Deep Search Publikasi

Merupakan fitur yang memungkinkan pengguna untuk mencari kata kunci di dalam dokumen Publikasi

STATISTIK PENDUDUK LANJUT USIA SUMATERA SELATAN 2014 STATISTIK PENDUDUK LANJUT USIA SUMATERA SELATAN 2014
STATISTIK PENDUDUK LANJUT USIA SUMATERA SELATAN 2014

BPS Prov. Sumatera Selatan

Lihat Publikasi
Cari kata kunci:

Menampilkan 1 halaman dengan kata kunci "STATISTIK PENDUDUK LANJUT USIA SUMATERA SELATAN 2014"

Halaman 1
Lihat Detail

Katalog BPS 4101.16 STATISTIK PENDUDUK LANJUT USIA SUMATERA SELATAN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Katalog BPS 4101.16 STATISTIK PENDUDUK LANJUT USIA SUMATERA SELATAN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK LANJUT USIA SUMATERA SELATAN 2014 Seri Serie ISBN ISBN 979-470-369-9 Nomor Publikasi Publication Number 16523.15.05 Katalog BPS BPS Catalogue 4101.16 Ukuran Buku Book Size Jumlah Halaman Total Pages Naskah Manuscript STATISTIK Sosial Social Statistics Gambar Kulit Cover Design STATISTIK Sosial Social Statistics Diterbitkan Oleh Published By Badan Pusat STATISTIK, SUMATERA SELATAN BPS, South SUMATERA Dicetak Oleh Printed By Boleh Dikutip Dengan Menyebut Sumbernya May Be Cited With Reference To The Sourse Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Tim Penyusunan Penulisan STATISTIK PENDUDUK LANJUT USIA SUMATERA SELATAN 2014 Pengarah/ Ir. Bachdi Ruswana, MM. Director Editor/ Berdikarjaya, SE, MM. Editor Penulis Dana Megayani, S.ST Writer Marelly Suzan, M.Si Pengolah Data/Penyiapan Draft Dana Megayani, S.ST Data Processing/Draft Preparation Marelly Suzan, M.Si Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id KATA PENGANTAR PENDUDUK LANJUT USIA Lansia Pada Umumnya Memiliki Fisik Maupun Non Fisik Yang Kondisinya Telah Banyak Mengalami Penurunan Akibat Proses Alamiah Yang Disebut Dengan Proses Menua. Memperhatikan Kondisi Sosial Ekonomi, Termasuk Derajat Kesehatan Dan Tingkat Produktifitas PENDUDUK Lansia Pada Umumnya Berbeda Dengan Kelompok Umur Yang Lebih Muda, Maka Arah Dan Strategi Pembangunan Dan Pemberdayaan Dalam Rangka Peningkatan Kesejahteraan PENDUDUK Lansia Perlu Mendapat Perhatian Khusus. Publikasi Mengenai PENDUDUK Lansia Diterbitkan Oleh Badan Pusat STATISTIK Provinsi SUMATERA SELATAN, Bertujuan Untuk Menyajikan Gambaran Secara Makro Mengenai Kondisi Dan Situasi PENDUDUK Lansia Di SUMATERA SELATAN Yang Dilihat Dari Berbagai Aspek Penting, Seperti Struktur Demografis, Pendidikan, Kegiatan Ekonomi Dan Kesehatan. Kepada Semua Pihak Yang Telah Membantu Terwujudnya Publikasi Ini, Baik Langsung Maupun Tidak Langsung Diucapkan Terima Kasih. Kritik Dan Saran Untuk Perbaikan Dan Penyempurnaan Publikasi Yang Akan Datang Sangat Diharapkan. Palembang, November 2015 Kepala Badan Pusat STATISTIK Prov. SUMATERA SELATAN Ir. H. Bachdi Ruswana, MM NIP. 19570715 198003 1002 Ht Tp // Su M Se L. Ps .G O. Id DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAN TABEL BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Maksud Dan Tujuan 3 1.3 Sistematika Penyajian 3 BAB II METODOLOGI 5 2.1 Sumber Data 5 2.2 Keterbatasan Data 6 2.3 Ruang Lingkup 6 2.4 Konsep Dan Definisi 6 BAB III STRUKTUR DEMOGRAFIS PENDUDUK LANSIA 11 3.1 Perkembangan Struktur PENDUDUK SUMATERA SELATAN 12 3.2 Rasio Ketergantungan PENDUDUK Tua 13 3.3 Distribusi Dan Komposisi PENDUDUK LANJUT USIA 14 3.4 Peranan PENDUDUK Lansia Di Dalam Rumah Tangga 16 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id BAB IV PENDIDIKAN PENDUDUK LANSIA 19 4.1 Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan 20 4.2 Kemampuan Membaca Dan Menulis 22 BAB V KESEHATAN PENDUDUK LANSIA 25 5.1 Keluhan Kesehatan 26 5.2 Angka Kesakitan 28 5.3 Lama Sakit 29 5.4 Cara Berobat 31 BAB VI KEGIATAN EKONOMI PENDUDUK LANSIA 35 6.1 Partisipasi Angkatan Kerja PENDUDUK Lansia 36 6.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK PENDUDUK Lansia 28 6.3 Lapangan Usaha 39 6.4 Status Pekerjaan 41 6.5 Jumlah Jam Kerja 43 BAB VII PENUTUP 45 LAMPIRAN TABEL Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id DAFTAR GAMBAR DAN TABEL GAMBAR Halaman Gambar 3.1 Piramida PENDUDUK SUMATERA SELATAN Tahun 2014 12 Gambar 3.2 Persentase PENDUDUK Lansia Menurut Peran Keanggotaan 16 Dalam Rumah Tangga, Jenis Kelamin, Dan Tipe Daerah, SUMATERA SELATAN 2014 Gambar 4.1 Persentase PENDUDUK Lansia Menurut Tipe Daerah Dan Pendidikan 21 Tertinggi Yang Ditamatkan, SUMATERA SELATAN 2014 Gambar 4.2 Persentase PENDUDUK Lansia Yang Buta Huruf Menurut Tipe Daerah, 23 Dan Jenis Kelamin, SUMATERA SELATAN 2014 Gambar 5.1 Persentase PENDUDUK Lansia Yang Mempunyai Keluhan Kesehatan 26 Selama Sebulan Yang Lalu Menurut Jenis Kelamin Dan Tipe Daerah, SUMATERA SELATAN 2014 Gambar 5.2 Angka Kesakitan PENDUDUK Lansia Menurut Jenis Kelamin Dan Tipe 28 Daerah, SUMATERA SELATAN 2014 Gambar 6.1 TPAK PENDUDUK Lansia Menurut Tipe Daerah Dan Jenis Kelamin, 40 SUMATERA SELATAN 2014 Gambar 6.2 Persentase PENDUDUK Lansia Yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi 41 Yang Ditamatkan Dan Kelompok Lapangan Usaha, SUMATERA SELATAN 2014 Gambar 6.3 Persentase PENDUDUK Lansia Yang Bekerja Menurut Tipe Daerah Dan 43 Jumlah Jam Kerja Selama Seminggu, SUMATERA SELATAN 2014 Gambar 6.4 Persentase PENDUDUK Lansia Yang Bekerja Menurut Jenis Kelamin 44 Dan Jumlah Jam Kerja Selama Seminggu, SUMATERA SELATAN 2014 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Tabel Halaman Tabel 3.1 Angka Rasio Ketergantungan PENDUDUK Tua Menurut Jenis 13 Kelamin, SUMATERA SELATAN 2006-2014 Tabel 3.2 Jumlah Dan Persentase PENDUDUK Lansia Menurut Jenis Kelamin 14 Dan Tipe Daerah, SUMATERA SELATAN 2014 Tabel 3.3 Persentase PENDUDUK Lansia Menurut Jenis Kelamin, Tipe Daerah 15 Dan Status Perkawinan, SUMATERA SELATAN 2014 Tabel 4.1 Persentase PENDUDUK Lansia Menurut Pendidikan Tertinggi Yang 20 Ditamatkan Dan Jenis Kelamin, SUMATERA SELATAN 2014 Tabel 5.1 Persentase PENDUDUK Lansia Yang Mempunyai Keluhan Kesehatan 27 Selama Sebulan Yang Lalu Menurut Jenis Keluhan, Tipe Daerah Dan Jenis Kelamin, SUMATERA SELATAN 2014 Tabel 5.2 Persentase PENDUDUK Lansia Yang Sakit Menurut Lamanya Sakit 30 Dan Tipe Daerah, SUMATERA SELATAN 2014 Tabel 5.3 Persentase PENDUDUK Lansia Yang Berobat Sendiri Menurut Jenis 31 Obat Yang Digunakan Dan Tipe Daerah, SUMATERA SELATAN 2014 Tabel 5.4 Persentase PENDUDUK Lansia Yang Berobat Jalan Menurut Tempat 33 Berobat, Tipe Daerah Dan Jenis Kelamin, SUMATERA SELATAN 2014 Tabel 6.1 Persentase PENDUDUK Lansia Menurut Jenis Kegiatan, Tipe Daerah 37 Dan Jenis Kelamin, SUMATERA SELATAN 2014 Tabel 6.2 Persentase PENDUDUK Lansia Yang Bekerja Menurut Kelompok 39 Lapangan Usaha Dan Tipe Daerah, SUMATERA SELATAN Tahun 2014 Tabel 6.3 Persentase PENDUDUK Lansia Yang Bekerja Menurut Tipe Daerah, 42 Jenis Kelamin Dan Status Pekerjaan, SUMATERA SELATAN 2014 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id DAFTAR TABEL LAMPIRAN Tabel 1.1 Persentase PENDUDUK Menurut Kabupaten/Kota Dan Kelompok Umur Di SUMATERA SELATAN, 2014 Tabel 1.2 Persentase PENDUDUK Laki-Laki Menurut Kabupaten/Kota Dan Kelompok Umur Di SUMATERA SELATAN, 2014 Tabel 1.3 Persentase PENDUDUK Perempuan Menurut Kabupaten/Kota Dan Kelompok Umur Di SUMATERA SELATAN, 2014 Tabel 2 Persentase PENDUDUK Lansia Menurut Kabupaten/Kota, Jenis Kelamin Dan Tipe Daerah Di SUMATERA SELATAN, 2014 Tabel 3.1 Persentase PENDUDUK Lansia Menurut Kabupaten/Kota Dan Status Perkawinan, Di SUMATERA SELATAN 2014 Tabel 3.2 Persentase PENDUDUK Lansia Laki-Laki Menurut Kabupaten/Kota Dan Status Perkawinan, Di SUMATERA SELATAN 2014 Tabel 3.3 Persentase PENDUDUK Lansia Perempuan Menurut Kabupaten/Kota Dan Status Perkawinan, Di SUMATERA SELATAN 2014 Tabel 4 Persentase PENDUDUK Lansia Menurut Kabupaten/Kota Dan Tingkat Pendidikan Tertinggi, Di SUMATERA SELATAN 2014 Tabel 5.1 Persentase PENDUDUK Lansia Menurut Kabupaten Dan Kemampuan Membaca Dan Menulis, Di SUMATERA SELATAN 2014 Tabel 5.2 Persentase PENDUDUK Lansia Laki-Laki Menurut Kabupaten Dan Kemampuan Membaca Dan Menulis, Di SUMATERA SELATAN 2014 Tabel 5.3 Persentase PENDUDUK Lansia Perempuan Menurut Kabupaten Dan Kemampuan Membaca Dan Menulis, Di SUMATERA SELATAN 2014 Tabel 7 Persentase PENDUDUK Lansia Menurut Kabupaten/Kota, Mengalami Keluhan Kesehatan Dan Angka Kesakitan Lansia Di SUMATERA SELATAN 2014 Tabel 8.1 Persentase PENDUDUK Lansia Menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah Perkotaan Dan Lama Hari Sakit Di SUMATERA SELATAN 2014 Tabel 8.2 Persentase PENDUDUK Lansia Menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah Pedesaan Dan Lama Hari Sakit Di SUMATERA SELATAN 2014 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Tabel 8.3 Persentase PENDUDUK Lansia Menurut Kabupaten/Kota Dan Lama Hari Sakit Di SUMATERA SELATAN 2014 Tabel 9.1 Persentase PENDUDUK Lansia Yang Berobat Sendiri Menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah Perkotaan Dan Jenis Obat Yang Digunakan Di SUMATERA SELATAN 2014 Tabel 9.2 Persentase PENDUDUK Lansia Yang Berobat Sendiri Menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah Pedesaan Dan Jenis Obat Yang Digunakan Di SUMATERA SELATAN 2014 Tabel 9.3 Persentase PENDUDUK Lansia Yang Berobat Sendiri Menurut Kabupaten/Kota Dan Jenis Obat Yang Digunakan Di SUMATERA SELATAN 2014 Tabel 10 Persentase PENDUDUK Lansia Yang Berobat Jalan Menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah Dan Jenis Kelamin Jenis Di SUMATERA SELATAN 2014 Tabel 11.1 Persentase PENDUDUK Lansia Yang Sakit Menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah Perkotaan, Dan Tempat Berobat Jalan Di SUMATERA SELATAN 2014 Tabel 11.2 Persentase PENDUDUK Lansia Yang Sakit Menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah Pedesaan Dan Tempat Berobat Jalan Di SUMATERA SELATAN 2014 Tabel 11.3 Persentase PENDUDUK Lansia Yang Sakit Menurut Kabupaten/Kota, Dan Tempat Berobat Jalan, Di SUMATERA SELATAN 2014 Tabel 12 Persentase PENDUDUK Lansia Yang Bekerja Menurut Kabupaten/Kota Dan Jenis Kelamin, Di SUMATERA SELATAN 2014 Tabel 13 TPAK PENDUDUK Lansia Menurut Kabupaten/Kota Dan Tipe Daerah, Di SUMATERA SELATAN 2014 Tabel 14.1 Persentase PENDUDUK Lansia Menurut Kabupaten/Kota Dan Lapangan Usaha, Di SUMATERA SELATAN 2014 Tabel 14.2 Persentase PENDUDUK Lansia Menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah Perkotaan Dan Lapangan Usaha, Di SUMATERA SELATAN 2014 Tabel 14.3 Persentase PENDUDUK Lansia Menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah Pedesaaan Dan Lapangan Usaha, Di SUMATERA SELATAN 2014 Tabel 15.1 Persentase PENDUDUK Lansia Menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah Perkotaan Dan Status Pekerjaan Di SUMATERA SELATAN 2014 Tabel 15.2 Persentase PENDUDUK Lansia Menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah Pedesaan Dan Status Pekerjaan Di SUMATERA SELATAN 2014 Tabel 15.3 Persentase PENDUDUK Lansia Menurut Kabupaten/Kota Dan Status Pekerjaan Di SUMATERA SELATAN 2014 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Tabel 16.1 Persentase PENDUDUK Lansia Laki-Laki Yang Bekerja Menurut Kabupaten/Kota Dan Jumlah Jam Kerja Jam Selama Seminggu Yang Lalu, Di SUMATERA SELATAN 2014 Tabel 16.2 Persentase PENDUDUK Lansia Perempuan Yang Bekerja Menurut Kabupaten/Kota, Jenis Kelamin Dan Jumlah Jam Kerja Jam Selama Seminggu Yang Lalu, Di SUMATERA SELATAN 2014 Tabel 16.3 Persentase PENDUDUK Lansia Yang Bekerja Menurut Kabupaten/Kota Dan Jumlah Jam Kerja Jam Selama Seminggu Yang Lalu, Di SUMATERA SELATAN 2014 Tabel 17.1 Persentase PENDUDUK Lansia Yang Bekerja Menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah Perkotaan Dan Jumlah Jam Kerjajam Selama Seminggu Yang Lalu, Di SUMATERA SELATAN 2014 Tabel 17.2 Persentase PENDUDUK Lansia Yang Bekerja Menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah Pedesaan Dan Jumlah Jam Kerjajam Selama Seminggu Yang Lalu, Di SUMATERA SELATAN 2014 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 2014 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan Di Bidang Kesehatan, Semakin Meningkatnya Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Dan Pengetahuan Masyarakat Akan Bermuara Pada Membaiknya Kesejahteraan Rakyat, Sehingga Akan Meningkatkan Angka Rata-Rata USIA Harapan Hidup PENDUDUK. Peningkatan Angka Rata-Rata Harapan Hidup Yang Mencerminkan Makin Bertambah Panjangnya Masa Hidup PENDUDUK Secara Keseluruhan Berdampak Pada Peningkatan Jumlah PENDUDUK LANJUT USIA Lansia, Seperti Halnya Yang Terjadi Di Provinsi SUMATERA SELATAN Dimana Meningkatnya Angka Rata-Rata Harapan Hidup PENDUDUK Membawa Konsekuensi Makin Bertambahnya Jumlah PENDUDUK Lansia Di Provinsi SUMATERA SELATAN. SUMATERA SELATAN Termasuk Provinsi Yang Mendekati Era PENDUDUK Berstruktur Tua Aging Population Dengan Proporsi PENDUDUK Lansianya Telah Berada Pada Rata-Rata 7 Persen PENDUDUK USIA Tua. Terjadinya Perubahan Struktur PENDUDUK SUMATERA SELATAN Menuju Era PENDUDUK Berstruktur Tua Perlu Diantisipasi Secara Dini Dan Diperhatikan Secara Khusus. PENDUDUK Lansia Pada Umumnya Memiliki Fisik Maupun Non Fisik Yang Kondisinya Telah Banyak Mengalami Penurunan Akibat Proses Alamiah Yang Disebut Dengan Proses Menua Atau Aging. Kusumoputro 2002 Menyebutkan Bahwa Proses Menua Aging Adalah Proses Alami Yang Disertai Adanya Penurunan Kondisi Fisik, Psikologis Maupun Sosial Yang Saling Berinteraksi Satu Sama Lain. Kondisi Ini Mengisyaratkan Bahwa Peningkatan Jumlah PENDUDUK Lansia Juga Membawa Konsekuensi Makin Meningkatnya Kebutuhan Pelayanan Bagi PENDUDUK Lansia, Khususnya Pelayanan Sosial. Kondisi Fisik Maupun Non Fisik Dari PENDUDUK Lansia Yang Telah Banyak Mengalami Penurunan Akibat Dari Proses Alamiah, Sejalan Dengan Semakin Bertambahnya Umur, Juga Mengakibatkan Menurunnya Tingkat Produktifitas Bahkan Pada Akhirnya Tidak Mampu Lagi Melakukan Kegiatan Ekonomi, Baik Untuk Memenuhi Kebutuhannya Sendiri Maupun Keluarganya. Dengan Demikian, Secara Ekonomis PENDUDUK Lansia Digolongkan Sebagai PENDUDUK Yang Tidak Produktif, Dan Meningkatnya Jumlah PENDUDUK Lansia Pada Dasarnya Identik Dengan Makin Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 20142 Meningkatnya Jumlah PENDUDUK Yang Tidak Produktif. Kondisi Ini Jika Tidak Segera Diantisipasi Dan Dicarikan Pemecahannya Akan Mengakibatkan Meningkatnya Beban Tanggungan PENDUDUK Produktif Yaitu Mereka Yang BerUSIA 15-59 Tahun Walaupun Di Banyak Literature USIA Produktif 15-64 Tahun. Penurunan Kondisi Fisik Maupun Non Fisik Yang Terjadi Pada Lansia Selain Berakibat Pada Produktivitas Dari Segi Ekonomis, Yang Utama Adalah Penurunan Pada Segi Kesehatan Lansia. Kondisi Kesehatan Menjadi Masalah Utama Yang Umumnya Dihadapi Oleh Sebagian Besar PENDUDUK Lansia. Penurunan Kondisi Fisik Dan Mental PENDUDUK Lansia Seiring Dengan Bertambahnya Umur, Mengakibatkan Para Lansia Sangat Rawan Terhadap Gangguan Berbagai Penyakit. Gangguan Penyakit Lupa Ingatan Pikun Yang Popular Dengan Nama Syndroma Complex Adalah Salah Satu Gangguan Penyakit Yang Banyak Dialami Oleh Para Lansia. Mempertimbangkan Hal Tersebut, Maka Pertambahan Jumlah PENDUDUK Lansia Perlu Diantisipasi Dengan Mempermudah Akses PENDUDUK Lansia Terhadap Berbagai Pelayanan Kesehatan. Gambaran Ini Menunjukkan Bahwa Penanganan PENDUDUK Lansia Perlu Dilakukan Secara Komprehensif. Pembangunan ManUSIA Indonesia Sebagai Suatu Paradigma Baru Dalam Pelaksanaan Pembangunan Di Indonesia Diharapkan Dapat Membuat Pilihan-Pilihan Penting, Antara Lain Berumur Panjang Dan Sehat, Menguasai Ilmu Pengetahuan, Mempunyai Akses Terhadap Sumber Daya Yang Dibutuhkan Agar Dapat Hidup Layak Sehingga Dapat Memberikan Keseimbangan Dalam Hidupnya. Sedangkan Muara Dari Pembangunan ManUSIA Indonesia Adalah Meningkatnya Kesejahteran Rakyat. Oleh Karena Itu Terdapat Korelasi Antara Meningkatnya Jumlah Lansia Dari Tahun Ke Tahun Dengan Keberhasilan Dalam Peningkatan Kesejahteraan Rakyat Karena Meningkatnya Sosial Ekonomi Masyarakat Akan Membawa Dampak Terhadap Meningkatnya USIA Harapan Hidup Yang Berarti Meningkatnya Lansia Dan Memperbesar Angka Beban Ketergantungan. Hal Tersebut Perlu Diantisipasi Oleh Pemerintah Dengan Mengambil Langkah-Langkah Kebijakan Yang Tepat Dan Melibatkan Partisipasi Kalangan Dunia Usaha Dan Masyarakat Sipil Agar Lebih Siap Dalam Menghadapi Semakin Meningkatnya Jumlah Lansia Di Indonesia. Arah Dan Strategi Pembangunan Dan Pemberdayaan Dalam Rangka Peningkatan Kesejahteraan PENDUDUK Lansia Sebaiknya Dilakukan Secara Terpadu Dan Lintas Sektor. Sejalan Dengan Itu, Tersedianya Data STATISTIK Dan Berbagai Indikator Yang Dapat Memberikan Gambaran Secara Makro Mengenai Kondisi Dan Potensi Ht Tp // Su M Se L. Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 2014 3 PENDUDUK Lansia Pada Berbagai Aspek Penting Seperti Demografis, Pendidikan, Ekonomi Dan Kesehatan, Baik Pada Level Nasional, Provinsi, Maupun Kabupaten/Kota, Akan Sangat Membantu Mempertajam Arah Dan Sasaran Pembangunan Dan Pemberdayaan PENDUDUK Lansia. 1.2 Maksud Dan Tujuan Maksud Dan Tujuan Penyusunan Publikasi Ini Adalah Memberikan Gambaran Secara Makro Mengenai Kondisi Dan Situasi PENDUDUK Lansia Di SUMATERA SELATAN Dilihat Dari Berbagai Aspek Penting, Seperti Struktur Demografis, Pendidikan, Kegiatan Ekonomi Dan Kesehatan. Gambaran Mengenai Situasi Dan Kondisi PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN Dalam Publikasi Ini Disajikan Baik Pada Tingkat Provinsi Maupun Kabupaten/Kota, Dibedakan Menurut Tipe Daerah Dan Jenis Kelamin. Diharapkan Penyajian Data Ini Dapat Berguna Terutama Bagi Peneliti, Perencana Dan Pengambil Keputusan Di Bidang Sosial Dan KePENDUDUKan, Khususnya Yang Terkait Dengan PENDUDUK Lansia. 1.3 Sistematika Penyajian Publikasi STATISTIK PENDUDUK LANJUT USIA SUMATERA SELATAN 2014 Ini Disajikan Dalam Tujuh Bab, Yaitu Bab I. Pendahuluan Disajikan Fenomena-Fenomena Yang Melatarbelakangi Penyusunan Publikasi Ini Maksud Dan Tujuan Serta Sistematika Penyajian. Bab II. Metodologi Disajikan Metodologi Berupa Sumber Data Ruang Lingkup Keterbatasan Data Serta Konsep Dan Definisi. Bab III. Struktur Demografi PENDUDUK Lansia Bab IV. Pendidikan PENDUDUK Lansia Bab V. Kesehatan PENDUDUK Lansia Bab VI. Kegiatan Ekonomi PENDUDUK Lansia Bab VII. Penutup Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 20144 Halaman Ini Sengaja Dikosongkan Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 2014 5 BAB 2 METODOLOGI 2.1 Sumber Data Sumber Data Utama Yang Digunakan Dalam Penyusunan Publikasi STATISTIK PENDUDUK LANJUT USIA Adalah Dari Data Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Susenas Tahun 2014 Dan Dari Data Hasil Survei Angkatan Kerja Sakernas Tahun 2014. Data Tersebut Dirancang Untuk Dapat Memberikan Informasi Mengenai Gambaran Kondisi Dan Potensi Sosial Ekonomi PENDUDUK Secara Makro, Salah Satunya Termasuk Kondisi Dan Potensi PENDUDUK Lansia Dari Aspek Demografis, Kesehatan, Pendidikan Dan Ketenagakerjaan. Data Susenas Dan Sakernas Sebagai Sumber Data Utama Dalam Penyusunan Publikasi Ini, Susenas Merupakan Survei Yang Dirancang Untuk Mengumpulkan Data Sosial KePENDUDUKan Yang Relatif Sangat Luas, Yang Mencakup Berbagai Aspek Sosial Dan Ekonomi. Pengumpulan Data Susenas Terbagi Dalam Dua Kategori, Yaitu Susenas Kor Dan Susenas Modul. Susenas Kor Mengumpulkan Data Pokok Yang Mencakup Berbagi Aspek Sosial Ekonomi, Dan Pengumpulan Datanya Dilakukan Setiap Tahun. Susenas Modul Mengumpulkan Data Sasaran Yang Lebih Rinci Dari Salah Satu Aspek Sosial Ekonomi. Susenas Mempunyai Tiga Modul Yaitu Modul Konsumsi/Pengeluaran, Modul Perumahan Dan Kesehatan Serta Modul Sosial Budaya Dan Pendidikan. Pengumpulan Data Untuk Modul Yang Sama Dilakukan Bergiliran Setiap Tiga Tahun. Secara Umum, Tujuan Pengumpulan Data Sakernas Adalah Menyediakan Data Pokok Ketenagakerjaan Yang Berkesinambungan Setiap Semesteran. Secara Khusus, Untuk Memperoleh Informasi Data Jumlah PENDUDUK Yang Bekerja, Pengangguran, Dan PENDUDUK Yang Pernah Berhenti/Pindah Bekerja, Serta Perkembangannya Dari Tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi, Maupun Nasional. Pencacahan Sakernas Dilakukan Terhadap Setiap Rumah Tangga Terpilih Untuk Mengumpulkan Keterangan Mengenai Keadaan Umum Setiap Anggota Rumah Tangga Yang Mencakup Nama, Hubungan Dengan Kepala Rumah Tangga, Jenis Kelamin, Dan Umur. Untuk Anggota Rumah Tangga Yang Berumur 10 Tahun Ke Atas Akan Ditanyakan Keterangan Mengenai Status Perkawinan, Pendidikan, Dan Pekerjaan. Sumber Data Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 20146 Lain Yang Digunakan Dalam Penyusunan Publikasi Ini Adalah Proyeksi PENDUDUK 2014 Sebagai Data Jumlah Absolut PENDUDUK Lansia Dan Data Hasil Sakernas. 2.2 Keterbatasan Data Disadari Bahwa Ada Keterbatasan Data Yang Digunakan Dalam Penyajian Publikasi Ini. Penjelasan Singkat Mengenai Konsep Dan Data Dalam Publikasi Ini Diharapkan Dapat Lebih Mempermudah Pengguna Data Dalam Menafsirkan Data Yang Disajikan. Survei-Survei Dengan Pendekatan Rumah Tangga Yang Diselenggarakan Badan Pusat STATISTIK BPS Termasuk Susenas Dan Sakernas Hanya Mencakup Populasi Yang Tinggal Di Suatu Rumah Tangga Biasa. Lansia Yang Tinggal Di Panti Jompo Tidak Di Cakup. Khusus Data Absolut Jumlahnya Telah Mengadop Semua Lansia Baik Di Panti Jompo Maupun Tuna Wisma. 2.3 Ruang Lingkup Publikasi STATISTIK PENDUDUK LANJUT USIA SUMATERA SELATAN 2014 Ini Menyajikan Gambaran Mengenai PENDUDUK LANJUT USIA Provinsi SUMATERA SELATAN Pada Tahun 2014. Data Lansia Yang Disajikan Dalam Publikasi Ini Antara Lain Mengenai Jumlah Dan Struktur Demografi Lansia, Pendidikan, Kesehatan Dan Kegiatan Ekonomi Lansia. 2.4 Konsep Dan Definisi PENDUDUK LANJUT USIA Adalah PENDUDUK Yang Berumur 60 Tahun Ke Atas. Rumah Tangga Biasa Adalah Seseorang Atau Sekelompok Orang Yang Mendiami Atau Tinggal Bersama Di Sebagian Atau Seluruh Bangunan Fisik/Bangunan Sensus Dan Biasanya Makan Dari Satu Dapur. Yang Dimaksud Satu Dapur, Adalah Jika Pengurusan Kebutuhan Sehari- Hari Dikelola Menjadi Satu. Beberapa Orang Yang Bersama-Sama Mendiami Satu Kamar Dalam Satu Bangunan Sensus Walaupun Mengurus Makannya Sendiri- Sendiri Dianggap Satu Rumah Tangga Biasa. Anggota Rumah Tangga Adalah Semua Orang Yang Biasanya Tinggal Di Suatu Rumah Tangga, Baik Yang Pada Waktu Pencacahan Berada Di Rumah Tangga Tersebut Maupun Yang Sedang Bepergian Tidak Berniat Pindah Kurang Dari 6 Bulan. Ht Tp // Um Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 2014 7 Tidak Termasuk Anggota Rumah Tangga Yaitu Orang Yang Telah Bepergian Selama 6 Bulan Atau Lebih, Atau Kurang Dari 6 Bulan Tetapi Dengan Tujuan Pindah Akan Meninggalkan Rumah Selama 6 Bulan Atau Lebih. Di Sisi Lain, Orang Yang Telah 6 Bulan Atau Lebih Tinggal Di Rumah Tangga Yang Sedang Dicacah Atau Yang Telah Tinggal Kurang Dari 6 Bulan Tetapi Berniat Menetap Dianggap Sebagai Anggota Rumah Tangga Dari Rumah Tangga Yang Sedang Dicacah Tersebut. Perkotaan Adalah Daerah Dengan Karakteristik Sosial Ekonomi Dari Unit Wilayah Administratif Terkecil Desa Yang Memenuhi Skor Kriteria Tertentu Untuk Daerah Perkotaan. Kriteria Daerah Perkotaan Adalah Sebagai Berikut Mempunyai Kepadatan PENDUDUK 5000 Orang Atau Lebih Per Km2, Mempunyai Paling Banyak 25 Persen Rumah Tangga Berusaha Di Bidang Pertanian Dan Mempunyai 8 Atau Lebih Fasilitas Yang Menunjukkan Ciri Kota Seperti Sekolah, Rumah Sakit, Kelompok Pertokoan, Bioskop, Bank, Jalan Raya Dan Sebagainya. Daerah Yang Tidak Memenuhi Karakteristik Perkotaan Disebut Pedesaan. Kawin Adalah Mempunyai Isteri Bagi Pria Atau Suami Bagi Wanita Pada Saat Pencacahan, Baik Tinggal Bersama Maupun Tinggal Terpisah. Dalam Hal Ini Yang Dicakup Tidak Saja Mereka Yang Kawin Sah Secara Hukum Adat, Agama, Negara Dan Sebaginya, Tetapi Juga Mereka Yang Hidup Bersama Dan Oleh Masyarakat Sekelilingnya Dianggap Sebagai Suami Isteri. Cerai Hidup Adalah Berpisah Sebagai Suami- Isteri Karena Bercerai Dan Belum Kawin Lagi Pada Saat Pencacahan. Dalam Hal Ini Termasuk Mereka Yang Mengaku Cerai Walaupun Belum Resmi Secara Hukum. Sebaliknya Tidak Termasuk Mereka Yang Hanya Hidup Terpisah Tetapi Masih Berstatus Kawin, Misalnya Suami/Isteri Ditinggalkan Oleh Isteri/Suami Ke Tempat Lain Karena Sekolah, Bekerja, Mencari Pekerjaan, Atau Untuk Keperluan Lain. Wanita Yang Mengaku Belum Pernah Kawin Tetapi Mengaku Pernah Hamil, Dianggap Sebagai Cerai Hidup. Cerai Mati Adalah Ditinggal Oleh Suami Atau Isterinya Dan Belum Kawin Lagi Pada Saat Pencacahan. Dapat Membaca Dan Menulis Adalah Dapat Membaca Dan Menulis Kata- Kata/Kalimat Sederhana Dalam Aksara Tertentu. Buta Huruf Adalah Tidak Dapat Membaca Surat Atau Kalimat Sederhana Dengan Suatu Huruf, Termasuk Huruf Braille. Orang Cacat Yang Pernah Dapat Membaca Dan Menulis Digolongkan Tidak Buta Huruf. Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 20148 Jenjang Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Adalah Jenjang Pendidikan Tertinggi Yang Diikuti Sampai Ujian Akhir Di Kelas Tertinggi Tamat. Tidak/Belum Pernah Sekolah Adalah Tidak Atau Belum Pernah Terdaftar Dan Aktif Mengikuti Pendidikan, Termasuk Yang Tamat/Belum Tamat Taman Kanak-Kanak Tetapi Tidak MeLANJUTkan Ke Sekolah Dasar. Belum Tamat SD Adalah Pernah/Sedang Bersekolah Di SD Atau Yang Sederajat Tetapi Tidak/Belum Tamat. Keluhan Kesehatan Adalah Keadaan Seseorang Yang Mengalami Gangguan Kesehatan Atau Kejiwaan Baik Karena Penyakit, Kecelakaan, Kriminal, Dll. Sakit Adalah Menderita Penyakit Baik Akut Maupun Kronis Atau Gangguan Kesehatan Lainnya Yang Menyebabkan Aktivitas Kerja Terganggu. Orang Yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Misalnya Masuk Angin Atau Pilek Tetapi Kegiatan Sehari-Harinya Tidak Terganggu Dianggap Tidak Sakit. Kondisi Kesehatan Adalah Keadaan Kesehatan Responden Saat Ini Termasuk Keadaan Fisik Ataupun Mental. Angkatan Kerja Lansia Adalah PENDUDUK 60 Tahun Ke Atas Yang Selama Seminggu Sebelum Pencacahan Mempunyai Pekerjaan, Baik Bekerja Maupun Sementara Tidak Bekerja, Atau Yang Sedang Mencari Pekerjaan. Bukan Angkatan Kerja Lansia Adalah PENDUDUK Berumur 60 Tahun Ke Atas Yang Selama Seminggu Sebelum Pencacahan Hanya Bersekolah, Mengurus Rumah Tangga, Atau Melakukan Kegiatan Lainnya. Dapat Juga Berarti Tidak Melakukan Kegiatan Yang Dapat Dimasukkan Dalam Kategori Bekerja, Sementara Tidak Bekerja Atau Mencari Pekerjaan. Bekerja Adalah Kegiatan Melakukan Pekerjaan Dengan Maksud Memperoleh/Membantu Memperoleh Penghasilan Atau Keuntungan Paling Sedikit Selama Satu Jam Dalam Seminggu Sebelum Pencacahan. Bekerja Selama Satu Jam Tersebut Harus Dilakukan Berturut- Turut Dan Tidak Terputus Termasuk Pekerja Keluarga Tanpa Upah Yang Membantu Dalam Kegiatan Usaha/Ekonomi. Termasuk Pula Yang Mempunyai Pekerjaan Tetapi Sementara Tidak Bekerja Karena Berbagai Alasan Seperti Cuti, Menunggu Panen, Mogok Dan Sebagainya. Pengangguran Adalah Angkatan Kerja Yang Sama Sekali Tidak Bekerja Dan Mencari Pekerjaan. Mencari Pekerjaan Adalah Kegiatan Dari Mereka Yang Bekerja Tetapi Karena Suatu Hal Masih Mencari Pekerjaan Atau Mereka Yang Dibebas Tugaskan Dan Akan Ht Tp // Su M Se L. Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 2014 9 Dipanggil Kembali Tetapi Sedang Berusaha Untuk Mendapatkan Pekerjaan Atau Mereka Yang Pernah Bekerja Dan Sedang Berusaha Mendapatkan Pekerjaan Atau Mereka Yang Belum Pernah Bekerja Dan Sedang Berusaha Mendapatkan Pekerjaan. Mempersiapkan Suatu Usaha Adalah Suatu Kegiatan Yang Dilakukan Seseorang Dalam Rangka Mempersiapkan Suatu Usaha Yang Baru, Yang Bertujuan Untuk Memperoleh Penghasilan/ Keuntungan Atas Resiko Sendiri, Baik Dengan Atau Tanpa Mempekerjakan Buruh/Karyawan/Pegawai Dibayar Maupun Tidak Dibayar. Mempersiapkan Suatu Usaha Yang Dimaksud Adalah Apabila Seseorang Telah/Sedang Melakukan Tindakan Nyata Seperti Mengumpulkan Modal Atau Alat, Mencari Lokasi, Mengurus Surat Ijin Usaha, Dsb. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK Adalah Persentase Angkatan Kerja Terhadap PENDUDUK USIA Kerja, Dengan Rumus Jumlah Angkatan Kerja X 100 Jumlah PENDUDUK USIA Kerja PENDUDUK USIA Kerja Adalah PENDUDUK Berumur 15 Tahun Ke Atas. Namun Untuk Publikasi Ini Umur Terbatas 60 Tahun Ke Atas. Lapangan Usaha Adalah Bidang Kegiatan Dari Pekerjaan/Perusahaan/Instansi Tempat Seseorang Bekerja. Status Pekerjaan Adalah Kedudukan Seseorang Dalam Melakukan Pekerjaan Di Suatu Unit Usaha/Kegiatan, Misalnya Berusaha Sendiri Tanpa Bantuan Orang Lain, Berusaha Dibantu Buruh Tetap, Atau Buruh/Karyawan. Jam Kerja Adalah Jumlah Waktu Dalam Jam Yang Digunakan Untuk Bekerja. Tingkat Pengangguran Terbuka Adalah Perbandingan Antara Banyaknya Orang Yang Mencari Pekerjaan, Mempersiapkan Usaha, Tidak Mungkin Mendapat Pekerjaan, Dan Sudah Punya Pekerjaan Tetapi Belum Bekerja Terhadap Angkatan Kerja. Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 201410 Halaman Ini Sengaja Dikosongkan Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 2014 11 BAB 3 STRUKTUR DEMOGRAFI PENDUDUK LANSIA Data KePENDUDUKan, Terutama Data Yang Berkaitan Dengan Jumlah Dan Struktur PENDUDUK Merupakan Salah Satu Komponen Utama Yang Selalu Digunakan Dalam Setiap Kegiatan Perencanaan Pembangunan Khususnya Kegiatan Perencanaan Input Dan Output Pembangunan Serta Penetapan Prioritas Pembangunan. Data Jumlah Dan Struktur PENDUDUK Pada Kegiatan Perencanaan Input Pembangunan Digunakan Sebagai Rujukan Untuk Memperkirakan Jumlah SDM Atau Tenaga Kerja Yang Dapat Diserap Dalam Kegiatan Pembangunan, Sedangkan Pada Kegiatan Perencanaan Output Pembangunan, Data Jumlah Dan Struktur PENDUDUK Digunakan Untuk Menentukan Kelompok-Kelompok Sasaran Target Groups Pembangunan, Misalnya Balita, PENDUDUK USIA Sekolah, PENDUDUK Miskin, Lansia, Dan Lain-Lain. Pada Kegiatan Perencanaan Pembangunan, Salah Satu Jenis Data Dasar KePENDUDUKan Yang Sangat Penting Adalah Data Mengenai Struktur Demografis PENDUDUK Atau Biasa Dikenal Dengan Komposisi PENDUDUK Menurut Karakteristik Demografis. Sebagai Contoh Adalah Data Komposisi Menurut Umur/Kelompok Umur Yang Antara Lain Dapat Digunakan Untuk Menentukan Kelompok-Kelompok Sasaran Pembangunan Yang Ditetapkan Berdasarkan Umur. Misalnya, PENDUDUK USIA 0-4 Tahun Atau Anak Balita Merupakan Kelompok Sasaran Untuk Program Imunisasi Yang Merupakan Salah Satu Program Pembangunan Di Bidang Kesehatan. Pada PENDUDUK USIA Sekolah, Yang Mencakup PENDUDUK USIA 7-12, 13-15 Dan 16-18 Tahun Merupakan Kelompok Sasaran Untuk Pembangunan Bidang Pendidikan. Kegiatan Perumusan Arah Dan Kebijakan Pembangunan Dalam Kegiatan Program Pembangunan Salah Satunya Ditujukan Untuk Memberdayakan Dan Meningkatkan Kesejahteraan PENDUDUK Lansia. Untuk Itu Dibutuhkan Tersedianya Data Atau Informasi Dasar Yang Berkaitan Dengan Jumlah Dan Struktur Demografis PENDUDUK Lansia. Tersedianya Data Dasar Tersebut Akan Sangat Membantu Pemerintah Dalam Menentukan Skala Prioritas Dan Sasaran/Target Pembangunan. Sejalan Dengan Itu, Analisis Pada Bagian Ini Difokuskan Untuk Memperoleh Gambaran Secara Makro Mengenai Jumlah Dan Komposisi PENDUDUK Lansia Menurut Beberapa Karakteristik Demografis Antara Lain Umur, Jenis Kelamin, Daerah Tempat Tinggal Dan Struktur Dalam Rumah Tangga Serta Perkembangannya. Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 201412 3. 1 Perkembangan Struktur PENDUDUK SUMATERA SELATAN Jumlah PENDUDUK SUMATERA SELATAN Dari Tahun 2010-2014 Meningkat Sekitar 60 Ribu Jiwa Lebih Setiap Tahunnya. Teori Malthus Tentang Transisi Demografi Yang Menyebutkan Bahwa Awal Transisi Terjadi Saat Mortalitas Turun Lebih Cepat Dari Turunnya Tingkat Fertilitas, Sehingga Struktur Umur PENDUDUK Mengarah Pada PENDUDUK Muda Dengan Piramida PENDUDUK Yang Mempunyai Alas Yang Relatif Lebar. Pada Tahap SeLANJUTnya Dimana Fertilitas Turun Pada Tingkat Yang Cukup Berarti, Maka Struktur Umur PENDUDUK Berubah Arah, Yaitu Menjadi PENDUDUK Tua Dengan Alas Piramida Yang Makin Menyempit Atau Relatif Sama Dengan Batang-Batang Piramida Di Atasnya. Gambar 3.1. Piramida PENDUDUK SUMATERA SELATAN Tahun 2014 Sumber BPS, Proyeksi PENDUDUK 2014 Gambar 3.1 Tersebut Menunjukkan Piramida PENDUDUK Sumsel Menurut Struktur Umur Tahun 2014 Dengan Bagian Bawah Mulai Merata Dan Menyempit, Bagian Atas Mulai Melebar Terutama Perempuan. Ini Menunjukkan Bahwa Struktur Umur PENDUDUK SUMATERA SELATAN Sudah Hampir Mengarah Pada Era PENDUDUK Berstruktur Tua Aging Population, Yaitu Suatu Daerah Dengan Proporsi PENDUDUK Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 2014 13 Lansia Yang Telah Mencapai 7 Persen Atau Lebih, Kondisi Ini Sejalan Dengan Pernyataan Suyono Ibid, 1999 Dan Suwoko 2004. 3. 2 Rasio Ketergantungan PENDUDUK Tua Rasio Ketergantungan PENDUDUK Tua Old Dependency Ratio Adalah Angka Yang Menunjukkan Tingkat Ketergantungan PENDUDUK Tua Pada PENDUDUK USIA Produktif. Angka Tersebut Merupakan Perbandingan Antara Jumlah PENDUDUK Tua Konsep Lansia 60 Tahun Ke Atas Atau Untuk Dependency Ratio Biasanya Digunakan 65 Dengan Jumlah PENDUDUK Produktif 15-59 Atau Untuk Dependency Ratio Biasanya Digunakan 15-64. Angka Ini Mencerminkan Besarnya Beban Ekonomi Yang Harus Ditanggung PENDUDUK Produktif Untuk Membiayai PENDUDUK Tua. Seiring Dengan Semakin Meningkatnya Angka Rasio Ketergantungan PENDUDUK Tua Mencerminkan Semakin Tingginya Angka Rata-Rata Harapan Hidup PENDUDUK SUMATERA SELATAN. Seperti Disajikan Pada Tabel 3.1 Berikut Ini Tabel 3.1 Angka Rasio Ketergantungan PENDUDUK Tua Menurut Jenis Kelamin, SUMATERA SELATAN 2014 Jenis Kelamin Rasioketergantungan Tua 60 Rasio Ketergantungan Tua 65 1 2 3 Laki-Laki 9,66 5,58 Perempuan 10,88 6,80 Total 10,26 5,92 Sumber BPS Prov. Sumsel, Proyeksi 2014 Dari Tabel Di Atas Menunjukkan Bahwa Rasio Ketergantungan PENDUDUK Tua Untuk 60 Tahun 2014 Sebesar 10,26. Artinya, Setiap 100 PENDUDUK Produktif Menanggung Sekitar 10 PENDUDUK Tua. Sedangkan Untuk Rasio Ketergantungan PENDUDUK Tua 65 Sebesar 5,92. Ht Tp // S M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 201414 3. 3 Distribusi Dan Komposisi PENDUDUK LANJUT USIA Tabel 3.2 Menyajikan Persentase PENDUDUK Lansia 60 Menurut Jenis Kelamin Dan Tipe Daerah. Dari Tabel Tersebut Menunjukkan Bahwa Pada Tahun 2014 PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN Telah Mencapai 522.240 Orang Atau Ada Sekitar 6,58 Persen Dari Jumlah PENDUDUK SUMATERA SELATAN. Perbandingan Persentase PENDUDUK Lansia Sumsel Tahun 2014 Antara Laki-Laki Dan Perempuan Adalah 47,96 Berbanding 52,04. Tabel 3.2. Jumlah Dan Persentase PENDUDUK Lansia Menurut Jenis Kelamin Dan Tipe Daerah, SUMATERA SELATAN 2014 Tipe Daerah / Jenis Kelamin Jumlah Persentase 1 2 3 Tipe Daerah Perkotaan 181.740 34,79 Pedesaan 340.680 65,21 Jenis Kelamin Laki-Laki 250.544 47,96 Perempuan 271.876 52,04 Total 522.420 100,00 Sumber BPS Prov. Sumsel, Proyeksi 2014. Populasi PENDUDUK Lansia Tersebar Secara Tidak Merata Di Berbagai Wilayah Kabupaten/Kota Di SUMATERA SELATAN, Seperti Terlihat Pada Lampiran Tabel 1.1- 1.3. Pada Tabel Tersebut Nampak Persentase PENDUDUK Lansia Berkisar 5-8 Persen Lebih. Kabupaten/Kota Yang Mempunyai Lansia Dengan Persentase Tertinggi Di Sumsel Berturut-Turut Adalah OKU Timur, Lahat Dan Pagar Alam 8,22, 7,67 Dan 7,53 Sedangkan Yang Lainnya Relatif Sama, Sekitar 5-7 Untuk Terendah Persentasenya Adalah Lubuklinggau, Muratara Dan Prabumulih 5,45, 5,46 Dan 5,62. Persentase Tertinggi Untuk Lansia Laki-Laki Dan Terendah Untuk Lansia Laki-Laki Mengikuti Pola Total Tersebut Di Atas. Sedangkan Persentase Lansia Perempuan Tidak Mengikuti Pola Tersebut, Yaitu Persentase Lansia Perempuan Tertinggi Di OKU Timur, Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 2014 15 Lahat Dan Ogan Ilir Sedangkan Kab/Kota Dengan Persentase Lansia Perempuan Terendah Di Lubuklinggau, Musi Banyuasin Dan Muratara. Pada Lampiran Tabel 2 Menunjukkan Bahwa Komposisi PENDUDUK Lansia Setiap Kabupaten Kota Nampak Bervariasi, Namun Secara Umum Mengelompok Dalam Dua Bentuk Pola Yaitu Mayoritas Laki-Laki Dan Sebaliknya Mayoritas Perempuan. Secara Umum, Kabupaten/Kota Mayoritas Lansianya Laki-Laki Ada 5 Kabupaten Yaitu OKU SELATAN, Banyuasin, Musi Rawas, OKI Dan Musi Banyuasin. Sedangkan Kabupaten/Kota Lainnya Lebih Banyak Perempuan. Pada Tabel 3.3 Dapat Dilihat Distribusi PENDUDUK Lansia Menurut Status Perkawinan. Dari Tabel Tersebut Nampak Bahwa Status Perkawinan Lansia Di Sumsel Pada Umumnya Berturut-Turut Adalah Kawin 60,45, Cerai Mati 37,06, Cerai Hidup 1,70 Dan Belum Kawin 0,79. Tabel 3.3 Ini Juga Menunjukkan Bahwa Pola Perkawinan Lansia Pedesaan Dan Perkotaan Nampak Serupa Dengan Pola Perkawinan Lansia Secara Keseluruhan. Tabel 3.3. Persentase PENDUDUK Lansia Menurut Jenis Kelamin, Tipe Daerah Dan Status Perkawinan, SUMATERA SELATAN 2014 Jenis Kelamin/ Tipe Daerah Status Perkawinan Totalbelum Kawin Kawin Cerai Hidup Cerai Mati 1 2 3 4 5 6 Perkotaan L 0,48 83,31 0,86 15,35 100,00 P 1,44 35,84 1,51 61,21 100,00 Total 1,00 57,94 1,20 39,86 100,00 Pedesaan L 0,35 84,48 1,32 13,86 100,00 P 0,98 40,30 2,58 56,14 100,00 Total 0,67 61,80 1,97 35,56 100,00 Total L 0,39 84,08 1,16 14,36 100,00 P 1,15 38,70 2,20 57,96 100,00 Total 0,79 60,45 1,70 37,06 100,00 Sumber BPS, Susenas 2014. Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 201416 Data Susenas 2014 Menunjukkan Struktur Perkawinan PENDUDUK Lansia Di Kabupaten/Kota Menunjukkan Pola Yang Sama Dengan Struktur Perkawinan PENDUDUK Lansia Provinsi Sumsel. Keadaan Ini Dapat Dilihat Pada Lampiran Tabel 3, Khusus Untuk Kabupaten Muratara, Sampel Susenasnya Masih Bergabung Dengan Kabupaten Induknya Musi Rawas. Untuk Beberapa Kabupaten/Kota Yang Tidak Mencakup Status Belum Kawin Dan Cerai Hidup Disebabkan Persentasenya Sangat Kecil Sehingga Sampel Susenas Dan Sakernas Yang Terbatas Tidak Dapat Meng-Cover Kejadiannya. Pola Perkawinan Lansia Antara Laki-Laki Dan Perempuan Tampak Berbeda, Hal Ini Dapat Dilihat Pada Tabel 3.2.-3.3 Persentase Lansia Laki-Laki Yang Berstatus Kawin Persentasenya Dua Kali Lipat Lebih Besar Dibanding Lansia Perempuan 84,08 Berbanding 38,70 . Sebaliknya Persentase Lansia Perempuan Yang Cerai Mati Sekitar Empat Kali Lebih Besar Daripada PENDUDUK Lansia Laki-Laki Dengan Persentase Masing-Masing Sebesar 57,96 Persen Dan 14,37 Persen. Pola Ini Juga Terlihat Di Daerah Perkotaan Maupun Pedesaan. Fenomena Menarik Pada Status Perkawinan Untuk Lansia Ini Mengenai Tingginya Perbedaan Status Perkawinan Cerai Antara Lansia Laki-Laki Dan Perempuan. Lansia Perempuan Yang Cerai Mati Maupun Hidup Tidak Segera Kawin Lagi Menjanda Untuk Jangka Waktu Yang Relatif Lama. Sebaliknya, Lansia Laki-Laki Yang Ditinggal Mati Pasangannya, Umumnya Segera Kawin Lagi. Kondisi Ini Mengakibatkan Persentase PENDUDUK Lansia Laki-Laki Yang Berstatus Cerai Mati Sangat Kecil Sedangkan Proporsi Mereka Yang Berstatus Kawin Cenderung Tinggi. 3.4 Peranan PENDUDUK Lansia Di Dalam Rumah Tangga Peran Kepala Rumah Tangga Sangat Penting Dalam Menentukan Kelangsungan Dan Keberadaan Rumah Tangga. Selain Harus Bertanggung Jawab Secara Ekonomis Untuk Memenuhi Kebutuhan Seluruh Anggotanya, Kepala Rumah Tangga Juga Harus Mampu Mengatur Dan Memimpin Anggota Rumah Tangganya, Serta Berperan Aktif Sebagai Pengambil Keputusan. Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 2014 17 Gambar 3.2. Persentase PENDUDUK Lansia Menurut Peran Keanggotaan Dalam Rumah Tangga Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Tipe Daerah, SUMATERA SELATAN 2014 Sumber BPS, Susenas 2014. Pada Gambar 3.2 Dapat Dilihat Bahwa Dari Hasil Susenas Tahun 2014 Ternyata Mayoritas PENDUDUK Lansia Masih Banyak Yang Memegang Peranan Penting Di Dalam Lingkungan Rumah Tangga Atau Sebagai Kepala Rumah Tangga. Dari Gambar Tersebut Ditunjukkan Bahwa Sebesar 59,17 Persen PENDUDUK Lansia Berperan Sebagai Kepala Rumah Tangga KRT Dan 40,83 Persen Lainnya Hanya Menjadi Anggota Rumah Tangga ART. Kondisi Ini Tidak Jauh Berbeda Antara Perkotaan Dan Pedesaan. Faktor Jenis Kelamin Mempengaruhi Peranan PENDUDUK Lansia Sebagai Kepala Rumah Tangga. Pada Gambar 3.2 Di Atas Terlihat Persentase PENDUDUK Lansia Laki-Laki Yang Menjadi Kepala Rumah Tangga Mencapai 89,83 Persen Sedangkan Lansia Perempuan Hanya Sebesar 30,94 Persen. Keadaan Serupa Dapat Dilihat Baik Di Pedesaan Maupun Perkotaan. Persentase PENDUDUK Lansia Laki-Laki Yang Menjadi Kepala Rumah Tangga Di Daerah Perkotaan Sebesar 88,29 Persen Lebih Rendah Bila Dibandingkan Lansia Di Pedesaan Yaitu Sebesar 90,63 Persen. Untuk PENDUDUK Lansia Perempuan Di Daerah Perkotaan Yang Menjadi Kepala Rumah Tangga Ada Sebanyak 31,28 Persen Dan Di Daerah Pedesaan Sebanyak 30,75 Persen. Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 201418 Halaman Ini Sengaja Dikosongkan Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 2014 19 BAB 4 PENDIDIKAN PENDUDUK LANSIA PENDUDUK Yang BerUSIA LANJUT Di Atas 60 Tahun Setiap Tahun Di SUMATERA SELATAN Terus Meningkat Jumlahnya, Hal Ini Menunjukkan Peningkatan Angka Harapan Hidup Yang Sekaligus Mencerminkan Keberhasilan Pembangunan Di Bidang Kesehatan Dan Pembangunan Sosial Ekonomi Lainnya. Di Sisi Lain Perubahan Komposisi PENDUDUK LANJUT USIA Menimbulkan Berbagai Kebutuhan Baru Yang Harus Dipenuhi, Sehingga Dapat Pula Menjadi Permasalahan Yang Kompleks Bagi LANJUT USIA, Baik Sebagai Individu, Keluarga Maupun Masyarakat. Timbulnya Berbagai Permasalahan Tersebut Merupakan Tantangan Bagi Kita Semua Untuk Dapat Mempertahankan Kesehatan Dan Kemandirian Para LANJUT USIA Agar Tidak Menjadi Beban Bagi Dirinya, Keluarga Maupun Masyarakat. Cara Untuk Mengatasi Permasalahan Tersebut Di Antaranya Dengan Peningkatan Kualitas SDM Lansia Yang Pada Akhirnya Membutuhkan Prasyarat Yang Sangat Mendasar, Yaitu Pendidikan Untuk Lansia. Sesuai Dengan Undang- Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Selain Merupakan Sarana Untuk Mengembangkan Dan Meningkatkan Kemampuan Intelektual Dan Keterampilan, Juga Merupakan Sarana Untuk Membentuk Watak Dan Peradaban Yang Sesuai Dengan Bangsa Yang Bermartabat. Hal Ini Menunjukkan Bahwa Output/Keluaran Yang Merupakan Hasil Proses Pembelajaran Lembaga Pendidikan Adalah Sumber Daya ManUSIA SDM Yang Terampil, Berilmu, Handal, Kreatif Dan Berahlak Mulia. Berkaitan Dengan Pendidikan PENDUDUK Lansia, Pemerintah Telah Berupaya Menyelenggarakan Berbagai Program Yang Ditujukan Dalam Meningkatkan Pendidikan Sekaligus Kesejahteraan PENDUDUK Lansia, Antara Program Pemberantasan Buta Aksara Keaksaraan Dasar Dan DiLANJUTkan Dengan Program Keaksaraan Keaksaraan Fungsional Dan Program Kelompok Belajar Kejar Paket A. Keseluruhan Program Yang Diselenggarakan Pemerintah Tersebut Pada Dasarnya Mencerminkan Komitmen Pemerintah Dalam Melaksanakan Tujuan Nasional Yaitu Mencerdaskan Bangsa. PENDUDUK Lansia Mempunyai Karakteristik Yang Berbeda Dibandingkan Dengan Kelompok PENDUDUK Lainnya, Seperti Balita, Remaja Dan Pemuda. Jika Kelompok PENDUDUK Lainnya Seperti Balita, Remaja Dan Pemuda Memiliki Kemampuan Fisik Dan Ht Tp // Su M S L.B Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 201420 Non Fisik Yang Makin Berkembang Dan Meningkat, Sebaliknya PENDUDUK Lansia Memiliki Kemampuan Fisik Dan Non Fisik Yang Semakin Menurun Karena Proses Menua Yang Terjadi Pada Mereka Secara Alamiah. Sejalan Dengan Itu, Program Pembangunan Pendidikan Serta Pengembangan Dan Peningkatan Keterampilan Bagi PENDUDUK Lansia Memerlukan Penanganan Yang Lebih Khusus Dan Terfokus. 4. 1 Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Secara Umum Pendidikan PENDUDUK LANJUT USIA Masih Sangat Rendah, Hal Ini Tercermin Dari Masih Tingginya Persentase PENDUDUK Lansia Yang Jenjang Pendidikannya SLTP Ke Bawah, Seperti Tampak Pada Tabel 4.1. Dari Tabel Tersebut Ditunjukkan Bahwa Sekitar 53,61 Persen PENDUDUK Lansia Tidak Pernah Sekolah Dan Tidak Tamat SD 35,10 Persen Adalah Tamatan SD Dan Sekitar 11 Persen Lebih Lainnya Adalah Tamat SMP Ke Atas. Tabel 4.1 Persentase PENDUDUK Lansia Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Dan Jenis Kelamin, SUMATERA SELATAN 2014 Tingkat Pendidikan Yang Ditamatkan Laki-Laki Perempuan Total 1 2 3 4 Tidak - Pernah/Tamat SD 42,06 64,25 53,61 SD/MI Sederajat 41,08 29,59 35,10 SMP/Mts Sederajat 0,52 0,23 0,37 SMA/MA/SMK Sederajat 12,54 4,85 8,53 PT 3,81 1,08 2,39 Total 100,00 100,00 100,00 Sumber BPS, Susenas 2014 Tabel 4.1 Juga Menyajikan Persentase Pendidikan Yang Ditamatkan Lansia Menurut Gender, Terlihat Bahwa Pendidikan PENDUDUK Lansia Laki-Laki Lebih Baik Dari PENDUDUK Lansia Perempuan, Tercermin Dari Persentase PENDUDUK Lansia Laki-Laki Yang Tidak Pernah Sekolah/Tidak Tamat SD Sebesar 42,06 Persen, Sementara Untuk PENDUDUK Lansia Perempuan Mencapai 64,25 Persen. Dari Tabel Tersebut Juga Terlihat Bahwa Kesenjangan Terjadi Pada Semua Jenjang Dengan Selisih Persentase Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 2014 21 Yang Cukup Signifikan. Sebuah Fenomena Yang Menarik Dari Indikasi Terjadinya Kesenjangan Gender Dalam Akses Memperoleh Pelayanan Pendidikan Di Masa Lampau. Gambar 4.1 Menyajikan Persentase PENDUDUK Lansia Menurut Tipe Daerah Dan Pendidikan Yang Ditamatkan Tahun 2014. Dari Gambar Tersebut Terlihat Bahwa Pendidikan PENDUDUK Lansia Di Perkotaan Cenderung Lebih Baik Dari PENDUDUK Lansia Daerah Pedesaan. Hal Ini Terlihat Bahwa Pendidikan PENDUDUK Lansia Di Daerah Perkotaan Pada Jenjang Pendidikan SMP Ke Atas Cenderung Lebih Tinggi Dari PENDUDUK Lansia Di Daerah Pedesaan. Gambar 4.1 Persentase PENDUDUK Lansia Menurut Tipe Daerah Dan Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan, SUMATERA SELATAN 2014 Sumber BPS, Susenas 2014. Kesenjangan Pendidikan Antara PENDUDUK Lansia Di Daerah Perkotaan Dan PENDUDUK Lansia Di Pedesaan Diduga Berakar Dari Adanya Kesenjangan Dalam Memperoleh Akses Pelayanan Pendidikan. Secara Umum, Akses PENDUDUK Di Daerah Perkotaan Akan Lebih Baik Dari Mereka Yang Tinggal Di Pedesaan, Antara Lain Disebabkan Kelengkapan Dan Ketersediaan Fasilitas Yang Pada Umumnya Cukup Memadai. Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 201422 Lampiran Tabel 4 Menunjukkan Bahwa Pada Umumnya Para Lansia Mempunyai Tingkat Pendidikan Yang Rendah. Ada 53,61 Persen Lebih Lansia Yang Tidak Pernah/Tidak Tamat SD Di SUMATERA SELATAN. Persentase Tertinggi Lansia Yang Tidak Pernah Sekolah/Tidak Tamat SD Terdapat Di Musi Rawas 71,26 Persen, OKI 64,90 Persen Dan OKU Timur 65,18 Persen. Sebaliknya Persentase PENDUDUK Lansia Terendah Yang Tidak Pernah Sekolah/Tidak Tamat SD Terdapat Di Palembang 37,81 Persen, Prabumulih 40,06 Persen Dan Lubuk Linggau 41,40 Persen. 4.2 Kemampuan Membaca Dan Menulis Kemampuan Membaca Dan Menulis Huruf Latin Serta Berhitung Sederhana Merupakan Kemampuan Paling Mendasar Yang Pertama Kali Diajarkan Pada Setiap Siswa. Keterampilan Tersebut Pada Umumnya Mulai Diajarkan Pada Kelas Awal Jenjang Pendidikan Dasar Atau Sekolah Dasar SD. Penguasaan Kemampuan Membaca Dan Menulis Huruf Latin Dan Berhitung Sederhana Merupakan Persyaratan Mutlak Yang Harus Dikuasai Oleh Setiap Orang Dalam Upaya Mempelajari Keterampilan Dan Keahlian Lainnya. Sebaliknya, Seseorang Yang Tidak Dapat Membaca Dan Menulis Huruf Latin Mencerminkan Bahwa Ia Tidak Pernah Berpartisipasi Dalam Kegiatan Pendidikan. Sejalan Dengan Itu, Angka Buta Huruf Yang Menunjukkan Proporsi PENDUDUK Buta Huruf Terhadap Jumlah PENDUDUK Secara Keseluruhan Merupakan Indikator Dasar Yang Bisa Digunakan Untuk Melihat Tingkat Pendidikan Masyarakat. Seperti Yang Disajikan Pada Gambar 4.2 Hasil Susenas Tahun 2014, Angka Buta Huruf PENDUDUK Lansia Secara Keseluruhan Di SUMATERA SELATAN Sebesar 8,24 Persen. Angka Buta Huruf Di Daerah Perkotaan Lebih Rendah Dibandingkan Dari Daerah Pedesaan, Yaitu 6,93 Persen Berbanding 8,94 Persen. Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 2014 23 Gambar 4.2 Persentase PENDUDUK Lansia Yang Buta Huruf Menurut Tipe Daerah Dan Jenis Kelamin, SUMATERA SELATAN 2014 Sumber BPS, Susenas 2014. Dilihat Dari Angka Buta Huruf Yang Mencapai 8,94 Persen Di Pedesaan Menggambarkan Tingkat Pendidikan Lansia Masih Rendah. Kondisi Ini Dipengaruhi Dari Keadaan Bangsa Indonesia 60 Tahun Yang Lalu. Pada Saat Itu Bangsa Indonesia Baru Melepaskan Diri Dari Belenggu Penjajahan Sehingga Pembangunan Infrastruktur Serta Berbagai Fasilitas Termasuk Fasilitas Pendidikan Yang Pada Masa Itu Dilakukan Masih Dalam Skala Yang Sangat Terbatas. Dilihat Menurut Gender, Persentase PENDUDUK Lansia Perempuan Yang Buta Huruf Pada Tahun 2014 Mencapai Sebesar 11,99 Persen Atau Tiga Kali Lipat Lebih Tinggi Dibandingkan PENDUDUK Lansia Laki-Laki Yang Buta Huruf Yaitu Sebesar 4,16 Persen. Gambar 4.2 Menunjukkan Bahwa Kesenjangan Yang Cukup Tinggi Antara PENDUDUK Lansia Buta Huruf Perempuan Dan Laki-Laki, Tampak Dipengaruhi Oleh Sistem Budaya Patriakhi Masyarakat Indonesia Saat Itu Yang Cenderung Lebih Mengutamakan Kaum Laki-Laki Lihat Antara Lain Irianto Et Al, 2002 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 201424 Halaman Ini Sengaja Dikosongkan Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 2014 25 BAB 5 KESEHATAN PENDUDUK LANSIA Kesehatan Merupakan Harta Yang Tak Ternilai, Dengan Badan Yang Sehat Kegiatan Dan Aktifitas Sehari- Hari Dapat Dilakukan Dengan Lebih Baik Dan Optimal Dibandingkan Bila Kesehatan Sedang Terganggu. Oleh Karena Itu Kesehatan Merupakan Salah Satu Faktor Penting Bagi Setiap ManUSIA Yang Akan Mempengaruhi Kualitas Kehidupannya. Gambaran Tersebut Secara Nyata Dapat Diperoleh Dari Potret Kegiatan Masyarakat Sehari- Hari. Berbagai Program Pemerintah Senantiasa Memperhatikan Dan Memberikan Prioritas Pada Bidang Kesehatan. Upaya Tersebut Bertujuan Untuk Meningkatkan Derajat Kesehatan Bagi Setiap PENDUDUK, Untuk Mewujudkan Peningkatan Kesehatan Secara Optimal Dan Berkesinambungan Sebagai Salah Satu Unsur Dari Kesejahteraan. Kesehatan Semakin Dirasakan Penting Terutama Bagi PENDUDUK Lansia Dalam Rangka Mempertahankan Hidup Agar Dapat Tetap Survive Dalam Melangsungkan Kehidupannya. Proses Menua Aging Yang Secara Alamiah Terjadi Pada PENDUDUK Lansia Secara Bertahap Akan Mengakibatkan Daya Tahan Tubuhnya Menjadi Semakin Menurun. Penurunan Daya Tahan Tubuh Tersebut Hingga Tingkat Tertentu Dapat Mengakibatkan Seseorang Menjadi Rentan Atau Mudah Terserang Berbagai Penyakit. Semakin Bertambah Umur Maka Semakin Menurun Kekuatan Dan Daya Tahan Tubuh. Kondisi Kesehatan PENDUDUK Lansia Sekarang Ini Tidak Saja Hanya Dipengaruhi Pola Kehidupan Sekarang, Namun Juga Sangat Dipengaruhi Oleh Pola Hidup Semasa Mudanya. Kondisi Kesehatan Seseorang Pada Saat Sekarang Ini Merupakan Hasil Proses Akumulasi Yang Terjadi Semenjak Berupa Janin Dalam Rahim. Secara Umum Dapat Dikatakan Bahwa Seseorang Yang Mempunyai Pola Hidup Sehat Dari Masa Kecil, Remaja, Dewasa Hingga Lansia, Kondisi Kesehatannya Akan Lebih Baik Dibandingkan Dengan Lansia Yang Masa Lalunya Tidak Berperilaku Hidup Sehat. Gambaran Secara Makro Mengenai Kondisi Kesehatan PENDUDUK Lansia, Dibahas Pada Bagian Ini Secara Garis Besar, Gambaran Mengenai Derajat Kesehatan PENDUDUK Lansia Dilihat Dari Beberapa Indikator Kesehatan Yang Meliputi Angka Keluhan Kesehatan, Angka Kesakitan, Rata-Rata Lama Sakit, Dan Cara Berobat PENDUDUK Lansia. Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 201426 5. 1 Keluhan Kesehatan Keluhan Kesehatan Adalah Seseorang Yang Mengalami Gangguan Kesehatan Atau Kejiwaan, Baik Karena Penyakit Akut/Kronis, Kecelakaan, Kriminalitas Atau Sebab Lainnya. Keluhan Kesehatan Tidak Selalu Mengakibatkan Terganggunya Aktifitas Sehari-Hari, Namun Terjadinya Keluhan Kesehatan Dan Jenis Keluhan Yang Dialami Oleh PENDUDUK Dapat Menggambarkan Tingkat/Derajat Kesehatan Secara Kasar. Lebih Dari Separuh Atau Sebesar 51,15 Persen Dari Keseluruhan Populasi PENDUDUK Lansia Mengalami Keluhan Kesehatan Selama Sebulan Yang Lalu. Pada Gambar 5.1 Dapat Dilihat Bahwa Persentase PENDUDUK Lansia Yang Mengalami Keluhan Kesehatan Antara Laki-Laki Dan Perempuan Yaitu Secara Total Lansia Perempuan Agak Lebih Besar Yaitu 51,26 Persen Dan 51,03 Persen Untuk Lansia Laki- Laki. Pola Yang Sama Juga Terjadi Di Daerah Pedesaan Tetapi Perkotaan Justru Laki-Laki Yang Agak Lebih Besar Dibanding Perempuan. Gambar 5.1 Persentase PENDUDUK Lansia Yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Selama Sebulan Yang Lalu, SUMATERA SELATAN 2014 Sumber BPS, Susenas 2014 Persentase PENDUDUK Lansia Yang Mengalami Keluhan Kesehatan Pada Masing-Masing Kabupaten/Kota Nampak Bervariasi Dengan Persentase Antara 37 - 66 Persen Lihat Lampiran Tabel 7. Persentase PENDUDUK Lansia Yang Mengalami Keluhan Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 2014 27 Kesehatan Dari 3 Kabupaten/Kota Yang Paling Tinggi Secara Berturut-Turut Adalah Lahat 66,80 , Palembang 62,63 , Dan Empat Lawang 52,93 . Sebaliknya, Persentase PENDUDUK Lansia Yang Mengalami Keluhan Kesehatan Terkecil Secara Berturut-Turut Di Kabupaten Musi Banyuasin 37,73 , OKU Timur 38,29 , Dan Musi Rawas 43,87 . Tabel 5.1. Persentase PENDUDUK Lansia Yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Selama Sebulan Yang Lalu Menurut Jenis Keluhan, Tipe Daerah Dan Jenis Kelamin SUMATERA SELATAN, 2014 Jenis Kelamin /Keluhan Perkotaan Pedesaan Total 1 2 3 4 Laki-Laki Panas 7,38 9,18 8,57 Batuk 20,36 17,35 18,37 Pilek 14,71 11,37 12,51 Sakit Kepala Berulang 3,62 4,18 3,99 Perempuan Panas 9,99 7,63 8,48 Batuk 15,55 13,80 14,43 Pilek 10,43 10,02 10,17 Sakit Kepala Berulang 5,42 7,38 6,67 Total Panas 8,77 8,38 8,52 Batuk 17,79 15,53 16,32 Pilek 12,43 10,68 11,29 Sakit Kepala Berulang 4,58 5,82 5,39 Sumber BPS, Susenas 2014 Dengan Bertambahnya Tahun, ManUSIA Semakin Bertambah Umur Dan Menjadi Tua. USIA Yang Semakin Bertambah Membuat Kekuatan Dan Daya Tahan Tubuh Semakin Menurun Dan Semakin Banyak Keluhan Kesehatan Yang Dialami. Keluhan Kesehatan Yang Dialami Lansia Bermacam-Macam, Pada Tabel 5.1 Disajikan Persentase PENDUDUK Lansia Yang Mengalami Keluhan Kesehatan Menurut Jenis Keluhan Kesehatan, Tipe Daerah Dan Jenis Kelamin. Pada Tabel Tersebut Dapat Dilihat Bahwa Jenis Keluhan Kesehatan Paling Banyak Dialami Oleh Para Lansia Berturut-Turut Batuk, Pilek, Panas Dan Sakit Kepala Berulang Dengan Persentase Masing-Masing Sebesar 16,32 Persen, 11,29 Persen, 8,52 Persen Dan 5,39 Persen. Gambaran Yang Sama Terjadi Pada PENDUDUK Lansia Daerah Pedesaan Dan Perkotaan. Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 201428 5.2 Angka Kesakitan Keluhan Kesehatan Yang Dialami PENDUDUK Lansia Dapat Mengakibatkan Aktifitas Sehari-Harinya Menjadi Terganggu. Angka Kesakitan Morbidity Rates Lansia Atau Proporsi PENDUDUK Lansia Yang Mengalami Masalah Kesehatan Hingga Mengganggu Aktifitas Sehari-Hari Selama Satu Bulan Terakhir Pada Tahun 2014 Mencapai Sebesar 20,11 Persen. Angka Kesakitan Ini Merupakan Indikator Yang Biasa Digunakan Untuk Mengukur Derajat Kesehatan PENDUDUK. Angka Kesakitan Tergolong Sebagai Indikator Kesehatan Negatif. Semakin Tinggi Angka Kesakitan, Menunjukkan Derajat Kesehatan PENDUDUK Semakin Buruk. Sebaliknya, Semakin Rendah Angka Kesakitan Menunjukkan Derajat Kesehatan PENDUDUK Yang Semakin Baik. Gambar 5.2 Angka Kesakitan PENDUDUK Lansia Menurut Jenis Kelamin Dan Tipe Daerah, SUMATERA SELATAN 2014 Sumber BPS, Susenas 2014 Hasil Susenas Tahun 2014 Menunjukkan Bahwa Dari Setiap 100 Orang Lansia Terdapat Sekitar 20 Orang Di Antaranya Mengalami Sakit. Gambar 5.2 Menunjukkan Bahwa Angka Kesakitan PENDUDUK Lansia Perempuan Di Sumsel Tercatat Sebesar 19,67 Persen Sedikit Lebih Tinggi Dari Angka Kesakitan PENDUDUK Lansia Laki-Laki Sebesar 20,58 Persen. Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 2014 29 Gambar 5.2 Juga Menunjukkan Bahwa Angka Kesakitan PENDUDUK Lansia Yang Tinggal Di Perkotaan Lebih Rendah Dibandingkan Dengan Lansia Yang Tinggal Di Daerah Pedesaan. Angka Kesakitan PENDUDUK Lansia Di Daerah Perkotaan Tahun 2014 Sebesar 18, 60 Persen, Sedangkan Di Daerah Pedesaan Mencapai Sebesar 20,92 Persen. Terlihat Bahwa Derajat Kesehatan PENDUDUK Lansia Di Perkotaan Lebih Baik Dibandingkan Derajat Kesehatan PENDUDUK Lansia Di Pedesaan. Kecenderungan Ini Terlihat Jelas Baik Untuk PENDUDUK Lansia Laki-Laki Maupun Lansia Perempuan. Angka Kesakitan PENDUDUK Lansia Pada Masing-Masing Kabupaten/Kota Nampak Bervariasi Dengan Persentase Berkisar Antara 7 31 Persen. Seperti Yang Disajikan Pada Lampiran Tabel 7 Kolom 3, Angka Kesakitan PENDUDUK Lansia Yang Paling Tinggi Secara Berturut-Turut Ditemukan Di Kabupaten Lahat 31,36 , Pagar Alam 30,91 Dan OKU SELATAN 30,20. Sebaliknya, Angka Kesakitan Terendah Secara Berturut-Turut Ditemukan Di Kabupaten OKU 7,29, Muara Enim 13,08 Dan Musi Rawas 15,08. 5.3 Lama Sakit Mengalami Keluhan Kesehatan Dan Terganggu Kegiatan Sakit Dapat Berakibat Tidak Dapat Beraktifitas Selama Berhari-Hari. Lama Seseorang Menderita Sakit Secara Umum Mencerminkan Intensitas Atau Derajat Sakit Serta Bobot Penyakit Yang Diderita Seseorang. Semakin Lama Seseorang Menderita Sakit Menunjukkan Bahwa Sakit Yang Dideritanya Cukup Parah Dan Sebaliknya. Pada Sisi Lain, Lama Seseorang Menderita Sakit Juga Mencerminkan Kualitas Kesehatan Fisik Seseorang Yang Direfleksikan Melalui Daya Tahan Tubuh. Semakin Lama Seseorang Menderita Sakit Menunjukkan Daya Tahan Tubuhnya Terhadap Serangan Berbagai Penyakit Sangat Lemah Dan Sebaliknya. Dari Hasil Susenas Tahun 2014 Diperoleh Bahwa Secara Umum PENDUDUK Lansia Di SUMATERA SELATAN Yang Sakit Paling Banyak Dengan Jumlah Hari Sakit Selama 1-3 Hari Dan 4-7 Hari Dengan Persentase Sebesar 46,19 Persen Dan 32,44 Persen. Sedangkan Sebanyak Lebih Dari 21 Persen PENDUDUK Lansia Lainnya Menderita Sakit Lebih Dari 7 Hari Seminggu. Pada Tabel 5.2 Yang Menyajikan Persentase PENDUDUK Lansia Yang Mengalami Sakit Menurut Lamanya Sakit, Terlihat Bahwa PENDUDUK Lansia Yang Tinggal Di Daerah Perkotaan Maupun Di Pedesaan Pada Umumnya Menderita Sakit Tidak Lebih Dari Satu Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 201430 Minggu. Persentase PENDUDUK Lansia Yang Tinggal Di Daerah Perkotaan Dengan Lama Hari Sakit Selama 1-3 Hari Dan 4-7 Hari Masing-Masing Mencapai Sebesar 37,11 Persen Dan 33,12 Persen. Persentase Tersebut Untuk Daerah Pedesaan Masing- Masing Tercatat Sebesar 50,53 Persen Dan 32,12 Persen. Tabel Tersebut Memperlihatkan Bahwa Secara Rata-Rata Lama Hari Sakit PENDUDUK Lansia Baik Di Daerah Perkotaan Maupun Perdesaan Mempunyai Pola Yang Mirip Tetapi Bila Dibandingkan Persentase Lama Sakit 4-7 Hari Di Perdesaan Dari Pada Perkotaan Hampir Sama Sedangkan Untuk Lama Sakit 1-3 Hari Perkotaan Lebih Rendah Lebih Dari 13 Persen Dari Perdesaan. Tabel 5.2 Persentase PENDUDUK Lansia Yang Sakit Menurut Lamanya Sakit Dan Tipe Daerah, SUMATERA SELATAN 2014 Lama Sakit Hari Perkotaan Pedesaan Total 1 2 3 4 1-3 37,10 50,53 46,19 4-7 33,13 32,12 32,45 8-14 4,84 3,21 3,73 15-21 1,92 2,65 2,41 22-30 23,02 11,49 15,22 Total 100,00 100,00 100,00 Sumber BPS, Susenas 2014 Lampiran Tabel 8.3 Menunjukkan Bahwa Lama Hari Sakit PENDUDUK Lansia Pada Masing-Masing Kabupaten/Kota Bervariasi Untuk Masing-Masing Kelompok Lama Hari Sakit. Kelompok Lama Hari Sakit Lansia Dari Semua Lansia Yang Sakit Dominan Untuk Seluruh Kabupaten Kota Adalah Antara 1-3 Hari Dan 4-7 Hari. Pada Masing-Masing Kelompok Lama Hari Sakit Tersebut, Persentasenya Berkisar Antara 30 - 57 Persen Dan Antara 17 - 57 Persen. Pada Kelompok Lama Hari Sakit Lansia Terbanyak 1-3 Hari, Paling Banyak Ditemukan Di Kabupaten/Kota Lahat 56,52 , OKU 56,10 Dan Empat Lawang 47,22 . Sebaliknya Pada Kelompok Hari Yang Sama, Persentase Terendah Adalah Pagar Alam 30,07, Banyuasin 33,13 Dan Prabumulih 35,63. Pada Pola Persentase Kabupaten/Kota Terbagi Menjadi Dua Yaitu Yang Mendominasi Pada Lama Sakit 1-3 Hari Dan Ada Pula Pola Lama Sakit Kabupaten/Kota Yang Terbanyak Adalah 4-7 Hari. Selengkapnya Dapat Dilihat Pula Menurut Tipe Daerah Pada Tabel 8.1 , Tabel 8.2 Dan 8.3. Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 2014 31 5.4 Cara Berobat Untuk Mengatasi Keluhan Kesehatan Dan Sakit Yang Dialami, Yang Dilakukan Secara Umum Adalah Dengan Cara Berobat. Kebiasaan Serta Cara Berobat Yang Dilakukan Seseorang, Merupakan Salah Satu Indikator Yang Digunakan Untuk Melihat Apakah Orang Yang Bersangkutan Telah Memiliki Pola Perilaku Hidup Sehat. Pada Dasarnya Apabila Seseorang Menderita Sakit Maka Ia Harus Segera Mendapatkan Perawatan Dan Pengobatan Agar Cepat Sembuh Dan Dapat Melakukan Berbagai Aktivitas Seperti Semula. Berobat Atau Pengobatan Bisa Dilakukan Dengan Berbagai Cara Seperti Berobat Sendiri Atau Mendatangi Tempat Pelayanan Kesehatan, Baik Modern Maupun Tredisional, Termasuk Mendatangkan Petugas Kesehatan Ke Rumah Pasien. Tabel 5.3 Persentase PENDUDUK Lansia Yang Berobat Sendiri Menurut Jenis Obat Dan Tipe Daerah, SUMATERA SELATAN 2014 Jenis Obat Yang Digunakan Perkotaan Pedesaan Total 1 2 3 4 Modern 75,93 60,41 66,31 Tradisional 4,50 8,29 6,85 Lainnya 1,91 2,93 2,54 Campuran 17,67 28,38 24,31 Sumber BPS, Susenas 2014 Tabel 5.3 Menyajikan Persentase PENDUDUK Lansia Yang Sakit Dan Berobat Sendiri Menurut Jenis Obat Yang Digunakan. Dari Tabel Tersebut Nampak Bahwa Lansia Yang Berobat Sendiri Paling Banyak Menggunakan Obat Modern, Dengan Persentase Berturut-Turut Untuk Modern 66,31, Campuran 24,31, Tradisional 6,85 Dan Lainnya 2,31. Tabel 5.3 Ini Menunjukkan Bahwa Secara Umum PENDUDUK Lansia Di Daerah Perkotaan Sumsel Lebih Senang Menggunakan Obat Modern Dibandingkan PENDUDUK Lansia Di Daerah Pedesaan. Persentase PENDUDUK Lansia Yang Menggunakan Obat Modern Di Perkotaan Tercatat 75,93 Persen Dan Di Pedesaan Sebesar 60,41 Persen. Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 201432 Sebaliknya, PENDUDUK Lansia Di Pedesaan Lebih Menyukai Obat Tradisional Dibanding Perkotaan, Begitu Juga Obat Lainnya Dan Obat Campuran Pedesaan Lebih Banyak Dibandingkan PENDUDUK Lansia Di Perkotaan. Persentase PENDUDUK Lansia Yang Menggunakan Obat Tradisional Di Pedesaan Tercatat 8,29 Persen Dan 4,50 Persen Di Perkotaan. Lampiran Tabel 9.3 Menunjukkan Bahwa Lansia Yang Melakukan Pengobatan Sendiri Dengan Menggunakan Obat Modern Pada Masing-Masing Kabupaten/Kota Nampak Bervariasi Dengan Persentase Berkisar Antara 23,81 95,86 Persen. Kabupaten/Kota Yang Mempunyai Persentase Paling Tinggi Secara Berturut-Turut Ditemukan Di Musi Rawas 95,86, Prabumulih 81,92 Dan Pagaralam 67,83. Sebaliknya, Kabupaten/Kota Yang Mempunyai Persentase Terendah Secara Berturut- Turut Banyuasin 23,81, OKI 31,33 Dan Musi Banyuasin 36,48. Pada Tabel 5.4 Disajikan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Yang Paling Diminati Oleh PENDUDUK Lansia Di Sumsel Untuk Berobat Secara Berturut-Turut Adalah Praktek Nakes/Tenaga Kesehatan 34,00 , Praktek Dokter 25,17 Dan Puskesmas/Pustu 20,69 . Dari Tabel Tersebut Juga Bahwa Preferensi Antara PENDUDUK Lansia Laki-Laki Dan Perempuan Agak Berbeda Dalam Memilih Fasilitas/Tempat Berobat, Laki-Laki Lebih Banyak Ke Praktek Dokter Sedangkan Kebanyakan Lansia Perempuan Ke Praktek Nakes. Tabel 5.4. Persentase PENDUDUK Lansia Yang Berobat Jalan Menurut Tempat Berobat, Tipe Daerah Dan Jenis Kelamin, SUMATERA SELATAN 2014 Tempat Berobat Jalan Tipe Daerah Jenis Kelamin Totalkota Desa L P 1 5 6 8 9 10 RS Pemerintah 7,97 6,45 6,16 7,78 7,07 RS Swasta 11,35 2,91 7,58 5,35 6,33 Praktek Dokter 41,20 14,25 30,27 21,14 25,17 Puskesmas/Pustu 20,81 20,61 21,65 19,94 20,69 Praktek Nakes 12,21 48,85 27,42 39,19 34,00 Praktek Batra 2,04 3,55 3,83 2,23 2,94 Lainnya 4,42 3,38 3,08 4,37 3,80 Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber BPS, Susenas 2014 Ht Tp // Su M Se L.B P .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 2014 33 Tabel 5.4. Juga Menunjukkan Bahwa Preferensi PENDUDUK Lansia Di Daerah Perkotaan Dan Pedesaan Nampak Berbeda. Di Perkotaan Lebih Suka Berobat Jalan Ke Dokter, Sedangkan Di Pedesaan Lebih Suka Praktek Nakes. Jenis Fasilitas/Tempat Berobat Jalan Yang Paling Diminati Oleh PENDUDUK Lansia Daerah Perkotaan Berturut-Turut Adalah Praktek Dokter 41,20, Puskesmas/Pustu 20,81 Dan Praktek Nakes 12,21. Sementara PENDUDUK Lansia Pedesaan Lebih Berminat Berobat Jalan Ke Praktek Nakes 48,85, Puskesmas/Pustu 20,61, Dan Praktek Dokter 14,25. Keadaan Ini Terkait Pula Dengan Kondisi Fasilitas Tipe Daerah Karena Umumnya Di Daerah Perkotaan Sudah Banyak Praktek Dokter Dengan Jarak Tidak Terlalu Jauh Dengan PENDUDUK. Lampiran Tabel 10 Secara Lengkap Menunjukkan Bahwa Persentase Lansia Yang Sakit Dan Melakukan Usaha Penyembuhan Dengan Berobat Jalan Pada Masing- Masing Kabupaten/Kota Dibedakan Menurut Daerah Dan Jenis Kelamin. Lampiran Tabel 11 Menunjukkan Bahwa Lansia Yang Sakit Dan Melakukan Usaha Penyembuhan Dengan Berobat Jalan Ke Berbagai Fasilitas. Dari Tabel Tersebut Dapat Dilihat Persentase Praktek Nakes, Praktek Dokter Dan Puskesmas/Pustu Cukup Mendominasi Di Atas 10 Persen. Tempat Berobat Jalan Yang Mencapai 25 Persen Lebih Pada Praktek Nakes Yaitu Di OKU Timur, Ogan Ilir Dan OKI. Selengkapnya Dapat Dilihat Pada Lampiran Tabel 11.1 11.3. Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 201434 Halaman Ini Sengaja Dikosongkan Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 2014 35 BAB 6 KEGIATAN EKONOMI PENDUDUK LANSIA PENDUDUK LANJUT USIA Merupakan Bagian Dari Anggota Keluarga Dan Anggota Masyarakat Yang Semakin Bertambah Jumlahnya Sejalan Dengan Peningkatan USIA Harapan Hidup. Meningkatnya PENDUDUK LANJUT USIA Merupakan Salah Satu Tanda Keberhasilan Pembangunan SDM Yang Sehat Dan Sejahtera Sehingga Dapat Mencapai USIA Yang Panjang. Namun, Di Sisi Lain Peningkatan Jumlah PENDUDUK LANJUT USIA Akan Membawa Dampak Terhadap Sosial Ekonomi Baik Dalam Keluarga, Masyarakat, Maupun Dalam Pemerintahan. Implikasi Ekonomi Yang Penting Dari Peningkatan Jumlah PENDUDUK LANJUT USIA Adalah Peningkatan Dalam Rasio Ketergantungan LANJUT USIA Old Age Ratio Dependency. Ini Berarti Bahwa Setiap PENDUDUK USIA Produktif Akan Menanggung Semakin Banyak PENDUDUK LANJUT USIA Wirakartakusuma Dan Anwar 1994. Oleh Karena Itu, Jika PENDUDUK LANJUT USIA Dapat Mengatasi Persoalan Hidupnya Baik Sosial Maupun Ekonomi, Maka Tanpa Disadari Mereka Telah Ikut Aktif Dalam Upaya Untuk Tidak Tergantung Pada Orang Lain Dalam Kehidupan Sehari-Harinya. Dengan Demikian Angka Rasio Ketergantungan Akan Menurun, Sehingga Beban Pemerintah Akan Berkurang. Ketergantungan LANJUT USIA Disebabkan Karena Kondisi PENDUDUK LANJUT USIA Banyak Mengalami Kemunduran Fisik Maupun Psikis, Artinya Mereka Mengalami Degradasi Dalam Bentuk Perubahan-Perubahan Yang Mengarah Pada Perubahan Yang Negatif, Yaitu Menurunnya Tingkat Produktifitas. Secara Ekonomis Keadaan LANJUT USIA Dapat Digolongkan Menjadi 3 Tiga Yaitu Golongan Mantap, Kurang Mantap Dan Rawan Trimarjono, 1997. Golongan Mantap Adalah Para LANJUT USIA Yang Berpendidikan Tinggi, Sempat Menikmati Kedudukan/Jabatan Baik, Mapan Pada USIA Produktif, Sehingga Pada USIA LANJUT Dapat Mandiri Dan Tidak Tergantung Pada Pihak Lain. Pada Golongan Kurang Mantap, LANJUT USIA Kurang Berhasil Mencapai Kedudukan Yang Tinggi, Tetapi Sempat Mengadakan Investasi Pada Anak-Anaknya, Misalnya Mengantar Anak-Anaknya Ke Jenjang Pendidikan Tinggi, Sehingga Kelak Akan Dibantu Oleh Anak-Anaknya. Sedangkan Golongan Rawan Yaitu LANJUT USIA Yang Tidak Mampu Memberikan Bekal Yang Cukup Kepada Anaknya, Sehingga Ketika Purna Tugas Datang Akan Mendatangkan Kecemasan Karena Terancam Akan Kemunduran Tingkat Kesejahteraannya. Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 201436 Sejalan Dengan Penggolongan Tersebut, Gambaran Mengenai Golongan Rawan Dapat Dilihat Dari Hasil Penelitian Tentang PENDUDUK Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS Yang Dilakukan BPS Pada Tahun 2003 BPS, 2003, Dimana Hasil Penelitiannya Menunjukkan Masih Terdapat Sebanyak 2,4 Juta PENDUDUK Lansia Di Indonesia Yang Tergolong Sebagai PENDUDUK Lansia Terlantar Yaitu PENDUDUK Lansia Yang Tidak/Belum Mampu Memenuhi Kebutuhan Minimalnya Untuk Dapat Hidup Secara Layak. Bagian Ini Memberikan Gambaran Secara Makro Mengenai Kegiatan Ekonomi PENDUDUK Lansia. Gambaran Tersebut Secara Rinci Akan Dilihat Dari Berbagai Indikator Ketenagakerjaan Yang Mencakup Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK, Tingkat Pengangguran Terbuka, Lapangan Usaha, Status Pekerjaan, Jenis Pekerjaan, Tingkat Pendidikan Pekerja Dan Jumlah Jam Kerja. 6. 1 Partisipasi Angkatan Kerja PENDUDUK Lansia Tabel 6.1 Menunjukkan Gambaran Mengenai PENDUDUK Lansia Di SUMATERA SELATAN Yang Termasuk Dalam Kategori Sebagai Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Dan Tipe Daerah. Dari Tabel Tersebut Terlihat Bahwa Dari Seluruh PENDUDUK Lansia Yang Masuk Dalam Kategori Angkatan Kerja, Hampir Semua Adalah Lansia Bekerja 99,34 Persen, Dan Selebihnya Sekitar 0,66 Persen Adalah Lansia Yang Menganggur. Pada Tabel Yang Sama Juga Terlihat Bahwa Persentase PENDUDUK Lansia Perempuan Yang Bekerja Lebih Tinggi Dibandingkan Dengan PENDUDUK Lansia Laki-Laki 100,00 Persen Berbanding Dengan 99,34 Persen. Pola Seperti Ini Juga Terjadi Di Perkotaan, Dimana 100,00 Persen Lansia Perempuan, Dan 96,26 Persen Laki-Laki Bekerja. Di Daerah Perkotaan Perempuan Lansia Yang Tidak Bekerja Tidak Tergolong Pengangguran Karena Biasanya Kalau Tidak Bekerja Maka Perempuan Akan Masuk Ke Bukan Angkatan Kerja Mengurus Rumah Tangga Atau Lainnya Sedangkan Di Pedesaan Pada Umumnya Perempuan Akan Tetap Berusaha Bekerja Membantu Suaminya Pengangguran Sangat Kecil Sehingga Tidak Tercover Sampel. Pada Umumnya Gambaran Mengenai Kegiatan Yang Paling Banyak Dilakukan Oleh Lansia Bukan Angkatan Kerja Secara Total Hampir Berimbang/Tidak Jauh Berbeda Antara Mengurus Rumah Tangga 56,94 Persen Dan Lainnya 43,06 Persen. Pola Kegiatan PENDUDUK Lansia Bukan Angkatan Kerja Tidak Berbeda Antara Daerah Pedesaan Dan Perkotaan. Hal Yang Justru Menarik Perhatian Adalah, Kegiatan Lansia Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 2014 37 Bukan Angkatan Kerja Antara Laki-Laki Dan Perempuan Di Mana Sebagian Besar Perempuan Adalah Mengurus Rumah Tangga 74,41 , Sedangkan Laki-Laki Lebih Besar Melakukan Kegiatan Lainnya 79,28 . Kegiatan Lainnya Yang Dimaksud Dalam Hal Ini Mencakup Berbagai Kegiatan Selain Bekerja, Mencari Pekerjaan, Sekolah Dan Mengurus Rumah Tangga. Kegiatan Lainnya Ini Antara Lain Bersantai, Rekreasi, Olahraga, Hiburan, Kegiatan Sosial Dan Kegiatan Keagamaan Kegiatan Pengajian Atau Kebaktian Dan Kegiatan Kemasyarakatan Lainnya Tabel 6.1. Berikut Ini Tabel Mengenai Partisipasi Angkatan Kerja PENDUDUK Lansia Di SUMATERA SELATAN Tabel 6.1 Persentase PENDUDUK Lansia Menurut Jenis Kegiatan, Tipe Daerah Dan Jenis Kelamin, SUMATERA SELATAN 2014 Tipe Daerah /Jenis Kelamin Angkatan Kerja Bukan Angkatan Kerja Bekerja Pengang-Guran Jumlah Mengurus Rumah Tangga Lainnya Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 Perkotaan Laki-Laki 96,26 3,74 100,00 21,08 78,92 100,00 Perempuan 100,00 0,00 100,00 80,59 19,41 100,00 Total 97,52 2,48 100,00 57,66 42,34 100,00 Pedesaan Laki-Laki 100,00 0,00 100,00 20,33 79,67 100,00 Perempuan 100,00 0,00 100,00 70,37 29,63 100,00 Total 100,00 0,00 100,00 56,39 43,61 100,00 Perkotaanpedesaan Laki-Laki 99,03 0,97 100,00 20,72 79,28 100,00 Perempuan 100,00 0,00 100,00 74,41 25,59 100,00 Total 99,34 0,66 100,00 56,94 43,06 100,00 Sumber BPS, Sakernas 2014 Pada Lampiran Tabel 12 Menyajikan Persentase PENDUDUK Lansia Yang Bekerja Terhadap Seluruh PENDUDUK Lansia Di Setiap Kabupaten/Kota. Persentase PENDUDUK Lansia Yang Bekerja Untuk Masing-Masing Kabupaten/Kota Sangat Bervariasi Yaitu Antara 28,01 64,64 Persen. Persentase PENDUDUK Lansia Laki-Laki Yang Bekerja Lebih Tinggi Dibandingkan Dengan Persentase PENDUDUK Lansia Perempuan Yang Bekerja Yaitu Berkisar Antara 37,26 82,77 Persen Untuk Lansia Laki-Laki Dan Antara 10,26 48,51 Persen Untuk Lansia Perempuan. Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 201438 Lampiran Tabel 12 Ini Juga Menunjukkan Bahwa Persentase Terbesar PENDUDUK Lansia Yang Bekerja Secara Berturut-Turut Ditemukan Di Kabupaten Musi Rawas 64,64 Persen, OKI 64,51 Dan OKU SELATAN 64,14 Persen. Sebaliknya, Persentase Paling Kecil Dari PENDUDUK Lansia Yang Bekerja Ditemukan Di Kota Palembang 28,01 Persen, Kabupaten OKU 36,36 Persen Dan Kota Prabumulih 38,92 Persen. 6.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK PENDUDUK Lansia Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK Didefinisikan Sebagai Perbandingan Antara Angkatan Kerja Dengan Seluruh PENDUDUK USIA Kerja. Dalam Hal PENDUDUK Lansia, Maka Angkatan Kerja Mencakup PENDUDUK Lansia Yang Terlibat Dalam Kegiatan Ekonomi, Yaitu Yang Bekerja Dan Lansia Yang Menganggur. PENDUDUK USIA Kerja Sebagai Pembanding Adalah PENDUDUK Lansia Itu Sendiri. Gambar 6.1 TPAK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN Menurut Tipe Daerah Dan Jenis Kelamin, 2014 Sumber BPS, Sakernas 2014 Gambar 6.1 Memberikan Gambaran Mengenai Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja PENDUDUK Lansia Menurut Jenis Kelamin Dan Tipe Daerah. Dari Gambaran Tersebut Dapat Dilihat Bahwa TPAK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN Sebesar 46,51 Persen. Dilihat Dari Jenis Kelamin, TPAK PENDUDUK Lansia Laki-Laki Lebih Tinggi Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 2014 39 Dibanding Dengan PENDUDUK Lansia Perempuan 64,50 Persen Berbanding Dengan 29,21 Persen. Pola Yang Sama Terjadi Baik Di Daerah Perkotaan Maupun Pedesaan. Dari Gambar Ini Pula Terlihat Lebih Banyak Lansia Di Pedesaan Yang Menjadi Angkatan Kerja Daripada Di Daerah Perkotaan Baik Untuk Lansia Laki-Laki Maupun Perempuannya. Lampiran Tabel 13 Menunjukkan Bahwa Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK Untuk PENDUDUK Lansia Pada Masing-Masing Kabupaten/Kota Tampak Bervariasi Dengan Persentase Berkisar 29,41 64,64 Persen. TPAK PENDUDUK Lansia Paling Tinggi Berturut-Turut Ditemukan Di Kabupaten Musi Rawas 64,64 Persen, OKI 64,51 Persen Dan OKU SELATAN 64,14 Persen. Sebaliknya Angka TPAK Paling Rendah Berturut-Turut Berturut-Turut Ditemukan Di Kota Palembang 29,41 Persen , Kabupaten OKU 36,36 Persen Dan Kota Prabumulih 38,92 Persen. 6.3 Lapangan Usaha Lapangan Usaha Dalam Ulasan Ini Diklasifikasikan Menjadi 3 Kelompok, Yaitu Pertanian Agriculture, Industri Manufacturing Dan Jasa Service. Kelompok Lapangan Usaha Pertanian Mencakup Sektor Pertanian, Kelompok Industri Mencakup Sektor Pertambangan/Penggalian, Industri, Listrik/Gas/Air Dan Konstruksi, Sedangkan Kelompok Jasa Terdiri Dari Sektor Perdagangan, Transportasi/Komunikasi, Keuangan, Jasa Dan Lainnya. Ketiga Kelompok Sektor Ini Dikenal Sebagai Sektor A Agriculture, M Manufacturing Dan S Service. Tabel 6.2. Persentase PENDUDUK Lansia Yang Bekerja Menurut Kelompok Lapangan Usaha Dan Tipe Daerah, SUMATERA SELATAN 2014 Kelompok Lapangan Usaha Kota Desa Total 1 2 3 4 Pertanian A 9,39 45,95 32,95 Industri M 4,86 1,70 2,82 Jasa-Jasa S 85,75 52,35 64,23 Total 100,00 100,00 100,00 Sumber BPS, Sakernas 2014 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 201440 Sedikit Berbeda Dengan PENDUDUK SUMATERA SELATAN Secara Umum Yang Masih Didominasi Sektor Pertanian Walaupun Demikian Sektor Jasa Ini Mulai Mengimbangi Sektor Pertanian. PENDUDUK Lansia Di SUMATERA SELATAN Dominan Bekerja Sektor Jasa-Jasa Perdagangan, Rumah Makan, Akomodasi, Keuangan, Usaha Jasa Persewaan, Jasa Perusahaan Dan Jasa Kemasyarakatan, Sosial Serta Perorangan, Sektor Ini Juga Merupakan Andalan Bagi Mayoritas Pekerja Lansia. Pada Tabel 6.2 Terlihat Bahwa Sebesar 32,95 Persen Pekerja Lansia Adalah Bekerja Di Sektor Pertanian, Sebesar 2,82 Persen Pekerja Lansia SUMATERA SELATAN Bekerja Di Sektor Industri Dan Sebesar 64,23 Persen Bekerja Di Kelompok Sektor Jasa-Jasa. Tabel 6.2 Juga Menunjukkan Bahwa Struktur Pekerjaaan PENDUDUK Lansia Di Daerah Pedesaan Berbeda Dengan Struktur Perkotaan. Mayoritas Para Lansia Di Perkotaan Bekerja Di Kelompok Sektor Jasa-Jasa 85,75 Persen Sedangkan Di Pedesaan Walaupun Sektor Jasa Juga Sudah Mendominasi, Sektor Pertaniannya Tetap Jauh Lebih Besar Dari Perkotaan 45,95 Persen Berbanding. Struktur Pekerjaan PENDUDUK Lansia Pada Hampir Setiap Kabupaten/Kota Di SUMATERA SELATAN Seperti Lampiran Tabel 14.1 Menunjukkan Pola Yang Serupa Dengan Pola Provinsi, Dengan Sektor Jasa-Jasa, Pertanian Dan Industri Berturut-Turut Merupakan Sektor Yang Paling Banyak Menyerap Tenaga Kerja Lansia Kecuali 3 Kabupaten Masih Didominasi Pertanian Yaitu OKI, Musi Rawas Dan OKU SELATAN. Gambar 6.2 Menyajikan Komposisi Pekerja Lansia Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan Dan Lapangan Usaha. Dari Gambar Tersebut Terlihat Bahwa Pada Jenjang Pendidikan Yang Semakin Tinggi, Persentase PENDUDUK Lansia Yang Bekerja Di Sektor Pertanian Cenderung Semakin Berkurang. Gambaran Ini Secara Umum Mendukung Dugaan Sebelumnya Yaitu Menumpuknya Pekerja Lansia Di Sektor Pertanian Berkaitan Dengan Akses Untuk Memperoleh Pekerjaan Di Sektor Ini Jauh Lebih Mudah Bahkan Tanpa Syarat Pendidikan Dibandingkan Dengan Sektor Lainnya Yang Pada Umumnya Mensyaratkan Kualifikasi/Tingkat Keterampilan Atau Pendidikan Tertentu. Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 2014 41 Gambar 6.2 Persentase PENDUDUK Lansia Yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Dan Kelompok Lapangan Usaha, SUMATERA SELATAN 2014 Sumber BPS, Sakernas 2014 6.4. Status Pekerjaan Tabel 6.3 Menyajikan Persentase PENDUDUK Lansia Yang Bekerja Menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin Dan Status Pekerjaan. Pada Tabel Ini Status Pekerjaan PENDUDUK Lansia Pada Umumnya Adalah Berusaha Dibantu Buruh Tidak Tetap 39,25 Persen, Berusaha Sendiri 25,49 Persen Dan Pekerja Tidak Dibayar 13,88 Persen. Jika Dibedakan Berdasarkan Tipe Daerah, Status Pekerjaan PENDUDUK Lansia Perkotaan Paling Banyak Adalah Buruh/Karyawan 29,30 Persen, Berusaha Sendiri 26,87 Persen, Disusul Berusaha Dibantu Buruh Tidak Tetap 21,56 Persen, Pekerja Tidak Dibayar 12,49 Persen, Berusaha Dibantu Buruh Tetap 7,26 Persen Dan Lainnya Yaitu Pekerja Bebas 2,53 Persen. Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 201442 Tabel 6.3 Persentase PENDUDUK Lansia Yang Bekerja Menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin Dan Status Pekerjaan, SUMATERA SELATAN 2014 Tipe Daerah/ Jenis Kelamin Status/Kedudukan Dlm Pekerjaan Utama Totalberusah A Sendiri Berusaha Dibantu Buruh Tidak Tetap Berusaha Dibantu Buruh Tetap Buruh/ Karya- Wan Pekerja Tidak Dibayar Lainnya 1 2 3 4 5 6 7 8 Perkotaan Laki-Laki 26,63 27,53 10,52 30,23 3,64 1,45 100,00 Perempuan 27,32 10,22 1,07 27,55 29,27 4,57 100,00 Total 26,87 21,56 7,26 29,30 12,49 2,53 100,00 Pedesaan Laki-Laki 23,07 59,34 3,68 8,42 1,34 4,14 100,00 Perempuan 29,21 15,23 2,61 5,48 42,81 4,66 100,00 Total 25,00 45,48 3,35 7,49 14,37 4,3 100,00 Perkotaanpedesaan Laki-Laki 23,97 51,33 5,4 13,91 1,92 3,47 100,00 Perempuan 28,68 13,83 2,18 11,64 39,03 4,63 100,00 Total 25,49 39,25 4,37 13,18 13,88 3,85 100,00 Sumber BPS, Sakernas 2014 Dilihat Menurut Gender, Persentase PENDUDUK Lansia Laki-Laki Di SUMATERA SELATAN Lebih Banyak Bekerja Dengan Status Berusaha Dibantu Buruh Tidak Tetap 51,33 Persen Dan Lansia Perempuan Lebih Banyak Pekerja Tidak Dibayar 39,03 Persen. Jika Dilihat Di Daerah Pedesaan Persentase PENDUDUK Lansia Laki-Laki Lebih Banyak Bekerja Dengan Status Berusaha Dibantu Buruh Tidak Tetap 59,34 Persen Sedangkan PENDUDUK Lansia Perempuan Lebih Banyak Sebagai Pekerja Tidak Dibayar 42,81. Lain Halnya Daerah Perkotaan, Lansia Laki-Laki Banyak Menjadi Buruh/Karyawan 30,23 Persen Dan Perempuan Lebih Banyak Yang Pekerja Tidak Dibayar 46,33 Persen. Seperti Terlihat Pada Lampiran Tabel 15.3, Struktur Status Pekerjaan PENDUDUK Lansia Di Masing-Masing Kabupaten/Kota Terbagi Menjadi Tiga Pola. Pola Pertama Dengan Komposisi Status Pekerjaan Lebih Banyak Berusaha Sendiri Yaitu Kabupaten Musi Banyuasin, OKU SELATAN, Empat Lawang Dan Prabumulih. Pola Kedua Lebih Banyak Menjadi Buruh/Karyawan Yaitu Kota Palembang Dan Pagar Alam. Pola Ketiga Yaitu Lebih Banyak Berusaha Dibantu Buruh Tidak Tetap Yaitu Kabupaten/Kota Yang Tidak Termasuk Dua Pola Di Atas. Apabila Dibedakan Menurut Tipe Daerah, Baik Pola Di Ht Tp // S M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 2014 43 Daerah Perkotaan Maupun Di Daerah Pedesaan Sangat Bervariasi. Selengkapnya Lihat Lampiran Tabel 15.1 - 15.3. 6.5 Jumlah Jam Kerja Gambar 6.3 Menyajikan Komposisi PENDUDUK Lansia Yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja Dan Daerah Tempat Tinggal. Persentase Pekerja Lansia Yang Bekerja Kurang Dari 15 Jam Seminggu Adalah Sebesar 8,60 Persen. Sementara Itu, Lansia Yang Bekerja Dengan Jumlah Jam Kerja Antara 15-34 Jam Seminggu Sebesar 47,70 Persen Dan Yang Bekerja Dengan Jam Kerja 35 Jam Dan Lebih Selama Seminggu Sebesar 43,70 Persen. Berdasarkan Gambaran Ini Adalah Keliru Apabila Lansia Dianggap Tidak Mampu Bekerja Penuh Dan Tidaklah Sepenuhnya Benar Jika Dikatakan Lansia Tidak Produktif Sebab Dalam Kenyataannya Sebagian Besar Para Lansia Yang Bekerja Tetap Eksis Bekerja Dan Berjuang Mencari Kehidupan Yang Lebih Baik Dengan Jam Kerja Normal. Gambar 6.3 Persentase PENDUDUK Lansia Yang Bekerja Menurut Tipe Daerah Dan Jumlah Jam Kerja Selama Seminggu, SUMATERA SELATAN 2014 Sumber BPS, Sakernas 2014 Gambar 6.3 Juga Menunjukkan Pola Distribusi Jumlah Jam Kerja Utama Seminggu Bagi Pekerja Baik Di Daerah Perkotaan Maupun Pedesaan. Dari Gambar Tersebut Juga Nampak Bahwa Jumlah Jam Kerja Lansia Yang Bekerja Di Daerah Perkotaan Jauh Lebih Lama Dari Mereka Yang Tinggal Di Pedesaan. PENDUDUK Lansia Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 201444 Yang Bekerja Dengan Jam Kerja Penuh Di Daerah Perkotaan Mencapai 64,83 Persen, Sedangkan Persentase Mereka Yang Bekerja Penuh Di Daerah Pedesaan Hanya Sebesar 36,10 Persen. Sebaliknya, Persentase Lansia Yang Bekerja Selama 1-14 Jam Dan 15-34 Jam Di Daerah Pedesaan Lebih Tinggi Dibanding Dengan Daerah Perkotaan. Gambar 6.4 Persentase PENDUDUK Lansia Yang Bekerja Menurut Jenis Kelamin Dan Jumlah Jam Kerja Selama Seminggu, SUMATERA SELATAN 2014 Sumber BPS, Sakernas 2014 Dilihat Menurut Gender Tingkat Produktifitas Lansia Yang Bekerja Untuk Laki-Laki Nampak Lebih Tinggi Dibandingkan Lansia Perempuan, Hal Ini Tercermin Dari Lebih Rendahnya Proporsi Lansia Perempuan Yang Bekerja Di Atas Jam Kerja Normal Lebih Dari 35 Jam. Gambar 6.4 Di Atas Menunjukkan Bahwa, Pekerja Lansia Laki-Laki Yang Bekerja Dengan Jam Kerja Penuh Mencapai Sebesar 47,28 Persen, Sedangkan Pekerja Lansia Perempuan Persentasenya Sebesar 36,26 Persen. Sebaliknya, Persentase Lansia Perempuan Yang Bekerja Dengan Jumlah Jam Kerja 1-14 Jam Proporsinya Lebih Tinggi Dari Lansia Laki-Laki. Pola Yang Sama Terjadi Pada Semua Kabupaten/Kota Di SUMATERA SELATAN Lihat Lampiran Tabel 16 Dan 17. Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 2014 47 BAB 7 PENUTUP Dari Uraian Sebelumnya, Diketahui Piramida PENDUDUK Sumsel Menurut Struktur Umur Tahun 2014 Dengan Bagian Bawah Mulai Merata Dan Menyempit, Bagian Atas Mulai Melebar Terutama Perempuan. Ini Menunjukkan Bahwa Struktur Umur PENDUDUK SUMATERA SELATAN 6,58 Sudah Hampir Mengarah Pada Era PENDUDUK Berstruktur Tua Aging Population, Yaitu Suatu Daerah Dengan Proporsi PENDUDUK Lansia Yang Telah Mencapai 7 Persen Atau Lebih, Kondisi Ini Sejalan Dengan Pernyataan Suyono Ibid, 1999 Dan Suwoko 2004. Fenomena Menarik Pada Status Perkawinan Untuk Lansia Ini Mengenai Tingginya Perbedaan Status Perkawinan Cerai Antara Lansia Laki-Laki Dan Perempuan. Lansia Perempuan Yang Cerai Mati Maupun Hidup Tidak Segera Kawin Lagi Menjanda Untuk Jangka Waktu Yang Relatif Lama. Sebaliknya, Lansia Laki-Laki Yang Ditinggal Mati Pasangannya, Umumnya Segera Kawin Lagi. Kondisi Ini Mengakibatkan Persentase PENDUDUK Lansia Laki-Laki Yang Berstatus Cerai Mati Sangat Kecil Sedangkan Proporsi Mereka Yang Berstatus Kawin Cenderung Tinggi. Dari Hasil Susenas Tahun 2014 Ternyata Mayoritas PENDUDUK Lansia Masih Banyak Yang Memegang Peranan Penting Di Dalam Lingkungan Rumah Tangga Atau Sebagai Kepala Rumah Tangga. Faktor Jenis Kelamin Juga Mempengaruhi Peranan PENDUDUK Lansia Sebagai Kepala Rumah Tangga. Kesenjangan Pendidikan Antara PENDUDUK Lansia Di Daerah Perkotaan Dan PENDUDUK Lansia Di Pedesaan Diduga Berakar Dari Adanya Kesenjangan Dalam Memperoleh Akses Pelayanan Pendidikan. Secara Umum, Akses PENDUDUK Di Daerah Perkotaan Akan Lebih Baik Dari Mereka Yang Tinggal Di Pedesaan, Antara Lain Disebabkan Kelengkapan Dan Ketersediaan Fasilitas Yang Pada Umumnya Cukup Memadai. Sebuah Fenomena Yang Menarik Dari Indikasi Terjadinya Kesenjangan Gender Dalam Akses Memperoleh Pelayanan Pendidikan Di Masa Lampau. USIA Yang Semakin Bertambah Membuat Kekuatan Dan Daya Tahan Tubuh Semakin Menurun Dan Semakin Banyak Keluhan Kesehatan Yang Dialami. Jenis Keluhan Kesehatan Paling Banyak Dialami Oleh Para Lansia Berturut-Turut Batuk, Pilek, Panas Dan Ttp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK PENDUDUK Lansia SUMATERA SELATAN 201448 Sakit Kepala Berulang Dengan Persentase Masing-Masing Sebesar 16,32 Persen, 11,29 Persen, 8,52 Persen Dan 5,39 Persen. Angka Kesakitan Morbidity Rates Lansia Atau Proporsi PENDUDUK Lansia Yang Mengalami Masalah Kesehatan Hingga Mengganggu Aktifitas Sehari-Hari Selama Satu Bulan Terakhir Pada Tahun 2014 Mencapai Sebesar 20,11 Persen. Angka Kesakitan Ini Merupakan Indikator Yang Biasa Digunakan Untuk Mengukur Derajat Kesehatan PENDUDUK. Angka Kesakitan Tergolong Sebagai Indikator Kesehatan Negatif. Dari Hasil Susenas Tahun 2014 Diperoleh Bahwa Secara Umum PENDUDUK Lansia Di SUMATERA SELATAN Yang Sakit Paling Banyak Dengan Jumlah Hari Sakit Selama 1-3 Hari Dan 4-7 Hari Dengan Persentase Sebesar 46,19 Persen Dan 32,44 Persen. Sedangkan Sebanyak Lebih Dari 21 Persen PENDUDUK Lansia Lainnya Menderita Sakit Lebih Dari 7 Hari Seminggu. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Paling Yang Diminati Oleh PENDUDUK Lansia Di SUMATERA SELATAN Untuk Berobat Secara Berturut-Turut Adalah Adalah Nakes/Tenaga Kesehatan 34,00 , Praktek Dokter 25,17 Dan Puskesmas/Pustu 20,69 . Preferensi Antara PENDUDUK Lansia Laki-Laki Dan Perempuan Secara Total Tidak Terlalu Berbeda Dalam Memilih Fasilitas/Tempat Berobat Namun Preferensi PENDUDUK Lansia Di Daerah Perkotaan Dan Pedesaan Nampak Berbeda. Di Perkotaan Lebih Suka Berobat Jalan Ke Dokter, Sedangkan Di Pedesaan Lebih Suka Praktek Nakes. Berdasarkan Gambaran Ekonomi PENDUDUK LANJUT USIA Adalah Keliru Apabila Lansia Dianggap Tidak Mampu Bekerja Penuh Dan Tidaklah Sepenuhnya Benar Jika Dikatakan Lansia Tidak Produktif Sebab Dalam Kenyataannya Sebagian Besar Para Lansia Yang Bekerja Tetap Eksis Bekerja Dan Berjuang Mencari Kehidupan Yang Lebih Baik Dengan Jam Kerja Penuh. Ht Tp // Su M Se L.B S. Go .Id Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Tabel 1.1. Persentase PENDUDUK Menurut Kabupaten/Kota Dan Kelompok Umur Di SUMATERA SELATAN, 2014 Kab/Kota Kelompok Umur Total N 9 10 - 14 15 - 24 25 - 34 35 - 44 45 - 59 60 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 OKU 19,60 9,21 19,02 17,74 14,23 13,87 6,33 100 344.932 OKI 20,55 9,36 17,55 17,95 14,77 13,27 6,54 100 776.263 Muara Enim 20,95 9,56 17,83 17,31 14,34 13,78 6,24 100 590.975 Lahat 19,60 9,50 16,51 17,41 14,44 14,87 7,67 100 389.034 Musi Rawas 20,18 9,19 17,10 18,22 14,54 13,91 6,87 100 378.987 Musi Banyuasin 21,33 9,51 18,97 18,15 13,59 12,57 5,86 100 602.027 Banyuasin 20,58 9,58 18,27 17,43 14,31 13,31 6,50 100 799.998 OKU SELATAN 20,36 9,27 16,58 18,61 14,76 14,29 6,14 100 339.424 OKU Timur 18,93 9,24 17,15 17,65 14,50 14,31 8,22 100 642.206 Ogan Ilir 19,64 9,90 18,90 16,00 13,63 14,78 7,15 100 403.828 Empat Lawang 20,70 9,68 16,91 17,41 14,08 13,85 7,37 100 234.880 PALI 23,51 10,66 17,97 16,97 12,96 12,21 5,73 100 176.936 Muratara 22,02 10,07 18,75 17,19 13,30 13,22 5,46 100 180.266 Palembang 18,32 8,51 19,76 17,54 14,34 15,21 6,31 100 1.558.494 Prabumulih 20,74 9,23 17,71 18,59 14,49 13,62 5,62 100 174.477 Pagaralam 18,89 9,14 16,50 18,27 14,58 15,09 7,53 100 132.498 Lubuklinggau 19,67 9,88 19,76 17,94 14,05 13,26 5,45 100 216.270 SUMATERA SELATAN 19,97 9,31 18,23 17,63 14,26 14,01 6,58 100 7.941.495 Sumber BPS Prov. Sumsel, Proyeksi PENDUDUK 2014 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Tabel 1.2. Persentase PENDUDUK Laki-Laki Menurut Kabupaten/Kota Dan Kelompok Umur Di SUMATERA SELATAN, 2014 Kab/Kota Kelompok Umur Total N 9 10 -14 15 - 24 25 - 34 35 - 44 45 - 59 60 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 OKU 19,63 9,18 19,02 17,90 14,28 14,01 5,99 100,00 176.226 OKI 20,57 9,35 17,48 17,76 15,11 13,31 6,43 100,00 397.099 Muara Enim 21,18 9,65 17,98 17,31 14,44 13,86 5,57 100,00 300.519 Lahat 19,70 9,48 16,95 17,56 14,63 14,65 7,04 100,00 198.487 Musi Rawas 20,19 9,19 17,14 17,96 14,71 13,95 6,85 100,00 194.004 Musi Banyuasin 21,33 9,46 18,83 18,19 13,75 12,71 5,74 100,00 308.279 Banyuasin 20,61 9,65 18,41 17,28 14,20 13,33 6,51 100,00 408.407 OKU SELATAN 19,62 9,09 16,95 18,86 15,00 14,47 6,01 100,00 178.285 OKU Timur 18,93 9,31 17,43 17,53 14,59 14,29 7,92 100,00 327.980 Ogan Ilir 20,12 10,09 19,53 16,01 13,43 14,67 6,16 100,00 202.220 Empat Lawang 20,61 9,52 17,47 17,66 14,35 13,60 6,79 100,00 119.903 PALI 23,97 10,99 18,10 16,73 13,06 12,09 5,06 100,00 88.923 Muratara 22,41 10,24 18,54 17,21 13,29 13,47 4,84 100,00 90.807 Palembang 18,86 8,75 19,62 17,75 14,17 15,06 5,80 100,00 780.699 Prabumulih 21,25 9,40 17,62 18,37 14,64 13,73 4,99 100,00 87.878 Pagaralam 18,81 9,07 16,65 18,75 14,73 15,04 6,95 100,00 67.861 Lubuklinggau 20,17 9,88 19,39 17,77 14,08 13,51 5,20 100,00 108.412 SUMATERA SELATAN 20,14 9,38 18,31 17,65 14,32 14,00 6,21 100,00 4.035.989 Sumber BPS Prov. Sumsel, Proyeksi PENDUDUK 2014Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Tabel 1.3. Persentase PENDUDUK Perempuan Menurut Kabupaten/Kota Dan Kelompok Umur Di SUMATERA SELATAN, 2014 Kab/Kota Kelompok Umur Total N 9 10 - 14 15 - 24 25 - 34 35 - 44 45 - 59 60 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 OKU 19,57 9,24 19,02 17,58 14,18 13,73 6,68 100,00 168.706 OKI 20,54 9,37 17,63 18,15 14,42 13,23 6,66 100,00 379.164 Muara Enim 20,71 9,45 17,66 17,31 14,24 13,70 6,92 100,00 290.456 Lahat 19,50 9,52 16,05 17,25 14,24 15,10 8,34 100,00 190.547 Musi Rawas 20,17 9,18 17,04 18,50 14,35 13,86 6,89 100,00 184.983 Musi Banyuasin 21,34 9,57 19,12 18,12 13,43 12,43 6,00 100,00 293.748 Banyuasin 20,56 9,51 18,13 17,59 14,43 13,30 6,49 100,00 391.591 OKU SELATAN 21,17 9,47 16,17 18,32 14,50 14,09 6,28 100,00 161.139 OKU Timur 18,93 9,17 16,86 17,77 14,40 14,34 8,53 100,00 314.226 Ogan Ilir 19,17 9,72 18,26 16,00 13,83 14,88 8,15 100,00 201.608 Empat Lawang 20,80 9,84 16,32 17,14 13,81 14,10 7,98 100,00 114.977 PALI 23,05 10,33 17,84 17,21 12,85 12,34 6,39 100,00 88.013 Muratara 21,62 9,90 18,95 17,17 13,31 12,96 6,09 100,00 89.459 Palembang 17,78 8,27 19,90 17,34 14,52 15,36 6,83 100,00 777.795 Prabumulih 20,23 9,06 17,79 18,81 14,34 13,50 6,26 100,00 86.599 Pagaralam 18,97 9,21 16,34 17,77 14,42 15,15 8,14 100,00 64.637 Lubuklinggau 19,16 9,87 20,13 18,11 14,02 13,01 5,70 100,00 107.858 SUMATERA SELATAN 19,80 9,24 18,16 17,61 14,21 14,02 6,96 100,00 3.905.506 Sumber BPS Prov. Sumsel, Proyeksi PENDUDUK 2014Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Tabel 2. Persentase PENDUDUK Lansia Menurut Kabupaten/Kota Dan Jenis Kelamin Di SUMATERA SELATAN, 2014 Kab/Kota Laki-Laki Perempuan Total 1 2 3 4 OKU 48,35 51,65 100,00 OKI 50,26 49,74 100,00 Muara Enim 45,43 54,57 100,00 Lahat 46,79 53,21 100,00 Musi Rawas 51,04 48,96 100,00 Musi Banyuasin 50,08 49,92 100,00 Banyuasin 51,16 48,84 100,00 OKU SELATAN 51,40 48,60 100,00 OKU Timur 49,20 50,80 100,00 Ogan Ilir 43,13 56,87 100,00 Empat Lawang 47,01 52,99 100,00 PALI 44,45 55,55 100,00 Muratara 44,66 55,34 100,00 Palembang 46,00 54,00 100,00 Prabumulih 44,72 55,28 100,00 Pagaralam 47,27 52,73 100,00 Lubuklinggau 47,85 52,15 100,00 SUMATERA SELATAN 47,96 52,04 100,00 Sumber BPS,Proyeksi PENDUDUK 2014Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Tabel 3.1. Persentase PENDUDUK Lansia Menurut Kabupaten/Kota Dan Status Perkawinan, Di SUMATERA SELATAN 2014 Kab/Kota Status Perkawinan Totalbelum Kawin Kawin Cerai Hidup Cerai Mati 1 2 3 4 5 6 OKU 1,62 57,12 3,80 37,46 100,00 OKI 0,20 62,20 2,14 35,47 100,00 Muara Enim 0,62 59,25 2,69 37,43 100,00 Lahat 0,43 58,41 4,48 36,68 100,00 Musi Rawas 0,00 62,69 0,30 37,01 100,00 Musi Banyuasin 1,12 69,11 2,09 27,69 100,00 Banyuasin 1,02 65,96 0,87 32,15 100,00 OKU SELATAN 1,10 58,82 2,55 37,53 100,00 OKU Timur 0,97 62,62 1,16 35,24 100,00 Ogan Ilir 1,66 57,98 1,22 39,14 100,00 Empat Lawang 0,41 57,86 1,87 39,87 100,00 Palembang 0,89 56,07 0,35 42,70 100,00 Prabumulih 1,42 55,26 3,51 39,81 100,00 Pagaralam 0,00 55,93 3,60 40,47 100,00 Lubuklinggau 0,00 59,64 1,61 38,74 100,00 SUMATERA SELATAN 0,79 60,45 1,70 37,06 100,00 Sumber BPS, Susenas 2014. Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Tabel 3.2. Persentase PENDUDUK Lansia Laki-Laki Menurut Kabupaten/Kota Dan Status Perkawinan, Di SUMATERA SELATAN 2014 Kab/Kota Status Perkawinan Totalbelum Kawin Kawin Cerai Hidup Cerai Mati 1 2 3 4 5 6 OKU 0,00 80,75 2,14 17,12 100,00 OKI 0,00 85,85 2,53 11,62 100,00 Muara Enim 0,64 89,94 1,26 8,17 100,00 Lahat 0,00 79,10 2,86 18,04 100,00 Musi Rawas 0,00 84,88 0,00 15,12 100,00 Musi Banyuasin 0,54 89,44 2,10 7,92 100,00 Banyuasin 0,96 84,01 0,00 15,04 100,00 OKU SELATAN 0,00 78,29 2,68 19,02 100,00 OKU Timur 0,34 84,04 0,00 15,63 100,00 Ogan Ilir 0,00 83,58 0,78 15,64 100,00 Empat Lawang 0,00 82,45 0,00 17,55 100,00 Palembang 0,91 83,31 0,75 15,03 100,00 Prabumulih 0,00 78,51 2,72 18,77 100,00 Pagaralam 0,00 77,06 3,27 19,67 100,00 Lubuklinggau 0,00 84,70 0,00 15,30 100,00 SUMATERA SELATAN 0,39 84,08 1,16 14,37 100,00 Sumber BPS, Susenas 2014. Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Tabel 3.3. Persentase PENDUDUK Lansia Perempuan Menurut Kabupaten/Kota Dan Status Perkawinan, Di SUMATERA SELATAN 2014 Kab/Kota Status Perkawinan Totalbelum Kawin Kawin Cerai Hidup Cerai Mati 1 2 3 4 5 6 OKU 3,13 35,01 5,36 56,49 100,00 OKI 0,40 38,36 1,74 59,50 100,00 Muara Enim 0,61 33,92 3,88 61,58 100,00 Lahat 0,80 40,25 5,90 53,05 100,00 Musi Rawas 0,00 41,14 0,60 58,26 100,00 Musi Banyuasin 1,69 48,63 2,08 47,59 100,00 Banyuasin 1,08 47,06 1,78 50,07 100,00 OKU SELATAN 2,26 38,21 2,41 57,12 100,00 OKU Timur 1,59 42,06 2,28 54,07 100,00 Ogan Ilir 2,92 38,56 1,56 56,96 100,00 Empat Lawang 0,77 36,02 3,53 59,68 100,00 Palembang 0,87 32,86 0,00 66,27 100,00 Prabumulih 2,57 36,45 4,14 56,84 100,00 Pagaralam 0,00 36,90 3,90 59,20 100,00 Lubuklinggau 0,00 36,64 3,10 60,27 100,00 SUMATERA SELATAN 1,15 38,70 2,20 57,96 100,00 Sumber BPS, Susenas 2014.Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Tabel 4. Persentase PENDUDUK Lansia Menurut Kabupaten/Kota Dan Tingkat Pendidikan Tertinggi, Di SUMATERA SELATAN 2014 Kab/Kota Tdk Punya Ijazah SD SD/MI Sederajat SMP/Mts Sederajat SMA/MA /SMK Sederajat PT Total 1 2 3 4 5 6 7 OKU 60,42 30,59 0,48 7,76 0,75 100,00 OKI 70,30 26,83 0,54 1,78 0,56 100,00 Muara Enim 54,08 41,03 1,21 3,14 0,54 100,00 Lahat 49,08 40,16 0,00 8,74 2,01 100,00 Musi Rawas 71,26 25,99 0,00 2,06 0,69 100,00 Musi Banyuasin 46,41 49,23 0,84 2,47 1,06 100,00 Banyuasin 56,96 37,02 0,00 3,97 2,05 100,00 OKU SELATAN 42,34 51,36 0,49 4,74 1,08 100,00 OKU Timur 65,18 28,11 0,33 5,21 1,17 100,00 Ogan Ilir 51,07 38,93 1,42 8,38 0,20 100,00 Empat Lawang 60,38 37,23 0,00 1,40 0,99 100,00 Palembang 37,81 29,58 0,00 25,31 6,83 100,00 Prabumulih 40,06 46,81 0,00 11,01 2,12 100,00 Pagaralam 50,01 42,09 0,00 5,03 2,87 100,00 Lubuklinggau 41,40 40,45 0,00 11,73 6,42 100,00 SUMATERA SELATAN 53,61 35,10 0,37 8,53 2,30 100,00 Sumber BPS, Susenas 2014 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Tabel 5.1. Persentase PENDUDUK Lansia Menurut Kabupaten Dan Kemampuan Membaca Dan Menulis, Di SUMATERA SELATAN 2014 Kabupaten /Kota Kemampuan Membaca Dan Menulis Totalhuruf Latin Huruflainnya Huruf Latin Dan Lainnya Tidak Dapat 1 2 3 4 5 6 OKU 59,98 1,31 34,50 4,21 100,00 OKI 62,03 30,97 6,99 100,00 Muara Enim 55,70 ,77 40,22 3,32 100,00 Lahat 70,20 ,69 23,82 5,29 100,00 Musi Rawas 29,40 2,78 54,50 13,32 100,00 Musi Banyuasin 42,36 55,73 1,92 100,00 Banyuasin 41,25 1,73 40,00 17,02 100,00 OKU SELATAN 78,87 11,54 9,58 100,00 OKU Timur 63,92 ,77 21,94 13,36 100,00 Ogan Ilir 76,08 12,42 11,50 100,00 Empat Lawang 37,33 2,21 60,46 100,00 Palembang 39,75 2,47 50,29 7,48 100,00 Prabumulih 76,09 20,32 3,59 100,00 Pagaralam 51,74 40,04 8,22 100,00 Lubuklinggau 43,55 1,30 53,47 1,68 100,00 SUMATERA SELATAN 52,50 1,17 38,09 8,24 100,00 Sumber BPS, Susenas 2014Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Tabel 5.2. Persentase PENDUDUK Lansia Laki-Laki Menurut Kabupaten Dan Kemampuan Membaca Dan Menulis, Di SUMATERA SELATAN 2014 Kabupaten /Kota Kemampuan Membaca Dan Menulis Totalhuruf Latin Huruflainnya Huruf Latin Dan Lainnya Tidak Dapat 1 2 3 4 5 6 OKU 62,73 0,00 36,52 ,75 100,00 OKI 71,51 0,00 26,24 2,25 100,00 Muara Enim 61,99 1,07 34,77 2,17 100,00 Lahat 78,92 0,00 19,79 1,29 100,00 Musi Rawas 29,66 ,81 69,52 0,00 100,00 Musi Banyuasin 45,68 0,00 52,82 1,50 100,00 Banyuasin 40,14 0,00 48,84 11,03 100,00 OKU SELATAN 85,72 0,00 14,28 0,00 100,00 OKU Timur 70,86 0,00 12,73 16,41 100,00 Ogan Ilir 82,70 0,00 16,56 ,74 100,00 Empat Lawang 36,41 1,18 62,41 0,00 100,00 Palembang 39,48 0,00 57,07 3,45 100,00 Prabumulih 81,76 0,00 18,24 0,00 100,00 Pagaralam 52,61 0,00 47,39 0,00 100,00 Lubuklinggau 40,42 0,00 59,58 0,00 100,00 SUMATERA SELATAN 55,96 ,19 39,69 4,16 100,00 Sumber BPS, Susenas 2014Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Tabel 5.3. Persentase PENDUDUK Lansia Perempuan Menurut Kabupaten Dan Kemampuan Membaca Dan Menulis, Di SUMATERA SELATAN 2014 Kabupaten /Kota Kemampuan Membaca Dan Menulis Totalhuruf Latin Huruflainnya Huruf Latin Dan Lainnya Tidak Dapat 1 2 3 4 5 6 OKU 57,41 2,53 32,61 7,45 100,00 OKI 52,49 0,00 35,74 11,77 100,00 Muara Enim 50,50 ,51 44,71 4,28 100,00 Lahat 62,54 1,31 27,36 8,80 100,00 Musi Rawas 29,16 4,68 39,91 26,25 100,00 Musi Banyuasin 39,01 0,00 58,65 2,34 100,00 Banyuasin 42,43 3,54 30,74 23,29 100,00 OKU SELATAN 71,63 0,00 8,65 19,72 100,00 OKU Timur 57,27 1,51 30,79 10,44 100,00 Ogan Ilir 71,06 0,00 9,27 19,67 100,00 Empat Lawang 38,16 3,12 58,72 0,00 100,00 Palembang 39,98 4,58 44,52 10,92 100,00 Prabumulih 71,51 0,00 22,00 6,49 100,00 Pagaralam 50,95 0,00 33,42 15,63 100,00 Lubuklinggau 46,41 2,49 47,87 3,23 100,00 SUMATERA SELATAN 49,33 2,08 36,60 11,99 100,00 Sumber BPS, Susenas 2014Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Tabel 7. Persentase PENDUDUK Lansia Menurut Kabupaten/Kota, Mengalami Keluhan Kesehatan Dan Angka Kesakitan Lansia Di SUMATERA SELATAN 2014 Kabupaten /Kota Mengalami Keluhan Kesehatan Angka Kesakitan 1 2 3 OKU 44,16 7,29 OKI 56,18 19,61 Muara Enim 47,97 13,08 Lahat 66,80 31,36 Musi Rawas 43,87 15,08 Musi Banyuasin 37,73 19,31 Banyuasin 44,63 18,93 OKU SELATAN 50,32 30,20 OKU Timur 38,29 24,50 Ogan Ilir 61,03 17,77 Empat Lawang 52,93 27,05 Palembang 62,63 19,46 Prabumulih 46,21 15,45 Pagaralam 54,88 30,91 Lubuklinggau 44,52 26,05 SUMATERA SELATAN 51,15 20,11 Sumber BPS, Susenas 2014 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Tabel 8.1. Persentase PENDUDUK Lansia Menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah Perkotaan Dan Lama Hari Sakit Di SUMATERA SELATAN 2014 Kab/Kota Lama Sakit Hari Total1-3 4-7 8-14 15-21 22-30 1 2 3 4 5 6 7 OKU 51,71 48,29 0,00 0,00 0,00 100,00 OKI 62,60 37,40 0,00 0,00 0,00 100,00 Muara Enim 48,54 51,46 0,00 0,00 0,00 100,00 Lahat 76,46 15,87 1,95 0,00 5,72 100,00 Musi Rawas 2,81 0,00 97,19 0,00 0,00 100,00 Musi Banyuasin 19,42 0,00 0,00 0,00 80,58 100,00 Banyuasin 0,00 81,84 0,00 0,00 18,16 100,00 OKU SELATAN 39,64 55,66 4,70 0,00 0,00 100,00 OKU Timur 19,91 ,66 0,00 0,00 79,43 100,00 Ogan Ilir 100,00 0,00 0,00 0,00 0,00 100,00 Empat Lawang 13,82 86,18 0,00 0,00 0,00 100,00 Palembang 41,67 21,52 7,21 0,00 29,60 100,00 Prabumulih 36,07 48,41 0,00 3,11 12,42 100,00 Pagaralam 21,83 53,11 0,00 22,84 2,22 100,00 Lubuklinggau 51,86 32,67 0,00 11,43 4,04 100,00 SUMATERA SELATAN 37,11 33,12 4,84 1,91 23,02 100,00 Sumber BPS, Susenas 2014 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Tabel 8.2. Persentase PENDUDUK Lansia Menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah Pedesaan Dan Lama Hari Sakit Di SUMATERA SELATAN 2014 Kab/Kota Lama Sakit Hari Total1-3 4-7 8-14 15-21 22-30 1 2 3 4 5 6 7 OKU 58,45 30,53 0,00 0,00 11,01 100,00 OKI 45,18 34,37 0,00 4,08 16,37 100,00 Muara Enim 49,26 40,02 0,00 3,21 7,51 100,00 Lahat 52,15 36,41 0,00 2,37 9,08 100,00 Musi Rawas 57,36 18,47 3,70 7,58 12,89 100,00 Musi Banyuasin 57,11 23,94 0,00 8,23 10,73 100,00 Banyuasin 52,85 30,64 9,26 2,99 4,25 100,00 OKU SELATAN 47,56 41,56 3,63 0,00 7,25 100,00 OKU Timur 45,87 28,23 7,02 0,00 18,89 100,00 Ogan Ilir 42,90 31,04 6,07 0,00 19,99 100,00 Empat Lawang 60,81 37,72 0,00 1,46 0,00 100,00 Palembang 100,00 0,00 0,00 0,00 0,00 100,00 Prabumulih 33,46 25,98 40,55 0,00 0,00 100,00 Pagaralam 38,66 59,48 0,00 0,00 1,85 100,00 Lubuklinggau 65,66 20,19 6,03 0,00 8,12 100,00 SUMATERA SELATAN 50,53 32,12 3,21 2,65 11,49 100,00 Sumber BPS, Susenas 2014 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Tabel 8.3. Persentase PENDUDUK Lansia Menurut Kabupaten/Kota Dan Lama Hari Sakit Di SUMATERA SELATAN 2014 Kab/Kota Lama Sakit Hari Total1-3 4-7 8-14 15-21 22-30 1 2 3 4 5 6 7 OKU 56,10 36,73 0,00 0,00 7,17 100,00 OKI 46,28 34,56 0,00 3,82 15,34 100,00 Muara Enim 49,23 40,60 0,00 3,05 7,13 100,00 Lahat 56,52 32,72 ,35 1,94 8,47 100,00 Musi Rawas 54,85 17,62 8,01 7,23 12,29 100,00 Musi Banyuasin 53,13 21,42 0,00 7,36 18,10 100,00 Banyuasin 33,26 49,62 5,83 1,88 9,41 100,00 OKU SELATAN 46,65 43,18 3,75 0,00 6,41 100,00 OKU Timur 44,06 26,30 6,53 0,00 23,11 100,00 Ogan Ilir 43,90 30,49 5,96 0,00 19,64 100,00 Empat Lawang 51,58 47,24 0,00 1,18 0,00 100,00 Palembang 43,49 20,85 6,99 0,00 28,67 100,00 Prabumulih 35,63 44,64 6,82 2,58 10,33 100,00 Pagaralam 30,07 56,23 0,00 11,65 2,04 100,00 Lubuklinggau 55,74 29,16 1,70 8,22 5,19 100,00 SUMATERA SELATAN 46,19 32,44 3,73 2,41 15,22 100,00 Sumber BPS, Susenas 2014 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Tabel 9.1. Persentase PENDUDUK Lansia Yang Berobat Sendiri Menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah Perkotaan Dan Jenis Obat Yang Digunakan Di SUMATERA SELATAN 2014 Kabupaten/Kota Obatmodern Obat Tradisional Lainnya Campuran Total 1 2 3 4 5 6 OKU 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00 OKI 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00 Muara Enim 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00 Lahat 69,51 0,00 3,75 26,73 100,00 Musi Rawas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Musi Banyuasin 49,05 1,38 0,00 49,57 100,00 Banyuasin 0,00 36,46 0,00 63,54 100,00 OKU SELATAN 62,47 0,00 0,00 37,53 100,00 OKU Timur 96,08 3,92 0,00 0,00 100,00 Ogan Ilir 0,00 100,00 0,00 0,00 100,00 Empat Lawang 48,74 0,00 0,00 51,26 100,00 Palembang 67,14 1,45 1,86 29,56 100,00 Prabumulih 79,50 0,00 0,00 20,50 100,00 Pagaralam 63,75 14,07 5,23 16,95 100,00 Lubuklinggau 67,73 5,39 0,00 26,88 100,00 SUMATERA SELATAN 64,70 4,21 1,55 29,54 100,00 Sumber BPS, Susenas 2014 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Tabel 9.2. Persentase PENDUDUK Lansia Yang Berobat Sendiri Menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah Pedesaan Dan Jenis Obat Yang Digunakan Di SUMATERA SELATAN 2014 Kabupaten/Kota Obatmodern Obat Tradisional Lainnya Campuran Total 1 2 3 4 5 6 OKU 41,46 40,75 17,79 0,00 100,00 OKI 27,74 10,03 8,18 54,05 100,00 Muara Enim 57,71 7,78 0,00 34,50 100,00 Lahat 49,96 5,92 14,13 29,99 100,00 Musi Rawas 95,86 0,00 0,00 4,14 100,00 Musi Banyuasin 35,12 21,26 0,00 43,62 100,00 Banyuasin 29,56 6,12 0,00 64,33 100,00 OKU SELATAN 57,75 11,55 2,94 27,76 100,00 OKU Timur 64,47 9,83 6,07 19,63 100,00 Ogan Ilir 52,04 21,02 0,00 26,93 100,00 Empat Lawang 57,55 8,50 0,00 33,95 100,00 Palembang 0,00 0,00 0,00 100,00 100,00 Prabumulih 100,00 0,00 0,00 0,00 100,00 Pagaralam 73,06 0,00 5,20 21,73 100,00 Lubuklinggau 51,10 0,00 0,00 48,90 100,00 SUMATERA SELATAN 51,49 10,32 3,87 34,32 100,00 Sumber BPS, Susenas 2014 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Tabel 9.3. Persentase PENDUDUK Lansia Yang Berobat Sendiri Menurut Kabupaten/Kota Dan Jenis Obat Yang Digunakan Di SUMATERA SELATAN 2014 Kabupaten/Kota Obatmodern Obat Tradisional Lainnya Campuran Total 1 2 3 4 5 6 OKU 56,74 30,11 13,14 0,00 100,00 OKI 31,33 9,53 7,78 51,37 100,00 Muara Enim 61,19 7,14 0,00 31,66 100,00 Lahat 52,95 5,02 12,54 29,49 100,00 Musi Rawas 95,86 0,00 0,00 4,14 100,00 Musi Banyuasin 36,48 19,32 0,00 44,20 100,00 Banyuasin 23,81 12,02 0,00 64,17 100,00 OKU SELATAN 58,12 10,65 2,71 28,53 100,00 OKU Timur 65,10 9,71 5,95 19,24 100,00 Ogan Ilir 50,64 23,16 0,00 26,20 100,00 Empat Lawang 56,32 7,30 0,00 36,38 100,00 Palembang 64,40 1,39 1,78 32,43 100,00 Prabumulih 81,92 0,00 0,00 18,08 100,00 Pagaralam 67,83 7,90 5,22 19,05 100,00 Lubuklinggau 62,38 3,65 0,00 33,97 100,00 SUMATERA SELATAN 55,67 8,39 3,14 32,81 100,00 Sumber BPS, Susenas 2014 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Tabel 10. Persentase PENDUDUK Lansia Mempunyai Keluhan Kesehatan Yang Berobat Jalan Menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah Dan Jenis Kelamin Jenis Di SUMATERA SELATAN 2014 Kab/Kota Tipe Daerah Jenis Kelamin Totalkota Desa Laki-Laki Perempuan 1 2 3 4 5 6 OKU 50,38 47,33 47,29 49,32 48,38 OKI 56,29 49,46 48,36 52,35 50,27 Muara Enim 76,08 47,93 56,53 49,29 52,60 Lahat 60,29 44,10 50,01 46,41 48,22 Musi Rawas 71,03 45,47 33,86 57,47 46,19 Musi Banyuasin 13,54 35,02 32,86 32,13 32,49 Banyuasin 30,52 40,98 30,26 44,61 38,18 OKU SELATAN 38,50 40,69 45,53 34,82 40,42 OKU Timur 30,36 51,43 48,48 51,81 50,10 Ogan Ilir 57,38 49,36 44,43 55,39 51,04 Empat Lawang 49,14 30,09 25,17 38,91 32,15 Palembang 52,17 83,76 49,72 55,31 52,61 Prabumulih 48,51 43,39 54,90 41,62 46,96 Pagaralam 54,05 54,01 54,46 53,76 54,05 Lubuklinggau 62,20 28,26 47,93 61,10 54,96 SUMATERA SELATAN 51,76 45,26 45,36 49,95 47,75 Sumber BPS, Susenas 2014Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Tabel 11.1. Persentase PENDUDUK Lansia Yang Sakit Menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah Perkotaan, Dan Tempat Berobat Jalan Di SUMATERA SELATAN 2014 Kabupaten /Kota RS Pemerintah RS Swasta Praktek Dokter Puskesmas /Pustu Praktek Nakes Praktek Batra Lainnya 1 2 3 4 5 6 7 9 OKU 0,00 0,00 22,74 6,34 15,63 5,67 0,00 OKI 3,51 0,00 23,89 0,65 21,30 0,00 7,97 Muara Enim 0,00 28,18 34,50 4,26 17,79 0,00 0,00 Lahat 5,84 0,00 32,62 15,26 12,76 3,40 0,00 Musi Rawas 55,63 0,00 14,02 1,61 0,00 0,00 0,00 Musi Banyuasin 13,60 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Banyuasin 0,00 0,00 0,00 0,00 19,83 10,70 10,65 OKU SELATAN 0,00 0,00 30,34 8,16 0,00 0,00 0,00 OKU Timur 0,46 0,00 20,76 0,00 9,14 0,00 3,41 Ogan Ilir 0,00 0,00 10,87 29,94 16,56 0,00 0,00 Empat Lawang 0,00 0,00 0,00 36,66 12,49 0,00 0,00 Palembang 5,18 8,00 25,33 10,67 2,15 0,00 1,88 Prabumulih 5,85 10,17 17,04 12,17 3,24 0,00 0,00 Pagaralam 6,95 4,02 22,54 18,18 17,64 2,31 5,43 Lubuklinggau 1,16 1,16 22,63 36,34 5,80 1,16 4,73 SUMATERA SELATAN 4,39 6,26 22,71 11,47 6,73 1,12 2,44 Sumber BPS, Susenas 2014 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Tabel 11.2. Persentase PENDUDUK Lansia Yang Sakit Menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah Pedesaan Dan Tempat Berobat Jalan Di SUMATERA SELATAN 2014 Kab/Kota Rspemerintah RS Swasta Praktek Dokter Puskesmas /Pustu Praktek Nakes Praktek Batra Lainnya 1 2 3 4 5 6 7 9 OKU 1,13 0,00 5,67 13,34 25,69 3,68 0,00 OKI 1,47 0,00 10,63 12,25 26,50 1,42 0,00 Muara Enim 3,56 1,64 5,82 13,05 22,64 2,40 0,99 Lahat 4,58 0,00 6,75 8,36 23,78 0,93 2,18 Musi Rawas 1,10 2,70 3,29 15,59 21,31 0,00 1,48 Musi Banyuasin 11,82 4,98 10,67 18,21 10,46 4,98 11,63 Banyuasin 5,69 1,94 2,74 9,45 24,37 0,00 0,00 OKU SELATAN 5,11 0,00 13,47 1,45 22,84 0,94 0,86 OKU Timur 1,19 2,54 8,99 4,02 35,68 0,00 3,20 Ogan Ilir 0,00 1,60 2,51 7,32 36,83 3,84 0,00 Empat Lawang 3,12 0,83 6,63 8,26 10,58 0,67 0,00 Palembang 0,00 0,00 14,50 11,02 0,00 58,24 0,00 Prabumulih 0,00 0,00 7,63 20,86 14,97 0,00 0,00 Pagaralam 3,93 0,00 19,09 3,62 29,49 0,00 0,00 Lubuklinggau 0,00 0,00 0,00 23,52 4,74 0,00 0,00 SUMATERA SELATAN 3,24 1,46 7,16 10,35 24,54 1,78 1,70 Sumber BPS, Susenas 2014 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Tabel 11.3. Persentase PENDUDUK Lansia Yang Sakit Menurut Kabupaten/Kota, Dan Tempat Berobat Jalan, Di SUMATERA SELATAN 2014 Kab/Kota Rspemerintah RS Swasta Praktek Dokter Puskesmas /Pustu Praktek Nakes Praktek Batra Lainnya 1 2 3 4 5 6 7 9 OKU 0,75 0,00 11,46 10,97 22,28 4,35 0,00 OKI 1,71 0,00 12,19 10,89 25,89 1,25 0,94 Muara Enim 2,97 6,04 10,58 11,59 21,84 2,00 0,83 Lahat 4,90 0,00 13,35 10,12 20,97 1,56 1,62 Musi Rawas 2,61 2,62 3,58 15,21 20,72 0,00 1,44 Musi Banyuasin 12,03 4,39 9,42 16,06 9,23 4,39 10,26 Banyuasin 4,17 1,42 2,01 6,93 23,16 2,86 2,84 OKU SELATAN 4,46 0,00 15,62 2,30 19,93 0,82 0,75 OKU Timur 1,14 2,38 9,73 3,76 34,01 0,00 3,22 Ogan Ilir 0,00 1,26 4,27 12,08 32,57 3,03 0,00 Empat Lawang 2,79 0,74 5,91 11,34 10,79 0,60 0,00 Palembang 5,11 7,88 25,18 10,68 2,12 0,82 1,85 Prabumulih 4,07 7,08 14,18 14,82 6,81 0,00 0,00 Pagaralam 5,89 2,61 21,32 13,05 21,82 1,49 3,52 Lubuklinggau 0,92 0,92 17,81 33,61 5,57 0,92 3,72 SUMATERA SELATAN 3,68 3,30 13,12 10,78 17,72 1,53 1,98 Sumber BPS, Susenas 2014 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Tabel 12. Persentase PENDUDUK Lansia Yang Bekerja Menurut Kabupaten/Kota Dan Jenis Kelamin, Di SUMATERA SELATAN 2014 Kabupaten/Kota Laki-Laki Perempuan Total 1 2 3 4 OKU 59,93 10,26 36,36 OKI 82,10 45,58 64,51 Muara Enim 56,45 28,08 41,39 Lahat 67,41 37,01 51,38 Musi Rawas 81,82 48,51 64,64 Musi Banyuasin 79,25 22,61 51,66 Banyuasin 70,96 29,28 49,73 OKU SELATAN 82,77 43,35 64,14 OKU Timur 71,21 19,84 45,89 Ogan Ilir 58,47 31,78 43,23 Empat Lawang 61,38 35,42 47,91 Palembang 37,26 19,34 28,01 Prabumulih 50,53 27,30 38,92 Pagaralam 68,83 42,76 55,41 Lubuklinggau 64,33 28,54 44,61 SUMATERA SELATAN 63,88 29,21 46,20 Sumber BPS, Sakernas 2014 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Tabel 13. TPAK PENDUDUK Lansia Menurut Kabupaten/Kota Dan Tipe Daerah, Di SUMATERA SELATAN 2014 Kabupaten/Kota Perkotaan Pedesaan Perkotaanpedesaan 1 2 3 4 OKU 15,94 58,96 36,36 OKI 9,45 123,71 64,51 Muara Enim 11,47 67,84 41,39 Lahat 23,38 76,49 51,38 Musi Rawas 3,59 121,95 64,64 Musi Banyuasin 13,13 93,02 52,05 Banyuasin 23,15 75,35 49,73 OKU SELATAN 8,86 125,86 64,14 OKU Timur 7,54 85,36 45,89 Ogan Ilir 20,08 60,65 43,23 Empat Lawang 7,17 85,71 47,91 Palembang 59,41 1,29 29,41 Prabumulih 50,78 27,05 38,92 Pagaralam 64,06 47,26 55,41 Lubuklinggau 77,27 18,00 44,61 SUMATERA SELATAN 25,19 67,01 46,51 Sumber BPS, Sakernas 2014 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Tabel 14.1. Persentase PENDUDUK Lansia Menurut Kabupaten/Kota Dan Lapangan Usaha, Di SUMATERA SELATAN 2014 Kab/Kota A M S Total 1 2 3 4 5 OKU 24,61 2,09 73,29 100,00 OKI 53,00 2,51 44,49 100,00 Muara Enim 29,45 1,01 69,54 100,00 Lahat 39,46 4,08 56,46 100,00 Musi Rawas 60,11 0,00 39,89 100,00 Musi Banyuasin 48,78 ,79 50,42 100,00 Banyuasin 36,51 3,42 60,07 100,00 OKU SELATAN 60,79 0,00 39,21 100,00 OKU Timur 39,19 3,02 57,78 100,00 Ogan Ilir 26,96 3,94 69,10 100,00 Empat Lawang 36,35 1,29 62,36 100,00 Palembang 2,90 4,98 92,12 100,00 Prabumulih 17,68 6,31 76,00 100,00 Pagaralam 30,92 4,91 64,17 100,00 Lubuklinggau 31,68 1,67 66,65 100,00 SUMATERA SELATAN 32,95 2,82 64,23 100,00 Sumber BPS, Sakernas 2014 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Tabel 14.2. Persentase PENDUDUK Lansia Menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah Perkotaan Dan Lapangan Usaha, Di SUMATERA SELATAN 2014 Kabupaten /Kota A M S Total 1 2 3 4 5 OKU 10,68 6,70 82,62 100,00 OKI 18,76 2,58 78,66 100,00 Muara Enim 8,86 5,74 85,40 100,00 Lahat 18,10 4,91 77,00 100,00 Musi Rawas 27,14 0,00 72,86 100,00 Musi Banyuasin 30,42 0,00 69,58 100,00 Banyuasin 19,89 10,80 69,31 100,00 OKU SELATAN 17,14 0,00 82,86 100,00 OKU Timur 18,40 3,09 78,50 100,00 Ogan Ilir 9,38 3,52 87,11 100,00 Empat Lawang 23,87 0,00 76,13 100,00 Palembang 2,85 4,69 92,45 100,00 Prabumulih 10,13 7,55 82,33 100,00 Pagaralam 15,43 5,20 79,37 100,00 Lubuklinggau 26,99 2,08 70,93 100,00 SUMATERA SELATAN 9,39 4,86 85,75 100,00 Sumber BPS, Sakernas 2014 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Tabel 14.3. Persentase PENDUDUK Lansia Menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah Pedesaaan Dan Lapangan Usaha, Di SUMATERA SELATAN 2014 Kabupaten /Kota A M S Total 1 2 3 4 5 OKU 30,95 0,00 69,05 100,00 OKI 57,06 2,50 40,44 100,00 Muara Enim 33,84 0,00 66,16 100,00 Lahat 47,65 3,76 48,59 100,00 Musi Rawas 61,38 0,00 38,62 100,00 Musi Banyuasin 51,77 0,92 47,30 100,00 Banyuasin 42,22 0,88 56,90 100,00 OKU SELATAN 64,41 0,00 35,59 100,00 OKU Timur 40,83 3,02 56,15 100,00 Ogan Ilir 31,31 4,04 64,64 100,00 Empat Lawang 37,26 1,38 61,36 100,00 Palembang 7,03 27,97 65,00 100,00 Prabumulih 37,96 3,00 59,03 100,00 Pagaralam 55,00 4,46 40,54 100,00 Lubuklinggau 51,18 0,00 48,82 100,00 SUMATERA SELATAN 45,95 1,70 52,35 100,00 Sumber BPS, Sakernas 2014 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Tabel 15.1. Persentase PENDUDUK Lansia Menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah Perkotaan Dan Status Pekerjaan Di SUMATERA SELATAN 2014 Tipe Daerah/ Kab/Kota Status/Kedudukan Dlm Pekerjaan Utama Berusaha Sendiri Berusaha Dibantu Buruh Tidak Tetap Berusaha Dibantu Buruh Tetap Buruh/ Karya- Wan Pekerja Tak Dibayar Lainnya Total 1 2 3 4 5 6 7 8 OKU 14,85 29,48 40,35 9,67 5,64 100,00 OKI 33,66 50,06 4,34 11,95 0,00 100,00 Muara Enim 25,41 22,24 12,05 7,35 32,95 0,00 100,00 Lahat 27,59 27,38 6,09 29,61 9,33 0,00 100,00 Musi Rawas 35,71 48,91 5,90 9,47 0,00 100,00 Musi Banyuasin 10,96 61,88 13,58 13,58 0,00 100,00 Banyuasin 29,29 25,83 5,57 11,26 28,05 0,00 100,00 OKU SELATAN 45,30 14,85 29,70 10,15 100,00 OKU Timur 22,83 33,40 12,47 15,64 15,64 0,00 100,00 Ogan Ilir 36,83 33,00 8,46 4,19 17,51 0,00 100,00 Empat Lawang 23,44 55,21 8,51 12,85 0,00 100,00 Palembang 16,66 12,36 47,22 21,35 2,41 100,00 Prabumulih 35,68 32,16 6,25 3,92 9,84 12,14 100,00 Pagaralam 27,60 10,31 11,74 39,81 8,79 1,74 100,00 Lubuklinggau 34,16 27,86 13,70 19,71 4,57 100,00 SUMATERA SELATAN 26,87 21,56 7,26 29,30 12,49 2,53 100,00 Sumber BPS, Sakernas 2014 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Tabel 15.2. Persentase PENDUDUK Lansia Menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah Pedesaan Dan Status Pekerjaan Di SUMATERA SELATAN 2014 Tipe Daerah/ Kab/Kota Status/Kedudukan Dlm Pekerjaan Utama Berusaha Sendiri Berusaha Dibantu Buruh Tidak Tetap Berusaha Dibantu Buruh Tetap Buruh/ Karya- Wan Pekerja Tak Dibayar Lainnya Total 1 2 3 4 5 6 7 8 OKU 23,78 47,00 2,25 4,03 19,52 3,41 100,00 OKI 23,94 50,28 1,77 17,15 6,86 100,00 Muara Enim 31,57 38,68 7,96 2,39 17,25 2,15 100,00 Lahat 36,12 42,31 3,50 10,24 7,82 0,00 100,00 Musi Rawas 20,27 48,33 16,00 15,40 0,00 100,00 Musi Banyuasin 50,42 36,10 2,27 11,21 0,00 100,00 Banyuasin 21,03 49,48 1,84 3,70 15,92 8,03 100,00 OKU SELATAN 27,18 32,63 3,89 29,10 7,19 0,00 100,00 OKU Timur 4,53 67,72 4,53 20,45 2,76 100,00 Ogan Ilir 12,68 42,73 10,43 9,89 11,37 12,90 100,00 Empat Lawang 50,86 39,91 3,44 5,80 0,00 100,00 Palembang 41,26 21,93 26,53 10,28 0,00 100,00 Prabumulih 38,24 36,91 15,24 9,60 100,00 Pagaralam 48,97 25,52 25,52 0,00 100,00 Lubuklinggau 12,07 44,39 21,73 21,80 0,00 100,00 SUMATERA SELATAN 25,00 45,48 3,35 7,49 14,37 4,31 100,00 Sumber BPS, Sakernas 2014 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Tabel 15.3. Persentase PENDUDUK Lansia Menurut Kabupaten/Kota Dan Status Pekerjaan Di SUMATERA SELATAN 2014 Tipe Daerah/ Kab/Kota Status/Kedudukan Dlm Pekerjaan Utama Berusaha Sendiri Berusaha Dibantu Buruh Tidak Tetap Berusaha Dibantu Buruh Tetap Buruh/ Karya- Wan Pekerja Tak Dibayar Lainnya Total 1 2 3 4 5 6 7 8 OKU 21,74 43,00 1,73 12,33 17,27 3,92 100,00 OKI 26,03 50,23 ,93 1,39 16,03 5,39 100,00 Muara Enim 30,77 36,54 8,50 3,03 19,29 1,87 100,00 Lahat 35,07 40,48 3,82 12,62 8,01 0,00 100,00 Musi Rawas 20,69 48,34 15,73 15,24 0,00 100,00 Musi Banyuasin 42,55 41,24 1,82 2,71 11,68 0,00 100,00 Banyuasin 21,65 47,69 2,12 4,28 16,84 7,42 100,00 OKU SELATAN 31,36 28,53 3,00 29,24 5,53 2,34 100,00 OKU Timur 5,87 65,22 ,91 5,34 20,10 2,56 100,00 Ogan Ilir 14,69 41,92 10,27 9,41 11,88 11,83 100,00 Empat Lawang 48,88 41,01 3,80 6,30 0,00 100,00 Palembang 22,13 14,49 42,62 18,89 1,88 100,00 Prabumulih 36,81 34,24 3,51 2,20 12,21 11,03 100,00 Pagaralam 28,11 10,06 12,07 39,47 8,58 1,70 100,00 Lubuklinggau 26,50 33,60 16,49 20,43 2,98 100,00 SUMATERA SELATAN 25,49 39,25 4,37 13,18 13,88 3,85 100,00 Sumber BPS, Sakernas 2014 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Tabel 16.1. Persentase PENDUDUK Lansia Laki-Laki Yang Bekerja Menurut Kabupaten/Kota Dan Jumlah Jam Kerja Jam Selama Seminggu Yang Lalu, Di SUMATERA SELATAN 2014 Kab/Kota Jumlah Jam Kerja1-14 15-34 35-98 1 2 3 4 OKU 16,25 49,28 34,48 OKI 10,32 63,46 26,22 Muara Enim 2,49 71,35 26,17 Lahat 3,76 47,22 49,01 Musi Rawas 9,05 73,35 17,59 Musi Banyuasin - 39,42 60,58 Banyuasin 15,95 40,08 43,97 OKU SELATAN 7,84 36,61 55,56 OKU Timur 9,74 35,44 54,82 Ogan Ilir - 31,38 68,62 Empat Lawang 8,34 30,76 60,90 Palembang 2,65 29,66 67,69 Prabumulih 2,97 34,58 62,45 Pagaralam 3,78 18,28 77,94 Lubuklinggau 2,90 14,32 82,78 SUMATERA SELATAN 7,06 45,66 47,28 Sumber BPS, Sakernas 2014 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Tabel 16.2. Persentase PENDUDUK Lansia Perempuan Yang Bekerja Menurut Kabupaten/Kota Dan Jumlah Jam Kerja Jam Selama Seminggu Yang Lalu, Di SUMATERA SELATAN 2014 Kab/Kota Jumlah Jam Kerja1-14 15-34 35-98 1 2 3 4 OKU 58,68 23,96 17,36 OKI 3,40 77,31 19,30 Muara Enim 13,03 62,10 24,87 Lahat 15,64 36,54 47,82 Musi Rawas 14,41 68,02 17,57 Musi Banyuasin 11,51 49,06 39,43 Banyuasin 35,27 38,34 26,38 OKU SELATAN 12,26 57,81 29,93 OKU Timur 10,58 55,44 33,99 Ogan Ilir - 32,90 67,10 Empat Lawang - 65,62 34,38 Palembang 4,99 31,55 63,46 Prabumulih 10,42 33,44 56,14 Pagaralam 5,06 44,76 50,18 Lubuklinggau - 39,46 60,54 SUMATERA SELATAN 11,81 51,93 36,26 Sumber BPS, Sakernas 2014 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Tabel 16.3. Persentase PENDUDUK Lansia Yang Bekerja Menurut Kabupaten/Kota Dan Jumlah Jam Kerja Jam Selama Seminggu Yang Lalu, Di SUMATERA SELATAN 2014 Kab/Kota Jumlah Jam Kerja1-14 15-34 35-98 1 2 3 4 OKU 23,36 45,03 31,60 OKI 7,96 68,17 23,87 Muara Enim 6,15 68,14 25,72 Lahat 8,72 42,77 48,52 Musi Rawas 11,12 71,30 17,58 Musi Banyuasin 2,58 41,58 55,85 Banyuasin 22,01 39,54 38,46 OKU SELATAN 9,25 43,34 47,41 OKU Timur 9,91 39,62 50,47 Ogan Ilir - 31,92 68,08 Empat Lawang 5,14 44,13 50,73 Palembang 3,47 30,32 66,20 Prabumulih 5,50 34,19 60,31 Pagaralam 4,29 28,77 66,95 Lubuklinggau 1,88 23,18 74,94 SUMATERA SELATAN 8,60 47,70 43,70 Sumber BPS, Sakernas 2014 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Tabel 17.1. Persentase PENDUDUK Lansia Yang Bekerja Menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah Perkotaan Dan Jumlah Jam Kerjajam Selama Seminggu Yang Lalu, Di SUMATERA SELATAN 2014 Kab/Kota Jumlah Jam Kerja1-14 15-34 35-98 1 2 3 4 OKU - 33,33 66,67 OKI - 57,30 42,70 Muara Enim 13,01 38,42 48,57 Lahat - 31,33 68,67 Musi Rawas 10,46 44,60 44,94 Musi Banyuasin - 29,37 70,63 Banyuasin - 34,90 65,10 OKU SELATAN 18,18 - 81,82 OKU Timur 21,03 48,24 30,73 Ogan Ilir - 45,67 54,33 Empat Lawang - 14,93 85,07 Palembang 3,56 30,45 65,99 Prabumulih 8,32 28,30 63,38 Pagaralam - 11,77 88,23 Lubuklinggau 2,41 24,90 72,69 SUMATERA SELATAN 3,63 31,54 64,83 Sumber BPS, Sakernas 2014Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Tabel 17.2. Persentase PENDUDUK Lansia Yang Bekerja Menurut Kabupaten/Kota, Tipe Daerah Pedesaan Dan Jumlah Jam Kerja Jam Selama Seminggu Yang Lalu, Di SUMATERA SELATAN 2014 Tipe Daerah/ Kab/Kota Jumlah Jam Kerja 1-14 15-34 35-98 1 2 3 4 OKU 29,82 48,26 21,92 OKI 8,62 69,07 22,32 Muara Enim 5,17 72,37 22,46 Lahat 11,15 45,96 42,89 Musi Rawas 11,14 71,96 16,90 Musi Banyuasin 2,93 43,26 53,81 Banyuasin 28,91 40,99 30,09 OKU SELATAN 8,65 46,22 45,12 OKU Timur 8,87 38,81 52,33 Ogan Ilir - 27,54 72,46 Empat Lawang 5,54 46,39 48,07 Palembang - 25,52 74,48 Prabumulih - 45,67 54,33 Pagaralam 10,03 51,56 38,40 Lubuklinggau - 17,18 82,82 SUMATERA SELATAN 10,39 53,51 36,10 Sumber BPS, Sakernas 2014Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Untuk Keterangan Lebih LANJUT Hubungi Bidang STATISTIK Sosial BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN Jl. Kapten Anwar Sastro 1131/1694 Palembang 30129 Telp. 0711 351665, 353174 Fax. 0711 353174 E-Mail Bps1600bps.Go.Id Website Www.Bps.Go.Id/Sumsel Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Po We Red By TC PD F W Ww .Tcp Df.O Rg