Merupakan fitur yang memungkinkan pengguna untuk mencari kata kunci di dalam dokumen Publikasi
BPS Prov. Kep. Riau
Lihat PublikasiMenampilkan 64 halaman dengan kata kunci "Potret Kondisi Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Semester II 2017"
Ps //K Ep Ri.B Ps .Go .Id TIM PENYUSUN Potret Kondisi Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Semester II-2017 Penanggung Jawab Umum Panusunan Siregar Penanggung Jawab Teknis Agus Setiawan Editor Nur Ihklas Penulis Suci Nurmaya Tangkudung Desain Sampul Eling Kusnandar
Ps //K Ep Ri.B Ps .Go .Id Potret Kondisi Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Semester II-2017 ISSN 2442-6245 No. Publikasi 21560.1802 Katalog 3101019.21 Ukuran Buku 21 X 14,8 Cm Jumlah Halaman Xvi 46 Naskah Bidang Integrasi Pengolahan Dan Diseminasi Statistik Penyunting Bidang Integrasi Pengolahan Dan Diseminasi Statistik Gambar Kulit Bidang Integrasi Pengolahan Dan Diseminasi Statistik Diterbitkan Oleh BPS Provinsi Kepulauan Riau Dicetak Oleh CV. Berkah Mandiri Dilarang Mengumumkan, Mendistribusikan, Mengomunikasikan, Dan/Atau Menggandakan Sebagian Atau Seluruh Isi Buku Ini Untuk Tujuan Komersial Tanpa Izin Tertulis Dari Badan Pusat Statistik
Ps //K Ep Ri.B Ps .Go .Id Kepala, Panusunan Siregar KATA PENGANTAR Potret Kondisi Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Semester II-2017 Disusun Untuk Memberikan Informasi Tren Kondisi Sosial Ekonomi Di Beberapa Sektor Strategis Secara Ringkas. Beberapa Indikator Strategis Antara Lain Kependudukan, Ketenagakerjaan, Kemiskinan, Indeks Pembangunan Manusia, Produk Domestik Regional Bruto, Inflasi, Indeks Tendensi Konsumen, Dan Sebagainya. Publikasi Semesteran Ini Diharapkan Dapat Memberikan Informasi Singkat Mengenai Kondisi Sosial Ekonomi Kepulauan Riau Pada Semester II-2017 Kepada Para Pengguna Data BPS. Akhir Kata, Kepada Semua Pihak Yang Telah Membantu Dalam Mewujudkan Publikasi Ini, Diucapkan Terima Kasih. Tanjungpinang, Maret 2018 Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau Panusunan Siregar, M.Sc. V
Ps //K Ep Ri.B Ps .Go .Id Hal Prancis
Ps //K Ep Ri.B Ps .Go .Id Ix
Ps //K P I .Bp S. O.I D Vi
Ps //K Ep Ri.B Ps .Go .Id VII DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar ........ V Daftar Isi ...... VII Ikhtisar Karakteristik Sosial Ekonomi Kepulauan Riau, Semester II-2017 . Ix Konsep Dan Definisi .. Xi BAB I Karakteristik Sosial Provinsi Kepulauan Riau 1 Potret Wilayah Administratif ... 3 Potret Kependudukan ... 4 Potret Kemiskinan ... 5 Potret Ketimpangan ........... 9 Potret Ketenagakerjaan ................................. 12 Potret Indeks Pembangunan Manusia IPM .. 16 Potret Indeks Demokrasi Indonesia IDI ..... 19 BAB II Karakteristik Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau ... 21 Potret Inflasi ... 23 Potret Indeks Tendensi Konsumen ITK . 24 Potret Industri Manufaktur Besar Dan Sedang IBS . 26 Potret Industri Manufaktur Mikro Dan Kecil IMK 27 Potret Ekspor . 28
Ps //K Ep Ri.B Ps .Go .Id Xi KONSEP DAN DEFINISI 1. Penduduk Penduduk Adalah Semua Orang Yang Berdomisili Di Wilayah Geografis Provinsi Kepulauan Riau Selama 6 Bulan Atau Lebih Dan Atau Mereka Yang Berdomisili Kurang Dari 6 Bulan Tetapi Bertujuan Menetap Konsep Sensus Penduduk. 2. Kemiskinan Untuk Mengukur Kemiskinan, BPS Menggunakan Konsep Kemampuan Memenuhi Kebutuhan Dasar Basic Needs Approach. Dengan Pendekatan Ini, Kemiskinan Dipandang Sebagai Ketidakmampuan Dari Sisi Ekonomi Untuk Memenuhi Kebutuhan Dasar Makanan Dan Bukan Makanan Yang Diukur Dari Sisi Pengeluaran. Dengan Pendekatan Ini, Dapat Dihitung Headcount Index, Yaitu Persentase Penduduk Miskin Yang Berada Di Bawah Garis Kemiskinan. Sumber Utama Yang Dipakai Untuk Menghitung Tingkat Kemiskinan Adalah Data SUSENAS Survei Sosial Ekonomi Nasional. Garis Kemiskinan Merupakan Representasi Dari Jumlah Rupiah Minimum Yang Dibutuhkan Untuk Memenuhi Kebutuhan Pokok Minimum Makanan Yang Setara Dengan 2.100 Kilokalori Per Kapita Per Hari Dan Kebutuhan Pokok Bukan Makanan. Indeks Kedalaman Kemiskinan Poverty Gap Index P1 Adalah Rata-Rata Kesenjangan Pengeluaran Masing-Masing Penduduk Miskin Terhadap Garis Kemiskinan. Indeks Keparahan Kemiskinan Poverty Severity Index P2 Menggambarkan Ketimpangan Di Antara Penduduk Miskin. 3. Ketimpangan Pendapatan Ketimpangan Atau Distribusi Pendapatan Dapat Diukur Dengan Dua Pendekatan, Yaitu Dengan Koefisien Gini Gini Ratio Dan Ukuran Bank Dunia.
Ps //K Ep Ri.B Ps .Go .Id XII Koefisien Gini Gini Ratio Didasarkan Pada Kurva Lorenz, Yaitu Sebuah Kurva Pe-Ngeluaran Kumulatif Yang Memban-Dingkan Distribusi Dari Nilai Pengelu-Aran Konsumsi Dengan Distribusi Uniform Seragam Yang Mewakili Persentase Kumulatif Penduduk. Gini Ratio GR Mengambil Nilai Antara 0 S/D 1. Koefisien Gini Yang Mendekati Angka 0 Nol Meng-Indikasikan Distribusi Pendapatan Semakin Merata, Dan Sebaliknya Bila Mendekati Angka 1 Satu Meng-Indikasikan Distribusi Pendapatan Semakin Timpang. Bila GR Bernilai 0 Berati Pemerataan Pendapatan Sempurna, Dan Bila 1 Berarti Ketimpangan Pendapatan Sempurna. Ukuran Bank Dunia Bank Dunia Mengelompokkan Penduduk Ke Dalam Tiga Kelompok Sesuai Dengan Besarnya Pendapatan 40 Penduduk Dengan Pendapatan Rendah, 40 Penduduk Dengan Pendapatan Menengah Dan 20 Penduduk Dengan Pendapatan Tinggi. Jika Proporsi Jumlah Pendapatan Dari Penduduk Yang Masuk Kategori 40 Terendah Terhadap Total Pendapatan Seluruh Penduduk A. Kurang Dari 12 Persen Dikategori-Kan Ketimpangan Pendapatan Tinggi. B. 12-17 Persen Dikategorikan Ketimpangan Pendapatan Sedang/ Menengah. C. Lebih Dari 17 Persen Dikategorikan Ketimpangan Pendapatan Rendah. 4. Ketenagakerjaan Data Diperoleh Dari Survei Angkatan Kerja Nasional Sakernas Berbasis Sampel Dengan Pendekatan Rumah Tangga Di Seluruh Wilayah Indonesia Baik Perdesaan Maupun Perkotaan. Definisi Yang Digunakan Antara Lain Penduduk Usia Kerja Adalah Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas.
Ps //K Ep Ri.B Ps .Go .Id Xiv 7. Inflasi Tingkat Inflasi Merupakan Indikator Yang Menggambarkan Perubahan Positif Indeks Harga Konsumen IHK. Sebaliknya, Perubahan Negatif IHK Disebut Deflasi. Bahan Dasar Penyusunan IHK Adalah Hasil Survei Biaya Hidup SBH Atau Cost Of Living Survey. SBH Diadakan Antara 5-10 Tahun Sekali. SBH Terakhir Diadakan Tahun 2012, Mencakup Sekitar 115 Ribu Rumah Tangga Di Indonesia Ditanyakan Tingkat Pengeluarannya Serta Jenis Dan Nilai Barang/Jasa Apa Saja Yang Dikonsumsi Selama Setahun Penuh. Berdasar Hasil SBH Diperoleh Paket Komoditas Yang Representatif, Dapat Dicari Harganya, Dan Selalu Ada Barang/Jasanya, Yaitu Secara Nasional Sebanyak 774 Barang Dan Jasa Sejalan Dengan Pola Konsumsi Masyarakat. Sejak Juni 2013, Penghitungan Inflasi Mulai Menggunakan Tahun Dasar 2012 Sebelumnya Menggunakan Tahun Dasar 2007 Berdasarkan Hasil SBH 2012. Cakupan Kota Bertambah Dari 66 Menjadi 82 Kota IHK. 8. Indeks Tendensi Konsumen ITK Indeks Tendensi Konsumen ITK Adalah Indikator Perkembangan Ekonomi Terkini Yang Dihasilkan BPS Melalui Survei Tendensi Konsumen STK. ITK Dihitung Dengan Menggunakan Indeks Komposit Dari Beberapa Variabel. Tujuan Penghitungan ITK Adalah Memberikan Informasi Dini Tentang Perkembangan PerEkonomian Dari Sisi Konsumen Serta Perkiraan Kondisi Konsumen Triwulan Mendatang. 9. Industri Manufaktur Besar Dan Sedang IBS Dan Industri Mikro Kecil IMK IBS Merupakan Hasil Dari Survei Industri Besar Sedang Bulanan Dengan Responden Beberapa Perusahaan Yang Terpilih Sebagai Sampel. Angka Yang Dihasilkan Menggambarkan Perkembangan Produksi Sektor Industri Manufaktur. IMK Merupakan Indeks Yang Diperoleh Dari Hasil Survei Industri Mikro Dan Kecil Triwulanan Dengan Sampel Tersebar Di Seluruh Kabupaten/Kota Se-Provinsi Kepulauan Riau.