Deep Search Publikasi

Merupakan fitur yang memungkinkan pengguna untuk mencari kata kunci di dalam dokumen Publikasi

STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014
STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014

BPS Prov. Sumatera Selatan

Lihat Publikasi
Cari kata kunci:

Menampilkan 1 halaman dengan kata kunci "STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014"

Halaman 1
Lihat Detail

STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id I STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Ii STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 No. Publikasi 16523.15.04 Katalog BPS Ukuran Buku Jumlah Halaman 61 Halaman Naskah Seksi STATISTIK Hansos Gambar Kulit Seksi STATISTIK Hansos Diterbitkan Oleh BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN Dicetak Oleh Boleh Dikutip Dengan Menyebutkan Sumbernya Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Iii KATA PENGANTAR Publikasi Dengan Judul STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 Ini Merupakan Publikasi Rutin Yang Diterbitkan Badan Pusat STATISTIK BPS Dalam Rangka Memenuhi Kebutuhan Konsumen Mengenai STATISTIK GENDER. Data Yang Digunakan Dalam Publikasi Ini Umumnya Mengacu Kepada Data Survei Sosial Ekonomi Nasional Susenas 2014 Dan Survei Angkatan Kerja Nasional Sakernas 2014. Harapan Kami Publikasi Ini Sangat Bermanfaat Bagi Para Pengguna Data STATISTIK, Baik Dari Pemerintah, Swasta Maupun Kalangan Akademisi. Publikasi Ini Masih Jauh Dari Sempurna, Kritik Dan Saran Sangat Diperlukan Demi Penyempurnaan Dimasa Yang Akan Datang. Akhirnya Kepada Semua Pihak Yang Terlibat Dan Memberikan Kontribusi Baik Secara Langsung Maupun Tidak Langsung Sampai Terbitnya Publikasi Ini Kami Sampaikan Terima Kasih. Palembang, September 2015 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN KEPALA, Ir. H. BACHDI RUSWANA, MM NIP. 19570715 198003 1 002 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Iv DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR Iii DAFTAR ISI Iv DAFTAR TABEL V DAFTAR GAMBAR Vii I. PENDAHULUAN 1 II. KEPENDUDUKAN 3 2.1 Jumlah Penduduk 3 2.2 Struktur Umur Penduduk 5 2.3 Status Perkawinan 7 III. PENDIDIKAN 11 3.1 Angka Buta Huruf 12 3.2 Rata-Rata Lama Sekolah 15 3.3 Tingkat Pendidikan 15 3.4 Tingkat Partisipasi Sekolah 17 IV. KETENAGAKERJAAN 19 4.1 Angka Partisipasi Angkatan Kerja TPAK 19 4.2 Lapangan Pekerjaan 23 4.3 Pekerja Formal Dan Informal 27 4.4 Pengangguran Terbuka 28 4.5 Pengangguran Terdidik 32 4.6 Setengah Pengangguran 33 V. KESEHATAN 39 5.1 Angka Kematian Bayi 39 5.2 Angka Harapan Hidup 41 5.3 Angka Kesakitan 42 5.4 Penolong Persalinan 43 VI. FERTILITAS DAN KB 47 6.1 Umur Perkawinan Pertama 48 6.2 Partisipasi KB 49 VII. PENUTUP 53 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id V DAFTAR TABEL Halaman II. KEPENDUDUKAN Tabel. 2.1. Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/ Kota Dan Rasio Jenis Kelamin TAHUN 2014 4 Tabel 2.2. Seks Rasio Usia Ketergantunganproduktif Dan Inproduktif Secara Ekonomi Menurut Kabupaten/Kota Dan Jenis Kelamin, TAHUN 2014 6 Tabel 2.3. Persentase Penduduk Berumur 10 TAHUN Ke Atas Menurut Kabupaten/ Kota, Jenis Kelamin Dan Status Perkawinan TAHUN 2014 8 Tabel 2.4. Keadaan Kependudukan PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 Menurut Jenis Kelamin 9 III. PENDIDIKAN Tabel. 3.1. Angka Buta Huruf Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin TAHUN 2014 13 Tabel 3.2. Angka Buta Huruf Menurut Kabupaten/Kota Dan Jenis Kelamin TAHUN 2014 14 Tabel 3.3. Rata-Rata Lama Sekolah Menurut Jenis Kelamin Di Prov. SUMATERA SELATAN TAHUN 2013-2014 15 Tabel 3.4. Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Menurut Jenis Kelamin Di PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 16 Tabel 3.5. Keadaan Pendidikan PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 Menurut Jenis Kelamin 18 IV. KETENAGAKERJAAN Tabel. 4.1. Jumlah Dan Laju Pertumbuhan Tenaga Kerja Dan Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Di PROVINSI SUMATERA SELATAN 2013-2014 20 Tabel 4.2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK Menurut Jenis Kelamin Dan Daerah Tempat Tinggal PROVINSI SUMATERA SELATAN 21 Tabel 4.3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK Menurut Kabupaten/Kota Dan Jenis Kelamin PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 22 Tabel 4.4. Persentase Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Dan Jenis Kelamin PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2013-2014 25 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Vi Tabel 4.5. Persentase Penduduk Yang Bekerja Menurut Kabupaten/Kota Dan Lapangan Usaha PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 26 Tabel 4.6. Jumlah Penduduk Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Dan Jenis Pekerjaan Utama PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 27 Tabel 4.7 Jumlah Penduduk Yang Menganggur Menurut Daerah Tempat Tinggal Dan Jenis Kelamin, SUMATERA SELATAN TAHUN 2013-2014 29 Tabel 4.8. Tingkat Pengangguran Terbuka TPT Menurut Daerah Tempat Tinggal Dan Jenis Kelamin, SUMATERA SELATAN TAHUN 2013-2014 30 Tabel 4.9. Tingkat Pengangguran Terbuka TPT Menurut Kabupaten/Kota Dan Jenis Kelamin PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 31 Tabel 4.10. Tingkat Pengganguran Terdidik Menurut Jenjang Pendidikan Dan Jenis Kelamin, PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 32 Tabel 4.11. Tingkat Setengah Pengangguran Menurut Daerah Tempat Tinggal Dan Jenis Kelamin, SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 34 Tabel 4.12. Tingkat Setengah Pengangguran Menurut Kabupaten/ Kota Dan Jenis Kelamin PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 36 Tabel 4.13. Keadaan Ketenagakerjaan PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 Menurut Jenis Kelamin 37 V. KESEHATAN Tabel 5.1. Keadaan Kesehatan PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 Menurut Jenis Kelamin 45 VI. FERTILITAS DAN KELUARGA BERENCANA Tabel 6.1. Beberapa Indikator Fertilitas Di SUMATERA SELATAN Beberapa TAHUN 48 Tabel 6.2. Keadaan Fertilitas Dan Keluarga Berencana PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 51 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Vii DAFTAR GAMBAR Halaman III. PENDIDIKAN Gambar 3.1. Persentase Penduduk Perempuan Usia 15 TAHUN Keatas Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan 16 Gambar 3.2. APS Menurut Jenis Kelamin Di SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 17 IV. KETENAGAKERJAAN Gambar 4.1. Persentase Penduduk Perempuan Yang Bekerja Menurut Sektor Usaha 24 Gambar 4.2. Persentase Penduduk Perempuan 15 TAHUN Ke Atas Menurut Status Pekerjaan Dan Jenis Kelamin, 2014 28 Gambar 4.3. Tingkat Pengangguran PROVINSI SUMATERA SELATAN Menurut Kota-Desa TAHUN 2014 31 V. KESEHATAN Gambar 5.1. Persentase Balita Menurut Penolong Kelahiran TAHUN 2014 43 VI. FERTILITAS DAN KELUARGA BERENCANA Gambar 6.1. Persentase Wanita Menurut Perkawinan Pertama 49 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Viii Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 1 PENDAHULUAN Ecara Kodrat, Perempuan Dan Laki-Laki Dilahirkan Dengan Sejumlah Perbedaan. Perempuan Memiliki Karakteristik, Hak Dan Kewajiban Yang Unik Sesuai Dengan Kodratnya Yang Memiliki Kelemahan Sekaligus Kekuatan Sebagai Mahluk Feminin.Sebagai Insan Feminin, Kemampuan Perempuan Tidak Dapat Diragukan Lagi, Misalnya Dalam Membentuk Keluarga Sejahtera, Mendidik Anak-Anak Dan Remaja, Serta Mendampingi Suami Dalam Membina Karir. Namun Demikian, Tugas-Tugas Perempuan Tidak Hanya Terbatas Pada Urusan Domestik Rumahtangga Seperti Yang Dipahami Sebagian Masyarakat Selama Ini. Dari Segi GENDER, Kaum Perempuan Pada Dasarnya Sama Dengan Kaum Laki-Laki, Mempunyai Hak Dan Kewajiban Yang Sama Peranannya Di Dalam Masyarakat, Tanpa Melupakan Kodratnya Sebagai Perempuan. Perempuan, Sebagaimana Halnya Laki-Laki, Merupakan Sumber Daya Bagi Pembangunan. Oleh Karena Itu Keterlibatan Peran Perempuan Dalam Berbagai Kegiatanpembangunan Perlu Untuk Ditingkatkan Lagi. Dengan Demikian, Diperlukan Upaya-Upaya Untuk Memberikan Kesempatan Yang Sama Bagi Perempuanuntuk Berperan Dalam Berbagai Bidang Kegiatan Pembangunan Baik Dari Segi Kuantitas Maupun Kualitas. Kesempatan Sama Yang Dimaksud Misalnya Pendidikan, Pekerjaan Yang Layak, Pendapatan Yang Sesuai Dengan Kemampuannya Dan Sebagainya. Pandangan Maupun Perlakuan Diskriminasi GENDER Perbedaan Kesempatan Dan Perlakuan Yang Terjadi Dalam Suatu Sistem Karena Adanya Perbedaan Jenis Kelamin Perlu Dihilangkan. Partisipasi Perempuan Dalam Pembangunan Sebenarnya Terus Meningkat Dari Waktu Ke Waktu. Dari Catatan BPS Diketahui Bahwa Partisipasi S Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 2 Perempuan Dalam Angkatan Kerja Makin Meningkat. Bahkan Laju Pertumbuhan Angkatan Kerja Perempuan Lebih Cepat Daripada Laju Pertumbuhan Angkatan Kerja Laki-Laki.Demikian Juga Jika Dilihat Dari Sisi Pendidikan, Dimana Partisipasi Sekolah Kaum Perempuandari TAHUN Ke TAHUN Terus Meningkat.Selain Itu, Tingkat Pendidikan Angkatan Kerja Perempuan Juga Mengalami Peningkatan. Untuk Mengetahui Seberapa Besar Peranan Perempuan Dalam Pembangunan Dewasa Ini Serta Seberapa Jauh Posisi Kaum Perempuan Dibandingkan Kaum Laki-Laki Dalam Berbagai Bidang Pembangunan Diperlukan Gambaran Yang Lebih Rinci Mengenai STATISTIK Yang Berwawasan GENDER STATISTIK Yang Dirinci Menurut Jenis Kelamin Dari Sisi Kependudukan, Ketenagakerjaan, Pendidikan Maupun Kesehatan. Gambaran Ini Dapat Bermanfaat Sebagai Bahan Evaluasikeberhasilan Pembangunan, Khususnya Di Bidang Peningkatan Peran Perempuan.Serta Dapat Dijadikan Sebagai Dasar Dalam Membuat Kebijakan Dan Perencanaan Pembangunan. Sebagaimana Telah Diuraikan Diatas, Publikasi Ini Berusaha Menyajikan STATISTIK Yang Berwawasan GENDER.Sumber Data Utama Publikasi Ini Berasal Dari Survei Sosial Ekonomi Nasional Susenas2014.Untuk Memperkaya Data Dan Mempertajam Analisisnya Digunakan Juga Data Lainnya Yang Bersumber Dari Data Survei Penduduk 2010, Survei Demografi Dan Kesehatan Indonesiasdki2012, Proyeksi Penduduk 2014 Dan Survei Angkatan Kerja Nasionalsakernas2014. Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 3 KEPENDUDUKAN Enduduk Merupakan Salah Satu Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Proses Pembangunan. Jumlah Penduduk Yang Besar Dapat Menjadi Potensi Tetapi Dapat Pula Menjadi Beban Dalam Proses Pembangunan Jika Kualitas Penduduknya Rendah. Oleh Karena Itu Agar Penduduk Menjadi Potensi Bukan Menjadi Beban Dalam Pembangunan, Maka Pemerintah Harus Melakukan Upaya Pengendalian Jumlah Penduduk Danmendorong Peningkatan Kualitas Penduduk. Di Samping Itu Harus Melakukan Upaya-Upayayang Mendorong Pada Peningkatan Kesejahteraan Pendudukdengan Melakukan Skala Prioritasperencanaan Dan Intervensi Program Pembangunan Sosial Di Segala Bidang. 2.1. Jumlah Penduduk Menurut Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 Mencapai7.941.495 Jiwa, Meningkat Sekitar 112.755Jiwa Dibandingkan TAHUN 2014 Yang Berjumlah 7.828.740Jiwa. Dengan Demikian Tingkat Pertumbuhan Penduduk SUMATERA SELATAN DalamseTAHUN Terakhir Adalah 1,44 Persen. Jumlah Penduduk Yang Besar Merupakan Modal Dasar Bagi Pembangunan Bila Didukung Oleh Kualitas Penduduk Yang Memadai Baik Dari Segi Pendidikan, Keahlian Maupun Keterampilan. Sebaliknya Penduduk Akan Menjadi Beban Pembangunan Bila Tidak Didukung Oleh Pendidikan, Keahlian Dan Keterampilan Yang Cukup. Oleh Karena Itu Diperlukan Penanganan Yang Serius Terhadap Masalah-Masalah Kependudukan. P Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 4 Tabel 2.1 Menunjukkan Komposisi Penduduk PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 Menurut Jenis Kelamin. Tampak Di Sini Secara Keseluruhan Jumlah Penduduk Laki-Laki Lebih Banyak Daripada Jumlah Penduduk Perempuan, Yaitu 4.035.989Jiwa Untuk Penduduk Laki-Laki Dan 3.905.506 Jiwa Untuk Penduduk Perempuan. Perbedaan Antara Jumlah Penduduk Laki-Laki Dan Perempuan Akan Lebih Jelas Tergambarkan Melalui Indikator Kependudukan Yang Disebut Rasio Jenis Kelamin Atau Seks Rasio. Seks Rasio Menggambarkan Jumlah Penduduk Laki-Laki Per 100 Penduduk Perempuan. Dari Tabel 2.1 Terlihat Bahwa Seks Rasio Penduduk PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 Sebesar 103,34, Artinya Terdapat 103 Orang Penduduk Laki-Laki Per 100 Orang Penduduk Perempuan. Tabel 2.1. Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota,Jenis Kelamin Dan Rasio Jenis Kelamin,TAHUN 2014 No Kab/Kota Laki-Laki Perempuan Total Sex Ratio 1 2 3 4 5 6 1 OKU 176.226 168.706 344.932 104,46 2 OKI 397.099 379.164 776.263 104,73 3 Muara Enim 300.519 290.456 590.975 103,46 4 Lahat 198.487 190.547 389.034 104,17 5 Musi Rawas 194.004 184.983 378.987 104,88 6 Musi Banyuasin 308.279 293.748 602.027 104,95 7 Banyuasin 408.407 391.591 799.998 104,29 8 Oku SELATAN 178.285 161.139 339.424 110,64 9 Oku Timur 327.980 314.226 642.206 104,38 10 Ogan Ilir 202.220 201.608 403.828 100,30 11 Empat Lawang 119.903 114.977 234.880 104,28 12 PALI 88.923 88.013 176.936 101,03 13 Muratara 90.807 89.459 180.266 101,51 14 Palembang 780.699 777.795 1.558.494 100,37 15 Prabumulih 87.878 86.599 174.477 101,48 16 Pagaralam 67.861 64.637 132.498 104,99 17 Lubuk Linggau 108.412 107.858 216.270 100,51 SUMATERA SELATAN 4.035.989 3.905.506 7.941.495 103,34 Sumber BPS, Proyeksi Penduduk 2014 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 5 Jika Dilihat Menurut Kabupaten/Kota,Terlihat Bahwa Semua Kabupaten/Kota Seks Rasio Penduduknya Mecapai 100 Persen Dan Lebih.Artinya Jika Dilihat Menurut Jenis Kelamin Maka Secara Keseluruhan Komposisi Penduduk Di Semua Kabupaten/Kota Lebih Banyak Penduduk Laki-Lakinya Dibandingkan Perempuan. Tetapi Indikator Tersebut Akan Lebih Tajam Menggambarkan Permasalahan Jika Seks Rasio Dilihat Menurut Kelompok Umur. Untuk Melihat Komposisi Penduduk Menurut Umur, Biasanya BPS Menggunakan Tiga Kategori Kelompok Umur, Yaitu Kelompok Umur 0-14 TAHUN Yang Mencerminkan Penduduk Usia Muda, Kemudian Kelompok Umur 15-64 TAHUN Yaitu Kelompok Usia Kerja Atau Usia Produktif Dan Kelompok Usia Lanjut Atau 65 TAHUN Ke Atas. Hasil Proyeksi Penduduk TAHUN 2014Menunjukkan Bahwa Jumlah Penduduk PROVINSI SUMATERA SELATAN Pada Kelompok Umur Muda 0-14 Dan Kelompok Usia 15-64Lebih Tinggi Laki-Laki Dibandingkan Perempuan, Hal Ini Tercermin Dari Seks Rasio Sebesar 105,07 Pada Kelompok Umur Muda Dan Seks Rasio Sebesar 103,82 Pada Kelompok Umur Produktif. Sedangkan Yang Berada Pada Kelompok Usia 65 TAHUN Keatas Seks Rasio Nya Sangat Jauh Dibawah Seratus, Yaitu Hanya 85,22. Sehingga Jelas Bahwa Pada Kelompok Lansia, Penduduk Perempuan Jauh Lebih Banyak Dibandingkan Laki- Laki. 2.2. Struktur Umur Penduduk Dilihat Dari Distribusi Umur, Persentase Penduduk Yang Berada Di Kelompok Umur 0-14 TAHUN Masih Cukup Besar Untuk Kedua Jenis Kelamin.Ini Berarti Bahwa Penduduk SUMATERA SELATAN Tergolong Masih Relatif Muda.Namun Demikian Telah Terjadi Perubahan Struktur Umur Penduduk Ke Arah Struktur Umur Yang Lebih Tua. Ht Tp // Su M Se L. Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 6 Seks Rasio Rentang Umur Ketergantungan Merupakan Perbandingan Antara Laki-Laki Dan Perempuan Jumlah Penduduk Usia 0-14 TAHUN Dan 65 TAHUN Ke Atas Usia Tidak Produktif Dengan Jumlah Penduduk Berusia 15-64 TAHUN Usia Produktif. Seks Rasio Usia Ketergantungan Produktif Dan Tidak Produktif Menurut Kabupaten/Kota Dapat Dilihat Pada Tabel Berikut Tabel 2.2.Seks Rasio Usiaketergantunganproduktif Dan Inproduktif Secara Ekonomi Menurut Kabupaten/Kotadan Jenis Kelamin, TAHUN 2014 Sumber BPS, Hasil Proyeksi Penduduk 2014 Seks Rasiousia Ketergantungan Produktif Usia 15-64TAHUN 2014 Sebesar 103,82Dan Seks Rasio Penduduk Usia Tidak Produktif Secara Ekonomi 0-14 No Kabupaten /Kota Seks Rasio Usia Ketergantungan Produktif 15-64 In Produktif 0-14 65 1 2 3 4 5 1 OKU 105,53 104,45 87,88 2 OKI 105,39 104,74 94,33 3 Muara Enim 104,36 105,77 75,43 4 Lahat 106,01 104,72 80,03 5 Musi Rawas 105,11 105,01 100,56 6 Musi Banyuasin 105,64 104,57 95,95 7 Banyuasin 104,18 104,96 101,09 8 Oku SELATAN 114,75 103,69 95,62 9 Oku Timur 105,05 104,93 93,99 10 Ogan Ilir 100,91 104,89 67,91 11 Empat Lawang 107,47 102,55 76,09 12 PALI 100,47 105,82 71,89 13 Muratara 101,66 105,13 71,57 14 Palembang 99,64 106,38 76,43 15 Prabumulih 101,00 106,15 75,45 16 Pagaralam 107,55 103,85 80,75 17 Lubuk Linggau 99,89 104,03 84,42 SUMATERA SELATAN 103,82 105,07 85,22 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 7 Sebesar 105,07Dan 65 Sebesar 85,22. Artinya Secara Umum Di SUMATERA SELATAN Baik Usia Produktif Maupun Tidak Produktif Untuk Rentang Muda 0-14 Lebih Banyak Laki-Laki Dibandingkan Perempuan. Dan Secara Signifikan Berbalik Lebih Banyak Perempuan Dari Pada Laki-Laki Di Rentang Usia Tua Usia 65 Ke Atas Hampir Untuk Semua Kabupaten/Kota Terjadi Hal Yang Sama Untuk Seks Rasio Usia Tua Berkisar Di Bawah 100 68-98 Kecuali Kabupaten Banyuasin Dan Musi Rawas Yang Seks Rasio Tetap Di Atas 100. Untuk Sumsel Seks Rasio 65 Sebesar 85,22 Yang Artinya Terdapat 85 Orang Penduduk Laki-Laki Usia 65 Per 100 Orang Penduduk Perempuan 65. Ini Menunjukkan Perempuan Lebih Banyak Mencapai Usia 65 Ke Atas Dibanding Laki-Laki Hampir Merata Di Seluruh Kab/Kota. Tabel 2.2 Menunjukkan Seks Rasio Usia Ketergantungan Produktif Dan Inproduktif Secara Ekonomi Menurut Kabupaten/Kota Dan Jenis Kelamin TAHUN 2014. Menarik Dibahas Di Seks Rasio Rentang Usia Produktif, Pada Umumnya Semua Kab/Kota Di Sumsel Berkisar Di Atas 100 Kecuali Palembang. Tertinggi Di OKU SELATAN Mencapai 114,75 Yang Artinya Terdapat 114 Orang Penduduk Laki-Laki Usia 15-64 Per 100 Orang Penduduk Perempuan Usia 15-64, Tetapi Di Palembang Justru Laki-Laki Produktif Lebih Sedikit Dibanding Perempuan. 2.3. Status Perkawinan Persentase Penduduk Laki-Laki Yang Belum Kawinlebih Besar Dibandingkan Persentase Penduduk Perempuan Yang Belum Kawin, Yaitu Sebesar 38,28 Untuk Penduduk Laki-Laki Dan 28,64 Untuk Perempuan.Hal Ini Dapat Dijelaskan Bahwa Laki-Laki Cenderung Lebih Lama Berstatus Membujang Dibandingkan Perempuan. Artinya Perempuan Secara Rata-Rata Kawin Lebih Muda Dibandingkan Laki-Laki. Keadaan Ini Utamanya Dipengaruhi Oleh Faktor Sosial Budaya Masyarakat. Ht Tp // Su M S L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 8 Sebaliknya, Persentase Penduduk Perempuan Yang Berstatus Cerai Baik Cerai Hidup Dan Cerai Mati Lebih Besar Daripada Penduduk Laki-Laki Dengan Status Yang Sama. Ini Berarti Bahwa Perempuan Lebih Tahan Hidup Menjanda Dibandingkan Laki-Laki Baik Karena Perceraian Atau Karena Kematianpasangannya.Kedua Fenomena Di Atas Dijumpai Juga Pada TAHUN- TAHUN Sebelumnya. Tabel 2.3. Persentase Penduduk Berumur 10 TAHUN Ke Atas Menurut Kabupaten/Kota, Jenis Kelamin Dan Status Perkawinan, TAHUN 2014 Kabupaten/Kota Laki-Laki Perempuan Belum Kawin Kawin Cerai Hidup Cerai Mati Total Belum Kawin Kawin Cerai Hidup Cerai Mati Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1. OKU 39,19 58,51 0,82 1,48 100,00 29,75 60,65 1,31 8,28 100,00 2. OKI 33,72 63,60 0,70 1,97 100,00 24,76 66,60 1,19 7,45 100,00 3. Muara Enim 36,97 61,16 0,90 0,97 100,00 26,58 62,98 1,86 8,58 100,00 4. Lahat 38,00 58,40 1,01 2,59 100,00 26,02 60,94 3,63 9,42 100,00 5. Musi Rawas 35,51 61,09 1,80 1,61 100,00 25,50 64,32 1,72 8,45 100,00 6. Muba 37,72 60,83 0,58 0,86 100,00 27,64 64,76 1,44 6,16 100,00 7. Banyuasin 36,86 60,69 0,21 2,24 100,00 28,08 63,43 1,30 7,19 100,00 8. OKU SELATAN 34,82 61,25 2,13 1,80 100,00 23,08 66,51 1,54 8,87 100,00 9. OKU Timur 34,01 63,96 0,30 1,74 100,00 23,00 67,06 1,33 8,61 100,00 10. Ogan Ilir 41,93 55,33 1,05 1,69 100,00 33,22 54,81 1,78 10,18 100,00 11. Empat Lawang 36,61 60,04 1,32 2,03 100,00 26,07 62,35 2,35 9,24 100,00 71. Palembang 44,06 53,66 0,63 1,65 100,00 35,15 54,61 1,24 8,99 100,00 72. Prabumulih 37,38 59,57 1,68 1,37 100,00 30,75 59,90 1,57 7,78 100,00 73. Pagaralam 41,41 55,64 0,57 2,37 100,00 27,34 59,86 2,11 10,70 100,00 74. Lubuklinggau 42,39 54,46 0,89 2,26 100,00 35,05 54,78 1,99 8,19 100,00 SUMATERA SELATAN 39,19 58,51 0,82 1,48 100,00 29,75 60,65 1,31 8,28 100,00 Sumber BPS, Susenas 2014 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 9 Berikut Ini Dapat Dilihat Beberapa Tabel Yang Berhubungan Dengan Indikator Kependudukan Yang Telah Dibedakan Berdasarkan Jenis Kelamin Di PROVINSI SUMATERA SELATAN. Tabel 2.4. Keadaan Kependudukan PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 Menurut Jenis Kelamin Uraian Jenis Kelamin Total Laki-Laki Perempuan 1 2 3 4 1 Jumlah Penduduk 000 Total 4.035.989 3.905.506 7.941.495 2 Kelompok Umur 0-14 TAHUN 29,52 29,04 29,28 15-64 TAHUN 66,75 66,44 66,60 65 TAHUN 3,73 4,52 4,12 3 Seks Rasio 103,34 4 Status Perkawinan Belum Kawin 38,28 28,64 34,60 Kawin 59,18 61,39 59,10 Cerai Hidup 0,83 1,59 1,23 Cerai Mati 1,70 8,38 5,07 Sumber Badan Pusat STATISTIK Hasil Proyeksipenduduk 2014, Susenas 2014 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 10 Halaman Ini Sengaja Dikosongkan Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 11 PENDIDIKAN Endidikan Dapat Menyebabkan Meningkatnya Partisipasi Dalam Angkatan Kerja Sehingga Pendapatan Meningkat Dan Akhirnya Mengurangi Derajat Kemiskinan Absolut.Pendidikan Juga Dapat Mengurangi Ketimpangan Pendapatan. Singkatnya Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Melalui Pendidikan Dapat Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Yang Dibarengi Oleh Pemerataan Pendapatan. Mengingat Pentingnya Pendidikan Dalam Pembangunan Ekonomi, Diperlukan Usaha-Usaha Yang Dilakukan Secara Terus Menerus Untuk Mengembangkan Pendidikan Bagi Masyarakat Baik Dari Segi Kualitas Maupun Pemerataan Pendidikan. Pendidikan Harus Menjangkau Seluruh Lapisan Masyarakat Tanpa Membedakan Daerah, Suku, Agama Maupun Jenis Kelamin.Masyarakat Juga Perlu Terus Di Dorong Untuk Meningkatkan Partisipasinya Dalam Pendidikan. Beberapa Indikator Pendidikan Perempuan Di SUMATERA SELATAN Menunjukkan Hasil Yang Cukup Menggembirakan. Angka Partisipasi Sekolahpenduduk Perempuan Meningkat Dalam Periode 2013-2014 Terutama Usia 13-15 TAHUN Dan Usia 16-18 TAHUN, Peningkatannya Berturut-Turut Dari 91,24 Dan 64,28 Pada TAHUN 2013, Menjadi 94,42 Dan 69,90 Pada TAHUN 2014. Dilihat Dari Pencapaian Pendidikan Education Attainment,Hanya 28,90Persen Dari Seluruh Penduduk Perempuan Usia 15 TAHUN Ke Atas Pada TAHUN 2014 Mempunyai Pendidikan Minimal SLTA. Persentase Ini Masih Lebih Kecil Jika Dibandingkan Laki-Laki Yaitu Sebesar 32,91 Persen. P Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. D STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 12 Hingga Saat Ini Dirasakan Masih Adanya Kesenjangan Pendidikan Antara Laki-Laki Dan Perempuan. Hal Ini Antara Lain Disebabkan Masih Adanya Kecenderungan Masyarakat Terutama Di Daerah Pedesaan Yang Memprioritaskan Pendidikan Bagi Laki-Laki Dibandingkan Perempuan. Demikian Juga Masih Adanya Pandangan Yang Keliru Pada Sebagian Masyarakat Bahwa Perempuan Tidak Perlu Mendapatkan Pendidikan Yang Tinggi Karena Pada Akhirnya Akan Mengurus Rumahtangga. Padahal Peranan Perempuan Sangatlah Besar Tidak Hanya Dalam Pembinaan Keluarga Yang Pada Akhirnya Akan Menentukan Kualitas Generasi Masa Depan, Tetapi Juga Dalam Peran Sosial Di Masyarakat. Karenanya Perempuan Dituntut Untuk Mempunyai Pengetahuan, Keterampilan Dan Wawasan Yang Luas Untuk Mendukung Tugas-Tugasnya Baik Sebagai Pendidik Bagi Anak-Anaknya Maupun Dalam Peran Sosialnya Di Masyarakat. 3.1. Angka Buta Huruf Kemampuan Membaca Dan Menulis Baca Tulis Merupakan Keterampilan Minimum Yang Dibutuhkan Oleh Penduduk Untuk Dapat Menuju Hidup Sejahtera. Kemampuan Baca Tulis Tercermin Dari Angka Melek Huruf.Persentase Melek Huruf Literacy Rate Didefinisikan Sebagai Besarnya Persentase Penduduk Usia 15 TAHUN Ke Atas Yang Bisa Membaca Dan Menulis. Persentase Melek Huruf Ini Juga Menggambarkan Mutu Sumber Daya Manusia Karena Dengan Kemampuan Membaca Dan Menulis Seseorang Dapat Berkomunikasi Dan Menerima Informasi Dengan Baik. Berikut Ini Dapat Dilihat Angka Buta Huruf Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin Di PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 Pada Tabel 3.1. Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 13 Tabel 3.1 Angka Buta Huruf Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin,TAHUN 2014 Kelompok Umur TAHUN Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Total 1 2 3 4 15-24 0,04 0,10 0,07 15-44 0,37 0,67 0,52 45 2,70 7,39 5,06 15 1,04 2,71 1,86 Sumber BPS Susenas 2014 Persentase Melek Huruf Penduduk 15 SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 Mencapai 98,14 Persen. Dengan Kata Lain Penduduk Yang Masih Buta Huruf Tidak Bisa Membaca Dan Menulis Tinggal Sebesar 1,86 Persen. Dari Sisi Perbedaan Jenis Kelamin, Penduduk Perempuan Yang Buta Huruf Di SUMATERA SELATAN Masih Lebih Besar Dibandingkan Laki-Laki Yang Buta Huruf. Dari Setiap 100 Orang Perempuan Yang Berusia 15 TAHUN Ke Atas Pada TAHUN 2014 Terdapat Rata-Rata 2 Sampai 3 Orang Yang Masih Buta Huruf,Sedangkan Dari 100 Orang Laki-Laki Usia 15 TAHUN Ke Atas Hanya Sekitar 1 Orang Yang Masih Buta Huruf Pada TAHUN 2014. Angka Buta Huruf Akan Lebih Bermakna Apabila Dilihat Menurut Kelompok Umur. Hal Ini Disebabkan Adanya Perbedaan Yang Sangat Signifikan Dalam Kesempatan Untuk Belajar Baca Tulis. Hal Ini Dapat Dilihat Dari Angka- Angka Yang Disajikan Pada Tabel 3.1, Di Mana Nampak Pola Yang Sangat Berbeda Pada Masing-Masing Kelompok Umur. Tampak Jelas Bahwa Angka Buta Huruf Yang Tertinggi Terdapat Pada Kelompok Umur 45 TAHUN Ke Atas, Terutama Pada Penduduk Perempuan. Perbedaan Antara Persentase Laki-Laki Dan Perempuan Yang Buta Huruf Sangat Signifikan Yaitu Masing-Masing 2,70 Persen Dan 7,39 Persen.Pada Kelompok Umur Muda 15-24 TAHUN, Angka Buta Huruf Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 14 Perempuan Sedikit Lebih Tinggidaripada Angka Buta Huruf Laki-Laki Yaitu 0,10 Persen Berbanding 0,04Persen. Jadi Dapat Disimpulkan Bahwa Tingginya Angka Buta Huruf Baik Laki-Laki Maupun Perempuan Lebih Disebabkan Karena Peninggalan Generasi Terdahulu Yang Memang Pada Masanya Sulit Mendapat Kesempatan Untuk Belajar. Jika Dibedakan Menurut Kabupaten/Kota, Terlihat Dari Tabel 3.2 Bahwa Angka Buta Huruf Tertinggi Untuk Penduduk Usia 15 TAHUN Ke Atas Adalah Kabupaten OKU Timur 3,69 , Dan Terendah Di Kab. Empat Lawang 0,09.Jika Dilihat Menurut Jenis Kelamin, Laki-Laki Yang Buta Huruf Di OKU Timur Paling Besar Dibandingkan Dengan Kabupaten/Kota Yang Lain.Buta Huruf Perempuan Terbesar Ada Di Banyuasin, Diikuti Oleh Ogan Komering Ilir Dan OKU Timur. Tabel 3.2 Angka Buta Huruf Menurut Usia 15 TAHUN Ke Ataskabupaten/Kotadan Jenis Kelamin, TAHUN 2014 Kabupaten/Kota Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Total 1 2 3 4 1. Ogan Komering Ulu 0,57 1,87 1,21 2. Ogan Komering Ilir 1,19 4,46 2,79 3. Muara Enim 0,73 2,11 1,41 4. Lahat 0,72 1,91 1,30 5. Musi Rawas 0,24 3,83 2,00 6. Musi Banyuasin 0,71 0,59 0,65 7. Banyuasin 2,52 4,52 3,50 8. OKU SELATAN 0,53 2,77 1,63 9. OKU Timur 3,34 4,05 3,69 10. Ogan Ilir 0,37 3,81 2,05 11. Empat Lawang 0,00 0,19 0,09 12. Palembang 0,74 2,05 1,38 13. Prabumulih 0,22 0,75 0,48 14. Pagaralam 0,07 2,46 1,24 15. Lubuk Linggau 0,00 0,82 0,40 SUMATERA SELATAN 1,04 2,71 1,86 Sumber BPS Susenas 2014 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 15 3.2. Rata - Rata Lama Sekolah Indikator Lainnya Untuk Melihat Tingkat Pendidikan Adalah Rata-Rata Lama Sekolah Yang Secara Umum Menunjukkan Jenjang Pendidikan Yang Telah Dicapai Oleh Penduduk Usia 15 TAHUN Ke Atas. Di SUMATERA SELATAN Rata-Rata Lama Sekolah Penduduk Usia 15 TAHUN Ke Atas Pada TAHUN 2014Mencapai 8,41 TAHUN, Dimana Laki-Laki 8,59TAHUN Dan Perempuan 8,22 TAHUN. Hal Ini Menunjukkan Bahwasecara Rata-Rata Tingkat Pendidikan Penduduk SUMATERA SELATAN Baru Sampai Jenjang Pendidikan Kelas Dua Sekolah Menengah Pertama. Tabel 3.3. Rata-Rata Lama Sekolah Menurut Jenis Kelamindi PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2009-2014 Jenis Kelamin 2009 2010 2011 2012 2013 2014 1 2 3 4 5 6 7 Laki-Laki Perempuan 7,90 7,37 8,04 7,60 8,24 7,87 8,37 8,04 8,44 8,08 8,59 8,22 Total 7,66 7,82 8,06 8,21 8,27 8,41 Sumber BPS, Susenas 2009-2014 3.3. Tingkat Pendidikan Salah Satu Indikator Pendidikan Yang Dapat Digunakan Untuk Melihat Kualitas Pendidikanpenduduk Adalah Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan. Tabel 3.4 Menunjukkan Bahwa Dari Tingkat Pendidikan Yang Ditamatkan, Nampak Bahwa Mayoritas Penduduk SUMATERA SELATAN Adalah Tamatan SD/Sederajat Yaitu Sebesar 29,02 Persen. Sebaliknya Yang Tamat SLTA/Sederajat Hanya Sekitar 24,02 Persen, Dan Tamat Di Atas SLTA/Sederajat Sebesar 6,92 Persen .Persentase Penduduk Perempuan 15 TAHUN Ke Atas Yang Tidak Pernah Sekolah Dan Yang Tidak Tamat SD 22,11 Lebih Tinggi Daripada Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 16 Laki-Laki 16,82. Sama Halnya Dengan Buta Huruf, Hal Ini Juga Disebabkan Karena Peninggalan Generasi Tua Yang Memang Sulit Mendapat Kesempatan Belajar Pada Masa Itu. Tabel 3.4. Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Menurut Jenis Kelamindi PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan L P LP 1 2 3 4 Tidak Punya Ijazah SD 16,82 22,11 19,42 SD/Sederajat 28,85 29,19 29,02 SLTP/Sederajat 21,42 19,80 20,62 SLTA/Sederajat 26,56 21,39 24,02 Universitas 6,35 7,51 6,92 Total 100,00 100,00 100,00 Sumber BPS, Susenas 2014 Meskipun Demikian, Dalam 5 TAHUN Terakhir, Peningkatan Pendidikan Perempuan Terbilang Cukup Besar.Hal Ini Ditunjukkan Dengan Secara Signifikan Meningkatnya Persentase Penduduk Perempuan Yang Tamat Di Perguruan Tinggi Gambar 3.1., Yaitu Dari 1,38 Persen Pada TAHUN 1996 Naik Menjadi 7,51 Persen Pada TAHUN 2014. Gambar 3.1. Persentase Penduduk Perempuan Usia 15 TAHUN Keatas Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Sumber Susenas 1996, 2003, 2006, 2009 - 2014 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 17 3.4. Tingkat Partisipasi Sekolah Angka Partisipasi Sekolah Didefinisikan Sebagai Proporsi Penduduk Usia Tertentu Yang Masih Sekolah Terhadap Total Jumlah Penduduk Usia Tersebut.Dari Tabel 3.5 Terlihat Bahwa Semakin Tinggi Jenjang Pendidikan Semakinmenurun Persentase Murid Yang Bersekolah. Hal Ini Tercermin Dari Semakin Menurunnya Angka Partisipasi Sekolahaps Pada Kelompok Umur13-15 TAHUN Dan 16-18 TAHUN. Terlihat Juga Di Tabel 3.5 Bahwa Pada Setiap Kelompok Umur, APS Perempuan Lebih Tinggi Dibandingkan APS Laki-Laki. Hal Ini Tentu Saja Menarik Untuk Diteliti Lebih Lanjut Mengapa Pada Anak-Anak Usia Sekolah Ketimpangan GENDER Justru Terjadi Pada Anak Laki-Laki. Diduga Hal Ini Disebabkan Karena Anak Laki-Laki Lebih Diharapkan Untuk Membantu Mencari Nafkah Keluarga Sehingga Banyak Yang Tidak Bersekolah Lagi. Gambar 3.2.APS Menurut Jenis Kelamin Di SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 Sumber Susenas 2014 Satu Hal Yang Dapat Dipetik Dari Indikator Ini Adalah Meskipun Pendidikan Gratis Sudah Diterapkan Oleh Pemerintah Daerah Tetapi Kenyataannya Pada Anak-Anak Usia 13-15 TAHUN Masih Ada Sekitar 6Persen Lebih Yang Tidak Bersekolah Di SMP, Pada Usia16-18 TAHUN SLTA,Hampirseparuhnya Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 18 Tidak Bersekolah Di SLTA. Bahkan, Untuk Usia 19-24 TAHUN Perguruan Tinggi Hanya Di Bawah 20 Persen. Pembuat Kebijakaan Harus Meneliti Lebih Lanjut Mengapa Terjadi Demikian. Berikut Ini Dapat Dilihat Tabel Yang Berhubungan Dengan Indikator Pendidikan Yang Telah Dibedakan Berdasarkan Jenis Kelamin Di PROVINSI SUMATERA SELATAN. Tabel.3. 5. Keadaan Pendidikan PROVINSI SUMATERA SELATAN Menurut Jenis Kelamin TAHUN 2014 Kondisi Pendidikan Jenis Kelamin Total Laki-Laki Perempuan 1 2 3 4 1 Angka Partisipasi Sekolah Menurut Kelompok Umur 7-12 99,47 99,47 99,47 13-15 92,41 94,42 93,36 16-18 65,96 69,90 67,84 2 Persentase Penduduk Usia 15 TAHUN Ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan SD 16,32 21,23 18,75 SD Sederajat 31,14 31,97 31,55 SLTP Sederajat 21,38 20,10 20,75 SMU Sederajat 26,02 20,68 23,38 Akademi/Universitas 5,13 6,02 5,57 3 Rata-Rata Lama Sekolah 8,44 8,08 8,27 4 Angka Buta Huruf 1,52 3,87 2,68 Sumber Susenas 2014 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 19 KETENAGAKERJAAN Alam Membahas Berbagai STATISTIK Yang Yang Berkaitan Dengan GENDER, Aspek Ketenagakerjaan Merupakan Aspek Yang Penting. Terdapat Perilaku Yang Cukup Berbeda Antara Laki-Laki Dan Perempuan Dalam Hal Ketenagakerjaan Seperti Partisipasi Dalam Angkatan Kerja, Mencari Pekerjaan, Lapangan Pekerjaan, Status Pekerjaan Maupun Jenis Pekerjaan. Perbedaan-Perbedaan Ini Terkait Dengan Beberapa Hal Seperti Pendidikan, Kesempatan Kerja Yang Ada Serta Faktor-Faktor Sosial Budaya Lainnya. 4.1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK Secara Praktis Tenaga Kerja Didefinisikan Sebagai Penduduk Berusia 15 TAHUN Atau Lebih. Tenaga Kerja Terdiri Dari Angkatan Kerja Dan Bukan Angkatan Kerja. Sedangkan Angkatan Kerja Adalah Tenaga Kerja Yang Aktif Secara Ekonomi Baik Yang Bekerja Maupun Yang Sedang Mencari Pekerjaan. Situasi Ketenagakerjaan Di SUMATERA SELATAN Selama SeTAHUN Terakhir Menunjukkan Kecenderunganyang Semakin Membaik, Dimana Peningkatan Jumlah Penduduk Diikuti Oleh Meningkatnya Jumlah Penduduk Yang Bekerjatenaga Kerja. Jumlah Tenaga Kerja Pada TAHUN 2014 Dibandingkan Dengan Kondisi TAHUN 2013 Meningkat Sebanyak 94.595 Orang Dengan Laju Pertumbuhan Sebesar 1,70 Persen.Adapun Jumlah Angkatan Kerja Selama SeTAHUN Terakhir Mengalami Peningkatan, Yaitu Sebanyak 181.542 Orang Dengan Laju Pertumbuhan Sebesar 4,90 Persen. Dilihat Dari Aspek GENDER Selama Periode TAHUN 2013-2014, Peningkatan Lajupertumbuhan Tenaga Kerja Penduduk Laki-Laki Sebesar 1,72 Persen Diikuti Dengan Peningkatan Laju Pertumbuhan Angkatan Kerja Laki-Laki Yaitu Sebesar 3,90 Persen. Dan Laju Pertumbuhan Tenaga Kerja Penduduk Perempuan D Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 20 Meningkat Sebesar 1,69 Persen Diikuti Dengan Peningkatan Laju Pertumbuhan Angkatan Kerjanya Sebesar 6,59 Persen. Hal Ini Menunjukkan Indikasi Adanya Pergeseran Aktivitas Penduduk Perempuan Dari Kegiatan Yang Tidak Ekonomi Aktif Seperti Sekolah Atau Mengurus Rumah Tangga Ke Kegiatan Ekonomi Aktif. Tabel 4.1. Jumlah Dan Laju Pertumbuhan Tenaga Kerja Dan Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin Di PROVINSI SUMATERA SELATAN, 2013-2014 Jenis Kelamin 2013 2014 Laju Pertumbuhan 1 2 3 4 Tenaga Kerja - Laki-Laki 2.810.892 2.859.196 1,72 - Perempuan 2.738.149 2.784.440 1,69 - Total 5.549.041 5.643.636 1,70 Angkatan Kerja - Laki-Laki 2.321.892 2.412.369 3,90 - Perempuan 1.382.240 1.473.305 6,59 - Total 3.704.132 3.885.674 4,90 Sumber BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN 2013 Merupakan Angka Backcasting Dari Sakernas Pada Bab Ketenagakerjaan TPAK Penduduk SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 Sebesar 68,85 Lebih Rendahdibandingkan TPAK Pada TAHUN 2013 Yaitu Sebesar 66,75 Persen.Penurunan Angka TPAK Tersebut Mengindikasikan Semakin Rendahnya Kecenderungan Penduduk Usia Ekonomi Aktif Angkatan Kerja Untuk Mencari Pekerjaan Atau Melakukan Kegiatan Ekonomi. Apabila Dicermati Dari Aspek GENDER.TPAK Di SUMATERA SELATAN Selama SeTAHUN Terakhir Terjadi Penurunan Baik Pada Penduduk Laki-Laki Maupun Perempuan.Begitu Pula Ditinjau Lebih Spesifik Menurut Daerah Tempat Tinggal, TPAK Penduduk Laki-Laki Di Daerah Perkotaan Mengalami Peningkatan Yaitusebesar 2,32 Persen, Sementara Untuk Daerah Perdesaanmengalami Peningkatan Juga Sebesar 3,34. Untuk Penduduk Perempuan Baik Di Daerah Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 21 Perdesaan Maupun Perkotaan Mengalami Penurunan Yaitu Untuk Daerah Perkotaan Meningkat Sebesar 1,90 Dan Untuk Daerah Perdesaan Meningkatsebesar Yaitu Sebesar 1,90. Tabel 4.2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK Menurut Jenis Kelamindan Daerah Tempat Tinggal, PROVINSI SUMATERA SELATAN, 2013-2014 Daerah/ Jenis Kelamin 2013 2014 1 2 3 Perkotaan - Laki-Laki 76,87 79,19 - Perempuan 45,84 49,18 - Total 61,31 64,14 Pedesaan - Laki-Laki 85,81 87,27 - Perempuan 53,21 55,11 - Total 69,88 71,55 Perkotaanpedesaan - Laki-Laki 82,60 84,37 - Perempuan 50,48 52,91 - Total 66,75 68,85 Sumber BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN TPAK Penduduk Laki-Laki Dari TAHUN Ke TAHUN Selalu Cenderung Lebih Tinggi Dibandingkan TPAK Penduduk Perempuan, Hal Ini Terkait Dengan Budaya Dan Pandangan Masyarakat Yang Masih Menganggap Bekerja Dan Mencari Nafkah Adalah Kewajiban Penduduk Laki-Laki, Sedangkanperempuan Hanya Bertanggung Jawab Terhadap Urusan Domestik Rumah Tangga. TPAK Di Daerah Perkotaan Baik Untuk Penduduk Laki-Laki Maupun Perempuan Dari TAHUN Ke TAHUN Masih Relatif Lebih Rendah Dibandingkan Daerah Pedesaan.Hal Ini Tidak Terlepas Dari Adanya Perbedaan Sifat Pekerjaan Antara Daerah Perkotaan Dan Pedesaan. Struktur Ekonomi Pedesaan Lebih Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 22 Fleksibel Karena Lebih Banyak Usaha Yang Bersifat Informal Dan Sebagian Besar Lapangan Pekerjaan Yang Ada Di Pedesaan Adalah Sektorsektor Tradisional Yang Relatif Kurang Membutuhkan Kualifikasi Tertentu Bagi Tenaga Kerja Yang Akan Memasukinya.Selain Itu, Sifat Dan Aktifitas Pekerjaan Masih Dalam Lingkungan Rumahtangga Atau Keluarga, Bahkan Memungkinkan Sekali Kaum Perempuan Pedesaan Bekerja Sambil Mengasuh Anak. Berbeda Dengan Di Daerah Perkotaan Yang Sebagian Besar Jenis Pekerjaannyalebih Bersifat Formal Dan Membutuhkan Kualifikasi Tertentu Bagi Tenaga Kerja Yang Akan Memasukinya. Tabel 4.3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK Menurutkabupaten/Kota Dan Jenis Kelamin PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 Kabupaten/Kota Jenis Kelamin Total Laki-Laki Perempuan 1 2 3 4 1. Ogan Komering Ulu 81,47 44,40 63,33 2. Ogan Komering Ilir 89,01 51,56 70,72 3. Muara Enim 82,47 57,45 70,06 4. Lahat 83,75 57,04 70,66 5. Musi Rawas 91,44 69,42 80,60 6. Musi Banyuasin 87,01 45,29 66,67 7. Banyuasin 86,74 47,43 67,48 8. OKU SELATAN 90,80 64,62 78,55 9. OKU Timur 84,76 47,37 66,45 10. Ogan Ilir 82,32 65,95 74,07 11. Empat Lawang 84,71 54,33 69,90 12. Palembang 78,42 49,09 63,63 13. Prabumulih 83,77 52,70 68,20 14. Pagaralam 82,63 53,78 68,59 15. Lubuklinggau 82,63 48,29 65,39 SUMATERA SELATAN 84,37 52,91 68,85 Sumber BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN Data Pada Tabel 4.3 Memperlihatkan Bahwa Kabupaten/Kota Yang Lebih Dominan Dengan Karateristik Pedesaan Mempunyai TPAK Yang Cenderung Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 23 Lebih Tinggi Dibandingkan Kabupaten/Kota Yang Didominasi Oleh Karakteristik Daerah Perkotaan. Kabupaten Musi Rawas Sebagai Contoh, Mempunyai TPAK Tertinggi Dibandingkan Kabupaten/Kota Lainnya, Yaitu Sebesar 80,60. Sedangkan Kabupaten OKU Mempunyai Angka TPAK Terendah, Yaitu Sebesar 63,33. Ditinjau Dari Aspek GENDER Menurut Kabupaten/Kota, TPAK Penduduk Laki-Laki Tertinggi Di Kabupaten Musi Rawas Yaitu Sebesar 9,44 Dan Yang Terendah Kota Palembang Yaitu Sebesar 78,42. Sedangkan TPAK Penduduk Perempuan Tertinggi Juga Di Kabupaten Musi Rawas Yaitu Sebesar 69,42 Dan Yang Terendah Di OKU Sebesar 44,40. Data Yang Ditampilkan Pada Tabel 4.3 Memperkuat Uraian Sebelumnya Bahwa Baik Secara Absolut Maupun Dilihat Dari Aspek GENDER, Kabupaten Yang Lebih Dominan Memiliki Karakteristik Pedesaan Mempunyai TPAK Yang Cenderung Lebih Tinggi Dibandingkan Kabupaten/Kota Yang Lebih Dominanmemiliki Karakteristik Perkotaan. 4.2. Lapangan Pekerjaan Dilihat Dari Lapangan Pekerjaan.50 Persen Lebih Penduduk SUMATERA SELATAN Masih Bekerja Di Sektor Pertanian.Sektor Lainnya Yang Cukup Banyak Digeluti Penduduk Adalah Sektor Perdagangan Dan Sektor Jasa. Perbedaan Jenis Kelamin Ternyata Mempengaruhi Struktur Lapangan Pekerjaan Antara Laki-Laki Dan Perempuan Khususnya Di Luar Sektor Pertanian.Sektor-Sektor Yang Lebih Banyak Menyerap Pekerja Perempuan Adalah Sektor Perdagangan Dan Sektor Jasa. Persentase Perempuan Yang Bekerja Di Sektor Perdagangan Sebesar 24,56 Persen, Di Sektor Jasa Sebesar 18,35 Persen Dan Sector Industri Sebesar 5,62 Persen.Sedangkan Sektor-Sektor Lainnya Persentase Pekerja Laki-Laki Lebih Besar Terutamasemua Sektor Primer, Sektor Transportasidan Sektor Kontruksi.Struktur Lapangan Usaha Perempuan Yang Bekerja Tidak Banyak Mengalami Perubahan Selama 10 TAHUN Terakhir.Sektor Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 24 Pertanian Tetap Merupakan Sektor Yang Mempunyai Daya Serap Tenaga Kerja Perempuan Paling Besar. Gambar 4.1. Persentase Penduduk Perempuan Yang Bekerja Menurut Sektor Usaha Sumber BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN Tabel 4.4 Memperlihatkan Secara Umum Bahwa Dari 3.692.806Orang Penduduk Yang Bekerja Di PROVINSI SUMATERA SELATAN, Lebih Dari Setengahnya Yaitu 54,39 Persen Diantaranya Bekerja Di Sektor Primer Pertanian, Perburuan, Kehutanan Dan Perikanan Serta Pertambangan Dan Penggalian. Sektor Kedua Terbesar Yang Mampu Menyerap Tenaga Kerja Adalah Sektor Perdagangan, Rumah Makan Dan Jasa Akomodasi Yaitum 35,87 Persen Dan Diikuti Oleh Sektor Jasa Kemasyarakatan, Sosial Dan Perorangan Sebanyak 9,74 Persen. Secara Rinci, Data Mengenai Persentase Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Dan Jenis Kelamin PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2013-2014 Dapat Dilihat Pada Tabel Berikut. Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 25 Tabel 4.4. Persentase Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Danjenis Kelamin PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2013-2014 Lapangan Pekerjaan 2013 2014 Lk Pr Total Lk Pr Total 1 2 3 2 3 2 3 Sektor Primer Pertanian. Perburuan. Kehutanan Dan Perikanan 57,27 50,86 54,86 55,87 49,34 53,37 Pertambanganpenggalian 2,24 0,25 1,49 1,58 0,12 1,02 Sektor Sekunder Industri 4,26 5,88 4,87 4,70 5,62 5,05 Listik. Gas. Air 0,27 0,06 0,19 0,21 0,12 0,17 Konstruksi 5,86 0,41 3,82 7,19 0,21 4,52 Sektor Tersier Perdagangan. Rumah Makan Jasa Akomodasi 11,51 22,02 15,46 11,79 24,56 16,69 Transportasi. Pergudangan Dan Komunikasi 5,59 0,36 3,63 6,29 0,57 4,10 Keuangan. Freal Estate. Usaha Persewaan Dan Jasa Perusahan 2,55 1,74 2,24 2,20 1,11 1,78 Jasa Kemasyarakatan. Sosial Dan Perorangan 10,44 18,43 13,44 10,17 18,35 13,30 Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00N 2.201.834 1.323.049 3.524.883 2.278.037 1.414.769 3.692.806 Sumber BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN Kontribusi Sektoral Penyerapan Tenaga Kerja Hampir Sama Antar Kabupaten/Kota Di SUMATERA SELATAN. Di Mana Hampir Di Seluruh Kabupaten Daya Serap Tenaga Kerja Masih Didominasi Oleh Sektor Pertanian, Kecuali Di Kota Palembang, Kota Prabumulih, Kota Pagar Alam Dan Kota Lubuk Linggau Dominasi Sektor Tersier Lebih Terlihat.Sebagaimana Diketahui, Palembang Sebagai Ibukota PROVINSI SUMATERA SELATAN, Tentu Saja Kondisi Perekonomiannya Lebih Maju Dibanding Kabupaten Lainnya.Tampak Sektor Perekonomian Modern Sektor Sekunder Dan Tersier Telah Mendominasi Penyerapan Tenaga Kerja. Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 26 4.3. Pekerja Formal Dan Informal Merujuk Pada Batasan Kegiatan Formal Dan Informal Bahwa Dari 3.692.806 Orang Yang Bekerja Di PROVINSI SUMATERA SELATAN, Sebanyak 1.541.944 Orang 41,76 Bekerja Di Sektor Formal Dan 2.150.862 58,24 Masih Bekerja Di Sektor Informal Tabel 4.6.1. Jumlah Penduduk Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Dan Jenis Pekerjaan Utama PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 Status Pekerjaan Jenis Pekerjaaan Utama Tenaga Pro- Fesional Tenaga Kepemim Pinan Pejabat Plaksana TU Tenaga Pen- Jualan Tenaga Usaha Jasa Tenaga Usaha Tani Tenaga Produksi, Oprsnal Pek.Kasar Lain Nya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Berusaha Sendiri 13.051 0 1.633 205.190 19.243 282.749 158.039 0 Berusaha Dibantu Buruh Tdk Tetap/ Tdk Dibayar 457 4.686 0 111.742 5.776 550.950 17.526 0 Berusaha Dibantu Buruh Tetap/ Buruh Dibayar 1.281 11.773 753 22.819 4.191 36.052 28.509 0 Buruh/Karyawan/ Pegawai 236.362 14.605 148.040 98.975 99.214 325.402 337.835 17.548 Pek.Bebas Pertanian 0 0 0 0 0 90.495 1.425 0 Pek.Bebas Non Pertanian 2.172 0 1.542 3.972 6.718 0 59.289 0 Pek. Tak Dibayar 0 0 842 97.312 5.723 652.822 16.093 0 Sumber BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN Keterangan Formal, Informal Jika Dilihat Dari Aspek GENDER, Baik Pekerja Laki-Laki Maupun Pekerja Perempuan Memiliki Persentase Pekerja Informal Di Atas 50 Persen. Persentase Pekerja Informal Perempuan Sebesar 63,27 Persen Masih Lebih Besar Bila Dibandingkan Dengan Persentase Pekerja Informal Laki-Laki Yaitu Sebesar 55,13 Persen. Dibandingkan Dengan Data Ketenagakerjaan TAHUN Sebelumnya, Persentase Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 27 Pekerja Informal Penduduk Laki-Laki Maupun Penduduk Perempuan Di TAHUN 2013 Relatif Lebih Rendah, Hal Ini Sejalan Dengan Angka Setengah Pengangguran Yang Juga Mengalami Penurunan. Tabel 4.6.2. Jumlah Penduduk Perempuan Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Dan Jenis Pekerjaan Utama, PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 Status Pekerjaan Jenis Pekerjaaan Utama Tenaga Pro- Fesional Tenaga Kepemim Pinan Pejabat Pelaksana TU Tenaga Pen- Jualan Tenaga Usaha Jasa Tenaga Usaha Tani Tenaga Prod, Oprsnl Pek.Ksar Lain Nya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Berusaha Sendiri 6.375 0 166 140.224 12.873 47.370 41.852 0 Berusaha Dibantu Buruh Tdk Tetap/ Tdk Dibayar 0 1.633 0 48.138 1.870 46.590 3.079 0 Berusaha Dibantu Buruh Tetap/Buruh Dibayar 0 2.664 0 5.546 1.378 7.943 1.506 0 Buruh/Karyawan /Pegawai 143.486 2.532 69.861 48.426 44.147 89.867 38.979 1.096 Pekerja Bebas Pertanian 0 0 0 0 0 30.362 0 0 Pekerja Bebas Non Pertanian 1.014 0 0 2.455 5.084 0 1.851 0 Pekerja Tak Dibayar 0 0 0 78.703 3.780 472.685 11.234 0 Sumber BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN Keterangan Formal, Informal Perempuan Dan Laki-Laki SUMATERA SELATAN Juga Mempunyai Struktur Status Pekerjaan Utama Yang Berbeda.Jika Dilihat Dari Sisi GENDER, Terdapat Perbedaan Yang Sangat Signifikan Dimana Mayoritas Pekerja Perempuan Pada 2014 Adalah Mereka Yang Berstatus Sebagai Pekerja Tak Dibayar 40,03 , Sementara Pekerja Laki-Laki Terdistribusi Pada Status Buruh/Karyawan 30,99 , Dan Berusaha 48,50 Yang Terdiri Dari Berusaha Dibantu Buruh Tetap, Tidak Tetap/Buruh Tidak Dibayar Dan Berusaha Sendiri. Hal Ini Menandakan Tenaga Kerja Umumnya Masih Banyak Dalam Kegiatan Informal Yang Berarti Pula Sangat Mudah Berpindah Pekerjaan Ke Sektor Lain Di Masa Yang Akan Datang. Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 28 Gambar 4.2. Persentase Penduduk 15 TAHUN Ke Atas Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Dan Jenis Kelamin, 2014 Sumber BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN 4.4. Pengangguran Terbuka Tingkat Pengangguran Terbuka TPT Di SUMATERA SELATAN Pada TAHUN 2014 Sebesar 4,96 Persen, Mengalami Peningkatan Sebesar 0,12 Persen Dibandingkan TAHUN Sebelumnya. Secara Absolut, Angka Pengangguran Di SUMATERA SELATAN Pada TAHUN 2014 Masih Relatif Tinggi Yaitu Sebesar 192.868 Orang, Dimana 60,52 Persen Diantaranya Belum Pernah Bekerja. Hal Ini Menunjukkan Masih Banyaknya Pencari Kerja Yang Tidak Tertampung Oleh Lapangan Kerja Yang Ada, Sehingga Menyebabkan Mereka Terpaksa Menganggur. Untuk Itu, Diperlukan Penciptaan Lapangan Kerja Yang Cukup Banyak Agar Dapat Menampung Tenaga Kerja Yang Menganggur Tersebut. Hal Lain Yang Turut Mempengaruhi Tingginya Tingkat Pengangguran Di SUMATERA SELATAN Adalah Perkembangan Keadaan Perekonomian Secara Global. Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 29 Tabel 4.7. Jumlah Penduduk Yang Menganggur Menurut Daerah Tempat Tinggaldan Jenis Kelamin, SUMATERA SELATAN TAHUN 2013 Dan 2014 Orang Daerah 2013 2014 Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan 1 2 3 4 5 6 7 Perkotaan 68.233 31.826 68.233 31.826 68.233 31.826 Pedesaan 51.825 27.365 51.825 27.365 51.825 27.365 Total 120.058 59.191 120.058 59.191 120.058 59.191 Sumber BPS, Diolah Dari Sakernas 2013 Dan 2014 Tabel 4.8 Memperlihatkan Bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka Di Daerah Perkotaan Jauh Lebih Tinggi Dibandingkan Dengan Daerah Perdesaan. Tingginya Tingkat Pengangguran Terbuka Di Kota Selain Karena Pengaruh Pertumbuhan Alamiah Penduduk, Kemungkinan Juga Karena Dipengaruhi Oleh Arus Masuk Angkatan Kerja Dari Daerah Pedesaan,Dan Juga Karena Banyaknya Pencari Kerja Pertama Kali Sebagai Konsekuensi Dari Meningkatnya Pendidikan Penduduk Di Perkotaan. Sementara Itu Kesempatan Kerja Sektor-Sektor Produktif Di Perkotaan Yang Tersedia Tidak Mampu Menampung Para Pencari Kerja, Maka Berakibat Pada Tingginya Tingkat Pengangguran.Berbeda Dengan Daerah Perdesaan Yang Pada Umumnya Tingkat Pendidikan Penduduknya Relatif Masih Rendah Sehingga Angkatan Kerja Yang Ada Tidak Mempunyai Banyak Tuntutan Terhadap Jenis Pekerjaan Yang Diinginkan Dan Mau Menerima Pekerjaan-Pekerjaan Di Sektor Informal Atau Tradisional. Secara Umum Dilihat Dari Sisi GENDER, Pengangguran Laki-Laki Lebih Banyak Daripada Perempuan.Hal Ini Wajar Dikarenakan Perempuan Secara Budaya Timur Biasanya Perempuan Tidak Dituntut Untuk Bekerja Disbanding Laki-Laki. Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 30 Tabel 4.8. Tingkat Pengangguran Terbuka TPT Menurut Daerah Tempat Tinggal Dan Jenis Kelamin, SUMATERA SELATAN TAHUN 2013 Dan 2014 Daerah 2013 2014 Laki-Laki Perempuan Total Laki-Laki Perempuan Total 1 2 3 4 5 6 7 Perkotaan 8,81 6,85 8,07 9,26 6,31 8,13 Pedesaan 3,35 2,98 3,21 3,69 2,74 3,34 Total 5,17 4,28 4,84 5,57 3,97 4,96 Sumber BPS, Diolah Dari Sakernas 2013 Dan 2014 Tingkat Pengangguran Terbuka Perempuan Secara Umumpada TAHUN 2014 Menurun Dibanding TAHUN Sebelumnya, Dari Sebesar 4,28 Persen Pada TAHUN 2013 Menjadi 3,97 Persen TAHUN 2014. Penurunan Tersebut Terjadi Baik Di Daerah Perkotaan Maupun Daerah Pedesaan. Di Daerah Perkotaan Terjadi Penurunan Sebesar 0,54 Persen Sedangkan Di Daerah Pedesaan Terjadi Penurunan 0,24 Persen. Gambar 4.3. Tingkat Pengangguran Terbuka TPT Menurut Daerah Tempat Tinggal Dan Jenis Kelamin, SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 Sumber Sakernas 2014 Sebaliknya, Tingkat Pengangguran Terbuka Penduduk Laki-Laki Pada TAHUN 2014 Meningkat Dibandingkan TAHUN Sebelumnya, Dari Sebesar 5,17 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 31 Persen TAHUN 2013 Menjadi 5,57 Persen Pada TAHUN 2014. Peningkatan Tingkat Pengangguran Laki-Laki Tersebut Terutama Disebabkan Oleh Bertambahnya Tingkat Pengangguran Terbuka Laki-Laki Di Daerah Perkotaan Dari Sebesar 8,81 Persen TAHUN 2013 Menjadi Sebesar 9,26 Persen TAHUN 2014 Dan Di Daerah Pedesaan Dari Sebesar 3,35 Persen TAHUN 2013 Menjadi 3,69 TAHUN 2014. Tabel 4.9. Tingkat Pengangguran Terbuka TPT Menurutkabupaten/Kotadan Jenis Kelamin PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 Kabupaten/Kota Jenis Kelamin Total Laki-Laki Perempuan 1 2 3 4 1. Ogan Komering Ulu 4,66 3,89 4,40 2. Ogan Komering Ilir 4,38 1,84 3,48 3. Muara Enim 7,51 2,83 5,61 4. Lahat 5,98 5,07 5,62 5. Musi Rawas 1,51 1,89 1,67 6. Musi Banyuasin 3,64 3,95 3,74 7. Banyuasin 2,99 2,92 2,97 8. OKU SELATAN 1,29 2,93 1,92 9. OKU Timur 4,36 4,25 4,32 10. Ogan Ilir 3,46 2,51 3,03 11. Empat Lawang 5,40 6,65 5,87 12. Palembang 11,24 6,30 9,32 13. Prabumulih 7,92 5,27 6,90 14. Pagaralam 5,83 3,16 4,81 15. Lubuklinggau 5,45 9,08 6,80 SUMATERA SELATAN 5,57 3,97 4,96 Sumber BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN Tingkat Pengangguran Terbuka Bervariasi Antar Kabupaten/Kota. Sebagaimana Sudah Dibahas Dalam Uraian Sebelumnya. Tabel 4.9 Memperlihatkan Bahwa Daerah-Daerah Yang Dominan Dengan Karekteristik Pedesaan Memilki Tingkat Pengangguran Yang Lebih Rendah Dibanding Daerah- Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 32 Daerah Yang Dominan Memiliki Karakteristik Perkotaanatau Urban. Kabupaten/Kota Yang Masih Didominasi Daerah Pedesaan Mempunyai Tingkat Pengangguran Terbuka Yang Rendah, Seperti Kabupaten Musi Rawas 1,67 Persen Dan Kabupaten OKU SELATAN 1,92 Persen. Sedangkankota Palembang, Kota Prabumulih, Dankota Lubuklinggaau Merupakan 3 Tiga Kota Yang Mempunyai Tingkat Pengangguran Terbuka Tertinggi Yaitu 9,32 Persen, 6,90 Persen Dan 6,80 Persen. 4.5. Pengangguran Terdidik Permasalahan Ketenagakerjaan Lainnya Yang Dihadapi PROVINSI SUMATERA SELATAN Adalah Tingginya Tingkat Pengangguran Terdidik Terutama Di Daerah Perkotaan. Tabel 4.10 Memberikan Gambaran Mengenai Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengangguran Berdasarkan GENDER. Tabel 4.10. Tingkat Pengangguran Menurut Jenjang Pendidikan Dan Jenis Kelamin, PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2013 Dan 2014 Jenjang Pendidikan 2013 2014 Lk Pr Total Lk Pr Total 1 2 3 4 5 7 8 SD 3,17 0,65 2,06 2,73 0,54 1,75 SD 2,62 0,74 1,93 2,82 1,11 2,17 SLTP 3,88 3,00 3,62 5,05 2,81 4,34 SLTA 9,16 11,23 9,81 10,37 11,65 10,78 PT 8,68 8,72 8,70 6,74 5,61 6,16 Total 5,17 4,28 4,84 5,57 3,97 4,96 Sumber BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN Data Yang Ada Memperlihatkan Bahwa Pendidikan Yang Tinggi Belum Merupakan Jaminan Untuk Segera Mendapatkan Pekerjaan, Bahkan Pendidikan Yang Tinggi Justru Seringkali Menjadi Penghalang Bagi Seseorang Untuk Masuk Dalam Pasar Tenaga Kerja. Terbukti Tingkat Pengangguran Pada Jenjang Ht Tp // Su M S L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 33 Pendidikan SLTA Dan Perguruan Tinggi Persentasenya Lebih Tinggi Dibandingkan Jenjang Pendidikan Lainnya. Tingkat Pengangguran Terdidik Didefinisikan Sebagai Rasio Jumlah Pencari Kerja Berpendidikan SLTA Keatas Sebagaikelompok Terdidik Terhadap Angkatan Kerja Pada Kelompok Tersebut. Pada TAHUN 2014 Tingkat Pengangguran Terdidik Di SUMATERA SELATANmasih Cukup Tinggi Sekitar Sembilan Persen Lebih Untuk Laki-Laki Mapupun Perempuan.Data Tersebut Mengindikasikan Bahwa Dari Setiap 100 Orang Angkatan Kerja Berpendidikan SLTA Ke Atas Di SUMATERA SELATAN Pada TAHUN 2014, Sebanyak 9-10 Orang Diantaranya Sedang Menganggur. Dapat Diduga Bahwa Mereka Yang Termasuk Dalam Kelompok Pengangguran Terdidik Adalah Para Pencari Kerja Usia Muda Atau Pencari Kerja Pertama Kali Yang Baru Tamat Dari Pendidikan Sekolah. Apabila Dilihat Terpisah Untuk SLTA Dan Perguruan Tinggi, Dapat Dilihat Selama TAHUN 2013 Dan 2014 Pengangguran Terbuka SLTA Meningkat Sedangkan Perguruan Tinggi Menurun Pesat. Uniknya Apabila Dilihat Menurut GENDER Khusus SLTA, Pengangguran Terbuka Perempuan Lebih Tinggi Dibanding Laki-Laki Sedangkan Tingkat Pendidikan Lainnya Pengangguran Laki- Laki Selalu Lebih Tinggi Termasuk Perguruan Tinggi Padahal Sebelumnya Di TAHUN 2013 Masih Lebih Tinggi TPT Perempuan. Seperti Telah Disinggung Sebelumnya, Banyak Faktor Yang Mungkin Mempengaruhi Demikian Tingginya Tingkat Pengangguran Terdidik.Kalangan Ekonom Cenderung Menyebut Kekakuan Lapangan Kerja Sebagai Penyebab Tidak Terserapnya Tenaga Kerja Terdidik.Sebagai Ilustrasi, Pendidikan Yang Relatif Tinggi Menyebabkan Para Pencari Kerja Umumnya Merasa Enggan Untuk Bekerja Di Kegiatan Ekonomi Informal.Pilihan Utama Biasanya Adalah Bekerja Di Sektor- Sektor Formal Atau Sektor-Sektor Ekonomi Produktif.Padahal Lapangan Kerja Di Sektor-Sektor Tersebut Ketersediaanya Sangat Terbatas, Sehingga Mereka Terpaksa Menganggur. Ilustrasi Di Atas Mengartikan Bahwa Tingginya Angka Pengangguran Terdidik Lebih Disebabkanoleh Faktor Eksternal Pendidikan, Misalnya Budaya Priyayi Atau Pola Pikir Masyarakat Yang Menganggap Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 34 Pekerjaan-Pekerjaan Formal Itu Lebih Bonafit Dibandingkan Pekerjaan Informal. Selain Itu, Faktor Internal Dari Proses Pendidikan Turut Juga Mempengaruhi Masih Tingginya Angka Pengangguran Terdidik Sebagai Paradox Dunia. 4.5. Setengah Pengangguran Dimensi Lain Dari Permasalahan Ketenagakerjaan Adalah Pemanfaatan Tenaga Kerja Dalam Hal Ini Biasanya Diistilahkan Dengan Setengah Pengangguran. Mereka Yang Dikategorikan Sebagai Setengah Pengangguran Yaitu Mereka Yang Sudah Bekerja Tetapi Jam Kerjanya Kurang Dari 35 Jam Selama Seminggu. Indikator Ini Menggambarkan Tingkat Pemanfaatan Tenaga Kerja Yang Rendah Sekaligus Juga Menggambarkan Rendahnya Produktifitas Pekerja. Karena Meskipun Mereka Bekerja Tetapi Belum Menggunakan Seluruh Kapasitas Sumber Daya Yang Ada Seperti Tingkat Pendidikan, Skill Dan Keterampilan Yang Dimiliki Atau Tidak Sesuai Dengan Jenis Pekerjaan Yang Diharapkan Sehingga Mereka Masih Berusaha Mendapatkan Pekerjaan Lain. Di PROVINSI SUMATERA SELATAN, Seperti Yang Ditunjukkan Pada Tabel 4.11, Pada TAHUN 2014 Tingkat Setengah Pengangguran Angkanya Cukup Tinggi Yaitu 44,46 Persen. Artinya Dari Setiap 100 Angkatan Kerja Yang Sudah Bekerja, Sekitar 44 Orang Diantaranyabekerja Kurang Dari 35 Jam Per Minggu. Secara Eksplisit Hal Ini Menandakan Bahwa Produktivitas Pekerja Di SUMATERA SELATAN Cenderung Masih Rendah. Dari Fakta Tersebut, Tampak Jelas Bahwa Problem Pengangguran Di SUMATERA SELATAN Masih Cukup Berat.Meskipun Tingkat Pengangguran Terbuka Daerah Ini Menurun Dibandingkan TAHUN Sebelumnya Dan Relative Rendah Yaitu Sebesar 5,00 Persen, Namun Bila Ditambah Dengan Tingkat Setengah Pengangguran Yang Mencapai 44,96 Persen, Maka SUMATERA SELATAN Memiliki Angka Pengangguran Yang Cukup Besar, Mencapai Hampir Separuh Dari Angkatan Kerja, Yaitu 49,42 Persen. Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 35 Tabel 4.11. Tingkat Setengah Pengangguran Menurut Daerah Tempattinggal Dan Jenis Kelamin. SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 Daerah Laki-Laki Perempuan Total 1 2 3 4 Perkotaan 19,56 30,02 23,66 Pedesaan 50,74 61,00 54,62 Perkotaan Pedesaan 40,65 50,60 44,46 Sumber BPS, Diolah Dari Sakernas 2014 Dengan Belumadanya Tunjangan Bagi Pengangguran Di Negara Kita, Maka Para Pencari Kerja Tidak Mungkin Terus Bertahan Sebagai Penganggur. Mereka Terpaksa Menerima Atau Melakukan Pekerjaan Apa Saja Meskipun Tidak Sesuai Dengan Pendidikan Atau Skill Yang Dimiliki Untuk Memenuhi Kebutuhan Hidupnya Sambil Menunggu Kesempatan Mendapatkan Pekerjaan Yang Lebih Baik, Hal Inilah Yang Diduga Menjadi Faktor Penyebab Masih Tingginya Tingkat Setengah Pengangguran Di SUMATERA SELATAN. Dilihat Menurut Jenis Kelamin Seperti Yang Ditunjukan Oleh Data Dalam Tabel 4.11, Tingkat Setengah Pegangguran Di Pedesaan Jauh Lebih Tinggi Daripada Tingkat Setengah Pegangguran Di Perkotaan, Padahal TPT Di Daerah Pedesaan Justru Jauh Lebih Rendah Dibandingkan Dengan Perkotaan. Dari Ilustrasi Diatas Dapat Diketahui Bahwa Penduduk Di Pedesaan Memang Lebih Banyak Yang Bekerja Dibandingkan Perkotaan,Akan Tetapi Banyak Yangbekerja Pada Sektor- Sektor Informal Dan Bekerja Kurang Dari 35 Jam Selama Seminggu. Berikut Dapat Dilihat Sebaran Tingkat Setengah Pengangguran Menurut Kabupaten/Kota Dan Jenis Kelamin Di PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 Pada Tabel 4.12. Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 36 Tabel 4.12. Tingkat Setengah Pengangguran Menurut Kabupaten/Kota Dan Jenis Kelamin PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 Kabupaten/Kota Jenis Kelamin Total Laki-Laki Perempuan 1 2 3 4 1. Ogan Komering Ulu 57,88 58,17 57,98 2. Ogan Komering Ilir 60,71 62,90 61,50 3. Muara Enim 48,99 59,70 53,47 4. Lahat 46,49 63,86 53,40 5. Musi Rawas 69,44 72,95 70,92 6. Musi Banyuasin 31,19 50,34 37,51 7. Banyuasin 47,10 62,80 52,51 8. OKU SELATAN 36,03 65,53 47,26 9. OKU Timur 44,41 47,60 45,52 10. Ogan Ilir 31,79 29,46 30,74 11. Empat Lawang 34,44 53,35 41,55 12. Palembang 16,61 26,86 20,73 13. Prabumulih 19,01 29,92 23,31 14. Pagaralam 22,01 38,68 28,48 15. Lubuklinggau 17,95 36,26 24,57 SUMATERA SELATAN 40,65 50,60 44,46 Sumber BPS, Diolah Dari Sakernas 2014 Bila Dilihat Menurut Kabupaten/Kota, Hampir Diseluruh Kabupaten/Kota Di Seluruh SUMATERA SELATAN Mempunyai Tingkat Setengah Pengangguran Yang Cenderung Tinggi. Bahkan Bila Diamati Lebih Lanjut, Kabupaten-Kabupaten Dengan Dominasi Daerah Pedesaan Seperti Kabupaten Musi Rawas, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Dan Kabupaten Ogan Komering Ulu Memiliki Tingkat Setengah Pengangguran Yang Lebih Tinggi Dibandingkan Dengan Kabupaten/Kota Lainnya. Dari Sini Dapat Di Duga Bahwa Penduduk Yang Bekerja Pada Kabupaten Tersebut Sebagian Besar Dari Mereka Termasuk Dalam Kelompok Setengah Pengangguran Adalah Para Pekerja Keluarga Di Sektor Pertanian. Dan Yang Menarik Di Ogan Ilir, Tingkat Setengah Pengangguran Laki-Laki Sedikit Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 37 Lebih Tinggi Dari Perempuan Padahal Di Kabupaten/Kota Lainnya Perempuan Jauh Lebih Tinggi. Secara Ringkas, Kondisi Ketenagakerjaan Di PROVINSI SUMATERA SELATAN Berdasarkan Hasil Pengolahan Data Survei Angkatan Kerja Nasional SAKERNAS TAHUN 2014 Dapat Dilihat Pada Tabel Berikut Ini. Tabel. 4.13. Keadaan Ketenagakerjaan PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 Menurut Jenis Kelamin Keadaan Ketenagakerjaan SUMATERA SELATAN Jenis Kelamin Total Laki-Laki Perempuan 1 2 3 4 1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK 84,37 52,91 68,85 2 Lapangan Pekerjaan Sektor Primer 55,87 49,34 53,37 Sektor Sekunder 13,68 6,06 10,77 Sektor Tersier 30,45 44,60 35,87 3 Status Pekerjaan Berusaha 48,60 26,10 39,98 Buruh / Karyawan 36,86 30,99 34,61 Pekerja Bebas 5,48 2,89 4,49 Pekerja Tak Dibayar 9,06 40,03 20,93 4 Angka Pengangguran 5,57 3,97 4,96 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 38 Halaman Ini Sengaja Dikosongkan Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 39 KESEHATAN Esehatan Merupakan Faktor Penting Dalam Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat. Tingkat Kesehatan Juga Merupakan Salah Satu Tolok Ukur Keberhasilan Pembangunan Yang Dilaksanakan. Oleh Karena Itu Masalah Kesehatan Sangat Penting Dikemukakan Sehubungan Dengan STATISTIK Menurut Jenis Kelamin. Di Lihat Dari Sisi Perempuan, Kondisi Kesehatan Dan Status Gizi Ibu Merupakan Elemen Pokok Dari Mata Rantai Terciptanya SDM Yang Berkualitas. Perempuan Secara Kodrati Memiliki Fungsi-Fungsi Reproduksi Yang Berbeda Dengan Pria Yaitu Haid, Hamil, Melahirkan, Dan Menyusui Yang Merupakan Suatu Proses Yang Sangat Menentukan Derajat Kesehatan Dirinya Dan Anak Yang Dikandungnya. Untuk Itu Seharusnya Perempuan Memiliki Hak Menikmati Standar Tertinggi Yang Dapat Dicapai Dalam Hal Kesehatan Fisik Dan Mental. Beberapa Indikator Kesehatan Yang Penting Antara Lain Angka Kematian Bayi, Angka Harapan Hidup, Angka Kesakitan Morbidity Rate Dan Penolong Persalinan. 5.1. Angka Kematian Bayi Peningkatan Kesehatan Perempuan Merupakan Bagian Dan Komitmen Pembangunan Milenium Mdgs. Salah Satu Tujuan Pembangunan Yang Terkait Langsung Dengan Kesehatan Perempuanyaitu Meningkatkan Kesehatan Ibu Serta Menurunkan Angka Kematian Anak. Kualitas Kesehatan Seorang Ibu Yang Rendah Pada Gilirannya Akan Menghasilkan Anak Yang Tumbuh K Ht Tp // Su M S L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 40 Kembangnya Tidak Sempurna. Pada Kasus Yang Ekstrim, Tingkat Kesehatan Ibu Yang Rendah Dapat Menyebabkan Kematian Ibu Dan Anaknya. Definisi Kematian Menurut WHO Adalah Suatu Peristiwa Menghilangnya Semua Tanda-Tanda Kehidupan Secara Permanen Yang Bisa Terjadi Setiap Saat Setelah Kelahiran Hidup. Khusus Untuk Kematian Bayi, Dibedakan Menjadi Kematian Yang Terjadi Sejak Dalam Kandungan Dan Kematian Di Luar Kandungan. Bayi Yang Lahir Dalam Keadaan Meninggal Disebut Fetal Death, Sementara Bayi Lahir Hidup Yang Meninggal Sebelum Berumur Satu TAHUN Disebut Infant Death. Angka Kematian Bayi AKB Didefinisikan Sebagai Banyaknya Kematian Bayi Usia Di Bawah Satu TAHUN, Per 1000 Kelahiran Hidup Pada Satu TAHUN Tertentu. AKB Merupakan Indikator Penting Untuk Mencerminkan Derajat Kesehatan Masyarakat Di Suatu Wilayah. Bayi Yang Baru Lahir Sangat Sensitif Terhadap Keadaan Lingkungan Di Mana Tempat Orangtua Bayi Tinggal Dan Sangat Erat Kaitannya Dengan Status Sosial Orangtua Si Bayi. Penurunan AKB Merupakan Salah Satu Indikator Penting Dari Keberhasilan Pembangunan Kesehatan. Hal Ini Disebabkan Penurunan Angka Kematian Bayi Berkaitan Erat Dengan Peningkatan Kualitas Gizi Masyarakat, Penyediaan Fasilitas Kesehatan Yang Memenuhi Syarat Dan Yang Paling Penting Adalah Peningkatan Pendapatan Serta Kondisi Kesejahteraan Penduduk Secara Umum. AKB SUMATERA SELATAN Dari TAHUN Ke TAHUN Cenderung Mengalami Penurunan. Jika Dilihat Dari TAHUN 1990, AKB Masih Sangat Tinggi Yaitu Di Angka 71 Yang Artinya Terdapat 71 Bayi Yang Meninggal Dalam 1.000 Bayi Yang Lahir Hidup. Apabila Dilihat Dari Jenis Kelamin Maka AKB Laki-Laki Tercatat Sebesar 79 Dan AKB Perempuan Sebesar 64, Artinya Setiap 1000 Bayi Yang Lahir Hidup, 79 Orang Bayi Laki-Laki Di Antaranya Meninggal Atau Tidak Dapat Mencapai Umur 1 TAHUN, Demikian Pula Untuk Bayi Perempuan, Dari 1000 Bayi Yang Lahir Hidup 64 Orang Bayi Perempuan Meninggal Sebelum Umur 1 TAHUN. Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. I STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 41 Pada TAHUN 1995 AKB SUMATERA SELATAN Turun Menjadi 54, Sementara Jika Dilihat Menurut Jenis Kelamin, AKB Laki-Laki Sebesar 61 Dan AKB Perempuan Sebesar 48. Terjadi Penurunan AKB Pada TAHUN 2003 Menjadi 45,76 Untuk Laki- Laki Dan 34,33 Untuk Perempuan. Penurunan Ini Terjadi Seiring Dengan Adanya Peningkatan Fasilitas Kesehatan. Begitu Juga Pada TAHUN 2004AKB Laki-Laki Sebesar 44,59 Mengalami Penurunan Menjadi 43 Pada TAHUN 2007. Tetapi AKB Perempuan Justru Meningkat Dari 33,45 Pada TAHUN 2004 Menjadi 35 Pada TAHUN 2007.Berdasarkan Beberapa Data Diatas, Dapat Dilihat Bahwa Angka Kematian Bayi Perempuan Lebih Kecil Dari Angka Kematian Bayi Laki-Laki. Hal Ini Menunjukkan Bahwa Bayi Laki-Laki Secara Fisik Lebih Rentan Terhadap Penyakit Dibandingkan Bayi Perempuan. Sementara Itu Pada TAHUN 2010, AKB SUMATERA SELATAN Menurun Menjadi 25 Kematian Per 1000 Kelahiran Hidup. Pada TAHUN 2012 AKB PROVINSI SUMATERA SELATAN Meningkat Kembali Menjadi 29 Kematian Per 1000 Kelahiran Hidup. 5.2. Angka Harapan Hidup Life Expectancy Angka Harapan Hidup AHH Adalah Indikator Yang Digunakan Untuk Mengetahui Perkiraan Rata-Rata Lamanya Hidup Yang Akan Dijalani Seseorang. Semakin Tinggi AHH, Semakin Tinggi Derajat Kesehatan Dan Kualitas Hidupnya. AHH Berhubungan Erat Dengan AKB. Dapat Dikatakan Konsekuensi Dari Menurunnya Angka Kematian Bayi Adalah Meningkatnya Angka Harapan Hidup Penduduk Pada Waktu Lahir. AHH Penduduk SUMATERA SELATAN Mengalami Peningkatan Dari TAHUN Ke TAHUN. Pada TAHUN 1990 AHH SUMATERA SELATAN Masih Pada Angka 59,83 TAHUN. Sepuluh TAHUN Kemudian Yaitu Di TAHUN 2000 AHH SUMATERA SELATAN Meningkat Menjadi 65,06 TAHUN Dan Pada TAHUN 2010 Kembali Meningkat Menjadi 69,60 TAHUN Yaitu Meningkat Sebesar 4,54 Poin. Pada TAHUN 2013 AHH Penduduk SUMATERA SELATAN Tercatat Mencapai 70,10 TAHUN, Meningkat Sebesar 0,05 Poin Dibandingkan TAHUN 2012 Di Mana AHH Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 42 Saat Itu Tercatat Sebesar 70,05. Pada TAHUN 2014 AHH Kembali Meningkat Menjadi 75,27 TAHUN. Angka Harapan Hidup Juga Mempunyai Diferensial Menurut Jenis Kelamin. Angka Harapan Hidup Perempuan Lebih Tinggi Dibandingkan Laki-Laki. TAHUN 1990 Angka Harapan Hidup Perempuan Sebesar 61,58 TAHUN Dan Angka Harapan Hidup Laki-Laki Sebesar 58,09 TAHUN. Ini Berarti Bayi Perempuan Yang Lahir Pada TAHUN Tersebutsecara Rata-Rata Diharapkan Dapat Mencapai Umur 61 Atau 62 TAHUN. Sedangkan Bayi Laki-Laki Yang Lahir Secara Rata-Rata Diharapkan Dapat Mencapai Usia 58 TAHUN. Pada TAHUN 2004, Harapan Hidupperempuan Meningkat Menjadi 69,5 TAHUN Dan Harapan Hidup Laki-Laki Meningkat Menjadi 69,5 TAHUN. Pada TAHUN 2013 Harapan Hidup Perempuan Kembali Meningkat Dari 71,85 TAHUN Pada TAHUN 2012 Menjadi 72,01 TAHUN. Begitu Juga Untuk Harapan Hidup Laki-Laki Meningkat Dari 67,89 TAHUN Di TAHUN 2012 Menjadi 68,07 TAHUN Di TAHUN 2013. 5.3. Angka Kesakitan Angka Kesakitan Morbidity Rate Dapat Digunakan Sebagai Salah Satu Indikator Tingkat Kesehatan Penduduk. Angka Ini Menunjukkan Tingkat Kemungkinan Menderita Penyakit Per 100 Penduduk. Berdasarkan Tabel 5.1 Angka Kesakitan Masyarakat Di SUMATERA SELATAN Sampai Dengan TAHUN 2013 Cenderung Mengalami Penurunan. Pada TAHUN 2013 Angka Kesakitan Sebesar 24,16 Mengalami Peningkatan Menjadi 26,75 Di TAHUN 2014. Angka Kesakitan Masyarakat SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 Sebesar 26,75 Artinya Setiap 100 Orang Penduduk Lebih Kurang 27 Orang Mempunyai Keluhan Kesehatan. Angka Kesakitan Memperlihatkan Relatif Tidak Adanya Perbedaan Antara Laki-Laki Dan Perempuan, Dimana Laki-Laki Sebesar 26,11 Sedangkan Perempuan Sebesar 27,42 Yang Artinya Dari Setiap 100 Penduduk Laki-Laki 26 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 43 Orang Diantaranya Mempunyai Keluhan Kesehatan Begitu Juga Dengan Penduduk Perempuan Dari 100 Diantaranyan 27 Orang Mengalami Keluhan Kesehatan. 5.4. Penolong Persalinan Untuk Mewujudkan Peningkatan Derajat Dan Status Kesehatan Penduduk, Ketersediaan Dan Keterjangkauan Fasilitas Dan Sarana Kesehatan Yang Tidak Kalah Pentingnya Adalah Penolong Persalinan Bayi. Hal Ini Berkaitan Dengan Upaya Penurunan Angka Kematian Bayi Dan Angka Kematian Ibu Saat Melahirkan.Data Mengenai Penolong Persalinan Menjadi Sangat Penting Karena Penolong Kelahiran Sangat Mempengaruhi Kesehatan Bayi Yang Dilahirkan. Persalinan Yang Ditolong Oleh Dokter Dan Bidan Dipandang Lebih Baik Dari Segi Kesehatan Dibandingkan Persalinan Yang Ditolong Oleh Dukun Atau Tenaga Nonmedis Lainnya. Sumber Susenas 2010-2014 Ht Tp // Su M Se L.B Ps . O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 44 Pada TAHUN 2014 Di SUMATERA SELATAN Penolong Persalinan Yang Paling Banyak Dimanfaatkan Adalah Bidan Yaitu Sebesar 69,40 Persen.Penolong Persalinan Oleh Bidan Ini Persentasenya Semakin Menurun Dari TAHUN Ke TAHUN Yaitu 70,68 Persen Di TAHUN 2012Menurun Menjadi 70,24 Persen Di TAHUN 2013 Dan Menurun Kembali Menjadi 69,40 Di TAHUN 2014. Persalinan Yang Ditolong Oleh Dokter Menempati Posisi Kedua Di TAHUN 2014 Yaitu Sebesar 18,69 Persen Meningkat Dibandingkan TAHUN 2013 Sebesar 15,02 Persen. Sementara Itu, Persalinan Yang Ditolong Oleh Dukun Masih Menempati Posisi Ketiga Setelah Dokter Yaitu Sebesar 11,30 Persen. Jika Dibandingkan Dengan TAHUN Sebelumnya, Persalinan Yang Ditolong Oleh Dukun Mengalami Penurunan Yang Cukup Berarti Yaitu 17,08 Persen Di TAHUN 2011Menjadi 14,66Persen Di TAHUN 2012, Dan Kembali Menurun Menjadi13,89 Persen Di TAHUN 2013. Penolong Persalinan Oleh Tenaga Medis Lainnya Di TAHUN 2014 Sebesar 0,41 Persen. Sementara Penolong Persalinan Oleh Selain Bidan, Dukun Dan Dokter Mencapai 0,20 Persen. Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 45 Tabel. 5.1. Keadaan Kesehatan PROVINSI SUMATERA SELATANTAHUN 1990-2014 Menurut Jenis Kelamin Keadaan Kesehatan Jenis Kelamin Total Laki-Laki Perempuan 1 2 3 4 1. Angka Kematian Bayi - 1990 79 64 71 - 1995 61 48 54 - 1997 53 - 2000 53 - 2003 45,76 34,33 - 2004 44,59 33,45 - 2005 30 - 2007 43 35 42 - 2010 25 - 2012 29 2. Angka Harapan Hidup - 1990 58,09 61,58 59,83 - 1995 61,70 65,49 63,65 - 2000 63,33 66,84 65,06 - 2004 65,5 69,5 - 2005 69,50 - 2008 69,20 - 2009 69,40 - 2010 69,60 - 2011 69,80 - 2012 67,89 71,85 70,05 - 2013 68,07 72,01 70,10 - 2014 75,27 3. Angka Kesakitan - 2008 35,20 35,85 35,52 - 2009 32,19 32,59 32,38 - 2010 29,79 29,56 29,68 - 2011 26,81 27,59 27,19 - 2012 19,07 25,78 24,88 - 2013 23,98 24,34 24,16 - 2014 26,11 27,42 26,75 4. Penolong Persalinan Terakhir Susenas 2014 - Dokter 17,95 19,43 18,69 - Bidan 69,97 68,82 69,40 - Tenaga Medis Lain 0,24 0,57 0,41 - Dukun 11,59 11,01 11,30 - Lainnya 0,25 0,16 0,20 Sumber BPS SP 1990, 2000, 2010, Supas 1995 Dan 2005, SDKI 1997, 2002-2003, 2007, 2012, Susenas 2013,2014 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 46 Halaman Ini Sengaja Dikosongkan Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 47 FERTILITAS DAN KB Ertilitas Dan Keluarga Berencana Merupakan Masalah Yang Tidak Bisa Dipisahkan Manakala Kita Berbicara Mengenai Peningkatan Peran Perempuan.Peningkatan Partisipasi Perempuan Dalam Berbagai Bidang Seperti Pendidikan, Sosial Dan Ekonomi Akan Berpengaruh Terhadap Pola Perilaku Perempuan Dalam Berumahtangga Termasuk Pola Fertilitas Dan Pemakaian Alat Kontrasepsi. Hasil Survei Demografi Dan Kesehatan Indonesia SDKI Menunjukkan Penurunan Tingkat Fertilitas Dari Wanita Usia Subur Dari Waktu Ke Waktu. Usia 15-49 TAHUN Merupakan Usia Subur Bagi Seorang Wanita Karena Pada Rentang Usia Tersebut Kemungkinan Wanita Untuk Melahirkan Anak Cukup Besar.Total Fertility Rate TFR Menggambarkan Rata-Rata Jumlah Anak Yang Akan Dilahirkan Oleh Seorang Wanita Pada Akhir Masa Reproduksinya Jika Ia Mengikuti Pola Fertilitas Yang Berlaku. Pada Tabel 6.1 Dari Data SDKI 2012 Dapat Dilihat Bahwa Rata-Rata Wanita Di SUMATERA SELATAN Akan Mempunyai 2,8 Anak Selama Hidupnya. Sementara Itu Dari Tabel Tersebut Juga Didapat Informasi Bahwa 4,6 Persen Wanita Berusia 15-49 TAHUN Sedang Hamil. Program Keluarga Berencana KB Dan Penundaan Usia Perkawinan Pertama Pada Wanita Merupakan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penurunan Tingkat Fertilitas Di SUMATERA SELATAN Karena Berdampak Memperpendek Masa Reproduksi Mereka. Wanita Yang Kawin Pada Usia Sangat Muda Mempunyai Resiko Cukup Besar Pada Saat Mengandung Dan Melahirkan Yang Berdampak Terhadap Keselamatan Ibu Maupun Anak. Beberapa Indikator Fertilitas Di SUMATERA SELATAN Dapat Dilihat Pada Tabel Berikut Ini. F Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 48 Tabel 6.1. Beberapa Indikator Fertilitas Di SUMATERA SELATAN Beberapa TAHUN TAHUN TFR Persentase Wanita Hamil Usia 15 49 TAHUN Rata-Rata ALH Wanita Usia 40 - 49 TAHUN Median Umur Persalinan Pertama Wanita Usia 25 49 TAHUN 1 2 3 4 5 1991 3,43 - 5,26 - 1994 2,87 4,12 5,20 20,7 1997 2,64 3,70 5,10 21,0 2002/2003 2,30 2,50 4,40 20,6 2007 2,60 2,10 4,20 21,6 2012 2,8 4,6 3,3 - Sumber SDKI 1991, 1994, 1997, 2002/2003, 2007, 2012 6.1. Umur Perkawinan Pertama Umur Perkawinan Pertama Perempuan Berpengaruh Terhadap Tingkat Fertilitas Perempuan. Semakin Muda Umur Perkawinan Perempuan Pertama Berarti Semakin Panjang Masa Reproduksi Bagi Perempuan. Dengan Demikian Kemungkinan Mempunyai Anak Semakin Besar Pula. Berdasarkan Data Susenas 2014 Tabel 6.2 Menunjukkan Bahwa Sampai Saat Ini Masih Sekitar 19,11 Persen Perempuan Pernah Kawin Usia 10 TAHUN Ke Atas Menikah Pertama Kali Pada Usia 16 TAHUN Atau Kurang,Sementara 24,01 Persen Wanita Menikah Pertama Kali Pada Usia 17-18 TAHUN. Mayoritas Perempuan Pernah Kawin Usia 10 TAHUN Ke Atas Melakukan Perkawinan Pertama Pada Usia 19-24 TAHUN Yaitu Sebesar 44,78 Persen.Sedangkan Yang Melakukan Perkawinan Pertama Di Atas 25 TAHUN Sebesar 12,11 Persen. Umur Perkawinan Pertama Perempuan SUMATERA SELATAN Masih Tergolong Muda. Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 49 Jika Dilihat Dari Perkembangan Usia Perkawinan Pertama Perempuan Dibandingkan TAHUN 2013, Terjadi Penurunan Persentase Perempuan Yang Melakukan Perkawinan Pertama Pada Usia 17-18 TAHUN Dan 19-24 TAHUN. Berikut Dapat Dilihat Gambaran Mengenai Persentase Wanita Menurut Umur Perkawinan Pertama Di PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014. Sumber Susenas 2014 6.2. Partisipasi KB Partisipasi KB Umumnya Diukur Dengan Besarnya Persentase Perempuan Berstatus Kawin Usia 15-49 TAHUN Yang Sedang Menggunakan KB Current User Dan Yang Pernah Menggunakan KB Ever User. Berdasarkan Data Susenas 2014 Angka Current User Mencapai 66,47 Persen Sedangkan Angka Ever User Mencapai 18,43 Persen. Angka Current Userpada TAHUN 2014 Mengalami Penurunan Yaitu Dari 68,61 Persen Di TAHUN 2013 Menjadi 66,47 Persen Di TAHUN Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 50 2014. Sebaliknya Angka Ever Usermeningkat Dibanding TAHUN Sebelumnya Yaitu Dari 16,88 Persen Di TAHUN 2013 Menjadi 18,43 Persen Di TAHUN 2014. Pada TAHUN 2014 Jenis Alat Kontrasepsi Yang Paling Banyak Digunakan Adalah Suntikan Sebesar 71,61 Persen Kemudian Disusul Oleh Alat Kontrasepsi Pil Sebesar 13,32 Persen.Begitu Juga Di TAHUN Sebelumnya Jenis Alat Kontrasepsi Suntikan Dan Pil Yang Paling Banyak Digunakan. Banyaknya Penggunaan Kedua Alat Kontrasepsi Ini Karena Selain Relatif Murah Juga Mempunyai Resiko Yang Lebih Kecil. Alat Kontrasepsi Yang Paling Jarang Digunakan Adalah Jenis Intravag/Tissue Yaitu Sebesar 0,05 Persen, Kemudian Vasektomi Sebesar 0,24 Persen. Sementara Itu Penggunaan Jenis Kontrasepsi Kondom Dan Tubektomi Masing-Masing Hanya Sebesar 0,74 Persen Dan 1,55 Persen. Dari Beberapa Data Di Atas Dapat Diambil Kesimpulan Bahwa Rendahnya Persentase Pemakaian Kondom Dan Vasektomi Ini Juga Menunjukkan Bahwa Partisipasi Laki-Laki Dalam KB Masih Relatif Rendah. Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 51 Tabel. 6.2. Keadaan Fertilitas Dan Keluarga Berencana PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2011-2014 Rincian TAHUN 2011 2012 2013 2014 1 2 3 4 5 1. Persentase Perempuan Pernah Kawin Usia 10 TAHUN Keatas Menurut Usia Perkawinan Pertama 16 18,20 18,05 18,28 19,11 17-18 25,17 24,80 24,26 24,01 19-24 44,88 44,98 45,85 44,78 25 11,74 12,18 11,61 12,11 2. Persentase Perempuan Berstatus Kawin Usia 15-49 Yang Menggunakan Alat Kontrasepsi - Pernah Menggunakan Alat Kontrasepsi 17,20 19,9 16,88 18,43 - Sedang Menggunakan Alat Kontrasepsi 67,03 67,85 68,61 66,47 3. Jenis Kotrasepsi Yang Sedang Digunakan Tubektomi 1,60 1,30 1,45 1,55 Vasektomi 0,39 0,31 0,39 0,24 IUD 1,69 1,88 1,64 2,14 Suntikan 71,36 70,54 72,23 71,61 Susuk 7,16 8,11 7,43 8,83 Pil 16,15 16,13 15,16 13,32 Kondom 0,51 0,65 0,52 0,74 Intravag/Tissue 0,11 0,18 0,02 0,05 Cara Tradisional 1,05 0,90 1,18 1,52 Sumber Susenas 2011, 2012, 2013 Dan 2014 Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 52 Halaman Ini Sengaja Dikosongkan Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id STATISTIK GENDER PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 53 PENUTUP Erdasarkan Uraian Di Atas Dapat Disimpulkan Bahwa Dalam Beberapa Bidang, Perempuan Masih Tertinggal Dibandingkan Laki- Laki. Komposisi Penduduk PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2014 Menurut Jenis Kelamin Nampak Di Sini Secara Keseluruhan Jumlah Penduduk Laki-Laki Lebih Banyak Daripada Jumlah Penduduk Perempuan. Dalam Bidang Pendidikan, Tingkat Pendidikan Perempuan Secara Umum Masih Lebih Rendah Dibandingkan Laki-Laki Walaupun Partisipasi Sekolah Penduduk Perempuan Meningkat Dari TAHUN Ke TAHUN. Dalam Bidang Ketenagakerjaan Antara Lain Ditunjukkan Oleh Tingkat Partisipasi Perempuan Yang Lebih Rendah Dalam Angkatan Kerja. Dalam Bidang Kesehatan, Khususnya Partisipasi Dalam KB, Partisipasi Laki-Laki Dalam KB Yang Masih Relatif Rendah. Mengingat Perempuan Merupakan Potensi Yang Sangat Besar Dalam Pembangunan, Maka Perhatian Yang Lebih Besar Lagi Perlu Diberikan Untuk Mendorong Peran Perempuan Dalam Berbagai Aspek Pembangunan. B Ht Tp // Su M El .B Ps .G O. Id Untuk Keterangan Lebih Lanjut Hubungi Bidang STATISTIK Sosial BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN Jl. Kapten Anwar Sastro 1694/1131 Palembang 30129 Telp. 0711 351665, 353174 Fax. 0711 353174 E-Mail Bps1600bps.Go.Id Website Www.Sumsel.Bps.Go.Id Ht Tp // Su M Se L.B Ps .G O. Id Po We Red By TC PD F W Ww .Tcp Df.O Rg