Deep Search Publikasi

Merupakan fitur yang memungkinkan pengguna untuk mencari kata kunci di dalam dokumen Publikasi

Potensi Pertanian Provinsi Kepulauan Riau: Potret Perikanan Kepulauan Riau Potensi Pertanian Provinsi Kepulauan Riau: Potret Perikanan Kepulauan Riau
Potensi Pertanian Provinsi Kepulauan Riau: Potret Perikanan Kepulauan Riau

BPS Prov. Kep. Riau

Lihat Publikasi
Cari kata kunci:

Menampilkan 100 halaman dengan kata kunci "Potensi Pertanian Provinsi Kepulauan Riau: Potret Perikanan Kepulauan Riau"

Halaman 5
Lihat Detail

Ps //K Ep Ri.B Ps .Go .Id Pengarah Margaretha Ari Anggorowati Penanggung Jawab Susanti Penny Savitri Penyunting Susanti Penny Savitri Tri Retno Puspitasari Selvy Ristyandari Penulis Naskah Dian Ariyanti Nunik Sri Rahayu Ismiana Putri Utary Hafiza Yeni Putriyanti Fenny Afifatul Awwaliyah Pengolah Data Dian Ariyanti Nunik Sri Rahayu Ismiana Putri Utary Hafiza Yeni Putriyanti Fenny Afifatul Awwaliyah Pembuat Kover Fenny Afifatul Awwaliyah Penata Letak Fenny Afifatul Awwaliyah Tim Penyusun Potensi Pertanian Provinsi Kepulauan Riau Potret Perikanan Kepulauan Riau

Halaman 4
Lihat Detail

Ps //K Ep Ri.B Ps .Go .Id Potensi Pertanian Provinsi Kepulauan Riau Potret Perikanan Kepulauan Riau Katalog 5106071.21 Nomor Publikasi 21000.24034 Ukuran Buku 17,6 Cm X 25 Cm Jumlah Halaman Xiv72 Halaman Penyusun Naskah BPS Provinsi Kepulauan Riau Penyunting BPS Provinsi Kepulauan Riau Pembuat Kover BPS Provinsi Kepulauan Riau Penerbit BPS Provinsi Kepulauan Riau Sumber Ilustrasi Freepik.Com, Doc Istimewa Dilarang Mereproduksi Dan/Atau Menggandakan Sebagian Atau Seluruh Isi Buku Ini Untuk Tujuan Komersial Tanpa Izin Tertulis Dari Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau

Halaman 9
Lihat Detail

Ps //K Ep Ri.B Ps .Go .Id Vii Daftar Isi Kata Pengantar ............................................................................................................................. V Daftar Isi ......................................................................................................................................... Vii Daftar Tabel ................................................................................................................................... Ix Daftar Gambar .............................................................................................................................. Xi 1. Urgensi Pertanian Dalam Pembangunan Kepulauan Riau ......................................... 3 1.1 Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Provinsi Kepulauan Riau............................................................................................................................... 3 1.2 Perkembangan Tenaga Kerja Sektor Pertanian Provinsi Kepulauan Riau ..... 10 2. Tantangan Keberlanjutan Pembangunan Pertanian ................................................... 19 2.1 Sektor Pertanian Dalam Dinamika Transformasi Struktural ............................. 19 2.2 Pengelola Usaha Pertanian Perorangan Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin ........................................................................................................................ 21 2.3 Rumah Tangga Pertanian Menurut Subsektor .................................................... 22 3. Menuju Pembangunan Pertanian Berkelanjutan ......................................................... 27 3.1 Adopsi Teknologi Dan Modernisasi Sektor Pertanian ........................................ 27 3.2 Peran Kelembagaan Dalam Mendorong Pertanian Berkelanjutan ................. 30 4. Potensi Subsektor Perikanan Kunci Penting Untuk Membangun Kepulauan Riau ........................................................................................................................................ 39 4.1 Nilai Tambah Subsektor Perikanan Meningkat ................................................... 39 4.2 Tantangan Dan Peluang Subsektor Perikanan .................................................... 41 4.3 Perikanan Tangkap Kepulauan Riau ...................................................................... 47 4.4 Perikanan Budidaya Kepulauan Riau .................................................................... 58 5. Kesimpulan Dan Referensi ................................................................................................ 69 5.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 69 5.2 Referensi ..................................................................................................................... 71 Halaman Potensi Pertanian Provinsi Kepulauan Riau Potret Perikanan Kepulauan Riau

Halaman 7
Lihat Detail

Ps //K Ep Ri.B Ps .Go .Id VPertanian Memegang Peran Vital Dalam Pembangunan Ekonomi Dan Ketahanan Pangan Indonesia. Lebih Dari Separuh Penduduk Indonesia Menggantungkan Hidup Pada Sektor Pertanian. Perubahan Dan Tantangan Yang Dihadapi Subsektor Ini Akan Membawa Dampak Yang Signifikan Terhadap Kesejahteraan Nasional. Publikasi Berjudul Potensi Pertanian Provinsi Kepulauan Riau Potret Perikanan Kepulauan Riau Ini Hadir Di Tengah Upaya Untuk Membangun Sistem Pertanian Yang Lebih Tangguh, Adaptif, Dan Berkelanjutan, Dengan Harapan Akan Membawa Kemajuan Masyarakat Kepulauan Riau. Buku Ini Menggali Lebih Dalam Tentang Peluang Dan Tantangan Yang Dihadapi Sektor Pertanian Terutama Perikanan Dengan Menggunakan Data Dari Sensus Pertanian 2023 Dan Sumber Lain Yang Relevan. Melalui Analisis Yang Komprehensif, Kami Mencoba Memetakan Potensi Yang Belum Tergali, Merumuskan Solusi Atas Permasalahan Yang Ada, Serta Memberikan Rujukan Dalam Merumuskan Kebijakan Yang Lebih Tepat Sasaran. Kami Berharap Buku Ini Dapat Menjadi Sumber Inspirasi Dan Informasi Yang Berharga Bagi Para Pembuat Kebijakan, Akademisi, Praktisi, Dan Masyarakat Umum Yang Peduli Terhadap Masa Depan Pertanian Indonesia, Khususnya Kepulauan Riau. Semoga Buku Ini Dapat Memberikan Wawasan Baru Dan Menjadi Peta Jalan Bagi Pembangunan Sektor Pertanian Yang Lebih Inklusif, Inovatif, Dan Berkelanjutan. Tanjungpinang, September 2024 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau, Margaretha Ari Anggorowati Kata Pengantar

Halaman 44
Lihat Detail

Ps //K Ep Ri.B Ps .Go .Id 28 Potensi Pertanian Provinsi Kepulauan Riau Dewasa Ini, Petani Milenial Tergolong Dalam Kelompok Tani Yang Menjadi Salah Satu Indikator Tingkat Regenerasi Di Sektor Pertanian Serta Menunjukkan Pemanfaatan Teknologi Digital Yang Harapannya Dapat Menciptakan Pertanian Modern Yang Produktif Dan Berkelanjutan. Menurut Badan Pusat Statistik, Petani Milenial Merupakan Warga Negara Indonesia WNI Berusia 19 Tahun Sampai Dengan 39 Tahun Yang Melakukan Usaha Pertanian Dibidang Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Dan/Atau Peternakan, Atau Menggunakan Teknologi Digital Serta Penggunaan Teknologi Modern. Dari Gambar 3.1 Dapat Dilihat Bahwa Terdapat 64,73 Persen Petani Yang Tergolong Dalam Petani Milenial Dari Total Petani Yaitu 50.607 Orang. Hal Ini Menunjukkan Peluang Yang Besar Bagi Provinsi Kepulauan Riau Untuk Melakukan Pengembangan Teknologi Sektor Pertanian. Meskipun Begitu, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau Juga Memiliki Tantangan Dalam Modernisasi Sektor Pertanian Karena Masih Terdapat Sekitar 27,88 Persen Petani Yang Berusia 1939 Tahun Yang Belum Menerapkan Penggunaan Teknologi Dan 35,37 Persen Dari Total Petani Yang Tidak Tergolong Dalam Kelompok Petani Milenial. Selain Itu, Gambar 3.2 Menunjukkan Bahwa Petani Laki-Laki Memiliki Proporsi Yang Jauh Lebih Besar Dibandingkan Dengan Petani Perempuan Untuk Kelompok Petani 1939 Tahun Dan/ Atau Menggunakan Teknologi Digital. Hal Ini Juga Menjadi Tantangan Untuk Selanjutnya Petani Perempuan Dapat Lebih Diberdayakan Dan Diberikan Literasi Digital Sektor Pertanian Agar Terwujudnya Kesetaraan Gender Dan Keseimbangan Dalam Pembangunan Sektor Pertanian. Kemudian, Jika Melihat Sebaran Petani Milenial Di Provinsi Kepulauan Riau Berdasarkan Tabel 3.1, Sebanyak 30,81 Persen Berada Di Kota Batam Dan Hanya Empat Persen Saja Yang Berada Di Kota Tanjungpinang. Sumber Badan Pusat Statistik, Sensus Pertanian 3.2 Proporsi Petani Umur 1939 Tahun Dan/Atau Menggunakan Teknologi Digital Di Provinsi Kepulauan Riau Persen, 2023 Gambar

Halaman 45
Lihat Detail

Ps //K Ep Ri.B Ps .Go .Id 29Menuju Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Minimnya Lahan Di Wilayah Perkotaan, Kemudian Menuntut Petani Menerapkan Urban Farming. Hal Ini Berarti Petani Di Wilayah Perkotaan Mengusahakan Pertaniannya Pada Lahan Yang Terbatas, Sebagian Besar Menggunakan Media Tanam, Tidak Di Permukaan Tanah Secara Langsung Atau Menggunakan Pot Dan Sejenisnya, Serta Menggunakan Teknologi Seperti Hidroponik, Aquaponik, Vertikulture, Media Terpal Dan Sejenisnya. Dapat Dilihat Pada Tabel 3.2 Bahwa Rumah Tangga Usaha Pertanian Yang Paling Banyak Menerapkan Urban Farming Berada Pada Dua Kota Di Provinsi Kepulauan Riau, Yakni Kota Batam Dan Kota Tanjungpinang. Tabel 3.1 Jumlah Petani Milenial Menurut Kabupaten/Kota Dan Jenis Kelamin Di Provinsi Kepulauan Riau Orang, 2023 Kabupaten/Kota Petani Milenial Jumlah Petani Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan 1 2 3 4 5 Karimun 5.557 715 6.272 15.193 Bintan 4.037 355 4.392 7.860 Natuna 3.544 224 3.768 8.978 Lingga 4.234 83 4.317 3.682 Kepulauan Anambas 2.501 105 2.606 3.540 Batam 9.091 1.000 10.091 9.945 Tanjungpinang 1.188 122 1.310 1.409 Kepulauan Riau 30.152 2.604 32.756 50.607 Sumber Badan Pusat Statistik, Sensus Pertanian Tabel 3.2 Jumlah Rumah Tangga Dan Usaha Pertanian Perorangan Urban Farming Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Kepulauan Riau, 2023 Kabupaten/Kota Rumah Tangga Usaha Pertanian Urban Farming Rumah Tangga Usaha Pertanian Perorangan Urban Farming Unit 1 2 3 Karimun 7 7 Bintan 12 12 Natuna 2 2 Lingga 1 1 Kepulauan Anambas 3 3 Batam 98 98 Tanjungpinang 19 19 Kepulauan Riau 142 142 Sumber Badan Pusat Statistik, Sensus Pertanian

Halaman 46
Lihat Detail

Ps //K E Ri.B Ps .Go .Id 30 Potensi Pertanian Provinsi Kepulauan Riau Untuk Mencapai Suatu Inovasi Dalam Sektor Pertanian, Sangat Penting Memerhatikan Bagaimana Kapabilitas Petani Dalam Mengelola Inovasi. Arti Dari Kapabilitas Petani Mengelola Inovasi Itu Sendiri Adalah Semua Perilaku Individu Yang Diarahkan Untuk Menghasilkan, Memperkenalkan, Dan Mengaplikasikan Hal-Hal Baru, Yang Bermanfaat Dalam Berbagai Level Prawiranegara 2016. Karakteristik Individu Yang Dimiliki Petani Untuk Mendukung Kapabilitas Petani Mengelola Inovasi Dapat Ditunjukkan Dengan Indikator-Indikator Seperti Kemampuan Penyesuaian Terhadap Inovasi, Kemampuan Menyaring Inovasi, Kemampuan Pengelolaan Inovasi Dengan Sumberdaya Lokal, Komitmen Terhadap Inovasi, Dan Kemampuan Melaksanakan Inovasi Baser Dan Morgan 2008. Dengan Adanya Petani Milenial Dan Urban Farming, Hal Tersebut Telah Menunjukkan Bahwa Telah Terjadi Transformasi Dalam Sektor Pertanian. Peran Petani Milenial Diharapkan Akan Memberikan Dampak Yang Besar Dengan Melakukan Pendekatan Yang Lebih Inovatif. Dengan Demikian, Akan Banyak Bermunculan Inovasi Yang Bersifat Masif Dan Memajukan Sektor Pertanian Demi Mewujudkan Ketahanan Pangan Negara, Khususnya Di Provinsi Kepulauan Riau. Lebih Lanjut, Gusya Et Al. 2023 Menuturkan Bahwa Transformasi Melalui Teknologi Dan Inovasi Tidak Hanya Menciptakan Pertanian Yang Lebih Cerdas, Tetapi Juga Peluang Karier Menarik Di Bidang Agroteknologi Dan Agribisnis Untuk Menciptakan Generasi Muda Yang Bersemangat Pemberdayaan Petani Milenial Seperti Pendidikan Dengan Berbagai Tingkat Terkait Pertanian Modern, Akses Terhadap Modal Dan Lahan, Serta Dukungan Kebijakan Yang Dapat Menjembatani Keilmuan Yang Dimiliki Dengan Praktik Pertanian Yang Berkelanjutan. Hal Tersebut Dapat Membangun Fondasi Untuk Pertanian Yang Lebih Inklusif Dan Adaptif Terhadap Tantangan Global. 3.2 Peran Kelembagaan Dalam Mendorong Pertanian Berkelanjutan Salah Satu Penyebab Belum Meratanya Pemanfaatan Teknologi Informasi Pada Saat Ini Adalah Rendahnya Tingkat Interaksi Petani Dengan Kelompok Tani, Penyuluh Inovator, Dan Masyarakat Luas, Serta Rendahnya Penggunaan Saluran Komunikasi Melalui Media Massa Tercetak Maupun Elektronis/Teknologi Informasi Dan Komunikasi Lainnya Telepon Genggam, Computer, Dan Internet Prawiranegara, 2016. Sektor Pertanian Sendiri Memiliki Beberapa Subsektor Yang Diantaranya Adalah Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Dan Perikanan. Perbedaan Jenis Komoditas Pada Tiap-Tiap Subsektor Tersebut Menghadirkan Gambaran Komunitas Petani Yang Berbeda Pula. Dengan Demikian Perlunya Kelembagaan Yang Menaungi Tiap-Tiap Kelompok Tani Agar Interaksi Dan Penyebaran Informasi Semakin Baik. Dalam Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2016, Disebutkan Bahwa Kelembagaan Petani Ditumbuhkembangkan Dari, Oleh, Dan Untuk Petani Guna Memperkuat Dan Memperjuangkan Kepentingan Petani. Kelembagaan Petani Tersebut Terdiri Atas Kelompok Tani, Gabungan Kelompok Tani, Asosiasi Komoditas Pertanian, Dan Dewan Komoditas Pertanian Nasional. Selanjutnya, Pembinaan Dilakukan Guna Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan Petani. Pembinaan Tersebut Melibatkan Kelembagaan Penyuluhan Dan Penyuluh. Menurut Suradisastra 2009, Salah Satu Fungsi Organisasi Dan Lembaga Petani Adalah Membantu Menjalin Hubungan Antara Petani, Penyuluh Dan Peneliti Lapangan, Dan Meningkatkan Akses Petani Ke Sumber Informasi. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2016 Juga Menegaskan Kelembagaan Kelompok Tani Sebagai

Halaman 47
Lihat Detail

Ps //K Ep Ri.B Ps .Go .Id 31Menuju Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Sumber Pelayanan Informasi Dan Teknologi Untuk Usaha Para Petani Umumnya Dan Anggota Tani Khususnya. Prawiranegara 2016 Juga Menjelaskan Lebih Rinci Terkait Fungsi Kelompok Tani. Pertama, Kelompok Tani Sebagai Sarana Bagi Anggota Untuk Belajar Dan Mengajar Guna Meningkatkan Pengetahuan, Keterampilan Dan Sikap Agar Dapat Berkembang Menjadi Usaha Tani Yang Mandiri Dan Bisa Meningkatkan Produktivitas, Pendapatan, Dan Memiliki Kehidupan Yang Lebih Baik. Kedua, Kelompok Tani Berfungsi Sebagai Tempat Untuk Membangun Kerjasama Diantara Sesama Petani Dalam Poktan Kelompok Tani Dan Antar Poktan Maupun Dengan Pihak Lainnya. Dengan Terbentuknya Kerjasama, Diharapkan Usaha Tani Lebih Efisien, Lebih Menguntungkan, Dan Memiliki Resistensi Terhadap Ancaman, Tantangan, Hambatan Serta Gangguan. Ketiga, Kelompok Tani Berfungsi Sebagai Unit Produksi, Meskipun Masing-Masing Anggota Poktan Memiliki Usaha Tani, Secara Keseluruhan Harus Dipandang Sebagai Satu Kesatuan Usaha Yang Dapat Dikembangkan Untuk Mencapai Skala Ekonomis Usaha Dengan Standar Kualitas Dan Kuantitas Yang Terjaga, Serta Kontinuitas Yang Dapat Berjalan Untuk Kelanjutan Usaha Tani. Dari Tabel 3.3, Dapat Dilihat Bahwa Desa Yang Telah Memiliki Kelompok Tani Sebanyak 83,89 Persen Dari Total Desa Yang Ada Di Provinsi Kepulauan Riau. Sementara, Dari 2.074 Kelompok Tani Di Provinsi Kepulauan Riau Terdapat 10,13 Persen Kelompok Tani Yang Berstatus Tidak Aktif. Hal Ini Menandakan Pemerintah Perlu Mengkaji Apa Yang Membuat Kelompok Tani Berubah Menjadi Tidak Aktif Dan Juga Menilik Sebab Yang Menjadikan Suatu Desa Tidak Memiliki Kelompok Tani. Salah Satu Permasalahan Yang Umum Terjadi Adalah Terbatasnya Jumlah Penyuluh Sementara Jumlah Binaan Petani Yang Melebihi Kapasitas Penyuluh, Wilayah Yang Geografisnya Sulit Dijangkau, Kurangnya Dana Operasional Penyuluhan, Kurangnya Informasi Pengetahuan Dan Banyaknya Tugas-Tugas Penyuluh Lapangan Dalam Menyampaikan Informasi Terkait Pengetahuian Inovasi Teknologi. Hal Ini Akhirnya Menuntut Kelembagaan Petani Untuk Ikut Berperanserta Dalam Penyebaran Inovasi Pertanian Prawiranegara 2016. Tabel 3.3 Jumlah Desa, Desa Kelompok Tani Poktan, Kelompok Tani, Dan Anggota Kelompok Tani Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Kepulauan Riau, 2024 Kabupaten/ Kota Jumlah Desa Jumlah Desa Poktan Kelompok Tani Poktan Jumlah Anggotaaktif Tidak Aktif Total 1 2 3 4 5 6 7 Karimun 71 58 474 1 475 6.965 Bintan 51 48 388 22 410 4.809 Natuna 76 72 241 176 417 3.566 Lingga 82 71 330 2 332 4.227 Kepulauan Anambas 54 31 96 2 98 1.312 Batam 64 53 234 3 237 3.645 Tanjungpinang 18 16 101 4 105 1.413 Kepulauan Riau 416 349 1.864 210 2.074 25.937 Sumber SIMULTAN Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan Pertanian

Halaman 55
Lihat Detail

Ps //K Ep Ri.B Ps .Go .Id 39Potensi Subsektor Perikanan Dalam Pembangunan Kepulauan Riau 4.1 Nilai Tambah Subsektor Perikanan Meningkat Provinsi Kepulauan Riau Dalam Jangka Panjang Akan Diarahkan Menjadi Salah Satu Sumber Kekuatan Pertumbuhan Ekonomi Luar Jawa. Hal Ini Berkaitan Dengan Transformasi Ekonomi Kepulauan Riau Yang Dirancang Oleh Bappenas Yaitu Merajut Permata Biru Ekonomi Gerbang Utara Indonesia Dengan Enam Strategi Besar Yang Mengusung Blue, Intelligent, And Historic Islands Of Indonesia Kementerian PPN/Bappenas, 2023. Keenam Strategi Tersebut Meliputi Kepri Talenta, Kepri Produktif Dan Kreatif, Kepri Biru, Kepri Digital, Kepri Terintegrasi Dan Inklusif, Dan Kepri Kondusif. Tranformasi Ini Menjadi Bagian Dari Transformasi Ekonomi Indonesia, Menuju Indonesia Emas 2045. Terdiri Dari 96 Persen Wilayah Lautan Dan Hanya 4 Persen Daratan Barenlitbang 2024, Kepulauan Riau Memiliki Potensi Ekonomi Biru Yang Sangat Besar. Hal Ini Bersesuaian Dengan Salah Satu Strategi Kementerian Bappenas, Yaitu Kepri Biru Dengan Mengoptimalkan Laut Sebagai Sumber Ekonomi Baru Untuk Masa Depan. Bappenas Sudah Merancang Blue Economy Index, Yang Mencakup Pilar Ekonomi, Lingkungan, Dan Sosial. Kepri Biru Mencakup Beberapa Potensi Laut, Salah Satunya Adalah Perikanan Tangkap Dan Budidaya. Potensi Subsektor Perikanan Kunci Penting Untuk Membangun Kepulauan Riau Sumber Badan Pusat Statistik, Produk Domestik Regional Bruto 4.1 Distribusi Subsektor Perikanan Terhadap Sektor Pertanian Kepulauan Riau Persen, 2023 Gambar

Halaman 56
Lihat Detail

Ps //K Ep Ri.B Ps .Go .Id 40 Potensi Pertanian Provinsi Kepulauan Riau Subsektor Perikanan Yang Terdiri Dari Perikanan Tangkap Dan Budidaya, Masih Menjadi Penyumbang Terbesar Di Sektor Pertanian Di Kepulauan Riau. Pada Tahun 2023, Subsektor Perikanan Berkontribusi Sebesar 5,69 Triliun 58,76 Persen Pada Sektor Pertanian Gambar 4.1 Dan 1,72 Persen Pada PDRB Kepulauan Riau Gambar 4.2. Meskipun Potensi Wilayah Lautan Di Provinsi Kepulauan Riau Besar, Namun Tren Distribusinya Cenderung Turun Pada Tahun 2023 Dibandingkan Dengan Tahun 2010, Dari 2,57 Menjadi 1,72 Persen Gambar 4.2. Hal Ini Menjadi Tantangan Tersendiri Bagi Kepulauan Riau Untuk Lebih Menggali Potensi Kelautan, Tidak Hanya Terbatas Pada Perikanan Dan Hasil Laut, Tetapi Juga Harus Menciptakan Nilai Tambah Yang Inklusif Dan Berkelanjutan, Seperti Pengolahan Ikan, Industri Galangan Kapal, Konektivitas Logistik Laut, Dan Lainnya Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti 2023. Berdasarkan Pertumbuhannya, Terlihat Pada Gambar 4.2 Bahwa Nilai Tambah Subsektor Perikanan Dari Tahun 2010 Hingga Tahun 2023 Cukup Fluktuatif Dan Cenderung Naik. Kontraksi Terdalam Terjadi Di Tahun 2017, Yang Didukung Dengan Fenomena Terjadinya Penurunan Volume Produksi Perikanan Tangkap Sebesar 25,65 Persen Dibandingkan Tahun 2016. Selain Itu, Juga Terjadi Penurunan Volume Produksi Beberapa Komoditas Perikanan Budidaya, Seperti Ikan Nila -10,34 Persen Ikan Patin -51,45 Persen Rumput Laut -81,00Persen, Dan Ikan Gurame -67,31 Persen Kementerian Kelautan, Dan Perikanan KKP, 2024. Meskipun Demikian, Terjadi Pertumbuhan Nilai Tambah Yang Terus Menerus Sejalan Dengan Pemulihan Perekonomian Pasca COVID-19 Hingga Di Tahun 2023 Pertumbuhannya Mencapai 5,51 Persen. Sumber Badan Pusat Statistik, Produk Domestik Regional Bruto 4.2 Distribusi Dan Pertumbuhan Yoy Subsektor Perikanan Provinsi Kepulauan Riau, 20102023 Gambar