0,73 19 144,91 - 20 Kelapa 26,98 0,26 21 Gula Pasir 50,45 - 22 Gula Merah 0,93 0,01 Sumber BPS, Susenas Maret 2017 1 Daging Sapi/Kerbau/Kambing Daging Ayam Ras/Kampung Minyak Goreng Tabel Rata-Rata Konsumsi Kalori Kkal Dan Protein Gram Per Kapita Sehari Beberapa Jenis Makanan, 2017 Rincian
Ps //B Im Ak Ab .Bp S.G O.I D 12 Konsumsi Dan Pengeluaran Rumah Tangga Kabupaten Bima 2017
Ps //B Im Ak Ab .Bp S.G O.I D Konsumsi Dan Pengeluaran Rumah Tangga Kabupaten Bima 2017 13 IV. Pengeluaran UNTUK KONSUMSI PENDUDUK Kabupaten Bima Pada Bab Ini Akan Dibahas Mengenai Pola Pengeluaran Hasil Pencacahan Bulan Maret 2017 Menurut Konsumsi Makanan Dan Non Makanan Di Kabupaten Bima. Pembahasan Juga Dirinci Menurut Sub Kelompok Makanan Untuk Nilai Rupiah Yang Dikeluarkan Serta Beberapa Komoditi Untuk Nilai Dan Kuantitas Yang Dikonsumsi. 4.1 Pola Pengeluaran Menurut Daerah Tempat Tinggal Pengeluaran Untuk Makanan Dan Bukan Makanan Pada Dasarnya Saling Berkaitan. Dalam Kondisi Pendapatan Terbatas, Pemenuhan Kebutuhan Makanan Akan Didahulukan Sehingga Pada Kelompok Masyarakat Berpendapatan Rendah Akan Terlihat Bahwa Sebagian Besar Pendapatannya Digunakan Untuk Membeli Makanan. Seiring Dengan Peningkatan Pendapatan, Maka Lambat Laun Akan Terjadi Pergeseran Pola Pengeluaran, Yaitu Penurunan Porsi Yang Dibelanjakan Untuk Makanan Dan Peningkatan Porsi Yang Dibelanjakan Untuk Bukan Makanan. Pola Pengeluaran Merupakan Salah Satu Variabel Yang Dapat Digunakan Untuk Mengukur Tingkat Kesejahteraan Ekonomi Penduduk, Sedangkan Pergeseran Komposisi Pengeluaran Dapat Mengindikasikan Perubahan Tingkat Kesejahteraan Penduduk. Pergeseran Komposisi Dan Pola Pengeluaran Terjadi Karena Elastisitas Permintaan Terhadap Makanan Secara Umum Rendah, Sedangkan Elastisitas Permintaan Terhadap Kebutuhan Bukan Makanan Relatif Tinggi. Keadaan Ini Jelas Terlihat Pada Kelompok Penduduk Yang Tingkat Konsumsi Makanannya Sudah Mencapai Titik Jenuh, Sehingga Peningkatan Pendapatan Digunakan Untuk Memenuhi Kebutuhan Barang Bukan Makanan, Sedangkan Sisa Pendapatan Dapat Disimpan Sebagai Tabungan/Diinvestasikan.