Merupakan fitur yang memungkinkan pengguna untuk mencari kata kunci di dalam dokumen Publikasi
Menampilkan 177 halaman dengan kata kunci "STATISTIK PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR JAWA TIMUR 2005"
Ps //Ja Tim .Bp S.G O.Id Vi DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan EKSPOR-IMPOR JAWA TIMUR Tahun 1996 - 2005 ............. Xii Grafik 2. Nilai EKSPOR-IMPOR Non Migas JAWA TIMUR Tahun 1996 - 2005 ........... Xiv Grafik 3. Nilai EKSPOR-IMPOR Migas Tahun 1996 - 2005 ........................................ Xiv Grafik 4. Lima Negara Utama Tujuan EKSPOR JAWA TIMUR Tahun 2005 ................ Xix Grafik 5. Lima Negara Utama Asal IMPOR JAWA TIMUR Tahun 2005 ...................... Xx
Ps //Ja Tim .Bp S.G O.Id STATISTIK PERDAGANGAN LUAR NEGERI JAWA TIMUR Ix Uang Dan Surat-Surat Berharga. Barang-Barang Contoh. Barang-Barang Yang Dikirim Ke LUAR NEGERI Untuk Diperbaiki. B. IMPOR - Pencatatan STATISTIK IMPOR Meliputi Seluruh Barang Yang Masuk Ke Wilayah JAWA TIMUR Selain Ke Wilayah Kawasan Berikat, Baik Komersial Maupun Bukan Komersial Seperti Barang-Barang Keperluan Militer, Hadiah Dan Sebagainya. - Sebagian IMPOR Kapal Laut Dan Pesawat Udara Beserta Suku Cadangnya Termasuk Dalam STATISTIK IMPOR. - Barang-Barang LUAR NEGERI Yang Diolah Atau Diperbaiki Di JAWA TIMUR Tetap Dicatat Sebagai IMPOR, Meskipun Setelah Barang Tersebut Selesai Diproses Akan Kembali Ke LUAR NEGERI Re-EKSPOR. - Barang-Barang Dibawah Ini Tidak Termasuk Dalam IMPOR Pakaian Dan Barang-Barang Perhiasan Penumpang. Barang-Barang Penumpang Untuk Dipakai Sendiri, Kecuali Lemari Es, Pesawat TV Dan Sebagainya. Barang-Barang Yang Didatangkan Untuk Keperluan Perwakilan Kedutaan Suatu Negara. Barang-Barang Untuk Ekspedisi/Pameran. Sebagian Barang-Barang Yang Langsung Di IMPOR Oleh Angkatan Bersenjata. Pembungkus/Peti Kemas. Uang Dan Surat-Surat Berharga. Barang-Barang Sebagai Contoh. 4. Sistem Pengolahan Data Dalam Publikasi Ini Berasal Dari Dokumen EKSPOR IMPOR Tahun 2005 Yang Diterima BPS Sejak Awal Januari 2005 Sampai 31 Januari 2006. Sistem Pengolahan Dilakukan Oleh BPS Pusat Dengan Menggunakan Sistem Carry Over. Dengan Metode Ini Dokumen-Dokumen Dari Daerah Ditunggu Selama Satu Bulan Setelah Bulan Berjalan. Dokumen-Dokumen Yang Datang Terlambat Akan Dimasukkan Dalam Pengolahan Bulan Berikutnya. Metode Carry Over Ini Sangat Membantu Mempercepat Pengolahan Data, Selain Itu
Ps //Ja Tim .Bp S.G O.Id STATISTIK PERDAGANGAN LUAR NEGERI JAWA TIMUR X Telah Diteliti Bahwa Metode Ini Tidak Begitu Berpengaruh Terhadap Angka Bulanan Yang Disebabkan Carry Over Bulan Berikutnya. Hasil Dari Pengolahan Data BPS Pusat Yang Berupa Data Mentah Dipilah- Pilah Menururt Propinsi Dan Masing-Masing Propinsi Mengolah Data Tersebut. 5. Klasifikasi Jenis Barang Penggolongan Barang Di Dalam Publikasi Ini Menggunakan Klasifikasi Tarif Indonesia 1989 Yang Didasarkan Atas HS Harmonized System Yang Sudah Diperbaharui Tahun 1991,1993, Dan Terakhir 1996. Versi Yang Terakhir Ini Mengalami Perubahan Yang Relatif Besar Dibanding Sistem Pengkodean Tahun Sebelumnya. 6. Periode Referensi Periode Penentuan EKSPOR Adalah Tanggal Diberikannya Izin Muat Barang Tersebut Oleh Pejabat Kantor Pelayanan Bea Dan Cukai Setelah Diadakan Pemeriksaan Seperlunya. Periode Penentuan IMPOR Adalah Tanggal Penyelesaian Dokumen Oleh Pejabat Bea Dan Cukai Yang Terdapat Dalam Dokumen IMPOR. 7. Nilai Barang A. EKSPOR Nilai Barang Yang Dicatat Untuk STATISTIK EKSPOR Adalah Nilai FOB Free On Board Dalam Satuan US. Nilai FOB Pada Dasarnya Adalah Nilai Barang EKSPOR Setelah Dimuatkan Ke Atas Kapal Di Pelabuhan EKSPOR Ocean Steamer Yang Pada Umumnya Meliputi Biaya Pembuatan Barang Biaya Produksi Ditambah Biaya Pemeliharaan Selama Di Dalam Kekuasaan Penjual Keuntungan Penjual Ongkos Pengepakan Yaitu Bahan Embalage, Upah, Ongkos Membuat Merek Pada Pengepakan Ongkos Bongkar Barang Dari Kendaraan Pengangkut Ke Dermaga Di Sisi Kapal
Ps //Ja Tim .Bp S.G O.Id STATISTIK PERDAGANGAN LUAR NEGERI JAWA TIMUR Xi Biaya KeLUAR Barang Seperti Bea EKSPOR, Bea Administrasi Dan Lain-Lain Ongkos Muat Barang Dari Dermaga Ke Atas Kapal Tallying Cost Biaya Adminsitrasi Shipping Document/Shipping Order Ongkos Angkut Dari Pelabuhan Muat Sampai Ke Pelabuhan Tujuan Ongkos Bongkar Barang Dari Atas Kapal Turun Ke Pelabuhan Tujuan Destination Port Premi Asuransi B. IMPOR Nilai Barang Dinyatakan Dalam STATISTIK IMPOR Adalah Nilai CIF US Dan Dicatat Oleh Bea Cukai Sebagai Dasar Perhitungan Bea Masuk. Kurs Nilai Periode Januari-Desember 2005, US 1 Rp. 9.734,- 8. Satuan Barang Sejak Tahun 1975 EKSPOR-IMPOR Disajikan Dalam Berat Bersih Kg. 9. Negara Tujuan Dan Negara Asal Negara Asal Adalah Negara Dimana Barang - Barang Tersebut Dihasilkan Setelah Diperiksa Oleh Pejabat Bea Cukai Sesuai Dengan Peraturan Yang Berlaku. Negara Tujuan Adalah Negara Dimana Barang Tersebut Akan Dikonsumsi/ Diperdagangkan. 10. Pelabuhan EKSPOR Dan IMPOR Pelabuhan EKSPOR Adalah Pelabuhan Dimana Surat Izin Muat Tersebut DikeLUARkan. Pelabuhan IMPOR Adalah Pelabuhan Yang MengeLUARkan Surat Ijin Bongkar Barang.
Ps //Ja Tim .Bp S.G O.Id STATISTIK PERDAGANGAN LUAR NEGERI JAWA TIMUR Xiii JAWA TIMUR Sebesar 1.227,6 Juta Dolar AS, Tahun 2002 Turun Sebesar 52,55 Menjadi 582,5 Juta Dolar AS. Tahun 2003 Kembali Turun Menjadi 553,6 Juta Dolar AS Atau Turun 4,96 Dan Tahun 2004 Turun Cukup Tajam Yaitu Sekitar 198,30 Dan Ini Pertamakalinya PERDAGANGAN JAWA TIMUR Mengalami Defisit Lagi Sejak Tahun 1997. Tahun 2005 Kembali Terjadi Defisit Sebesar 1.159,3 Juta Dolar AS Sehingga Merupakan Defisit Terbesar Pada PERDAGANGAN LUAR NEGERI JAWA TIMUR Dalam Kurun 4 Tahun Terakhir. 2. Perkembangan EKSPOR-IMPOR Migas Dan Non Migas Serta Peranannya Terhadap Total EKSPOR - IMPOR JAWA TIMUR EKSPOR-IMPOR JAWA TIMUR Menunjukkan Trend Yang Terus Meningkat Dalam Waktu Empat Tahun Terakhir 2002-2005. Peningkatan EKSPOR JAWA TIMUR Tahun 2005 Dipengaruhi Oleh Peningkatan EKSPOR Non Migas Yang Meningkat 14,85 Dari 6.194,5 Juta Dolar AS Pada Tahun 2004 Menjadi 7.114,1 Juta Dolar AS Pada Tahun 2005. Grafik 2 Menunjukkan Nilai EKSPOR Non Migas Dalam Kurun Waktu Empat Tahun Terakhir 2002-2005 Yang Terus Mengalami Kenaikan, Meskipun Kenaikannya Tidak Terlalu Besar. Tahun 2003 EKSPOR Non Migas Sebesar 5.484,3 Juta Dolar AS Atau Naik 5,66, Tahun 2004 Naik 12,95 Menjadi 6.194,5 Juta Dolar AS Dan Tahun 2005 7.114,1 Juta Dolar AS Atau Naik 14,85. EKSPOR Migas Tahun 2005 Mengalami Kenaikan Sebesar 89,01 Dari 168,70 Juta Dolar AS Pada Tahun 2004 Menjadi 318,85 Juta Dolar AS Pada Tahun 2005. Meskipun EKSPOR Migas Tahun 2005 Mengalami Kenaikan Yang Cukup Besar Namun Share Terhadap Total EKSPOR JAWA TIMUR Hanya 4,29 Sedangkan Share EKSPOR Non Migas Tahun 2005 Terhadap Total EKSPOR JAWA TIMUR Sebesar 95,75 . Hal Ini Menunjukkan EKSPOR JAWA TIMUR Masih Didominasi Komoditi Non Migas. Grafik 2 Juga Menunjukkan IMPOR Non Migas JAWA TIMUR Mengalami Peningkatan Dalam Kurun Waktu 4 Tahun Terakhir. Tahun 2003 IMPOR Non Migas Naik 6,74 Dari 3.548,4 Juta Dolar AS Pada Tahun 2002 Menjadi 3.787,6 Juta Dolar AS. Tahun 2004 Kenaikannya Lebih Besar, Yaitu 27,96 Dengan Nilai 4.846,7 Juta Dolar AS, Dan Tahun 2005 Sebesar 5.217,8 Juta Dolar AS Atau Naik 7,66. Bila Dilihat Neraca PERDAGANGANnya, Untuk Sektor Non Migas Selama Empat Tahun Terakhir Tetap Surplus. Tahun 2005 Surplus PERDAGANGAN LUAR NEGERI JAWA TIMUR Sebesar 1.896,3 Juta Dolar AS, Naik 40,70 Jika Dibandingkan Dengan Tahun Sebelumnya.
Ps //Ja Tim .Bp S G O.Id STATISTIK PERDAGANGAN LUAR NEGERI JAWA TIMUR Xiv 0 2 4 6 8 Ni Lai J Ut A US 1996 1998 2000 2002 2004 Tahun Grafik 2. Perkembangan EKSPOR - IMPOR Non Migas JAWA TIMUR Tahun 1996 - 2005 EKSPOR IMPOR EKSPOR Migas JAWA TIMUR Tahun 2005 Mengalami Kenaikan 89,01 Dari 168,7 Juta Dolar AS Tahun 2004 Menjadi 318,85 Juta Dolar AS. Seperti Halnya EKSPOR, IMPOR Migas Juga Mengalami Kenaikan Sebesar 63,76 Dari 2.060,7 Juta Dolar AS Tahun 2004 Menjadi 3.374,5 Juta Dolar AS Tahun 2005. Namun Demikian, Nilai IMPOR Migas Selalu Lebih Besar Dari EKSPORnya, Sehingga Neraca PERDAGANGANnya Selalu Defisit Seperti Yang Ditunjukkan Pada Grafik 3. 0 1 2 3 4 N Ila I Ju Ta U S 1996 1998 2000 2002 2004 Tahun Grafik 3. Nilai EKSPOR - IMPOR Migas JAWA TIMUR Tahun 1996 - 2005 EKSPOR IMPOR Peranan EKSPOR Non Migas Dari Tahun 2002 2005 Relatif Stabil Dan Cukup Besar, Masih Diatas 95 Terhadap Total EKSPOR. Peranan EKSPOR Non Migas Terbesar Terjadi Pada Tahun 2002 Yaitu 98,55 Terhadap Total EKSPOR Pada Tahun Yang Sama. Tahun 2003 Peranannya Turun Menjadi 96,75 Tahun 2004 97,35 Dan Tahun 2005
Ps //Ja Tim .Bp S.G O.Id STATISTIK PERDAGANGAN LUAR NEGERI JAWA TIMUR Xv Kembali Turun Menjadi 95,71. Sementara Itu Peranan IMPOR Non Migas Terhadap Total IMPOR Pada Tahun Yang Sama Cenderung Menurun, Tahun 2002 Kontribusinya Terhadap Total IMPOR 75,75 Tahun 2003 74,05 , Tahun 2004 70,17 Dan Tahun 2005 60,73. Di Sektor Migas, Peranan IMPOR Migas Pada Tahun 2002-2005 Justru Terus Mengalami Peningkatan Tabel 3. Tahun 2002 Sebesar 24,25 Tahun 2003 25,95 Tahun 2004 Menjadi 29,83 Dan Tahun 2005 39,27 . Kebutuhan JAWA TIMUR Akan Migas Sangat Tinggi, Dapat Dilihat Dari Neraca PERDAGANGAN LUAR NEGERInya Yang Terus Defisit Selama 10 Tahun Terakhir. Ini Menunjukkan Bahwa JAWA TIMUR Masih Memiliki Ketergantungan Pada IMPOR Migas. Defisit Terbesar Terjadi Tahun 2005 Dengan Nilai 3.055,6 Juta Dolar AS. EKSPOR Migas JAWA TIMUR Memiliki Peran Sebesar 4,29 Terhadap Total EKSPOR Tahun 2005 Sedangkan Peranan IMPOR Migas Terhadap Total IMPOR Adalah 39,27. 3. Nilai EKSPOR-IMPOR JAWA TIMUR Menurut Pelabuhan Tahun 2004 Pelabuhan Yang Memiliki Nilai EKSPOR Diatas 100 Juta Dolar AS Hanya Pelabuhan Tanjung Perak Dan Juanda Sedangkan Tahun 2005, Terdapat Tiga Pelabuhan Muat Dengan Nilai EKSPOR Diatas 100 Juta Dolar AS Yaitu Pelabuhan Tanjung Perak, Tuban Dan Giligenteng. Tahun 2002 EKSPOR JAWA TIMUR Yang Melalui Pelabuhan Tanjung Perak Sebesar 4.989 Juta Dolar AS, Naik Menjadi 5.282,4 Juta Dolar AS Pada Tahun 2003, Tahun 2004 Naik Lg Menjadi 5.974,3 Juta Dolar AS Dan Tahun 2005 Menjadi 6.925,53 Juta Dolar AS. Nilai EKSPOR Yang Melalui Pelabuhan Tuban Pada Tahun 2003 Mencapai Diatas 100 Juta Dolar AS Sedangkan Pada Tahun 2004 Justru Mengalami Penurunan Dan Tahun 2005 Kembali Meningkat. Pelabuhan Tuban Mengalami Penurunan EKSPOR Sebesar 17,3 Dari 108,82 Juta Dolar AS Pada Tahun 2003 Menjadi 89,99 Juta Dolar AS Pada Tahun 2004, Kemudian Meningkat 211,87 Menjadi 280,66 Juta Dolar AS. Tabel 4B Menunjukkan Pelabuhan Giligenteng Pada Tahun 2004 Tidak Ada Kegiatan Bongkar Muat Barang, Tetapi Tahun 2005 Nilai EKSPORnya Langsung Berada Diurutan Ketiga Terbesar Diantara Pelabuhan Lainnya. Tahun 2005 Nilai EKSPOR Yg Dimuat Di Pelabuhan Giligenting Sebesar 151,89 Juta Dolar AS. Tabel 5A. Dan Tabel 5B. Menyajikan Pelabuhan IMPOR Yang Memiliki Nilai IMPOR Diatas 100 Juta US Dolar AS Tahun 2005 Yaitu Tanjung Perak, Panarukan, Gresik, Dan Juanda. Seperti Halnya Dengan EKSPOR, Tanjung Perak Memiliki Nilai IMPOR Yang Sangat Besar Jika Dibandingkan Dengan Tiga Pelabuhan Lainnya. Selama
Ps //Ja Tim .Bp S.G O.Id STATISTIK PERDAGANGAN LUAR NEGERI JAWA TIMUR Xvi Empat Tahun Terakhir, IMPOR JAWA TIMUR Yang Melalui Pelabuhan Tanjung Perak Terus Meningkat, Tahun 2002 Nilai IMPORnya 3.433,5 Juta Dolar AS Tahun 2003 Naik Menjadi 3.710 Juta Dolar AS, Tahun 2004 Naik Menjadi 4.882,36 Juta Dolar AS Dan Tahun 2005 Kembali Meningkat Menjadi 5.649,27 Juta Dolar AS. Tahun 2004 Dan 2005 Pelabuhan IMPOR JAWA TIMUR Yang Mencapai Nilai Diatas 100 Juta Dolar AS, Tetap Sama, Hanya Urutannya Yang Sedikit Berubah. Pada Tahun 2004, Gresik Berada Diurutan Keempat Sedangkan Tahun 2005 Berada Diurutan Ketiga. 4. EKSPOR-IMPOR JAWA TIMUR Menurut Harmonized System HS A. Berdasarkan Kelompok Barang 2 Digit HS Urutan Lima Besar EKSPOR JAWA TIMUR Tahun 2005 Menurut Kelompok Barang HS 2 Digit Tabel 6, Yang Pertama Adalah Komoditi Kertas Dan Kertas Karton HS48, Dikuti Oleh Kelompok Katoda Dan Bagian Dari Katoda HS74, Barang Kayu Dan Beberapa Barang Dari Kayu HS44, Perabot Rumah Dari Kayu HS94, Ikan Dan Udang-Udangan HS03. Tahun 2004, HS94 Berada Di Urutan Ketiga, HS03 Berada Di Urutan Keempat, Tetapi Dua Komoditi Itu Menurun Peringkatnya Pada Tahun 2005. Secara Umum, Lima Kelompok Barang Komoditi EKSPOR Selalu Sama Selama Empat Tahun, Hanya Peranan Masing-Masing Kelompok Yang Berubah-Ubah. Tahun 2005 Empat Besar Komoditi EKSPOR Didominasi Oleh Sektor Industri, Sehingga Bisa Dikatakan Propinsi JAWA TIMUR Cukup Potensial Dari Sektor Industri. Jika Diperhatikan, Kelompok Ikan Dan Udang-Udangan HS03 Terus Menurun Peringkatnya Meskipun Nilainya Meningkat Selama Tahun 2001-2005. Tahun 2001 Dan 2002 HS03 Menempati Urutan Kedua Penyumbang EKSPOR Utama Dengan Nilai 495,7 Juta Dolar AS Dan 463,2 Juta Dolar AS. Pada Tahun 2003 Nilai EKSPORnya Meningkat Menjadi 480,9 Juta Dolar AS Tetapi Peranannya Terhadap Total EKSPOR Justru Turun Menjadi Penyumbang Terbesar Ketiga Setelah Kayu Dan Beberapa Barang Dari Kayu. Tahun 2004, Peranannya Terhadap Total EKSPOR Kembali Turun Ke Urutan Keempat Dengan Nilai 484,9 Juta Dolar AS. Tahun 2005 Dengan Nilai 534,26 Juta Dolar AS, HS03 Berada Diurutan Kelima Penyumbang EKSPOR. Bila Dilihat Nilainya Yang Terus Meningkat, Komoditi Ikan Dan Udang-Udangan Lainnya Merupakan Komoditi Yang Cukup Potensial Untuk Terus Dikembangkan Oleh Pemerintah Propinsi JAWA TIMUR. Komoditi IMPOR JAWA TIMUR Tahun 2005 Yang Menempati Urutan Lima Besar Adalah Kelompok Barang Bahan Bakar Mineral, Minyak Mineral HS27, Kelompok
Ps //Ja Tim .Bp S.G O.Id STATISTIK PERDAGANGAN LUAR NEGERI JAWA TIMUR Xvii Reactor Nuklir, Ketel Uap, Mesin Dan Pesawat Mekanik HS84, Besi Dan Baja HS72, Ampas Dan Sisa Dari Industri Makanan HS23, Plastik Dan Barang Dari Plastik HS39. Kelompok HS27, HS84 Dan HS72 Selalu Berada Di Urutan Yang Sama Dari Tahun 2002-2005 Dan Memiliki Nilai IMPOR Yang Terus Meningkat. Tahun 2002 Nilai IMPOR HS27 1.141,9 Juta Dolar AS Tahun 2003 Mencapai 1.333,5 Juta Dolar AS Dan Tahun 2004 Meningkat 56,01 Menjadi 2.080,4 Juta Dolar AS. Tahun 2005 Nilai IMPOR HS27 Menjadi 3.380,73 Atau Meningkat 62,50. Komoditi HS84, Tahun 2002 Memiliki Nilai IMPOR 433,3 Juta Dolar AS Tahun 2003 Naik Menjadi 447,2 Juta Dolar AS Dan Tahun 2004 Nilainya 644,6 Juta Dolar Atau Naik 44,14. Tahun 2005 Menjadi 692,23 Juta Dolar AS. Komoditi Penyumbang IMPOR Ketiga Pada Tahun 2005 Adalah Besi Dan Baja HS72 Dengan Nilai 582,79 Juta Dolar AS. B. Berdasarkan Kelompok Barang 9 Digit HS Dilihat Dari Kelompok Barang 9 Digit HS, Lima Besar Komoditi EKSPOR Hampir Tidak Ada Perubahan Dari Tahun 2002-2004. Komoditi Udang Beku, Kertas Dan Karton, Produk Dari Kayu, Produk Dari Tembaga Berupa Katoda Dan Bagian Dari Katoda, Masih Merupakan Komoditi Utama EKSPOR Tabel 8. Tetapi Tahun 2005 Terjadi Perubahan Yang Cukup Signifikan Pada Komoditi Udang Besar Dan Kecil. Sejak Tahun 2001-2004 Komoditi Udang Beku Yang Merupakan Komoditas Unggulan Sektor Pertanian, Masih Menduduki Peringkat Pertama EKSPOR. Tetapi Tahun 2005 Udang Beku Menempati Posisi Ketiga Penyumbang EKSPOR Utama Dengan Nilai 317,79 Juta Dolar AS, Turun 0,29 Dibandingkan Dengan Tahun 2004. Bila Dilihat Dari Tahun 2002, EKSPOR Udang Sempat Turun 15,96 Dengan Nilai 309,15 Juta Dolar Dibandingkan Tahun Sebelumnya. Namun, Tahun 2003 Meningkat Menjadi 326,92 Juta Dolar AS, Kemudian Tahun 2004 Dan 2005 Turun Menjadi 318,7 Juta Dolar AS Dan 317,8 Juta Dolar AS. Tahun 2005 Komoditi EKSPOR Yang Naik Peringkatnya Dibanding Tahun 2004 Adalah Produk Dari Tembaga Berupa Katoda Dan Bagian Dari Katoda Dan Kertas Tulis/Cetak HVS Dan HVO. Tahun 2004 Produk Dari Tembaga Berupa Katoda Dan Bagian Dari Katoda Berada Pada Urutan Ketiga Dengan Nilai EKSPOR 248,27 Juta Dolar AS Kemudian Naik 99,83 Pada Tahun 2005 Menjadi 496,14 Juta Dolar AS Menduduki Urutan Pertama EKSPOR JAWA TIMUR. Sementara Itu, Pada Tahun 2004 Komoditi Kertas Tulis/Cetak HVS Atau HVO Menempati Posisi Kelima Penyumbang EKSPOR Utama Setelah Tahun-Tahun Sebelumnya Hanya Berada Di Posisi 10 Besar.
Ps //Ja Tim .Bp S.G O.Id STATISTIK PERDAGANGAN LUAR NEGERI JAWA TIMUR Xviii Tahun 2005 Kertas Tulis/Cetak HVS Dan HVO Meningkat 84,23 Dengan Nilai EKSPOR 349,47 Juta Dolar AS Dan Berada Di Posisi Kedua Komoditi EKSPOR Utama. Dari Sisi IMPOR, Lima Komoditi Utama IMPOR Dari Tahun 2003-2005 Adalah Sama, Termasuk Urutannya. Komoditi Tersebut Antara Lain Bahan Bakar Sulingan, Bahan Bakar Motor Selain Bahan Bakar Pesawat Terbang, Kerosene Selain Tipe Bahan Bakar Jet, Bungkil Dan Ampas Padat Lainnya, Serta Gandum Selain Benih Gandum. Sementara Itu, Tiga Komoditi Utama Yang Mendominasi IMPOR Tahun 2003-2005 Adalah Produk Minyak Bumi, Yaitu Bahan Bakar Sulingan, Bahan Bakar Motor Selain Bahan Bakar Pesawat Terbang, Kerosene Selain Tipe Bahan Bakar Jet. Sisanya, Produk Hasil Pertanian Yaitu Bungkil Dan Ampas Padat Lainnya Serta Gandum Selain Benih Gandum. Jika Dibandingkan Dengan Tahun 2004, Nilai Tiga Komoditi Utama IMPOR Meningkat. Nilai IMPOR Bahan Bakar Meningkat Sebesar 46,76, Bahan Bakar Motor Selain Bahan Bakar Pesawat Terbang Peningkatannya Cukup Signifikan Yaitu 121,71, Sedangkan Kerosene Selain Tipe Bahan Bakar Jet Meningkat 59,73. Berbeda Dengan Tiga Komoditi Diatas, Produk Hasil Pertanian Justru Menurun Nilainya, Bungkil Dan Ampas Padat Lainnya Menurun 4,16 Serta Gandum Selain Benih Gandum Penurunannya 13,19. Tahun 2005 IMPOR Bahan Bakar Sulingan Menyumbang 23,47 Terhadap Total IMPOR, Bahan Bakar Motor Selain Bahan Bakar Pesawat Terbang 9,66, Serta Kerosene, Selain Tipe Bahan Bakar Jet, Kontribusinya Terhadap Total IMPOR Sebesar 5,43. Bungkil Dan Ampas Padat Lainnya Serta Gandum Selain Benih Gandum Masing-Masing Menyumbang 2,22 Dan 1,36. Total Nilai Kelima Komoditi Utama Terhadap Total IMPOR Mencapai 43,42 . 5. EKSPOR-IMPOR JAWA TIMUR Menurut Negara Tujuan Dan Negara Asal Utama Dalam Kurun Waktu Empat Tahun Terakhir, Mitra Dagang Utama Untuk EKSPOR JAWA TIMUR Tidak Ada Perubahan, Yaitu Jepang, USA, Malaysia, China, Dan Australia. Ini Berarti Kelima Negara Tersebut Masih Menjadi Negara Tujuan Utama EKSPOR. Selama Periode Tersebut, Jepang Selalu Menjadi Negara Tujuan EKSPOR Pertama JAWA TIMUR Dengan Nilai EKSPOR Yang Terus Meningkat, Yaitu Tahun 2002 Nilai EKSPOR 1.093,54 Juta Dolar AS, Tahun 2003 Meningkat Menjadi 1.191,38 Juta Dolar AS, Tahun 2004 Menjadi 1.213,8 Juta Dolar AS Dan Tahun 2005 Nilainya 1.366,43 Juta Dolar AS.