Deep Search Publikasi

Merupakan fitur yang memungkinkan pengguna untuk mencari kata kunci di dalam dokumen Publikasi

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO  PROVINSI SULAWESI TENGGARA 2006 - 2010 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO  PROVINSI SULAWESI TENGGARA 2006 - 2010
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PROVINSI SULAWESI TENGGARA 2006 - 2010

BPS Prov. Sulawesi Tenggara

Lihat Publikasi
Cari kata kunci:

Menampilkan 2 halaman dengan kata kunci "PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PROVINSI SULAWESI TENGGARA 2006 - 2010"

Halaman 1
Lihat Detail

GROSS REGIONAL DOMESTIC PRODUCT PROVINCE SULAWESI TENGGARA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI TENGGARA Katalog 9204.74 Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id D A T A MENCERDASKAN BANGSA Badan Pusat Statistik PROVINSI SULAWESI TENGGARA Jl. Made Sabara No.3 KENDARI, 93111 Telp. 3121751, Fax.0401 3122355 E-Mail Bps7400kendari.Wasantara.Net.Id Homepage

Halaman 2
Lihat Detail

P// Www.REGIONAL.Bps.Go.Id/ Sultra Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id GROSS REGIONAL DOMESTIC PRODUCT PROVINCE SULAWESI TENGGARA Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO GROSS REGIONAL DOMESTIC PRODUCT SULAWESI TENGGARA 2006 - 2010 ISSN 0854-9303 Nomor Publikasi 74551-11-01 Nomor Katalog 9210.74 Ukuran Buku 28 X 21 Cm Jumlah Halaman 104 Halaman Naskah Seksi Neraca PRODUKsi Bidang Neraca Wilayah Dan Analisis Statistik Gambar Kulit Seksi Neraca PRODUKsi Bidang Neraca Wilayah Dan Analisis Statistik Diterbitkan Oleh Badan Pusat Statistik PROVINSI SULAWESI TENGGARA Boleh Dikutip Dengan Menyebut Sumbernya Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id I KATA PENGANTAR Publikasi PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PDRB SULAWESI TENGGARA 2006- 2010 Merupakan Lanjutan Publikasi Sejenis Tahun Sebelumnya Yang Disusun Oleh Badan Pusat Statistik BPS PROVINSI SULAWESI TENGGARA. Publikasi Ini Memuat Tinjauan Mengenai Perkembangan Perekonomian SULAWESI TENGGARA Yang Disajikan Secara Deskriptif. Disamping Itu Disajikan Pula Angka-Angka PDRB Tahun 2006-2010 Baik Atas Dasar Harga Berlaku Maupun Atas Dasar Harga Konstan 2000. Untuk Melengkapi Publikasi Ini Disajikan Pula Konsep Dan Definisi, Ruang Lingkup Dan Metode Penghitungan Serta Penjelasan PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010. Penyajian Publikasi PDRB 2006-2010, Menggunakan Tahun Dasar 2000 Dalam Penghitungannya Dan Ini Berlaku Serentak Di Seluruh Indonesia. Beberapa Angka Yang Disajikan Masih Bersifat Sementara, Karena Belum Tersedianya Data Final Secara Lengkap, Dan Akan Disempurnakan Pada Penerbitan Selanjutnya. Kepada Pemakai Data Dianjurkan Untuk Memperhatikan Perubahan Yang Ada, Dan Dianjurkan Untuk Menggunakan Data Terbitan Terakhir. Kepada Semua Pihak Yang Telah Memberi Bantuan Sehingga Terwujudnya Publikasi Ini Diucapkan Terima Kasih. Akhirnya Segala Kritik Dan Saran Dari Pemakai Data Sangat Diharapkan Demi Penyempurnaan Publikasi Ini Di Masa Datang Dan Semoga Publikasi Ini Bermanfaat. Kendari, Agustus 2011 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI TENGGARA Kepala, Drs. Mawardi Arsyad, M. Si. NIP. 19560727 197903 1 003 Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Ii PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 DAFTAR ISI Halaman I. 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5. 1.6. 1.7. II. 2.1. 2.2. 2.3. III. 3.1. 3.2. KATA PENGANTAR ................................................................................ DAFTAR ISI ............................................................................................ DAFTAR TABEL ....................................................................................... DAFTAR GAMBAR .............................................................................. DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... PENDAHULUAN ....................................................................... Latar Belakang . Kerangka Dasar Ekonomi REGIONAL ............................................................. Pengertian PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO .................................. Tujuan Dan Kegunaan Data PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ....... Cara Penyajian Angka Indeks .......................................................... Penghitungan Seri PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Atas Dasar Harga Konstan 2000 ............................................................................................... Perubahan Tahun Dasar TINJAUAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO SULAWESI TENGGARA Struktur Ekonomi ............................................................................. Pertumbuhan Ekonomi REGIONAL ..................................................... PDRB Per Kapita ............................................................................. PERKEMBANGAN EKONOMI SEKTORAL DAN PERANANNYA Pertanian ....................................... Pertambangan Dan Penggalian ..................................................................... I Ii Iv Vi Vii 2 2 3 4 6 8 9 11 17 17 19 21 24 24 26 Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Iii PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 3.3. 3.4. 3.5. 3.6. 3.7. 3.8. 3.9. IV. 4.1. 4.2. 4.3. Industri Pengolahan ...................................................................................... Listrik Dan Air Bersih ....................................................................... Bangunan .................. ................................................................................... Perdagangan, Hotel Dan Restoran .................................................... Pengangkutan Dan Komunikasi .................................................................... Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perusahaan ................................................. Jasa-Jasa ........................................................................................... LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................ Ruang Lingkup Dan Metode Penghitungan... Istilah Penting ................................................................................... Tabel-Tabel Pokok PDRB ......................................................................... 28 31 34 36 39 42 44 48 48 69 74 Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Iv PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Struktur Perekonomian Nasional Dan SULAWESI TENGGARA, Atas Dasar Harga Berlaku, 1993 Dan 2000 .. Peranan Sektor Ekonomi Dalam PDRB SULAWESI TENGGARA Atas Dasar Harga Berlaku, 2006 - 2010 .............................................. Pertumbuhan Ekonomi Sektoral SULAWESI TENGGARA, 2006 - 2010 ........................................................................... PDRB Per Kapita SULAWESI TENGGARA, 2006 - 2010Rp. .......................... Pertumbuhan Sektor Pertanian SULAWESI TENGGARA, 2006 - 2010 ..... Peranan Sektor Pertanian Terhadap PDRB SULAWESI TENGGARA Atas Dasar Harga Berlaku, 2006 - 2010 .................................. Pertumbuhan Sektor Pertambangan Dan Penggalian SULAWESI TENGGARA Atas Dasar Harga Konstan 2000, 2006 - 2010 .. Peranan Sektor Pertambangan Dan Penggalian Terhadap PDRB SULAWESI TENGGARA Atas Dasar Harga Berlaku, 2006 - 2010 ... Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan Tanpa Migas SULAWESI TENGGARA Atas Dasar Harga Konstan 2000, 2006 - 2010 ..... Peranan Sektor Industri Pengolahan Tanpa Migas Terhadap PDRB SULAWESI TENGGARA Atas Dasar Harga Berlaku, 2006 - 2010 .... Pertumbuhan Sektor Listrik Dan Air Bersih SULAWESI TENGGARA Atas Dasar Harga Konstan 2000, 2006 - 2010........................................................... Peranan Sektor Listrik Dan Air Bersih Terhadap PDRB SULAWESI TENGGARA Atas Dasar Harga Berlaku, 2006 - 2010........................................... 13 18 19 21 25 26 27 27 29 30 32 33 Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id V PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. Pertumbuhan Sektor Bangunan SULAWESI TENGGARA Atas Dasar Harga Konstan 2000, 2006 - 2010......................................................... Peranan Sektor Bangunan Terhadap PDRB SULAWESI TENGGARA Atas Dasar Harga Berlaku, 2006 - 2010............................................ Pertumbuhan Sektor Perdagangan, Hotel Dan Restoran SULAWESI TENGGARA Atas Dasar Harga Konstan 2000, 2006 - 2010..................................... Peranan Sektor Perdagangan, Hotel Dan Restoran Terhadap PDRB SULAWESI TENGGARA Atas Dasar Harga Berlaku, 2006 - 2010................... Pertumbuhan Sektor Angkutan Dan Komunikasi SULAWESI TENGGARA, 2006 - 2010 ........................................................................... Peranan Sektor Angkutan Dan Komunikasi Terhadap PDRB SULAWESI TENGGARA, 2006 - 2010 .......................................................................... Pertumbuhan Sektor Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perusahaan SULAWESI TENGGARA, 2006 - 2010 ...................................................... Peranan Sektor Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perusahaan Terhadap PDRB SULAWESI TENGGARA, 2006 - 2010 ............................................... Pertumbuhan Sektor Jasa-Jasa SULAWESI TENGGARA, 2006 - 2010 ... Peranan Sektor Jasa-Jasa Terhadap PDRB SULAWESI TENGGARA, 2006 - 2010 ........................................................................................... 34 35 37 38 39 41 42 43 45 46 Ht Tp // Su Ltr A Bp S. Go .Id Vi PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Arus Lingkar Perekonomian ........................................................................ Struktur Perekonomian SULAWESI TENGGARA Tahun 1993 2000 . Peranan Sektor Ekonomi Dalam PDRB SULAWESI TENGGARA Atas Dasar Harga Berlaku, 2010 ................................................................ Pertumbuhan Ekonomi Sektoral SULAWESI TENGGARA, 2010 ......................... PDRB Per Kapita SULAWESI TENGGARA, 2006 - 2010Ribu Rp. ............... Peranan Sektor Pertambangan Dan Penggalian Terhadap PDRB SULAWESI TENGGARA, 2000 Dan 2010 ................................................................. Peranan Sektor Industri Pengolahan Tanpa Migas SULAWESI TENGGARA, 2000 Dan 2010 .................................................................. Peranan Sektor Listrik Dan Air Bersih Terhadap PDRB SULAWESI TENGGARA, 2000 Dan 2010 ............................................................. Peranan Sektor Bangunan Terhadap PDRB SULAWESI TENGGARA, 2006 2010 ....................................................................... Peranan Sektor Perdagangan, Hotel Dan Restoran Terhadap PDRB SULAWESI TENGGARA, 2000 Dan 2010 ......................................... Peranan Sektor Angkutan Dan Komunikasi Terhadap PDRB SULAWESI TENGGARA, 2000 Dan 2010 ............................................................. Peranan Sektor Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perusahaan Terhadap PDRB SULAWESI TENGGARA, 2000 Dan 2010 .............................. Peranan Sektor Jasa-Jasa Terhadap PDRB SULAWESI TENGGARA, 2000 Dan 2010 .......................................................................................... 3 14 18 20 21 28 31 33 36 38 41 44 46 Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Vii PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Ruang Lingkup Dan Metode Penghitungan . 48 Istilah Penting .. 69 Tabel 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. PDRB SULAWESI TENGGARA Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku, 2006 - 2010Juta Rp. ... PDRB SULAWESI TENGGARA Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000, 2006 - 2010Juta Rp. . Distribusi PDRB SULAWESI TENGGARA Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku, 2006 - 2010 ........................................ Distribusi PDRB SULAWESI TENGGARA Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000, 2006 - 2010 .......................................... Indeks Perkembangan PDRB SULAWESI TENGGARA Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku, 2006 - 20102000 100,00 .... Indeks Perkembangan PDRB SULAWESI TENGGARA Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000, 2006 - 20102000 100,00 ... PDRB Per Kapita SULAWESI TENGGARA, 2006 - 2010........ Indeks Perkembangan PDRB Per Kapita SULAWESI TENGGARA, 2006 - 20102000 100,00 ... Indeks Berantai PDRB SULAWESI TENGGARA Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku, 2006 - 2010............................... Indeks Berantai PDRB SULAWESI TENGGARA Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan, 2006 - 2010.............................................. Indeks Implisit PDRB SULAWESI TENGGARA Menurut Lapangan Usaha, 2006 - 2010.......................................... 74 76 78 80 82 84 86 88 90 92 94 Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Latar Belakang Kerangka Dasar Ekonomi REGIONAL Pengertian PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PDRB Tujuan Dan Kegunaan Data PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Cara Penyajian Angka Indeks Penghitungan Seri PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ADH Konstan 2000 Perubahan Tahun Dasar Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Struktur Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi REGIONAL PDRB Per Kapita Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Pertanian Pertambangan Penggalian Industri Pengolahan Listrik Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel Dan Restoran Angkutan Komunikasi Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perusahaan Jasa-Jasa Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Ruang Lingkup Dan Metode Penghitungan Istilah Penting Tabel-Tabel Pokok PDRB Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Pendahuluan 2 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian Indonesia Sejak Tahun 2001 Hingga 2010 Memperlihatkan Pertumbuhan Yang Terus Meningkat Dari Tahun Ke Tahun Dengan Besaran Positif, Demikian Pula Yang Terjadi Terhadap Perekonomian DOMESTIK SULAWESI TENGGARA. Proses Pemulihan Ekonomi Yang Sempat Melemah Pada Tahun 2008 Dengan Pertumbuhan 7,27 Persen Akibat Krisis Global, Telah Nampak Pada Tahun 2009 Hingga 2010 Dengan Pertumbuhan 7,57 Persen Tahun 2009 Dan 8,19 Persen Tahun 2010. Krisis Global Yang Terjadi Dipenghunjung Tahun 2008 Tidak Berpengaruh Signifikan Terhadap Perekonomian SULAWESITENGGARA, Hanya Sub Sektor Pertambangan Yang Terpengaruh Langsung Dimana Pada Tahun 2008 Dan 2009 Mengalami Pertumbuhan Negatif, Selanjutnya Pada Tahun 2010 Kembali Mengalami Pertumbuhan Yang Positif. Perubahan Struktur Ekonomi Era Pasca Krisis Ekonomi Dan Pola Konsumsi Masyarakat Yang Semakin Beraneka Ragam Mempengaruhi Metode Perhitungan PDRB. Perekonomian Indonesia Pada Tahun 2000 Dipandang Relatif Stabil, Untuk Itu Pemutakhiran Tahun Dasar Penghitungan PDRB Dari Tahun 1993 Beralih Ke Tahun 2000 Agar Hasil Penghitungan Maupun Estimasi PDRB Sektoral/ Penggunaan Akan Menjadi Realistis, Dalam Arti Mampu Memberikan Gambaran Yang Lebih Baik Terhadap Fenomena Pergeseran Struktur PRODUKsi Lintas Sektor. Dengan Kondisi Itu Dapat Dinyatakan Bahwa Bertolak Dari Kenyataan Serta Berdasarkan Rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB Agar Besaran Angka PDB/ PDRB Dapat Saling Diperbandingkan Antar Negara Dan Antar Waktu Guna Keperluan Analisis Kinerja Perekonomian, Baik Perekonomian Dunia, Indonesia Maupun SULAWESI TENGGARA. Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Pendahuluan 3 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Oleh Sebab Itu, Maka Dalam Penghitungan Dan Penyajian Angka PDRB SULAWESI TENGGARA Mulai Tahun 2000 Sampai Saat Ini Menggunakan Tahun Dasar 2000. 1.2. Kerangka Dasar Ekonomi REGIONAL Transaksi Ekonomi Yang Dilakukan Oleh Masyarakat Dalam Kehidupan Sehari-Hari, Secara Sederhana Dapat Dibedakan Menjadi Dua Kelompok Besar Yaitu Kelompok Produsen Dan Kelompok Konsumen. Kelompok Produsen Menggunakan Faktor PRODUKsi Yang Berasal Dari Kelompok Konsumen Dan Digunakan Untuk Menghasilkan Barang Dan Jasa. Kelompok Konsumen Memiliki Faktor PRODUKsi Tanah, Tenaga, Modal Dan Kewiraswastaan Yang Diberikan Pada Perusahaan Dan Menerima Balas Jasanya Berupa Sewa Tanah, Upah Dan Gaji, Bunga Modal Dan Keuntungan. Balas Jasa Yang Diterima Ini Disebut Nilai Tambah, Yang Selanjutnya Digunakan Oleh Konsumen Untuk Membeli Barang Dan Jasa Dari Produsen Untuk Dikonsumsi. Transaksi Dari Kedua Kelompok Ini Yang Satu Merupakan Pemakai Barang Dan Jasa, Dan Yang Lain Merupakan Produsennya Berkesinambungan Sehingga Membentuk Siklus Perekonomian. Untuk Melihat Perputaran Perekonomian Yang Sederhana Antara Kelompok Perusahaan Dan Kelompok Rumah Tangga Di Dalam Suatu Perekonomian Yang Tertutup Atau Di Dalam Suatu Daerah Yang Tidak Melaksanakan Transaksi Dengan Daerah Lain, Dapat Digambarkan Melalui Gambar 1. Gambar 1. Arus Lingkar Perekonomian D. Balas Jasa Faktor PRODUKsi Upah, Bunga, Sewa Tanah Dan Keuntungan C. Pengeluaran Konsumsi Arus Uang B. Barang Dan Jasa Arus Barang A. Faktor-Faktor PRODUKsi Tanah, Tenaga, Modal, Kewiraswastaan Rumah Tangga Dunia Usaha Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Pendahuluan 4 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Keterangan A Menunjukkan Arus Penyediaan Faktor PRODUKsi B Menunjukkan Arus Barang Dan Jasa Yang Dibeli Konsumen C Menunjukkan Arus Uang, Yang Dikeluarkan Konsumen Untuk Konsumsi D Menunjukkan Arus Balas Jasa Faktor PRODUKsi. Gambar Yang Sederhana Tersebut Menunjukkan Bahwa Aliran Barang Dan Jasa Yang Dihasilkan Oleh Perusahaan Akan Sama Dengan Aliran Uang Yang Diterima Oleh Rumah Tangga, Dan Juga Sama Dengan Besarnya Nilai Uang Yang Dibelanjakan Oleh Rumah Tangga. 1.3. Pengertian PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Salah Satu Indikator Penting Untuk Mengetahui Kondisi Ekonomi Suatu Wilayah Dalam Suatu Periode Tertentu Ditunjukkan Oleh Data PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PDRB, Baik Atas Dasar Harga Berlaku Maupun Atas Dasar Harga Konstan. PDRB Didefinisikan Sebagai Jumlah Nilai Tambah Yang Dihasilkan Oleh Seluruh Unit Usaha Atau Merupakan Jumlah Nilai Barang Dan Jasa Akhir Yang Dihasilkan Oleh Seluruh Unit Ekonomi Dalam Suatu Wilayah Tertentu. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menggambarkan Nilai Tambah Barang Dan Jasa Yang Dihitung Dengan Menggunakan Harga Pada Setiap Tahun Yang Bersangkutan, Sedang PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menunjukkan Nilai Tambah Barang Dan Jasa Tersebut Yang Dihitung Dengan Menggunakan Harga Pada Satu Tahun Tertentu Sebagai Dasar, Dimana Dalam Penghitungan Ini Menggunakan Tahun 2000. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Dapat Digunakan Untuk Melihat Pergeseran Dan Struktur Ekonomi, Sedangkan Harga Konstan Untuk Mengetahui Pertumbuhan Ekonomi Riil Dari Tahun Ke Tahun. Untuk Menghitung Angka-Angka PDRB Ada Tiga Pendekatan Yang Digunakan, Yaitu A. Pendekatan PRODUKsi, PDRB Adalah Jumlah Nilai Tambah Yaitu Output Dikurangi Biaya Antara, Dari Barang Dan Jasa Akhir Yang Dihasilkan Oleh Berbagai Unit PRODUKsi Di Wilayah Suatu Negara Atau Daerah Tertentu Dalam Jangka Waktu Tertentu Pula Yang Biasanya Satu Tahun. Unit-Unit PRODUKsi Tersebut Dalam Penyajian Ini Dikelompokkan Menjadi 9 Sembilan Lapangan Usaha Yaitu 1. Pertanian, Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Pendahuluan 5 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 2. Pertambangan Dan Penggalian, 3. Industri Pengolahan, 4. Listrik Dan Air Bersih, 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel Dan Restoran, 7. Pengangkutan Dan Komunikasi, 8. Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perusahaan, 9. Jasa-Jasa Termasuk Jasa Pelayanan Pemerintah. B. Pendekatan Pendapatan, PDRB Merupakan Jumlah Balas Jasa Yang Diterima Oleh Faktor-Faktor PRODUKsi Yang Ikut Serta Dalam Proses PRODUKsi Di Suatu Negara Atau Daerah Dalam Jangka Waktu Tertentu Yang Biasanya Satu Tahun. Balas Jasa Faktor PRODUKsi Yang Dimaksud Adalah Upah Dan Gaji, Sewa Tanah, Bunga Modal Dan Keuntungan Yang Semuanya Sebelum Dipotong Pajak Penghasilan Dan Pajak Tak Langsung Lainnya. Dalam Definisi Ini, PDRB Mencakup Juga Penyusutan Dan Pajak Tidak Langsung Neto. Jumlah Semua Komponen Pendapatan Ini Per Sektor Disebut Sebagai Nilai Tambah BRUTO Sektoral. Oleh Karena Itu PDRB Merupakan Jumlah Dari Nilai Tambah BRUTO Seluruh Sektor Lapangan Usaha. C. Pendekatan Pengeluaran, PDRB Adalah Semua Komponen Permintaan Akhir Seperti 1 Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga Dan Lembaga Swasta Nirlaba, 2 Konsumsi Pemerintah, 3 Pembentukan Modal Tetap BRUTO, 4 Perubahan Stok, Dan 5 Ekspor Neto, Dalam Jangka Waktu Tertentu Biasanya Satu Tahun. Ekspor Neto Merupakan Ekspor Dikurangi Impor. Ttp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Pendahuluan 6 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Secara Konsep, Ketiga Pendekatan Tersebut Memberikan Jumlah Yang Sama Antara Jumlah Pengeluaran Dengan Jumlah Barang Dan Jasa Akhir Yang Dihasilkan, Dan Harus Sama Pula Dengan Jumlah Pendapatan Untuk Faktor-Faktor PRODUKsinya. Selanjutnya PDRB Atas Dasar Harga Pasar Masih Mencakup Komponen Pajak Tidak Langsung Neto. Disamping Sebagai Salah Satu Indikator Ekonomi, Beberapa Ukuran Penting Lainnya Yang Bisa Diturunkan Dari Data PDRB Yakni 1. PRODUK REGIONAL BRUTO Adalah PDRB Ditambah Dengan Pendapatan Dari Faktor PRODUKsi Tenaga Kerja Dan Modal Milik Penduduk SULAWESI TENGGARA Yang Diterima Dari Luar SULAWESI TENGGARA Dikurangi Dengan Pendapatan Serupa Milik Penduduk Asing Yang Diperoleh Dari SULAWESI TENGGARA. 2. PRODUK REGIONAL Neto Adalah PDRB Dikurangi Dengan Seluruh Penyusutan Atas Barang-Barang Modal Tetap Yang Digunakan Dalam Proses PRODUKsi Selama Setahun. 3. PRODUK REGIONAL Atas Dasar Biaya Faktor PRODUKsi Adalah PRODUK DOMESTIK REGIONAL Neto Atas Dasar Harga Pasar Dikurangi Dengan Pajak Tidak Langsung Neto. Pajak Tidak Langsung Neto Merupakan Pajak Tidak Langsung Yang Dipungut Pemerintah Dikurangi Subsidi Pemerintah. Baik Pajak Tidak Langsung Maupun Subsidi, Kedua-Duanya Dikenakan Terhadap Barang Dan Jasa Yang DiPRODUKsi Atau Dijual. Pajak Tidak Langsung Bersifat Menaikkan Harga Jual Sedangkan Subsidi Sebaliknya. Selanjutnya, PRODUK REGIONAL Neto Atas Dasar Biaya Faktor PRODUKsi Disebut Sebagai Pendapatan REGIONAL. 4. Angka-Angka Per Kapita Adalah Ukuran-Ukuran Indikator Ekonomi Sebagaimana Diuraikan Di Atas Dibagi Dengan Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun. 1.4. Tujuan Dan Kegunaan Data PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Perencanaan Ekonomi Suatu Negara Atau Daerah Umumnya Bertujuan Untuk Mencapai Dua Hal Pokok, Yaitu Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Pendahuluan 7 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 1. Mengusahakan Agar Pembangunan Ekonomi Dapat Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Secara Nyata, Dan 2. Mengusahakan Agar Pendapatan Tersebut Dapat Terbagi Atau Diterima Masyarakat Secara Lebih Adil. Untuk Mengetahui Hal Tersebut Secara Kuantitatif Diperlukan Berbagai Data Statistik, Antara Lain Data PDRB, Yang Merupakan Ukuran Jumlah Balas Jasa Atas Keikutsertaan Seluruh Faktor PRODUKsi Dalam Proses PRODUKsi Barang/Jasa Di Suatu Wilayah Atau Daerah Dalam Jangka Waktu Tertentu. Dengan Tersedianya Data PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Secara Berkala Dapat Diketahui Hal-Hal Berikut A. Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Apabila Angka-Angka PDRB Disajikan Atas Dasar Harga Konstan Akan Menunjukkan Pertumbuhan Ekonomi Suatu Wilayah Atau Daerah, Baik Secara Menyeluruh Ataupun Menurut Sektor Ekonomi. B. Tingkat Kemakmuran Suatu Daerah Pertumbuhan Ekonomi Yang Tinggi Belum Menjamin Kemakmuran Yang Tinggi Bagi Masyarakat Umum, Apabila Diikuti Tingkat Pertumbuhan Penduduk Yang Tinggi Pula. Tingkat Pertumbuhan Pendapatan Per Kapita Lebih Menunjukkan Perkembangan Kemakmuran, Sebab Apabila Dilihat Dari Sudut Konsumsi Berarti Masyarakat Akan Mempunyai Kesempatan Untuk Menikmati Barang Dan Jasa Dalam Takaran Yang Lebih Banyak Atau Lebih Tinggi Kualitasnya. Untuk Mengetahui Tingkat Kemakmuran Secara Relatif, Diperlukan Data Pembanding Dengan Daerah Lain, Sedangkan Untuk Mengetahui Perkembangannya Diperlukan Data Statistik Serupa Secara Berkala. Ht Tp // Su Lt A. Bp S. Go .Id Pendahuluan 8 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 C. Tingkat Inflasi Dan Deflasi Salah Satu Masalah Pokok Yang Selalu Dihadapi Oleh Pemerintah Maupun Masyarakat Adalah Tingkat Inflasi Yang Cenderung Selalu Tinggi. Peningkatan Pendapatan Masyarakat Secara Nominal Akan Berkurang Artinya Apabila Diikuti Oleh Tingkat Inflasi Yang Tinggi, Karena Bila Faktor Inflasi Diperhitungkan Belum Tentu Terjadi Peningkatan Secara Riil. Tingkat Inflasi Yang Tinggi Secara Umum Akan Menurunkan Daya Beli Masyarakat Yang Berpenghasilan Nominal Tetap. Penyajian PDRB Atas Dasar Harga Konstan Bersama-Sama Dengan Atas Dasar Harga Berlaku Dapat Dipakai Sebagai Indikator Untuk Melihat Tingkat Inflasi Atau Deflasi Yang Terjadi. D. Gambaran Struktur Perekonomian Angka-Angka Yang Disajikan Menurut Sektor Ekonomi Dapat Memperlihatkan Struktur Perekonomian Suatu Daerah. Berdasarkan Angka Masing-Masing Sektor Dapat Dilihat Peranan Atau Sumbangan Sektor Tersebut Terhadap Jumlah Pendapatan Secara Keseluruhan. Selain Itu, Melalui Penghitungan PDRB Dapat Dilihat Konsistensi Berbagai Macam Data Dan Hal Ini Bermanfaat Dalam Usaha Ke Arah Perbaikan Perstatistikan. Makin Lengkap Dan Makin Baik Kualitas Data Yang Disajikan Makin Baik Pula Angka PDRB Yang Disajikan Dalam Arti Dapat Memenuhi Harapan. 1.5. Cara Penyajian Angka Indeks Agregat Pendapatan Seperti Yang Telah Diuraikan Di Atas, Secara Berkala Selalu Disajikan Dalam Dua Bentuk Yaitu Atas Dasar Harga Berlaku Dan Atas Dasar Harga Konstan Suatu Tahun Dasar, Yang Masing-Masing Dapat Dibedakan Seperti Berikut Ini Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Pendahuluan 9 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 A. Pada Penyajian Atas Dasar Harga Berlaku, Semua Agregat Pendapatan Dinilai Atas Dasar Harga Berlaku Pada Masing-Masing Tahun, Baik Pada Saat Menilai PRODUKsi, Biaya Antara Maupun Pada Penilaian Komponen Nilai Tambah PDRB. B. Pada Penyajian Atas Dasar Harga Konstan Suatu Tahun Dasar, Semua Agregat Pendapatan Dinilai Atas Dasar Harga Tetap Pada Tahun Dasar. Karena Menggunakan Harga Konstan, Maka Perkembangan Agregat Pendapatan Dari Tahun Ke Tahun Semata-Mata Karena Perkembangan Satuan Output Komoditas Yang Riil Dan Bukan Karena Penaikan/Penurunan Harga. Saat Ini Tahun Dasar Yang Dipakai Adalah Tahun Dasar 2000. Perubahan Agregat Pendapatan Disajikan Dalam Bentuk Angka Indeks, Seperti Indeks Perkembangan, Indeks Berantai Dan Indeks Implisit Yang Masing-Masing Dapat Dijelaskan Berikut Ini A. Indeks Perkembangan, Diperoleh Dengan Membagi Nilai-Nilai Masing-Masing Tahun Dengan Nilai Pada Tahun Dasar Dikalikan Seratus. Indeks Ini Menunjukkan Tingkat Perkembangan Agregat Pendapatan Dari Tahun Ke Tahun Terhadap Tahun Dasar. B. Indeks Berantai, Diperoleh Dengan Membagi Nilai Pada Masing-Masing Tahun Dengan Nilai Pada Tahun Sebelumnya Dikalikan Seratus. Jadi Angka Tahun Sebelumnya Selalu Dianggap 100 Seratus. Indeks Ini Menunjukkan Tingkat Pertumbuhan Agregat Pendapatan Untuk Masing-Masing Tahun Dibandingkan Tahun Sebelumnya. C. Indeks Implisit, Diperoleh Dengan Membagi Nilai Atas Dasar Harga Berlaku Dengan Nilai Atas Dasar Harga Konstan Untuk Masing-Masing Tahun, Dikalikan 100 Seratus. Indeks Ini Menunjukkan Tingkat Perkembangan Harga Dari Agregat Pendapatan Terhadap Harga Pada Tahun Dasar. Selanjutnya Bila Dari Indeks Implisit Ini Dibuat Indeks Berantai, Akan Terlihat Tingkat Perkembangan Harga Barang Dan Jasa Setiap Tahun Terhadap Tahun Sebelumnya. Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Pendahuluan 10 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 1.6. Penghitungan Seri PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Seperti Telah Diuraikan Sebelumnya, Penghitungan Seri PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Atas Dasar Harga Konstan 2000 Sangat Penting Untuk Melihat Pertumbuhan Riil Dari Tahun Ke Tahun Dari Agregat Ekonomi Yang Diamati. Agregat Yang Dimaksud Tersebut Dapat Merupakan PDRB Secara Keseluruhan Ataupun Nilai Tambah Sektoral PDRB. Pada Umumnya Dikenal Empat Cara Untuk Dapat Memperoleh Nilai Tambah Sektoral Atas Dasar Harga Konstan, Yang Masing-Masing Dapat Diuraikan Sebagai Berikut A. Revaluasi Ini Dilakukan Dengan Menilai PRODUKsi Dan Biaya Antara Setiap Komoditi Dimasing- Masing Tahun Dengan Tingkat Harga Pada Tahun Dasar 2000 Dan Hasilnya Merupakan Output, Biaya Antara Atas Dasar Harga Konstan 2000. Selanjutnya Nilai Tambah BRUTO Atas Dasar Harga Konstan Diperoleh Dari Hasil Selisih Antara Output Dan Biaya Antara Hasil Penghitungan Tersebut. Dalam Prakteknya, Sangat Sulit Melakukan Revaluasi Terhadap Biaya Antara Yang Digunakan, Karena Cakupan Komponen Input Yang Terlalu Banyak, Disamping Kelengkapan Data Harga Yang Belum Memadai. Oleh Karena Itu Biaya Antara Atas Dasar Harga Konstan Biasanya Diperoleh Dari Perkalian Antara Output Masing-Masing Tahun Dengan Ratio Tetap Biaya Antara Terhadap Output Pada Tahun Dasar. B. Ekstrapolasi Nilai Tambah Pada Masing-Masing Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000 Diperoleh Dengan Cara Mengalikan Nilai Tambah Pada Tahun Dasar 2000 Dengan Sebuah Ekstrapolator Misalnya Indeks PRODUKsi. Berbagai Ekstrapolator Seperti Indeks Masing- Masing Output Yang Dihasilkan Ataupun Indeks Dari Berbagai Indikator PRODUKsi Seperti Jumlah Tenaga Kerja, Jumlah Perusahaan Dan Lainnya, Yang Dianggap Cocok Dengan Jenis Kegiatan Yang Dihitung, Dapat Digunakan. Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Pendahuluan 11 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Ekstrapolasi Dapat Juga Dilakukan Terhadap Perhitungan Output Atas Dasar Harga Konstan, Kemudian Dengan Menggunakan Ratio Tetap Biaya Antara Atas Dasar Harga Konstan, Nilai Tambah Atas Dasar Harga Konstan Bisa Dihitung. C. Deflasi Nilai Tambah Atas Dasar Harga Konstan 2000 Diperoleh Dengan Cara Membagi Nilai Tambah Atas Dasar Harga Berlaku Masing-Masing Tahun Dengan Indeks Harga Masing- Masing Tahun. Indeks Harga Yang Digunakan Sebagai Deflator Biasanya Merupakan Indeks Harga Konsumen IHK, Indeks Harga Perdagangan Besar IHPB Dan Sebagainya. D. Deflasi Berganda Dengan Cara Ini, Yang Dideflasi Adalah Output Dan Biaya Antaranya Sekaligus, Sedangkan Nilai Tambah Diperoleh Dari Selisih Output Dan Biaya Antara Hasil Proses Deflasi Berganda Itu. Indeks Harga Yang Digunakan Sebagai Deflator Untuk Perhitungan Output Atas Dasar Harga Konstan Biasanya Merupakan Indeks Harga Produsen Atau Indeks Harga Perdagangan Besar Sesuai Dengan Cakupan Komoditasnya, Sedangkan Indeks Harga Untuk Biaya Antara Adalah Indeks Harga Dari Komponen Nilai Biaya Antara Terbesar. Pada Kenyataannya Sangat Sulit Melakukan Deflasi Terhadap Biaya Antara, Disamping Karena Komponennya Terlalu Banyak Juga Karena Indeks Harganya Belum Tersedia Secara Lengkap. Oleh Karena Itu Dalam Penghitungan Harga Konstan, Deflasi Berganda Ini Belum Banyak Dipakai. 1.7. Perubahan Tahun Dasar Tahun Dasar Merupakan Satu Konsep Penting Yang Secara Spesifik Digunakan Untuk Menghitung PDB Atau PDRB. Konsep Ini Digunakan Untuk Menghitung PDB / PDRB, Baik Dari Sisi PRODUKsi Sektoral Maupun Sisi Penggunaan Penerimaan. Dari Pendekatan Ini Dapat Diturunkan Estimasi PDB / PDRB Atas Dasar Harga Konstan Adhk Yang Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Pendahuluan 12 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Menggambarkan Perubahan Nilai PDB / PDRB Yang Hanya Dipengaruhi Oleh Perubahan Volume Atau Kuantum. Secara Total, Estimasi PDB / PDRB Tersebut Menggambarkan Perubahan Ekonomi Secara Nyata Riil Disuatu Daerah Atau Wilayah. Dalam Rekomendasi Yang Dibuat Oleh PBB Dijelaskan Bahwa Tahun Dasar Yang Digunakan Dalam PDB/ PDRB Seharusnya Selalu Diperbaharui Up-Date Mengikuti Perkembangan Ekonomi Yang Terjadi. Idealnya Perubahan Tahun Dasar Ini Dilakukan Setiap 5 Atau 10 Tahun Sekali Yang Dilakukan Melalui Proses Rebasing. Secara Sederhana Rebasing Ini Diartikan Sebagai Suatu Proses Penetapan Kembali Tahun Dasar Yang Dipakai Dalam Menghitung PDB/ PDRB. Lebih Jauh Dalam Panduan Yang Disusun Oleh PBB Tersebut Dikatakan Bahwa Agar Seluruh Negara Berupaya Untuk Memperbaharui Tatacara Serta Teknik Penghitungan PDB/ PDRB Dengan Menggunakan Tahun Dasar Yang Dianggap Lebih Up To-Date Dengan Menggunakan Kaidah-Kaidah Yang Terkini, Sehingga Informasi Yang Dihasilkan Akan Selalu Relevan Dan Mampu Menjelaskan Perubahan Atau Fenomena Ekonomi Yang Terjadi. Dengan Dasar Tersebut Maka Dipandang Perlu Untuk Merubah Tahun Dasar Dalam Penghitungan PDB/ PDRB Yang Selanjutnya Digunakan Sebagai Tahun Rujukan Reference Year. Tahun Dasar Merupakan Salah Satu Tahun Yang Ditetapkan Sebagai Dasar Waktu Rujukan Bagi Penghitungan PDB/ PDRB. Berawal Dari Titik Waktu Tersebut Seluruh Perkembangan Dan Pertumbuhan Kinerja Ekonomi Akan Diukur. Dengan Demikian Dapat Dikatakan Bahwa Penetapan Tahun Dasar Merupakan Suatu Langkah Penting Dan Strategis Bagi Terwujudnya Kualitas Data PDB/ PDRB Yang Lebih Baik Khususnya Untuk Tahun-Tahun Setelah Tahun Dasar. Ketidaktepatan Dalam Penentuan Tahun Dasar Akan Berakibat Buruk Terhadap Mutu Data PDB/ PDRB. Untuk Indonesia, Tahun Dasar Baru Yang Ditetapkan Adalah Tahun 2000. Alasan Yang Melatarbelakangi Penentuan Tahun Tersebut Adalah Sebagai Berikut Merupakan Kesepakatan Bersama Yang Dideklarasikan Oleh Negara-Negara Di Wilayah Asia Pasifik UN-ESCAP, Agar Hasil Pengukuran PDB Yang Diperoleh Dapat Dibandingkan Secara Langsung. Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Pendahuluan 13 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Tahun 2000 Merupakan Awal Berlangsungnya Proses Pemulihan Ekonomi Indonesia Setelah Dilanda Krisis Ekonomi Sejak Tahun 1998. Kondisi Ekonomi Indonesia Pada Tahun 2000 Relatif Stabil. Tersedianya Perangkat Data Yang Lengkap Yang Disajikan Dalam Tabel I-O Tahun 2000. Melalui Tabel I-O, Keseimbangan Antara Transaksi Supply Dan Demand Atas Berbagai PRODUK Barang Dan Jasa Di Wilayah DOMESTIK Dapat Dikontrol Dengan Lebih Baik. Berikut Ini Dapat Dilihat Pada Tabel 1 Mengenai Pergeseran Struktur Ekonomi Nasional Dan PROVINSI SULAWESI TENGGARA Dari Tahun 1993 Ke Tahun 2000. Tabel 1 Struktur Perekonomian Nasional Dan SULAWESI TENGGARA, Atas Dasar Harga Berlaku, 1993 Dan 2000 S E K T O R NASIONAL SULTRA 1993 2000 1993 2000 1 2 3 4 5 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perikanan 2. Pertambangan Dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik Dan Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel Dan Restoran 7. Pengangkutan Dan Komunikasi 8. Keu., Persewaan Dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-Jasa Jumlah 17,88 9,55 22,30 1,00 6,83 16,77 7,05 7,18 11,44 100,00 17,23 13,86 24,90 1,31 6,05 15,74 4,93 6,36 9,63 100,00 33,73 3,06 5,58 0,56 12,35 11,32 8,05 5,34 21,01 100,00 37,75 3,99 10,18 0,52 7,79 14,74 6,19 3,63 15,21 100,00 Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Pendahuluan 14 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Gambar 2. Struktur Perekonomian SULAWESI TENGGARA 1993 Dan 2000 KETERANGAN GAMBAR A. Pertanian, Peternakan, F. Perdagangan, Hotel Restoran Kehutanan Perikanan G. Pengangkutan Dan Komunikasi B. Pertambangan Penggalian H. Keuangan, Persewaan Jasa C. Industri Pengolahan Perusahaan D. Listrik Air Bersih I. Jasa-Jasa E. Bangunan Struktur Ekonomi SULAWESI TENGGARA Selama Kurun Waktu Tujuh Tahun Tetap Didominasi Oleh Sektor Pertanian Dan Terlihat Terjadi Peningkatannya, Dimana Tahun 1993 Menunjukkan Angka 33,37 Persen Dan Tahun 2000 Menjadi 37,75 Persen Pada Sektor 3 3 ,7 3 3 7 ,7 5 3 ,0 6 3 ,9 9 5 ,5 8 1 0 ,1 8 0 ,5 6 0 ,5 2 1 2 ,3 5 7 ,7 9 1 1 ,3 2 1 4 ,7 4 8 ,0 5 6 ,1 9 5 ,3 4 3 ,6 3 2 1 ,0 1 1 5 ,2 1 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 A B C D E F G H I 1993 2000 Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Pendahuluan 15 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Industri Terjadi Peningkatan Peranan Dari 5,58 Persen Menjadi 10,18 Persen Dan Sektor Perdagangan, Hotel Dan Restoran Dari 11,32 Persen Tahun 1993 Menjadi 14,74 Persen Tahun 2000. Sebaliknya Peranan Sektor Jasa-Jasa Menurun Dari 21,01 Persen Menjadi 15,21 Persen. Selain Sektor Jasa-Jasa Yang Mengalami Penurunan Peranan Selama Tahun 1993- 2000, Sektor Listrik Dan Air Bersih Juga Memperlihatkan Kecenderungan Yang Menurun Yaitu Dari 0,56 Persen Menjadi 0,52 Persen Sektor Bangunan Dari 12,35 Persen Turun Menjadi 7,79 Persen Sektor Angkutan Dari 8,05 Persen Turun Menjadi 6,19 Persen Dan Sektor Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perusahaan Dari 5,34 Persen Tahun 1993 Menjadi 3,63 Persen Tahun 2000. Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Tinjauan PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO SULAWESI TENGGARA 17 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 II. TINJAUAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO SULAWESI TENGGARA 2.1. Struktur Ekonomi Dalam Struktur Perekonomian SULAWESI TENGGARA Seperti Terlihat Pada Tabel 2, Sektor Pertanian Masih Merupakan Sektor Yang Mempunyai Peran Terbesar Terhadap PDRB Atas Dasar Harga Berlaku. Peranan Sektor Ini Tahun 2010 Menurun Dibanding Tahun Sebelumnya, Dimana Pada Tahun 2009 Peranannya 35,02 Persen Turun Menjadi 33,20 Persen Tahun 2010. Penurunan Ini Disebabkan Seluruh Sub Sektor Yang Ada Dalam Sektor Pertanian Mengalami Penurunan Yaitu Sub Sektor Tanaman Pangan 7,11 Persen Tahun 2009 Menjadi 6,77 Persen Tahun 2010, Sub Sektor Tanaman Perkebunan 9,04 Persen Tahun 2009 Menjadi 8,11 Persen Tahun 2010, Sub Sektor Peternakan Dan Hasilnya 5,54 Persen Tahun 2009 Menjadi 5,29 Persen Tahun 2010, Sub Sektor Kehutanan 1,33 Persen Tahun 2009 Menjadi 1,27 Persen Tahun 2010 Dan Sub Sektor Perikanan 12,00 Persen Tahun 2009 Menjadi 11,76 Persen Tahun 2010. Selain Sektor Pertanian, Sektor Yang Mengalami Penurunan Tahun 2010 Adalah Sektor Listrik, Gas Dan Air Bersih Yaitu Dari 0,93 Persen Menjadi 0,92 Persen Dan Sektor Jasa - Jasa Dari 13,61 Persen Menjadi 12,62 Persen. Sementara Sektor Yang Mengalami Peningkatan Adalah Sektor Pertambangan Dan Penggalian Yaitu Dari 4,28 Persen Menjadi 4,90 Persen Sektor Industri Pengolahan Dari 6,43 Persen Menjadi 7,14 Persen Sektor Konstruksi/Bangunan Dari 7,72 Persen Menjadi 8,26 Persen Sektor Perdagangan, Hotel, Dan Restoran Dari 17,45 Persen Menjadi 18,14 Persen Sektor Pengangkutan Dan Komunikasi Dari 9,26 Persen Menjadi 9,30 Persen Dan Sektor Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perusahaan Dari 5,30 Persen Menjadi 5,52 Persen. Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Tinjauan PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO SULAWESI TENGGARA 18 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Tabel 2 Peranan Sektor Ekonomi Dalam PDRB SULAWESI TENGGARA Atas Dasar Harga Berlaku, 2006-2010 S E K T O R 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 1. Pertanian 2. Pertambangan Dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik Dan Air Bersih 5. Konstruksi/Bangunan 6. Perdagangan, Hotel Dan Restoran 7. Pengangkutan Dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan 9. Jasa-Jasa 40,73 4,05 6,85 1,01 6,72 14,40 7,60 5,31 13,33 38,12 4,81 7,90 0,94 6,92 15,22 8,17 5,04 12,88 36,44 4,60 7,62 0,87 7,40 16,26 8,46 5,38 12,97 35,02 4,28 6,43 0,93 7,72 17,45 9,26 5,30 13,61 33,20 4,90 7,14 0,92 8,26 18,14 9,30 5,52 12,62 J U M L A H 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Gambar 3 Peranan Sektor Ekonomi Dalam PDRB SULAWESI TENGGARA Atas Dasar Harga Berlaku, 2010 Keterangan A. Pertanian F. Perdagangan, Hotel Dan Restoran B. Pertambangan G. Angkutan Dan Komunikasi C. Industri Pengolahan H. Keuangan, Persewaan Dan D. Listrik Dan Air Bersih Jasa Perusahaan E. Konstruksi/Bangunan I. Jasa-Jasa A 33.20 I 12.62 H 5.52 G 9.30 F 18.14 D 0.92 E 8.26 C 7.14 B 4.90 Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Tinjauan PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO SULAWESI TENGGARA 19 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 2.2. Pertumbuhan Ekonomi REGIONAL Pertumbuhan Ekonomi SULAWESI TENGGARA Yang Diukur Berdasarkan Pertumbuhan PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menunjukkan Peningkatan Yang Cukup Mengembirakan Dari Tahun Ke Tahun. Mulai Tahun 2006 Sampai Tahun 2010 Pertumbuhan Ekonomi SULAWESI TENGGARA Selalu Di Atas Tujuh Persen, Dan Tahun 2010 Pertumbuhannya 8,19 Persen Tabel 3. Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2010 Terjadi Pada Semua Sektor Ekonomi. Pertumbuhan Tertinggi Terjadi Pada Sektor Pertambangan Dan Penggalian Sebesar 22,99 Persen, Kemudian Sektor Industri Pengolahan Tumbuh 18,78 Persen Sektor Konstruksi Tumbuh 15,38 Persen Sektor Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perusahaan Tumbuh 12,45 Persen Sektor Perdagangan, Hotel Dan Restoran Tumbuh 11,98 Persen. Sedangkan Empat Sektor Lainnya Tumbuh Dibawah Sepuluh Persen, Yaitu Sektor Pengangkutan Dan Komunikasi Sebesar 9,04 Persen Sektor Listrik Dan Air Bersih Tumbuh 8,79 Sektor Jasa-Jasa Tumbuh 1,40 Persen Sektor Pertanian Tumbuh 1,28 Persen. Tabel 3 Pertumbuhan Ekonomi Sektoral SULAWESI TENGGARA, 2006-2010 S E K T O R 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 1. Pertanian 2. Pertambangan Dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik Dan Air Bersih 5. Konstruksi/Bangunan 6. Perdagangan, Hotel Dan Restoran 7. Pengangkutan Dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan 9. Jasa-Jasa 4,57 -5,69 30,59 7,61 8,83 4,69 9,16 21,47 6,61 5,60 23,84 10,42 6,39 9,05 9,32 5,83 7,83 5,99 5,04 -3,26 6,18 7,85 11,30 10,49 13,70 11,51 7,06 2,73 6,05 -2,76 15,64 12,70 14,63 19,55 7,28 8,78 1,28 22,99 18,78 8,79 15,38 11,98 9,04 12,45 1,40 P D R B 7,68 7,96 7,27 7,57 8,19 Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Tinjauan PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO SULAWESI TENGGARA 20 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Gambar 4 Pertumbuhan Ekonomi Sektoral SULAWESI TENGGARA, 2010 Keterangan 1. Pertanian 6. Perdagangan, Hotel Dan Restoran 2. Pertambangan 7. Angkutan Dan Komunikasi 3. Industri Pengolahan 8. Keuangan, Persewaan Dan 4. Listrik Dan Air Bersih Jasa Perusahaan 5. Konstruksi/Bangunan 9. Jasa-Jasa 0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Tinjauan PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO SULAWESI TENGGARA 21 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 2.3. PDRB Per Kapita Salah Satu Tolok Ukur Untuk Mengetahui Tingkat Kemakmuran Suatu Daerah Dapat Dilihat Dari Besarnya PDRB Per Kapita. Berdasarkan Harga Berlaku, PDRB Per Kapita Penduduk SULAWESI TENGGARA Tahun 2006 Adalah 7.402.026,15 Rupiah, Tahun 2007 Meningkat Menjadi 8.527.565,16 Rupiah Atau Terjadi Peningkatan 15,21 Persen. Selanjutnya Tahun 2008 Meningkat Menjadi 10.335.164,57 Rupiah Atau Terjadi Peningkatan Sebesar 21,20 Persen, Dan Tahun 2009 Menjadi 11.704.614,15 Rupiah Atau Meningkat 13,25 Persen, Tahun 2010 Menjadi 12.706.812,96 Rupiah Atau Meningkat 8,56 Persen. Dibandingkan Dengan PDB Per Kapita Nasional Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010 Sebesar 27.028 Ribu Rupiah, Maka PDRB Per Kapita SULAWESI TENGGARA Masih Jauh Berada Dibawah Angka Nasional. Tabel 4 PDRB Per Kapita SULAWESI TENGGARA, 2006-2010 Rp. T A H U N ADH Berlaku ADH Konstan 2000 1 2 3 2 0 0 6 R 2 0 0 7 R 2 0 0 8 R 2 0 0 9 R 2 0 1 0 R 7.042.026,35 R 8.527.565,16 R 10.335.164,57 R 11.704.614,15 R 12.706.812,96 R 4.189.697,93 R 4.432.491,51 R 4.659.810,19 R 4.912.781,90 R 5.218.248,52 R Keterangan R Angka Revisi Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Tinjauan PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO SULAWESI TENGGARA 22 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Pertumbuhan Ekonomi SULAWESI TENGGARA Secara Riil, Sangat Berpengaruh Terhadap Kenaikan PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Konstan 2000, Dimana Tahun 2006 Angkanya Tercatat Sebesar 4.189.697,93 Rupiah Atau Terjadi Peningkatan 5,51 Persen, Kemudian Tahun 2007 Meningkat Menjadi 4.432.491,51 Rupiah Atau Terjadi Peningkatan 5,80 Persen, Dan Pada Tahun 2008 Meningkat Menjadi 4.659.810,19 Rupiah Atau Terjadi Peningkatan 5,13 Persen, Tahun 2009 Meningkat Lagi Menjadi 4.912.781,90 Rupiah Atau Terjadi Peningkatan 5.43 Persen, Selanjutnya Tahun 2010 Meningkat Menjadi 5.218.248,52 Persen Atau Terjadi Peningkatan 6,22 Persen. Gambar 5 PDRB Per Kapita SULAWESI TENGGARA, 20062010 Ribu Rp. ADH Berlaku ADH Konstan 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000 9.000 10.000 11.000 12.000 13.000 14.000 15.000 2006 2007 2008 2009 2010 Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Perkembangan Ekonomi Sektoral Dan Peranannya 24 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 III. PERKEMBANGAN EKONOMI SEKTORAL DAN PERANANNYA Penyajian PDRB Menurut Lapangan Usaha Dibagi Menjadi Sembilan Sektor Ekonomi, Seringkali Disingkat Sektor, Dan Masing-Masing Dirinci Menjadi Sub Sektor. Pemecahan Menjadi Sub Sektor Ini Sedapat Mungkin Sesuai Dengan Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia KLUI. Perkembangan Setiap Sektor Diuraikan Pada Sub Bab Berikut Ini. 3.1. Pertanian Sektor Pertanian Mencakup Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan, Sub Sektor Tanaman Perkebunan, Sub Sektor Peternakan Dan Hasilnya, Sub Sektor Kehutanan Dan Sub Sektor Perikanan. Hingga Tahun 2010, Sektor Pertanian Masih Merupakan Sektor Andalan SULAWESI TENGGARA Dalam Penciptaan PDRB Yaitu 33,20 Persen. Ini Berarti Bahwa Perekonomian SULAWESI TENGGARA Masih Tergantung Terhadap Kegiatan Pertanian Tabel. 6. Merujuk Ke Tabel. 5, Tahun 2010 Sektor Pertanian Mengalami Pertumbuhan 1,28 Persen, Lebih Rendah Bila Dibandingkan Dengan Pertumbuhan Yang Dicapai Tahun 2009 Yang Tumbuh 2,73 Persen. Rendahnya Pertumbuhan Yang Dicapai Sektor Pertanian Pada Tahun 2010 Ini Disebabkan Karena Hampir Seluruh Sub Sektornya Mengalami Pertumbuhan Yang Lebih Rendah Dari Tahun Sebelumnya, Bahkan Sub Sektor Perkebunan Yang Merupakan Penyumbang Terbesar Kedua Dalam Sektor Pertanian Mengalami Penurunan Yang Lebih Besar Dari Tahun Sebelumnya Yaitu Tahun 2009 Turun 3,71 Persen Dan Tahun 2010 Turun Lagi Sebesar 3,91 Persen. Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan Tahun 2010 Meningkat Sebesar 2,33 Persen, Lebih Tinggi Dari Pertumbuhan Tahun Sebelumnya Yang Mengalami Penurunan Sebesar 1,81 Persen. Peningkatan Ini Disebabkan Peningkatan PRODUKsi Beberapa Komoditas Palawija Yaitu Kedele, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu Dan Ubi Jalar. Sedangkan Untuk Sub Sektor Perkebunan Masih Memperlihatkan Pertumbuhan Yang Negatif, Hal Ini Disebabkan Turunnya PRODUKsi Kelapa, Jambu Mente, Cengkeh, Kopi, Lada Dan Sagu. Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Perkembangan Ekonomi Sektoral Dan Peranannya 25 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Sub Sektor Peternakan Tahun 2010 Mengalami Pertumbuhan 3,62 Persen, Lebih Rendah Dari Pertumbuhan Yang Dicapai Pada Tahun 2009 Yang Tumbuh 8,76 Persen. Rendahnya Pertumbuhan Pada Tahun Ini Disebabkan Turunnya Populasi Beberapa Jenis Ternak Yaitu Kerbau Dan Kuda, Serta PRODUKsi Hasil Peternakan Lainnya. Sub Sektor Kehutanan Tahun 2010 Tumbuh 3,51 Persen, Lebih Rendah Dibanding Pertumbuhan Yang Dicapai Tahun 2009 Yaitu 7,18 Persen. Rendahnya Pertumbuhan Pada Tahun Ini Disebabkan Turunnya PRODUKsi Kayu Rimba Gelondongan Dan Kayu Olahan. Demikian Halnya Dengan Sub Sektor Perikanan Juga Memperlihatkan Pertumbuhan Yang Lebih Rendah Dari Tahun Sebelumnya, Yaitu Tahun 2009 Mampu Tumbuh Sebesar 9,85 Persen, Sedangkan Tahun 2010 Hanya Tumbuh Sebesar 4,63 Persen. Hal Ini Disebabkan Karena PRODUKsi Perikanan Darat Mengalami Penurunan. Tabel. 5 Pertumbuhan Sektor Pertanian SULAWESI TENGGARA Atas Dasar Harga Konstan 2000, 2006 - 2010 Sub Sektor 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 1. Tanaman Bahan Makanan 2. Tanaman Perkebunan 3. Peternakan Dan Hasilnya 4. Kehutanan 5. Perikanan Pertanian 0,52 5,82 3,26 1,53 7,16 4,57 7,65 4,56 3,14 3,94 6,95 5,60 0,83 3,21 7,49 6,16 8,96 5,04 -1,81 -3,71 8,76 7,18 9,85 2,73 2,33 -3,91 3,62 3,51 4,63 1,28 Pada Tabel. 6 Terlihat Sektor Pertanian Memberikan Kontribusi Terhadap Total PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Yaitu 33,20 Persen Tahun 2010, Lebih Kecil Dibanding Tahun 2009 Dengan Kontribusi 35,02 Persen. Hal Ini Disebabkan Semua Sub Sektor Yang Ada Pada Sektor Ini Mengalami Penurunan Kontribusi. Kontribusi Sektor Pertanian Pada Periode Lima Tahun Terakhir 20062010 Memperlihatkan Trend Yang Menurun, Fenomena Ini Menggambarkan Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Perkembangan Ekonomi Sektoral Dan Peranannya 26 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Bahwa Ekonomi SULAWESI TENGGARA Mengalami Pergeseran Secara Perlahan-Lahan Dari Sektor Primer Ke Sektor Sekunder Dan Sektor Tersier. Tabel 6 Peranan Sektor Pertanian Terhadap PDRB SULAWESI TENGGARA Atas Dasar Harga Berlaku, 2006 - 2010 Sub Sektor 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 1. Tanaman Bahan Makanan 2. Tanaman Perkebunan 3. Peternakan Dan Hasilnya 4. Kehutanan 5. Perikanan Pertanian 8,79 12,19 5,74 1,46 12,55 40,73 8,13 10,91 5,51 1,38 12,19 38,12 7,61 10,13 5,60 1,34 11,76 36,44 7,11 9,04 5,54 1,33 12,00 35,02 6,77 8,11 5,29 1,27 11,76 33,20 3.2. Pertambangan Dan Penggalian Sektor Pertambangan Dan Penggalian Merupakan Salah Satu Sektor Yang Penting Dalam Perekonomian SULAWESI TENGGARA Karena PRODUK Dari Sektor Ini Menjadi Bahan Baku Industri Pengolahan. Sektor Ini Terdiri Dari Sub Sektor Pertambangan Tanpa Migas Dan Sub Sektor Penggalian. Merujuk Ke Tabel 7, Tahun 2010 Sektor Pertambangan Dan Penggalian Mengalami Pertumbuhan 22,99 Persen, Pertumbuhan Ini Jauh Lebih Tinggi Dari Tahun Sebelumnya Yang Tumbuh Hanya 6,05 Persen. Hal Ini Disebabkan Peningkatan PRODUKsi Biji Nikel Sehingga Sub Sektor Pertambangan Tanpa Migas Mampu Tumbuh Fantastis Yaitu Sebesar 27,55 Persen. Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Perkembangan Ekonomi Sektoral Dan Peranannya 27 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Tabel 7 Pertumbuhan Sektor Pertambangan Dan Penggalian SULAWESI TENGGARA Atas Dasar Harga Konstan 2000, 2006 - 2010 Sub Sektor 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 1. Pertambangan Tanpa Migas 2. Penggalian Pertambangan Dan Penggalian -9,92 7,00 -5,69 28,97 10,90 23,84 -11,25 20,20 -3.26 -0,95 21,22 6,05 27,55 14,91 22,99 Besarnya Kontribusi Sektor Pertambangan Dan Penggalian Terhadap PDRB Pada Tahun 2010 4,90 Persen, Sedikit Lebih Besar Dari Kontribusi Tahun Sebelumnya Sebesar 4,28 Persen. Hal Ini Disebabkan Kontribusi Sub Sektor Pertambangan Tanpa Migas Yang Merupakan Kontributor Terbesar Dalam Sektornya Bertambah Dari 2,62 Persen Tahun 2009 Menjadi 3,14 Persen Tahun 2010. Demikian Pula Kontribusi Sub Sektor Penggalian Terhadap PDRB Mengalami Peningkatan Yaitu 1,66 Persen Tahun 2009 Menjadi 1,76 Tahun 2010 Tabel 8. Tabel 8 Peranan Sektor Pertambangan Dan Penggalian Terhadap PDRB SULAWESI TENGGARA Atas Dasar Harga Berlaku, 2006 - 2010 Sub Sektor 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 1. Pertambangan Tanpa Migas 2. Penggalian Pertambangan Dan Penggalian 2,76 1,29 4,05 3,52 1,29 4,81 3,08 1,52 4,60 2,62 1,66 4,28 3,14 1,76 4,90 Ht Tp // Su L R A. Bp S. Go .Id Perkembangan Ekonomi Sektoral Dan Peranannya 28 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Gambar 6 Peranan Sektor Pertambangan Dan Penggalian Terhadap PDRB SULAWESI TENGGARA, 2000 Dan 2010 3.3. Industri Pengolahan Pada Tahun 2010 Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan Mengalami Peningkatan 18,77 Persen, Pertumbuhan Ini Jauh Lebih Tinggi Dari Tahun Sebelumnya Yang Mengalami Penurunan Sebesar 2,67 Persen. Tingginya Pertumbuhan Yang Terjadi Pada Sektor Ini Disebabkan Karena Kelompok Industri Logam Dasar Besi Dan Baja Yang Merupakan Penyumbang Terbesar Dalam Sektor Industri Pengolahan Tumbuh Sebesar 29,18 Persen, Akibat Dari Peningkatan PRODUKsi Ferro Nikel Tabel 9. 2010 B 1.76 C 95.10 A 3.14 2000 A 2,61 B 1,35 C 96,04 Keterangan A Pertambangan B Penggalian C Sektor Lainnya Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Perkembangan Ekonomi Sektoral Dan Peranannya 29 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Tabel 9 Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan Tanpa Migas SULAWESI TENGGARA Atas Dasar Harga Konstan 2000, 2006 - 2010 Sub Sektor 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 1. Makanan, Minuman Dan Tembakau 2. Tekstil, Barang Kulit Dan Alas Kaki 3. Barang Kayu Dan Hasil Hutan Lainnya 4. Kertas Dan Barang Cetakan 5. Pupuk, Kimia Dan Barang Dari Karet 6. Semen Dan Barang Galian Bukan Logam 7. Logam Dasar Besi Dan Baja 8. Alat Angkut, Mesin Dan Peralatannya 9. Barang Lainnya Industri Pengolahan Tanpa Migas 4,81 1,31 3,73 14,28 7,28 -5,76 58,38 1,29 5,02 30,59 7,31 3,92 8,25 13,07 0,90 5,98 12,44 1,36 11,61 10,42 12,48 8,56 9,91 40,88 17,68 9,74 2,58 -13,07 15,07 6,18 16,07 11.25 7,13 88,09 14,96 3,02 -14,65 6,51 19,24 -2,67 8,79 4.87 4,33 9,21 6,97 11,26 29,18 6,00 7,55 18,78 Seiring Dengan Pertumbuhannya, Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Terhadap Perekonomian SULAWESI TENGGARA Mengalami Fluktuasi Setiap Tahunnya. Terlihat Pada Tabel 10, Peranan Sektor Industri Pengolahan Tahun 2006 Sebesar 6,85 Persen, Tahun 2007 Bertambah Menjadi 7,90 Persen. Selanjutnya Tahun 2008 Sedikit Berkurang Menjadi 7,63 Persen Dan Tahun 2009 Berkurang Lagi Menjadi 6, 43 Persen. Pada Tahun 2010 Kembali Mengalami Peningkatan Kontribusi Menjadi 7,14 Persen. Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Perkembangan Ekonomi Sektoral Dan Peranannya 30 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Tabel 10 Peranan Sektor Industri Pengolahan Tanpa Migas Terhadap PDRB SULAWESI TENGGARA Atas Dasar Harga Berlaku, 2006 - 2010 Sub Sektor 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 1. Makanan, Minuman Dan Tembakau 2. Tekstil, Barang Kulit Dan Alas Kaki 3. Barang Kayu Dan Hasil Hutan Lainnya 4. Kertas Dan Barang Cetakan 5. Pupuk, Kimia Dan Barang Dari Karet 6. Semen Dan Barang Galian Bukan Logam 7. Logam Dasar Besi Dan Baja 8. Alat Angkut, Mesin Dan Peralatannya 9. Barang Lainnya Industri Pengolahan Tanpa Migas 1,79 0,09 0,49 0,01 0,00 0,13 4,19 0,04 0,11 6,85 1,88 0,08 0,47 0,01 0,00 0,12 5,20 0,03 0,11 7,90 1,88 0,08 0,49 0,02 0,00 0,12 4,89 0,02 0,12 7,63 2,00 0,08 0,48 0,03 0,00 0,11 3,58 0,02 0,13 6,43 2,03 0,07 0,46 0,03 0,00 0,11 4,29 0,02 0,13 7,14 Masih Relatif Sama Dengan Tahun Sebelumnya, Kontribusi Terbesar Pada Sektor Industri Pengolahan Ini Diberikan Oleh Kelompok Industri Pengolahan Logam Dasar Besi Dan Baja Yaitu 4,29 Persen, Dan Kedua Oleh Kelompok Industri Pengolahan Makanan, Minuman Dan Tembakau Dengan Kontribusi 2,03 Persen, Sementara Kelompok Industri Pengolahan Lainnya Hanya Memberikan Kontribusi Di Bawah Satu Persen. Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Perkembangan Ekonomi Sektoral Dan Peranannya 31 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Gambar 7 Peranan Sektor Industri Pengolahan Tanpa Migas SULAWESI TENGGARA, 2000 Dan 2010 Keterangan A Industri Pengolahan Makanan, C Industri Pengolahan Logam Minuman Dan Tembakau Dasar Besi Dan Baja B Industri Pengolahan Barang Kayu D Industri Pengolahan Lainnya Dan Hasil Hutan Lainnya E Sektor Lainnya 3.4. Listrik Dan Air Bersih Sektor Ini Merupakan Sektor Penunjang Seluruh Kegiatan Ekonomi Serta Infrastruktur Yang Mendorong Aktivitas Proses PRODUKsi Sektoral Sekaligus Sarana Pemenuhan Kebutuhan Masyarakat. PRODUKsi Listrik Sebagian Besar Dihasilkan Oleh Perusahaan Listrik Negara PLN Dan Lainnya Oleh Non PLN, Sedangkan Air Bersih Semata- Mata Dihasilkan Oleh Perusahaan Daerah Air Minum PDAM. Sektor Listrik Dan Air Bersih Pada Tahun 2010 Mengalami Pertumbuhan 8,79 Persen, Jauh Lebih Rendah Dibandingkan Dengan Tahun Sebelumnya Yang Tumbuh 2010 E 92.86 B 0.46C 4.29 D 0.36 A 2.03 2000 E 89.88 A 2.56 B 0.91 D 0.47 C 6.18 Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Perkembangan Ekonomi Sektoral Dan Peranannya 32 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 15,64 Persen. Hal Ini Disebabkan Oleh Karena Sub Sektor Listrik Yang Memberikan Sumbangan Terbesar Pada Sektor Ini, Mengalami Pertumbuhan Yang Lebih Rendah Dibandingkan Dengan Pertumbuhan Yang Dicapai Tahun 2009 Yaitu 15,25 Persen Turun Menjadi 9,21 Persen Tahun 2010. Demikian Pula Sub Sektor Air Bersih Tahun 2010 Tumbuh 3,18 Persen Lebih Rendah Dari Tahun 2009 Yang Tubuh 20,98 Persen Tabel 11. Tabel 11 Pertumbuhan Sektor Listrik Dan Air Bersih SULAWESI TENGGARA Atas Dasar Harga Konstan 2000, 2006 - 2010 Sub Sektor 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 1. Listrik 2. Air Bersih Listrik Dan Air Bersih 6,93 19,20 7,61 6,30 7,83 6,39 7,20 17,78 7,85 15,25 20,98 15,64 9,21 3,18 8,79 Diantara Sektor-Sektor Lainnya, Sektor Listrik Dan Air Bersih Memiliki Kontribusi Paling Kecil Terhadap Penciptaan Total PDRB. Pada Tabel 12. Terlihat Peranan Sektor Ini Tahun 2006 Hanya 1,01 Persen, Tahun 2007 Berkurang Menjadi 0,94 Persen, Tahun 2008 Berkurang Lagi Menjadi 0,87 Persen, Selanjutnya Tahun 2009 Dan 2010 Sedikit Bertambah Masing-Masing Menjadi 0,93 Persen Tahun 2009 Dan 0,92 Persen Tahun 2010. Hal Ini Disebabkan Karena Pergerakan Sektor Lainnya Lebih Dominan, Sehingga Walaupun Pertumbuhannya Cukup Tinggi, Namun Peraranannya Relatif Berkurang. Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Perkembangan Ekonomi Sektoral Dan Peranannya 33 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Tabel 12 Peranan Sektor Listrik Dan Air Bersih Terhadap PDRB SULAWESI TENGGARA Atas Dasar Harga Berlaku, 2006 - 2010 Sub Sektor 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 1. Listrik 2. Air Bersih Listrik Dan Air Bersih 0,95 0,06 1,01 0,88 0,06 0,94 0,81 0,06 0,87 0,86 0,07 0,93 0,86 0,06 0,92 Walaupun Sektor Listrik Dan Air Bersih Memiliki Kontribusi Paling Kecil Terhadap Pembentukan Total PDRB, Karena Hanya Mampu Memberikan Sumbangan Sekitar Satu Persen, Namun Sektor Ini Sangat Dibutuhkan Oleh Semua Sektor. Gambar 8 Peranan Sektor Listrik Dan Air Bersih Terhadap PDRB SULAWESI TENGGARA, 2000 Dan 2010 Keterangan A Listrik B Air Bersih C Sektor Lainnya 2010 C 99,08 A 0,86 B 0,06 2000 C 99,50 A 0,46 B 0,04 Ht Tp // Su Ltr .B Ps .G O. Id Perkembangan Ekonomi Sektoral Dan Peranannya 34 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 3.5. Bangunan Perkembangan Pembangunan Nasional Yang Mencakup Segala Aspek Hasil Pembangunan Fisik Juga Terjadi Di Berbagai Wilayah SULAWESI TENGGARA. Sejak Dekade Terakhir, Sektor Konstruksi Tumbuh Pesat Dan Menakjubkan. Hal Ini Ditandai Dengan Maraknya Pembangunan Di Bidang Properti Yang Dipasarkan Untuk Memenuhi Permintaan DOMESTIK Yang Semakin Meningkat. Kebijakan Pemerintah Yang Menyangkut Otonomi Daerah Mendorong Terbentuknya Pemerintah Daerah Baru Sehingga Ikut Mempengaruhi Peningkatan PRODUK Pembangunan Konstruksi, Seperti Prasarana Dan Sarana Fisik Dalam Rangka Meningkatkan Perkembangan Daerah Baru. Meningkatnya Pendapatan Masyarakat Dan Tingkat Suku Bunga Yang Menarik Dari Perbankan Mendorong Masyarakat Untuk Membelanjakannya Di Pasar Properti Sehingga Berakibat Sektor Bangunan Melaju Cukup Tinggi. Tabel 13 Pertumbuhan Sektor Bangunan SULAWESI TENGGARA Atas Dasar Harga Konstan 2000, 2006 - 2010 Sektor 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 Bangunan 8,83 9,05 11,30 12,70 15,38 Sejak Tahun 2000 Arah Perkembangan Yang Positif Pada Perekonomian SULAWESI TENGGARA Nampaknya Terus Berlangsung Hingga Tahun 2010. Secara Absolut Sektor Bangunan Meningkat Cukup Tinggi, Ditandai Dengan Pertumbuhannya Yang Terus Meningkat Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Perkembangan Ekonomi Sektoral Dan Peranannya 35 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Dari Tahun 2006 Sampai Dengan Tahun 2010. Seperti Terlihat Pada Tabel 13, Dengan Pertumbuhan Positif Yang Dicapai Pada Tahun 2006 Sebesar 8,83 Persen, Meningkat Menjadi 9,05 Persen Tahun 2007. Selanjutnya Dengan Semakin Membaiknya Kondisi Perekonomian SULAWESI TENGGARA, Kegiatan Sektor Propertipun Mengalami Perkembangan Yang Positif, Sehingga Sejak Tahun 2008 Sampai Tahun 2010 Sektor Bangunan Tumbuh Di Atas Sepuluh Persen Yaitu 11,30 Persen Tahun 2008, 12,70 Persen Tahun 2009 Dan 15,38 Persen Tahun 2010. Tabel 14 Peranan Sektor Bangunan Terhadap PDRB SULAWESI TENGGARA Atas Dasar Harga Berlaku, 2006 - 2010 Sektor 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 Bangunan 6,72 6,92 7,40 7,72 8,26 Seiring Dengan Pertumbuhannya, Kontribusi Sektor Bangunan Terhadap PDRB Terus Meningkat. Tahun 2006 Kontribusi Yang Diberikan Oleh Sektor Bangunan Yaitu 6,72 Persen, Bertambah Menjadi 6,92 Persen Tahun 2007 7,40 Persen Tahun 2008 7,72 Persen Tahun 2009 Dan 8,26 Persen Tahun 2010 Tabel 14. Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Perkembangan Ekonomi Sektoral Dan Peranannya 36 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Gambar 9 Peranan Sektor Bangunan Terhadap PDRB SULAWESI TENGGARA, 2006 - 2010 3.6. Perdagangan, Hotel Dan Restoran Sektor Perdagangan, Hotel Dan Restoran Berperan Sebagai Penunjang Kegiatan Ekonomi Yang Menghasilkan PRODUK Barang Dan Jasa. Secara Keseluruhan Sektor Ini Tahun 2010 Tumbuh 11,98 Persen, Lebih Rendah Jika Dibanding Dengan Pertumbuhan Yang Dicapai Pada Tahun Sebelumnya Yaitu 14,63 Persen. Rendahnya Pertumbuhan Yang Dicapai Pada Tahun Ini, Disebabkan Karena Semua Sub Sektornya Mengalami Pertumbuhan Yang Lebih Rendah Dari Tahun Sebelumnya. Sub Sektor Perdagangan Mengalami Pertumbuhan 12,10 Persen Pada Tahun 2010, Sedangkan Tahun Sebelumnya Mampu Tumbuh 14,42 Persen. Sub Sektor Hotel Tumbuh 9,28 Persen Pada Tahun 2010, Lebih Rendah Jika Dibanding Tahun Sebelumnya Yang Tumbuh 11,24 Persen. Keterkaitan Yang Erat Antara Sub Sektor Hotel Dengan Wisatawan Asing Wisman Maupun Wisatawan Nusantara Wisnu Membuat Perkembangan PRODUKsi Perhotelan Sangat Dipengaruhi Oleh Kunjungan Wisatawan Dan Indikator Yang Paling Tepat Untuk Memperkirakannya Adalah Lamanya Wisatawan Menginap Selama Berkunjung Di SULAWESI TENGGARA. Sementara Itu Sub Sektor Restoran Pada Tahun 2009 Mampu Tumbuh 23,61 Persen, Tahun 2010 Hanya Tumbuh 7,54 Persen. Tabel 15 6,72 6,92 7,40 7,72 8,26 0 3 6 9 12 2006 2007 2008 2009 2010 Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Perkembangan Ekonomi Sektoral Dan Peranannya 37 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Tabel 15 Pertumbuhan Sektor Perdagangan, Hotel Dan Restoran SULAWESI TENGGARA Atas Dasar Harga Konstan 2000, 2006 - 2010 Sektor/ Sub Sektor 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 1. Perdagangan 2. Hotel 3. Restoran Perdagangan, Hotel Dan Restoran 4,58 12,32 8,87 4,69 9,40 9,49 5,70 9,32 10,36 19,22 15,38 10,49 14,42 11,24 23,61 14,63 12,10 9,28 7,54 11,98 Kontribusi Sektor Perdagangan, Hotel Dan Restoran Menduduki Urutan Kedua Setelah Sektor Pertanian. Pada Periode Lima Tahun Terakhir 2006 2010 Kontribusi Sektor Ini Terhadap PDRB SULAWESI TENGGARA Terus Mengalami Peningkatan Yaitu Dari 14,40 Persen Tahun 2006 Menjadi 18,14 Persen Tahun 2010. Sektor Perdagangan Sebagai Sektor Jasa Penghubung Antara Produsen Dengan Konsumen Memperoleh Sumbangan Terbesar Dari Sub Sektor Perdagangan Besar Dan Eceran Yaitu 14,06 Persen Tahun 2006, Bertambah Menjadi 14,88 Persen Pada Tahun 2007, 15,89 Persen Tahun 2008, 17,04 Persen Tahun 2009 Dan Tahun 2010 Bertambah Lagi Menjadi 17,73 Persen. Kemudian Sub Sektor Hotel Dari Tahun 2006 Sampai Tahun 2008 Memberikan Kontribusi Yang Tetap Yaitu 0,03 Persen, Tahun 2009 Dan 2010 Bertambah Dengan Porsi Yang Sama Yaitu 0,04 Persen. Sedangkan Sub Sektor Restoran Juga Memberikan Kontribusi Tetap Yaitu 0,31 Persen Dari Tahun 2006 Sampai Tahun 2007. Namun Pada Tahun 2008 Bertambah Menjadi 0,34 Persen, Tahun 2009 Dan 2010 Bertambah Lagi Dengan Porsi Yang Sama Yaitu 0,37 Persen Tabel 16. Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Perkembangan Ekonomi Sektoral Dan Peranannya 38 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Tabel 16 Peranan Sektor Perdagangan, Hotel Dan Restoran Terhadap PRDB SULAWESI TENGGARA Atas Dasar Harga Berlaku, 2006 - 2010 Sektor/ Sub Sektor 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 1. Perdagangan 2. Hotel 3. Restoran Perdagangan, Hotel Dan Restoran 14,06 0,03 0,31 14,40 14,88 0,03 0,31 15,22 15,89 0,03 0,34 16,26 17,04 0,04 0,37 17,45 17,73 0,04 0,37 18,14 Gambar 10 Peranan Sektor Perdagangan, Hotel Dan Restoran Terhadap PDRB SULAWESI TENGGARA, 2000 Dan 2010 Keterangan A Perdagangan Besar Eceran B Hotel C Restoran D Sektor Lainnya 2010 B 0.04 A 17.73 D 81,86 C 0.37 2000 C 0,32 A 14,94 B 0,03 D 84,71 Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Perkembangan Ekonomi Sektoral Dan Peranannya 39 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 3.7. Pengangkutan Dan Komunikasi Sektor Pengangkutan Dan Komunikasi Memiliki Peranan Sebagai Pendorong Aktivitas Di Setiap Sektor Ekonomi. Dalam Era Globalisasi Ekonomi, Peranan Sektor Ini Sangat Vital Dan Menjadi Indikator Kemajuan Suatu Daerah, Terutama Jasa Telekomunikasi Yang Menjadikan Dunia Sebagai Wilayah Tanpa Batas. Sub Sektor Transportasi Memiliki Peran Sebagai Jasa Pelayanan Bagi Mobilitas Kegiatan Perekonomian. Sebagai Sektor Yang Sangat Mendukung Aktivitas Sektor Riil, Sektor Pengangkutan Dan Komunikasi Berkaitan Erat Dengan Sektor-Sektor Lain. Dinamisnya Mobilitas Masyarakat Dan Aktifnya Perekonomian Mendorong Laju Pertumbuhan Sektor Ini. Tabel 17 Pertumbuhan Sektor Angkutan Dan Komunikasi SULAWESI TENGGARA, 2006 - 2010 Sub Sektor 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 1. Angkutan Jalan Raya 2. Angkutan Laut 3. Angk. Sungai, Danau Penyeberangan 4. Angkutan Udara 5. Jasa Penunjang Angkutan Angkutan Komunikasi Angkutan Komunikasi 8,55 5,26 12,96 10,41 8,59 8,67 12,36 9,16 4,06 1,30 12,27 7,49 5,90 4,53 13,93 5,83 10,85 1,65 8,66 29,19 8,57 12,59 20,09 13,70 11,14 13,83 26,02 45,55 19,36 16,65 35,13 19,55 7,60 3,18 2,10 20,01 4,75 9,41 7,33 9,04 Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Perkembangan Ekonomi Sektoral Dan Peranannya 40 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Merujuk Ke Tabel 17, Sektor Pengangkutan Dan Komunikasi Tahun 2006 Tumbuh 9,16 Persen, Kemudian Tahun 2007 Pertumbuhannya Melambat 5,38 Persen. Pada Tahun 2008 Dan 2009 Kembali Meningkat Masing-Masing Menjadi 13,70 Persen Dan 19,55 Persen. Peningkatan Ini Didukung Oleh Pertumbuhan Kedua Sub Sektornya Yang Tumbuh Positif Yaitu Sub Sektor Angkutan Pada Tahun 2008 Tumbuh 12,59 Persen Dan Tahun 2009 Tumbuh 16,65 Persen, Tingginya Pertumbuhan Sub Sektor Angkutan Utamanya Didorong Oleh Peningkatan Sub Sektor Angkutan Udara Yang Cukup Tinggi Yaitu 29,19 Persen Tahun 2008 Dan 45,55 Persen Tahun 2009. Sedangkan Sub Sektor Komunikasi Tahun 2008 Tumbuh 20,09 Persen Dan Tahun 2009 Tumbuh 35,13 Persen. Selanjutnya Tahun 2010 Pertumbuhan Sektor Ini Kembali Mengalami Perlambatan Pada Kedua Sub Sektornya Sehingga Hanya Mampu Tumbuh Sebesar 9,04 Persen. Kontribusi Sektor Angkutan Dan Komunikasi Terhadap Total PDRB Dari Tahun 2006 Sampai Tahun 2010 Menunjukan Trend Yang Meningkat Yaitu Dari 7,60 Persen Tahun 2006 Naik Menjadi 8,17 Persen Tahun 2007, 8,49 Persen Tahun 2008, 9,26 Persen Tahun 2009 Dan 9,30 Persen Tahun 2010. Kontribusi Terbesar Diberikan Oleh Sub Sektor Angkutan Yaitu 6,72 Persen Tahun 2006, 7,26 Persen Tahun 2007, 7,53 Persen Tahun 2008, 8,23 Persen Tahun 2009 Dan 8,31 Persen Tahun 2010. Sedangkan Sub Sektor Komunikasi Hanya Memberikan Kontribusi 0,88 Persen Tahun 2006, 0,91 Persen Tahun 2007, 0,93 Persen Pada Tahun 2008, 1,03 Persen Tahun 2009 Dan 0,99 Persen Tahun 2010 Tabel 18. Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Perkembangan Ekonomi Sektoral Dan Peranannya 41 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Tabel 18 Peranan Sektor Angkutan Dan Komunikasi Terhadap PDRB SULAWESI TENGGARA, 2006- 2010 Sub Sektor 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 1. Angkutan Jalan Raya 2. Angkutan Laut 3. Angk. Sungai, Danau Penyeberangan 4. Angkutan Udara 5. Jasa Penunjang Angkutan Angkutan Komunikasi Angkutan Komunikasi 5,15 0,31 0,04 0,80 0,42 6,72 0,88 7,60 5,46 0,33 0,04 0,93 0,50 7,26 0,91 8,17 5,50 0,31 0,04 1,18 0,50 7,53 0,93 8,49 5,67 0,33 0,05 1,64 0,54 8,23 1,03 9,26 5,61 0,31 0,05 1,82 0,52 8,31 0,99 9,30 Gambar 11 Peranan Sektor Angkutan Dan Komunikasi Terhadap PDRB SULAWESI TENGGARA, 2000 Dan 2010 Keterangan A Angkutan Jalan Raya D Angkutan Udara B Angkutan Laut E Jasa Penunjang Angkutan C Angkutan Sungai, Danau Dan F Komunikasi Penyeberangan G Sektor Lainnya 2010 A 5,61 B 0,31 C 0,05 D 1,82 E 0,52 F 0,99 G 90,70 2000 G 93.87 B 0.31 D 0.28 E 0.37 A 4.46 C 0.05 F 0.65 Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Perkembangan Ekonomi Sektoral Dan Peranannya 42 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 3.8. Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perusahaan Secara Garis Besar Klasifikasi Sektor Ini Terbagi Atas Lima Kelompok Kegiatan Utama Yaitu Usaha Perbankan Dan Moneter Otoritas Moneter, Lembaga Keuangan Bukan Bank, Jasa Penunjang Keuangan, Usaha Persewaan Bangunan Dan Tanah Serta Jasa Perusahaan. Sektor Ini Disebut Sebagai Sektor Finansial Karena Secara Umum Kegiatan Utamanya Berhubungan Dengan Kegiatan Pengelolaan Keuangan Yang Bersumber Dari Penarikan Dana Dari Masyarakat Dan Menyalurkannya Kembali. Tabel 19 Pertumbuhan Sektor Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perusahaan SULAWESI TENGGARA, 2006 - 2010 Sub Sektor 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 1. B A N K 2. Lembaga Keuangan Tanpa Bank 3. Jasa Penunjang Keuangan 4. Sewa Bangunan 5. Jasa Perusahaan 6. Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan 50,47 8,19 0,00 5,65 7,59 21,47 13,47 4,62 0,00 2,62 7,94 7,83 14,51 14,30 0,00 7,57 11,54 11,51 10,16 4,32 0,00 4,02 9,22 7,28 21,15 10,65 0,00 3,10 6,09 12,45 Dengan Membaiknya Perekonomian Indonesia Saat Ini Dibanding Dua Tahun Pertama Terjadinya Krisis, Maka Tahun 2006 Pertumbuhan Sektor Keuangan Menunjukkan Titik Terang Dengan Pertumbuhan Yang Cukup Tinggi Yaitu 21,47 Persen. Tahun 2007 Pertumbuhan Sektor Ini Melambat Dengan Pertumbuhan Sebesar 7,83 Persen, Tahun 2008 Meningkat Menjadi 11,51 Persen Dan Pada Tahun 2009 Kembali Melambat Dengan Pertumbuhan 7,28 Persen. Selanjutnya Tahun 2010 Pertumbuhan Sektor Ini Kembali Meningkat Menjadi 12,45 Persen, Hal Ini Disebabkan Karena Sub Sektor Bank Yang Merupakan Kontributor Terbesar Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Perkembangan Ekonomi Sektoral Dan Peranannya 43 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Dalam Sektornya Mengalami Pertumbuhan Cukup Tinggi Yaitu 21,15 Persen, Sedangkan Pada Tahun 2009 Hanya Tumbuh 10,16 Persen.Tabel 19. Seiring Dengan Pertumbuhannya, Maka Kontribusi Sektor Ini Juga Mengalami Fluktuasi Setiap Tahunnya, Yaitu Dari 5,31 Persen Tahun 2006 Berkurang Menjadi 5,04 Persen Tahun 2007, Tahun 2008 Bertambah Menjadi 5,38 Persen, Pada Tahun 2009 Sedikit Berkurang Menjadi 5,30 Persen Selanjutnya Tahun 2010 Kembali Bertambah Menjadi 5,52 Persen. Jika Dilihat Dari Sub Sektornya Maka Kontribusi Terbesar Diberikan Oleh Sub Sektor Perbankan Sebesar 2,71 Persen Dan Sub Sektor Sewa Bangunan Sebesar 2,05 Persen, Sedangkan Sub Sektor Lainnya Memberikan Kontribusi Yang Relatif Kecil Yaitu Di Bawah Satu Persen Tabel 20. Tabel 20 Peranan Sektor Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perusahaan Terhadap PDRB SULAWESI TENGGARA, 2006 - 2010 Sub Sektor 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 1. B A N K 2. Lembaga Keuangan Tanpa Bank 3. Jasa Penunjang Keuangan 4. Sewa Bangunan 5. Jasa Perusahaan Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan 2,15 0,39 0,00 2,38 0,39 5,31 2,23 0,37 0,00 2,08 0,36 5,04 2,38 0,39 0,00 2,19 0,42 5,38 2,36 0,37 0,00 2,17 0,40 5,30 2,71 0,37 0,00 2,05 0,39 5,52 Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Perkembangan Ekonomi Sektoral Dan Peranannya 44 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Gambar 12 Peranan Sektor Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perusahaan Terhadap PDRB SULAWESI TENGGARA, 2000 Dan 2010 Keterangan A B A N K C Sewa Bangunan B Lembaga Keuangan D Jasa Perusahaan Tanpa Bank E Sektor Lainnya 3.9. Jasa-Jasa Sektor Jasa-Jasa Digolongkan Menjadi Dua Sub Sektor Yaitu Sub Sektor Jasa Pemerintahan Umum Yang Mencakup Administrasi Pemerintahan Dan Pertahanan, Serta Jasa Pemerintahan Lainnya. Sub Sektor Kedua Adalah Sub Sektor Jasa Swasta Meliputi Jasa Sosial Kemasyarakatan Pendidikan, Kesehatan Dan Jasa-Jasa Kemasyarakatan Lainnya, Jasa Hiburan Dan Rekreasi, Serta Jasa Perorangan Dan Rumahtangga. Pertumbuhan Sektor Jasa-Jasa Pada Tahun 2010 Sebesar 1,40 Persen Jauh Lebih Rendah Jika Dibanding Tahun Sebelumnya Yang Mengalami Pertumbuhan 8,78 Persen. Rendahnya Pertumbuhan Pada Tahun Ini Disebabkan Oleh Rendahnya Pertumbuhan Kedua Sub Sektornya Yaitu Sub Sektor Jasa Pemerintahan Umum Hanya Tumbuh 1,04 Persen, Sedangkan Tahun 2009 Mampu Tumbuh 7,81 Persen. Sub Sektor Jasa-Jasa Swasta Mengalami Pertumbuhan 4,71 Persen, Sedangkan Pada Tahun 2009 Tumbuh 18,45 Persen Tabel 21. 2000 E 96,33 A 0,21 C 2,62 B 0,42 D 0,42 2010 E 94.48 A 2.71B 0.37 C 2.05 D 0.39 Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Perkembangan Ekonomi Sektoral Dan Peranannya 45 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Tabel 21 Pertumbuhan Sektor Jasa-Jasa SULAWESI TENGGARA, 2006- 2010 Sub Sektor 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 Jasa-Jasa 1. Pemerintahan Umum 2. S W A S T A 6,61 5,78 16,39 5,99 6,19 3,86 7,06 6,22 16,15 8,78 7,81 18,45 1,40 1,04 4,71 Kontribusi Sektor Jasa-Jasa Terhadap PDRB SULAWESI TENGGARA Dalam Kurun Waktu 2006 Sampai 2010 Nampak Fluktuatif. Pada Tahun 2006 Kontribusinya Sebesar 13,33 Persen, Tahun 2007 Berkurang Menjadi 12,88 Persen. Tahun 2008 Dan 2009 Sedikit Bertambah Masing-Masing Menjadi 12,97 Persen Dan 13,61 Persen, Selanjutnya Tahun 2010 Kembali Berkurang Menjadi 12,62 Persen. Kontribusi Terbesar Masih Diberikan Oleh Sub Sektor Jasa Pemerintahan Umum Yaitu 12,50 Persen Tahun 2009 Dan 11,55 Persen Tahun 2010. Sub Sektor Jasa Swasta Hanya Mampu Memberi Kontribusi 1,11 Persen Tahun 2009 Dan 1,07 Persen Tahun 2010. Meskipun Peranannya Kecil, Namun Dalam Perkembangannya Sub Sektor Jasa Swasta Diharapkan Akan Mampu Menjadi Faktor Penting, Terutama Sebagai Pendukung Aktivitas Perekonomian Dan Permintaan DOMESTIK Yang Terus Meningkat Seiring Dengan Peningkatan Pendapatan Masyarakat. Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Perkembangan Ekonomi Sektoral Dan Peranannya 46 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Tabel 22 Peranan Sektor Jasa-Jasa Terhadap PDRB SULAWESI TENGGARA, 2006 - 2010 Sub Sektor 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 Jasa-Jasa 1. Pemerintahan Umum 2. S W A S T A 13,33 12,31 1,02 12,88 11,92 0,96 12,97 11,96 1,01 13,61 12,50 1,11 12,62 11,55 1,07 Gambar 13 Peranan Sektor Jasa-Jasa Terhadap PDRB SULAWESI TENGGARA, 2000 Dan 2010 Keterangan A Pemerintahan Umum B Swasta C Sektor Lainnya 2010 B 1.07 C 87.38 A 11.55 2000 A 14,18B 0,94 C 84,88 Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Ruang Lingkup Dan Metode Penghitungan 48 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN Uraian Secara Sektoral Yang Disajikan Dalam Bab Ini Mencakup Ruang Lingkup Dan Definisi Dari Masing-Masing Sektor Dan Sub Sektor, Cara-Cara Perhitungan Nilai Tambah BRUTO NTB Baik Atas Dasar Harga Berlaku Maupun Atas Dasar Harga Konstan 2000, Beserta Sumber Datanya. 1. Pertanian 1.1 Tanaman Bahan Makanan Sub Sektor Ini Mencakup Komoditas Bahan Makanan Seperti Padi, Jagung, Ketela Pohon, Ketela Rambat, Umbi-Umbian, Kacang Tanah, Kacang Kedele, Kacang-Kacangan Lainnya, Sayur-Sayuran, Buah-Buahan, Padi-Padian Serta Bahan Makanan Lainnya. 1.2. Tanaman Perkebunan Sub Sektor Ini Mencakup Semua Jenis Tanaman Perkebunan Yang Diusahakan Oleh Perusahaan Perkebunan. Komoditas Yang Dicakup Meliputi Antara Lain Cengkeh, Jahe, Jambu Mete, Jarak, Kakao, Karet, Kapas, Kapuk, Kayu Manis, Kelapa, Kelapa Sawit, Kemiri, Kopi, Lada, Pala, Panili, Tebu, Tembakau, Serta Tanaman Perkebunan Lainnya. 1.3. Peternakan Dan Hasilnya Sub Sektor Ini Mencakup Semua Kegiatan Pembibitan Dan Budidaya Segala Jenis Ternak Dan Unggas Dengan Tujuan Untuk Dikembangbiakkan, Dibesarkan, Dipotong Dan Diambil Hasilnya, Baik Yang Dilakukan Rakyat Maupun Oleh Perusahaan Peternakan. Jenis Ternak Yang Dicakup Adalah Sapi, Kerbau, Kambing, Babi, Kuda, Ayam, Itik, Telur Ayam, Telur Itik Serta Hewan Peliharaan Lainnya. Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Ruang Lingkup Dan Metode Penghitungan 49 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 1.4. Kehutanan Sub Sektor Ini Mencakup Kegiatan Penebangan Segala Jenis Kayu Serta Pengambilan Daun-Daunan, Getah-Getahan Dan Akar-Akaran, Termasuk Juga Kegiatan Perburuan. Komoditas Yang Dicakup Meliputi Kayu Gelondongan Baik Yang Berasal Dari Hutan Rimba Maupun Hutan Budidaya, Kayu Bakar, Rotan, Arang, Bambu, Babi Hutan, Ayam Hutan Serta Hasil Hutan Lainnya. 1.5. Perikanan Sub Sektor Ini Mencakup Semua Kegiatan Penangkapan, Pembenihan Dan Budidaya Segala Jenis Ikan Dan Biota Air Lainnya, Baik Yang Berada Di Air Tawar Maupun Di Air Asin. Komoditas Hasil Perikanan Antara Lain Seperti Ikan Tuna, Sunu Dan Jenis Ikan Laut Lainnya Ikan Mas Dan Jenis Ikan Darat Lainnya Ikan Bandeng Dan Jenis Ikan Air Payau Lainnya Udang Dan Binatang Berkulit Keras Lainnya Cumi-Cumi Dan Binatang Lunak Lainnya Rumput Laut Serta Tumbuhan Laut Lainnya. 1.5.1. Jasa Pertanian Jasa Pertanian Merupakan Jasa-Jasa Yang Diberikan Untuk Menunjang Kegiatan Ekonomi Pertanian Berdasarkan Suatu Pungutan Atau Kontrak Tertentu. Termasuk Dalam Jasa Pertanian Adalah Penyewaan Alat Pertanian Dengan Operatornya Dengan Syarat Pengelolaan Dan Resiko Usaha Tersebut Dilakukan Secara Terpisah. Dalam Penghitungan Nilai Tambah Jasa Pertanian, Secara Konsep Nilai Tambah Jasa Pertanian Ini Terdistribusi Pada Masing-Masing Sub Sektor Misalnya Jasa Dokter Hewan Pada Sub Sektor Peternakan, Jasa Memetik Kopi Pada Sub Sektor Perkebunan. Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Ruang Lingkup Dan Metode Penghitungan 50 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 1.5.2. Metode Penghitungan Output Dan Nilai Tambah Pendekatan Yang Digunakan Dalam Memperkirakan Nilai Tambah Sektor Pertanian Adalah Melalui Pendekatan Dari Sudut PRODUKsi. Pendekatan Ini Didasarkan Pada Pertimbangan Tersedianya Data PRODUKsi Dan Harga Untuk Masing-Masing Komoditas Pertanian. Secara Umum, Output Setiap Komoditas Diperoleh Dari Hasil Perkalian Antara PRODUKsi Yang Dihasilkan Dengan Harga Produsen Komoditas Bersangkutan. Menurut Sifatnya, Output Dibedakan Atas Dua Jenis Yaitu Output Utama Dan Output Ikutan. Disamping Itu Perlu Diperkirakan Tambahan Output Melalui Besaran Persentase Pelengkap Mark-Up Yang Diperoleh Dari Berbagai Survei Khusus. Total Output Suatu Sub Sektor Merupakan Penjumlahan Dari Nilai Output Utama Dan Ikutan Dari Seluruh Komoditas Ditambah Dengan Nilai Perlengkapan. Nilai Tambah BRUTO NTB Suatu Sub Sektor Diperoleh Dari Penjumlahan NTB Tiap-Tiap Komoditas. NTB Ini Didapat Dari Pengurangan Seluruh Biaya- Biaya Antara Dari Nilai Output Atas Dasar Harga Produsen, Yang Dalam Prakteknya Biasa Dihitung Melalui Perkalian Antara Rasio NTB Terhadap Output Komoditas Tertentu. Untuk Keperluan Penyajian Data NTB Atas Dasar Harga Konstan 2000 2000 100, Digunakan Metode Revaluasi, Yaitu Seluruh PRODUKsi Dan Biaya-Biaya Antara Dinilai Berdasarkan Harga Tahun Dasar 2000. Khusus Untuk Sub Sektor Peternakan, Penghitungan PRODUKsinya Tidak Dapat Dilakukan Secara Langsung, Tetapi Melalui Suatu Rumus Persamaan Yang Menggunakan Tiga Peubah, Yakni Banyaknya Ternak Yang Dipotong Ditambah Selisih Populasi Ternak Dan Selisih Antara Ekspor Dan Impor Ternak. 2. Pertambangan Dan Penggalian Seluruh Jenis Komoditas Yang Dicakup Dalam Sektor Pertambangan Dan Penggalian Di Daerah Ini Dikelompokkan Dalam Dua Sub Sektor, Yaitu Pertambangan Minyak Dan Gas Bumi Migas, Pertambangan Tanpa Migas Dan Penggalian. Ht T // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Ruang Lingkup Dan Metode Penghitungan 51 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 2.1.Pertambangan Tanpa Migas Petambangan Tanpa Migas Meliputi Pengambilan Dan Persiapan Pengolahan Lanjutan Benda Padat, Baik Di Bawah Maupun Di Atas Permukaan Bumi Serta Seluruh Kegiatan Lainnya Yang Bertujuan Untuk Memanfaatkan Bijih Logam Dan Hasil Tambang Lainnya. Hasil Dari Kegiatan Ini Adalah Batubara, Bijih Nikel Dan Aspal Alam Serta Komoditas Tambang Selain Tersebut Di Atas. Untuk Memperoleh Output Beberapa Komoditas Tambang Seperti Bijih Nikel Dan Aspal Alam Digunakan Metode Pendekatan PRODUKsi. Cara Yang Digunakan Untuk Memperoleh Output Dan NTB Atas Dasar Harga Berlaku Dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Ditempuh Cara Yang Sama Dengan Cara Yang Digunakan Pada Sub Sektor Pertambangan Migas, Yaitu Revaluasi. 2.2. Penggalian Sub Sektor Ini Mencakup Penggalian Dan Pengambilan Segala Jenis Barang Galian Seperti Batu-Batuan, Pasir Dan Tanah Yang Pada Umumnya Berada Pada Permukaan Bumi. Hasil Dari Kegiatan Ini Adalah Batu Gunung, Batu Kali, Batu Kapur, Koral, Kerikil, Batu Karang, Batu Marmer, Pasir Untuk Bahan Bangunan, Pasir Silika, Pasir Kwarsa, Kaolin, Tanah Liat Dan Komoditas Penggalian Selain Tersebut Di Atas. Output Komoditas Penggalian Atas Dasar Harga Konstan 2000 Diestimasi Melalui Pergeseran Output Tahun 1993 Menjadi Output Tahun 2000, Dengan Menggunakan Perubahan Output Sektor Bangunan Atas Dasar Harga Konstan 1993 100. Lalu Output Ini Dikalikan Dengan Rasio NTB Terhadap Output Tahun 2000 Sehingga Diperoleh NTB Atas Dasar Harga Konstan 2000. Output Harga Berlaku Diperoleh Setelah Output Atas Dasar Harga Konstan 2000 Dikalikan Dengan Indeks HPB Penggalian 2000 100. Selanjutnya Untuk Memperoleh NTB Atas Dasar Harga Berlaku, Output Ini Dikalikan Dengan Rasio NTB Terhadap Output Pada Masing-Masing Tahun. Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Ruang Lingkup Dan Metode Penghitungan 52 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 3. Industri Pengolahan Seperti Halnya Pada Seri Tahun Dasar 1993, Industri Pengolahan Dibedakan Atas Dua Kelompok Besar Yaitu Pertama Industri Pengolahan Minyak Dan Gas Bumi Migas, Kedua Industri Pengolahan Tanpa Migas. Karena Kegiatan Industri Pengolahan Migas Dan Industri Pengolahan Minyak Bumi Belum Ada Di SULAWESI TENGGARA Maka Selanjutnya Akan Dijelaskan Tentang Industri Tanpa Migas Saja. Sejak Tahun 1993 Industri Pengolahan Tanpa Migas Disajikan Menurut Dua Digit Kode Klasifikasi Lapangan Usaha Industri KLUI Yaitu Industri Makanan, Minuman Dan Tembakau 31 Industri Tekstil, Pakaian Jadi Dan Kulit 32, Industri Kayu, Bambu Dan Rotan 33 Industri Kertas Dan Barang Dari Kertas 34 Industri Kimia Dan Barang-Barang Dari Kimia Dan Karet 35 Industri Barang Galian Bukan Logam 36 Industri Logam Dasar 37 Industri Barang Dari Logam, Mesin Dan Peralatannya 38 Dan Industri Pengolahan Lainnya. Didalam Perhitungan Pada Tahun Dasar 2000 100 Digunakan Sebagai Acuan Adalah Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2000 Sehingga Semua Kode KLUI Yang Dimulai Dengan Angka 3 Tiga Sudah Dimasukkan Dalam Sektor Industri. Seperti Halnya Pada Seri Tahun Dasar 1993, Pada Industri Pengolahan Tanpa Migas Ini Juga Dibedakan Atas Tiga Bagian Yaitu Industri Pengolahan Tanpa Migas Besar Sedang Tenaga Kerja 19 Orang, Industri Pengolahan Tanpa Migas Kecil Tenaga Kerja 5 - 19 Orang Dan Industri Pengolahan Tanpa Migas Kerajinan Rumah Tangga Tenaga Kerja 5 Orang. Industri Besar Dan Sedang Metode Penghitungannya Menggunakan Pendekatan PRODUKsi, Yaitu Output Dihitung Lebih Dahulu Kemudian Setelah Dikurangi Dengan Biaya Antara Diperoleh Nilai Tambah BRUTOnya. Pada Prinsipnya Metode Estimasi Yang Digunakan, Baik Pada Seri Lama Maupun Seri Baru Tidak Berbeda Yaitu Menggunakan Cara Inflasi Untuk Menghitung Atas Dasar Harga Berlaku Dan Cara Ekstrapolasi Untuk Menghitung Atas Dasar Harga Konstannya. Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Ruang Lingkup Dan Metode Penghitungan 53 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Industri Kecil Dan Kerajinan Rumahtangga Pada Prinsipnya Cakupan Dan Definisi Kegiatan Industri Kecil Dan Kerajinan Rumahtangga IKKR Sama Dengan Cakupan Dan Definisi Kegiatan Industri Besar Dan Sedang Tanpa Migas. Perbedaannya Terletak Pada Jumlah Tenaga Kerja Yang Terlibat Dalam Kegiatan Industri Tersebut. Suatu Perusahaan Dikatakan Sebagai Industri Kecil Jika Tenaga Kerjanya Berjumlah Antara 5 Sampai 19 Orang. Sedangkan Perusahaan Digolongkan Sebagai Industri Kerajinan Rumahtangga Jika Tenaga Kerjanya Berjumlah Kurang Dari Lima Orang. Dengan Adanya Pergeseran Tahun Dasar 1993 Ke 2000, Serta Penyempurnaan Yang Berkaitan Dengan Kelengkapan Data Pendukung, Maka Metode Penghitungan Output Dan NTB Sub Sektor Ini Diperbaiki Dengan Menggunakan Pendekatan Tenaga Kerja, Yang Dihitung Secara Rinci Menurut Kegiatan Industri Yang Dikelompokkan Dalam Dua Digit KLUI. 4. Listrik Dan Air Bersih 4.1. Listrik Kegiatan Ini Mencakup Pembangkitan Dan Penyaluran Tenaga Listrik, Baik Yang Diselenggarakan Oleh Perusahaan Umum Listrik Negara PLN Maupun Oleh Perusahaan Non-PLN Seperti Pembangkit Listrik Oleh Perusahaan Pemerintah Daerah Dan Listrik Yang Diusahakan Oleh Swasta Perorangan Maupun Perusahaan, Dengan Tujuan Untuk Dijual. Listrik Yang Dibangkitkan Atau Yang DiPRODUKsi Meliputi Listrik Yang Dijual, Dipakai Sendiri, Hilang Dalam Transmisi Dan Listrik Yang Dicuri. Metode Penghitungan Untuk Seri 2000 Pada Sub Sektor Ini Adalah Sama Dengan Metode Penghitungan Yang Dipakai Pada Seri 1993 Yaitu Dengan Menggunakan Pendekatan PRODUKsi. Ttp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Ruang Lingkup Dan Metode Penghitungan 54 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 4.2. Air Bersih Kegiatan Sub Sektor Air Bersih Mencakup Proses Pembersihan, Pemurnian Dan Proses Kimiawi Lainnya Untuk Menghasilkan Air Minum, Serta Pendistribusian Dan Penyalurannya Secara Langsung Melalui Pipa Dan Alat Lain Ke Rumahtangga, Instansi Pemerintah Maupun Swasta. Metode Penghitungan Yang Digunakan Pada Seri 2000 Ini Masih Sama Dengan Metode Penghitungan Yang Digunakan Pada Seri 1993 Yaitu Dengan Menggunakan Pendekatan PRODUKsi. 5. Bangunan/Konstruksi Kegiatan Sektor Bangunan Terdiri Dari Bermacam-Macam Kegiatan Meliputi Pembuatan, Pembangunan, Pemasangan Dan Perbaikan Berat Maupun Ringan Semua Jenis Konstruksi Yang Keseluruhan Kegiatan Sesuai Dengan Rincian Menurut KLUI. Metode Yang Digunakan Untuk Mendapatkan NTB Sektor Bangunan Adalah Melalui Pendekatan Arus Barang Commodity Flows. Penggunaan Metode Ini Didasarkan Pada Pemikiran Bahwa Besarnya Output Pada Sektor Bangunan Sejalan Dengan Besarnya Input Komoditas Yang Dipergunakan Untuk Bangunan. Metode Estimasi Untuk Memperoleh Output Dan NTB Sektor Bangunan, Menggunakan Cara Ekstrapolasi Yang Mana Output Dan Nilai Tambah BRUTO Dengan Harga Konstan Harus Diperoleh Dahulu Sebelum Memperoleh Output Dan NTB Harga Berlaku. 6. Perdagangan, Hotel Dan Restoran 6.1. Perdagangan Kegiatan Yang Dicakup Dalam Sub Sektor Perdagangan Meliputi Kegiatan Membeli Dan Menjual Barang, Baik Barang Baru Maupun Bekas, Untuk Tujuan Penyaluran/ Pendistribusian Tanpa Mengubah Sifat Barang Tersebut. Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Ruang Lingkup Dan Metode Penghitungan 55 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Sub Sektor Perdagangan Dalam Penghitungannya Dikelompokkan Ke Dalam Dua Jenis Kegiatan Yaitu Perdagangan Besar Dan Perdagangan Eceran. Perdagangan Besar Meliputi Kegiatan Pengumpulan Dan Penjualan Kembali Barang Baru Atau Bekas Oleh Pedagang Dari Produsen Atau Importir Ke Pedagang Besar Lainnya, Pedagang Eceran, Perusahaan Dan Lembaga Yang Tidak Mencari Untung. Sedangkan Perdagangan Eceran Mencakup Kegiatan Pedagang Yang Umumnya Melayani Konsumen Perorangan Atau Rumahtangga Tanpa Merubah Sifat, Baik Barang Baru Atau Barang Bekas. Metode Yang Digunakan Yaitu Metode Arus Barang. Output Atau Margin Perdagangan Merupakan Selisih Antara Nilai Jual Dan Nilai Beli Barang Yang Diperdagangkan Setelah Dikurangi Dengan Biaya Angkut Barang Dagangan Yang Dikeluarkan Oleh Pedagang. Dengan Cara Metode Arus Barang, Output Dihitung Berdasarkan Margin Perdagangan Yang Timbul Akibat Memperdagangkan Barang-Barang Dari Sektor Pertanian, Pertambangan Dan Penggalian, Industri Serta Barang-Barang Yang Berasal Dari Impor. NTB Diperoleh Berdasarkan Perkalian Antara Total Output Dengan Rasio NTB. Kemudian Untuk Memperoleh Total NTB Sub Sektor Perdagangan Adalah Dengan Menjumlahkan NTB Tersebut Dengan Pajak Penjualan Dan Bea Masuk Barang Impor. 6.2. H O T E L Sub Sektor Ini Mencakup Kegiatan Penyediaan Akomodasi Yang Menggunakan Sebagian Atau Seluruh Bangunan Sebagai Tempat Penginapan. Yang Dimaksud Akomodasi Disini Adalah Hotel Berbintang Maupun Tidak Berbintang Melati, Serta Tempat Tinggal Lainnya Yang Digunakan Untuk Menginap Seperti Losmen, Motel Dan Sejenisnya. Termasuk Pula Kegiatan Penyediaan Makanan Dan Minuman Serta Penyediaan Fasilitas Lainnya Bagi Para Tamu Yang Menginap Dimana Kegiatan-Kegiatan Tersebut Berada Dalam Satu Kesatuan Manajemen Dengan Penginapan. Alasan Penggabungan Ini Karena Datanya Sulit Dipisahkan. NTB Sub Sektor Hotel Diperoleh Dengan Menggunakan Pendekatan PRODUKsi. Indikator PRODUKsi Yang Digunakan Adalah Jumlah Penghunian Malam Kamar Dan Indikator Harganya Adalah Rata-Rata Tarif Per Malam Kamar. Output Atas Dasar Harga Berlaku Diperoleh Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Ruang Lingkup Dan Metode Penghitungan 56 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Berdasarkan Perkalian Indikator PRODUKsi Dengan Indikator Harganya. Sedangkan NTB Diperoleh Berdasarkan Perkalian Output Dengan Rasio Ntbnya. Output Dan NTB Atas Dasar Harga Konstan Dihitung Dengan Menggunakan Metode Ekstrapolasi. 6.3. Restoran Kegiatan Sub Sektor Restoran Mencakup Usaha Penyediaan Makanan Dan Minuman Jadi Yang Pada Umumnya Dikonsumsi Di Tempat Penjualan. Kegiatan Yang Termasuk Dalam Sub Sektor Ini Seperti Rumah Makan, Warung Nasi, Warung Kopi, Katering Dan Kantin. Pendekatan Yang Digunakan Untuk Menghitung NTB Atas Dasar Harga Berlaku Dengan Pendekatan PRODUKsi Sedangkan Harga Konstan Dengan Cara Deflasi Dimana IHK Makanan Sebagai Deflatornya. 7. Pengangkutan Dan Komunikasi 7.1. Pengangkutan Kegiatan Yang Dicakup Dalam Sub Sektor Pengangkutan Terdiri Atas Jasa Angkutan Rel Angkutan Jalan Raya Angkutan Laut Angkutan Sungai, Danau Dan Penyeberangan Angkutan Udara Dan Jasa Penunjang Angkutan. Kegiatan Pengangkutan Meliputi Kegiatan Pemindahan Penumpang Dan Barang Dari Suatu Tempat Ke Tempat Lain Dengan Menggunakan Alat Angkut Atau Kendaraan, Baik Bermotor Maupun Tidak. Sedangkan Jasa Penunjang Angkutan Mencakup Kegiatan Yang Sifatnya Menunjang Kegiatan Pengangkutan Seperti Terminal, Pelabuhan Dan Pergudangan. Angkutan Jalan Raya Meliputi Kegiatan Pengangkutan Barang Dan Penumpang Yang Menggunakan Alat Angkut Kendaraan Jalan Raya, Baik Bermotor Maupun Tidak Bermotor. Termasuk Pula Kegiatan Charter/Sewa Kendaraan Baik Dengan Atau Tanpa Pengemudi. Ht Tp // S Ltr A. Bp S. Go .Id Ruang Lingkup Dan Metode Penghitungan 57 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Metode Estimasi Yang Digunakan Adalah Pendekatan PRODUKsi. Output Atas Dasar Harga Berlakunya Merupakan Perkalian Antara Indikator PRODUKsi Dengan Indikator Harga Untuk Masing-Masing Jenis Angkutan. Sedangkan Output Atas Dasar Harga Konstan Diperoleh Dengan Menggunakan Metode Ekstrapolasi. NTB Dihitung Berdasarkan Perkalian Antara Rasio NTB Dengan Outputnya. Angkutan Laut Meliputi Kegiatan Pengangkutan Barang Dan Penumpang Dengan Menggunakan Kapal Laut Yang Beroperasi Di Dalam Dan Ke Luar Daerah DOMESTIK. Tidak Termasuk Kegiatan Pelayaran Laut Yang Diusahakan Perusahaan Lain Yang Berbeda Dalam Satu Satuan Usaha, Dimana Kegiatan Pelayaran Ini Sifatnya Hanya Menunjang Kegiatan Induknya Dan Data Yang Tersedia Biasanya Sulit Untuk Dipisahkan. Pada Dasarnya Metode Estimasi NTB Angkutan Laut Seri Tahun Dasar 2000 Sama Dengan Tahun Dasar 1993. Perbedaan Kedua Seri Tersebut Terletak Dalam Penggunaan Rasio NTB. Dalam Seri 1993, Rasio NTB Mencerminkan Keadaan Tahun 1993 Serta Merupakan Rasio Gabungan Antara Kegiatan Angkutan Penumpang Dan Barang. Sedangkan Untuk Seri 1993, Rasio NTB Mencerminkan Keadaan Tahun 2000 Dimana Rasio NTB Untuk Kegiatan Angkutan Penumpang Dan Barang Masing-Masing Berbeda. Output Atas Dasar Harga Berlaku Diperoleh Berdasarkan Perkalian Indikator PRODUKsi Dengan Indikator Harganya. Output Atas Dasar Harga Konstan Dihitung Dengan Metode Ekstrapolasi. Sedangkan NTB Diperoleh Dengan Perkalian Antara Rasio NTB Dengan Outputnya. Angkutan Sungai, Danau Dan Penyeberangan Kegiatan Yang Dicakup Meliputi Pengangkutan Barang Dan Penumpang Dengan Menggunakan Kapal/Angkutan Sungai Dan Danau Baik Bermotor Maupun Tidak Bermotor, Serta Kegiatan Penyeberangan Dengan Alat Angkut Kapal Ferry. Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Ruang Lingkup Dan Metode Penghitungan 58 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Metode Estimasi Yang Digunakan Adalah Pendekatan PRODUKsi. Indikator PRODUKsi Yang Digunakan Adalah Jumlah Penumpang, Barang Dan Mobil Yang Diangkut. Output Atas Dasar Harga Berlaku Diperoleh Berdasarkan Perkalian Indikator PRODUKsi Dengan Indikator Harga Yang Terdiri Dari Angkutan Sungai, Danau Serta Penyeberangan. Untuk Output Atas Dasar Harga Konstan Diperoleh Dengan Metode Ekstrapolasi. Sedangkan NTB Diperoleh Berdasarkan Perkalian Antara Rasio NTB Dengan Outputnya. Angkutan Udara Kegiatan Ini Meliputi Kegiatan Pengangkutan Penumpang Dan Barang Dengan Menggunakan Pesawat Udara Yang Diusahakan Oleh Penerbangan Yang Beroperasi Di SULAWESI TENGGARA. Metode Yang Digunakan Adalah Pendekatan PRODUKsi. Indikator PRODUKsi Yang Digunakan Adalah Penumpang Dan Barang Yang Diangkut. Output Atas Dasar Harga Berlaku Diperoleh Dari Perusahaan Penerbangan. Sedangkan Nilai Tambah BRUTO Diperoleh Dengan Mengalikan Rasio NTB Dengan Outputnya. Output Dan NTB Atas Dasar Harga Konstan Diperoleh Dengan Metode Ekstrapolasi. Jasa Penunjang Angkutan Mencakup Kegiatan Yang Bersifat Menunjang Dan Memperlancar Kegiatan Pengangkutan, Yaitu Meliputi Jasa-Jasa Pelabuhan Udara, Laut, Sungai, Darat Terminal Dan Parkir, Bongkar Muat Laut Dan Darat, Keagenan Penumpang Ekspedisi Laut, Jalan Tol Dan Jasa Penumpang Lainnya Seperti Pengerukan Dan Pengujian Kelayakan Angkutan Laut. Metode Estimasi Yang Digunakan Adalah Pendekatan PRODUKsi. Output Dan NTB Atas Dasar Harga Berlaku Dari Kegiatan Yang Sifatnya Monopoli Diperoleh Dari Pengolahan Laporan Keuangan BUMN Yang Terkait. Kegiatan Lainnya Diperhitungkan Dengan Mengalikan Indikator PRODUKsi Dan Harga. Rasio-Rasio Yang Digunakan Adalah Rasio NTB, Rasio Mark-Up Dan Rasio Lainnya Yang Sesuai. Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Ruang Lingkup Dan Metode Penghitungan 59 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 7.2. Komunikasi Sub Sektor Ini Terdiri Dari Kegiatan Pos Dan Giro, Telekomunikasi Dan Jasa Penunjang Komunikasi. Pos Dan Giro Mencakup Kegiatan Pemberian Jasa Kepada Pihak Lain, Dalam Hal Pengiriman Surat, Wesel Dan Paket Pos Yang Diusahakan Oleh Perum Pos Dan Giro Serta Perusahaan Sejenis. Kegiatan Telekomunikasi Meliputi Pemberian Jasa Kepada Pihak Lain, Dalam Hal Ini Pengiriman Berita Melalui Telegram, Telepon Dan Telex Yang Diusahakan Oleh PT. Telekomunikasi, PT. Telkomsel Dan PT. Indosat. Jasa Penunjang Komunikasi Meliputi Kegiatan Lainnya Yang Menunjang Komunikasi Seperti Warung Telekomunikasi Wartel, Radio Panggil Pager, Telepon Selular Handphone Dan Jasa Internet. Metode Estimasi Yang Digunakan Adalah Pendekatan PRODUKsi. Output Atas Dasar Harga Berlaku Berupa Pendapatan/Penerimaan Pos Dan Giro Serta Telekomunikasi Diperoleh Dari Laporan Keuangan. NTB Atas Dasar Harga Berlaku Diperoleh Pula Dari Laporan Keuangan Berupa Penjumlahan Upah Dan Gaji, Penyusutan, Laba/Rugi Dan Komponen-Komponen Lainnya Dari NTB. Sedangkan Output Dan NTB Atas Dasar Harga Konstan Dihitung Dengan Metode Ekstrapolasi. 8. Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perusahaan 8.1. B A N K Kegiatan Yang Dicakup Adalah Kegiatan Yang Memberikan Jasa Keuangan Pada Pihak Lain Seperti Menerima Simpanan Terutama Dalam Bentuk Giro Dan Deposito Memberikan Kredit/Pinjaman Baik Jangka Pendek/Menengah Dan Panjang Pengiriman Uang Membeli Dan Menjual Surat-Surat Berharga Mendiskonto Surat Wesel/Kertas Dagang/Surat Hutang Dan Sejenisnya Menyewakan Tempat Penyimpanan Barang Berharga Dan Sebagainya. Output Dari Usaha Perbankan Adalah Jumlah Penerimaan Atas Jasa Pelayanan Bank Yang Diberikan Kepada Pemakainya, Seperti Biaya Administrasi Atas Transaksi Dengan Bank, Biaya Pengiriman Wesel Dan Sebagainya. Dalam Output Bank Dimasukkan Pula Imputasi Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Ruang Lingkup Dan Metode Penghitungan 60 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Jasa Bank Yang Besarnya Sama Dengan Selisih Antara Bunga Yang Diterima Dengan Bunga Yang Dibayarkan. 8.2. Lembaga Keuangan Tanpa Bank Usaha Jasa Asuransi Asuransi Adalah Salah Satu Jenis Lembaga Keuangan Bukan Bank Yang Usaha Pokoknya Menanggung Risiko Atas Terjadinya Musibah/Kecelakaan Atas Barang Atau Orang, Termasuk Tunjangan Hari Tua. Pihak Tertanggung Dapat Menerima Biaya Atas Hancur/Rusaknya Barang Atau Akibat Terjadinya Kematian Mereka. Jasa Asuransi Ini Dapat Dibedakan Menjadi Asuransi Jiwa, Asuransi Sosial Serta Asuransi Kerugian. Asuransi Kerugian Adalah Usaha Perasuransian Yang Khusus Menanggung Risiko Atas Kerugian, Kehilangan Atau Kerusakan Harta Milik/Benda, Termasuk Juga Tanggung Jawab Hukum Pada Pihak Ketiga Yang Mungkin Terjadi Terhadap Benda/Harta Milik Tertanggung Karena Sebab-Sebab Tertentu Dengan Suatu Nilai Pertanggungan Yang Besarnya Telah Ditentukan Dan Disetujui Oleh Kedua Belah Pihak Yang Dicantumkan Dalam Surat Perjanjian. Asuransi Sosial Adalah Perasuransian Yang Mencakup Usaha Asuransi Jiwa Kerugian Yang Dibentuk Pemerintah Berdasarkan Peraturan Yang Menjelaskan Hubungan Antara Pihak Asuransi Dengan Seluruh/Segolongan Masyarakat Untuk Tujuan Sosial. Pihak Asuransi Ini Akan Menerima/Menampung Sejumlah Iuran/Sumbangan Wajib Dari Masyarakat Yang Menggunakan Jasa Pelayanan Umum, Seperti Jasa Angkutan, Jasa Kesehatan, Jasa/Pelayanan Terhadap Pemilik Kendaraan Bermotor Dan Pelayanan Hari Tua. Output Dari Kegiatan Asuransi Merupakan Rekapitulasi Dari Output Asuransi Jiwa, Asuransi Bukan Jiwa Seperti Asuransi Sosial, Asuransi Dan Reasuransi Kerugian Serta Broker Asuransi. Biaya Antara Yang Dikeluarkan Dalam Kegiatan Asuransi Berupa Biaya Umum Seperti Pembelian Alat Tulis Kantor, BBM, Rekening Listrik Dan Sebagainya, Biaya Pemeliharaan, Sewa Gedung Dan Biaya Administrasi. NTB Atas Dasar Harga Berlaku Diperoleh Berdasarkan Selisih Antara Output Dan Biaya Antara Yang Diperoleh Dari Laporan Keuangan Perusahaan. Sedangkan Untuk NTB Atas Dasar Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go . D Ruang Lingkup Dan Metode Penghitungan 61 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Harga Konstan Diperoleh Dengan Cara Sebagai Berikut Untuk Asuransi Jiwa Menggunakan Metode Ekstrapolasi Dan Sebagai Ekstrapolatornya Adalah Jumlah Pemegang Polis Untuk Asuransi Sosial Menggunakan Metode Ekstrapolasi Dan Sebagai Ekstrapolatornya Adalah Jumlah Peserta Untuk Asuransi Kerugian Menggunakan Metode Deflasi Dan Sebagai Deflatornya Adalah IHPB Umum. Dana Pensiun Dana Pensiun Adalah Badan Hukum Yang Mengelola Program Yang Menjanjikan Manfaat Pensiun. Manfaat Pensiun Adalah Pembayaran Berkala Yang Dibayarkan Kepada Peserta Pada Saat Pensiun Dan Dengan Cara Yang Ditetapkan Dalam Peraturan Dana Pensiun. Manfaat Pensiun Terdiri Dari Manfaat Pensiun Normal, Manfaat Pensiun Dipercepat, Manfaat Pensiun Cacat Dan Manfaat Pensiun Ditunda. Jenis Dana Pensiun Dibedakan Menjadi Dua Yaitu Dana Pensiun Pemberi Kerja Dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan Output Dan NTB Atas Dasar Harga Berlaku Dari Kegiatan Dana Pensiun Diperoleh Dari Hasil Pengolahan Laporan Keuangan Kegiatan Tersebut. Sedangkan Estimasi Output Dan NTB Atas Dasar Harga Konstan Diperoleh Dengan Menggunakan Cara Deflasi Dimana Deflatornya Adalah IHK Umum Dan Cara Ekstrapolasi Dimana Ekstrapolatornya Adalah Jumlah Peserta. Pegadaian Mencakup Usaha Lembaga Perkreditan Pemerintah Yang Bersifat Monopoli Dan Dibentuk Berdasarkan Ketentuan Undang-Undang, Yang Tugasnya Antara Lain Membina Perekonomian Rakyat Kecil Dengan Menyalurkan Kredit Atas Dasar Hukum Gadai Dengan Cara Yang Mudah, Cepat, Aman Dan Hemat. Kegiatan Utamanya Adalah Memberikan Pinjaman Uang Kepada Segolongan Masyarakat Dengan Menerima Jaminan Barang Bergerak. Besarnya Pinjaman Sesuai Dengan Nilai Barang Jaminan Yang Diserahkan Pihak Peminjam Tanpa Syarat Apapun Mengenai Penggunaan Dananya. Ht Tp // Su Ltr .B Ps .G O. Id Ruang Lingkup Dan Metode Penghitungan 62 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Output Dan NTB Atas Dasar Harga Berlaku Dari Kegiatan Pegadaian Diperoleh Dari Hasil Pengolahan Laporan Keuangan Perum Pegadaian. Outputnya Terutama Terdiri Dari Sewa Modal, Bunga Deposito Dan Lain-Lain. NTB Diperoleh Dengan Mengurangkan Output Dengan Biaya Antara. Sedangkan Output Dan NTB Atas Dasar Harga Konstan Diperoleh Dengan Menggunakan Metode Ekstrapolasi Dan Sebagai Ekstrapolatornya Adalah Jumlah Nasabah. Lembaga Pembiayaan Lembaga Pembiayaan Adalah Badan Usaha Yang Bergerak Di Sektor Keuangan Dengan Melakukan Kegiatan Pembiayaan Dalam Bentuk Penyediaan Dana Secara Langsung Dari Masyarakat. Lembaga Pembiayaan Ini Mencakup Kegiatan Sewa Guna Usaha, Modal Ventura, Anjak Piutang, Kartu Kredit Dan Pembiayaan Konsumen. Output Dan Struktur Input Atas Dasar Harga Berlaku Lembaga Pembiayaan Ini Diperoleh Dari Direktorat Perbankan Dan Usaha Jasa Pembiayaan Departemen Keuangan. Sedangkan Output Dan NTB Atas Dasar Harga Konstan Menggunakan Metode Ekstrapolasi Dan Sebagai Ekstrapolatornya Adalah Jumlah Perusahaan. 8.3. Jasa Penunjang Keuangan Mencakup Kegiatan Pedagang Valuta Asing, Reksa Dana, Biro Administrasi Efek, Tempat Penitipan Harta Dan Sejenisnya. 8.4. Sewa Bangunan Sub Sektor Ini Meliputi Usaha Persewaan Bangunan Dan Tanah, Baik Yang Menyangkut Bangunan Tempat Tinggal Maupun Bukan Tempat Tinggal Seperti Perkantoran, Pertokoan Serta Usaha Persewaan Tanah Persil. Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .I Ruang Lingkup Dan Metode Penghitungan 63 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Output Untuk Persewaan Bangunan Tempat Tinggal Diperoleh Dari Perkalian Antara Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga Per Kapita Untuk Sewa Rumah, Kontrak Rumah, Sewa Beli Rumah Dinas, Perkiraan Sewa Rumah, Pajak Dan Pemeliharaan Rumah Dengan Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun. Sedangkan Output Usaha Persewaan Bangunan Bukan Tempat Tinggal Diperoleh Dari Perkalian Antara Luas Bangunan Yang Disewakan Dengan Rata-Rata Tarif Sewa Per M 2 . NTB Atas Dasar Harga Berlaku Diperoleh Dari Hasil Perkalian Antara Rasio NTB Dengan Outputnya. NTB Atas Dasar Harga Konstan Diperoleh Dengan Menggunakan Metode Ekstrapolasi Dan Sebagai Ekstrapolatornya Indeks Luas Bangunan. 8.5. Jasa Perusahaan Jasa Hukum Advokad/Pengacara, Notaris Yang Dimaksud Dengan Advokad Adalah Ahli Hukum Yang Berwenang Bertindak Sebagai Penasehat Atau Pembela Perkara Dalam Pengadilan, Baik Perkara Pidana Maupun Perdata. Sedangkan Notaris Adalah Orang Yang Ditunjuk Dan Diberi Kuasa Oleh Departemen Kehakiman Untuk Mensyahkan Dan Menyaksikan Berbagai Surat Perjanjian, Akte Dan Sebagainya. Jasa Akuntansi Dan Pembukuan Jasa Akuntansi Dan Pembukuan Adalah Usaha Jasa Pengurusan Tata Buku Dan Pemeriksaan Pembukuan Termasuk Juga Jasa Pengolahan Data Dan Tabulasi Yang Merupakan Bagian Dari Jasa Akuntansi Dan Pembukuan. Jasa Pengolahan Dan Penyajian Data Jasa Pengolahan Dan Penyajian Data Adalah Usaha Jasa Pengolahan Dan Penyajian Data Yang Bersifat Umum Baik Secara Elektronik Komputer Maupun Manual Atas Dasar Balas Ht Tp // Su Ltr .B Ps .G O. Id Ruang Lingkup Dan Metode Penghitungan 64 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Jasa Atau Kontrak. Termasuk Di Dalamnya Adalah Jasa Komputer Programing Dan Sebagainya Yang Ada Hubungannya Dengan Kegiatan Perkomputeran. Jasa Bangunan, Arsitek Dan Teknik Jasa Bangunan, Arsitek Dan Teknik Adalah Usaha Jasa Komunikasi Bangunan, Jasa Survei Geologi, Penyelidikan Tambang/Pencarian Komoditas Pertambangan Dan Jasa Penyelidikan Serta Sejenisnya. Jasa Persewaan Mesin Dan Peralatan Jasa Persewaan Mesin Dan Peralatan Adalah Usaha Persewaan Mesin Dan Peralatannya Untuk Keperluan Pertanian, Pertambangan Dan Ladang Minyak, Industri Pengolahan, Konstruksi Dan Mesin-Mesin Keperluan Kantor. Output Jasa Perusahaan Diperoleh Dari Perkalian Antara Indikator PRODUKsi Jumlah Perusahaan Atau Tenaga Kerja Dengan Indikator Harga Rata-Rata Output Perusahaan Atau Per Tenaga Kerja. 9. Jasa-Jasa 9.1. Pemerintah Umum Dan Pertahanan Jasa Pemerintahan Pada Prinsipnya Terbagi Dua Yakni Pertama Pelayanan Dari Pemerintah Departemen Dan Pertahanan, Dan Kedua Pelayanan Yang Diberikan Oleh Badan- Badan Di Bawah Departemen Tersebut. Pelayanan Kedua Ini Disebut Jasa Pemerintahan Lainnya. Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Ruang Lingkup Dan Metode Penghitungan 65 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Administrasi, Pemerintahan Dan Pertahanan Sektor Pemerintahan Umum Dan Pertahanan Mencakup Semua Departemen Dan Non Departemen, Badan/Lembaga Tinggi Negara, Kantor-Kantor Dan Badan-Badan Yang Berhubungan Dengan Administrasi Pemerintahan Dan Pertahanan. Belanja Pegawai Guru Pemerintah Yang Memegang Tata Usaha Dikategorikan Sebagai Administrasi Pemerintah, Sedangkan Belanja Mereka Yang Tugasnya Mengajar Dikategorikan Sebagai Jasa Pendidikan. Begitu Juga Dokter Pemerintah Yang Tidak Melayani Masyarakat Dikelompokkan Sebagai Administrasi Pemerintahan Sedangkan Yang Melayani Masyarakat Dikelompokkan Sebagai Jasa Kesehatan. Kegiatan Ini Meliputi Semua Tingkat Pemerintahan, Baik Pemerintah Pusat Maupun Pemerintah Daerah Yang Terdiri Dari Pemerintah Daerah Tingkat I, Tingkat II Dan Desa Termasuk Angkatan Bersenjata. Jasa Pemerintahan Lainnya Jasa Pemerintahan Lainnya Meliputi Kegiatan Yang Bersifat Jasa Seperti Sekolah Pemerintah, Universitas Pemerintah, Rumah Sakit Pemerintah, Bimbingan Masyarakat Terasing, Museum, Perpustakaan, Tempat-Tempat Rekreasi Yang Dibiayai Dari Keuangan Pemerintah, Dimana Pemerintah Memungut Pembayaran Yang Pada Umumnya Tidak Mencapai Besarnya Biaya Yang Dikeluarkan Untuk Kegiatan Tersebut. Unit-Unit Usaha Semacam Ini Menyediakan Pelayanan Jasa Untuk Masyarakat. Aparat Pemerintah Yang Melayani Penyuluhan KB Atau Memberi Penyuluhan Kepada Masyarakat Terasing Dikategorikan Sebagai Jasa Kemasyarakatan Lainnya. Sedangkan Pegawai Pemerintah Yang Melakukan Penjualan Karcis Masuk Taman Hiburan, Museum Atau Melayani Masyarakat Di Perpustakaan Dikategorikan Sebagai Jasa Hiburan Dan Kebudayaan. Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Ruang Lingkup Dan Metode Penghitungan 66 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Belanja Pegawai Dari Sektor Ini Terdiri Dari Gaji Pokok, Honorarium Dan Tunjangan Lainnya. Belanja Pegawai Yang Dipisahkan Dari Belanja Pembangunan Ditransfer Ke Belanja Rutin, Seperti Pembayaran Honor Pegawai Negeri Yang Turut Dalam Kegiatan Proyek. Belanja Pegawai Jasa Pemerintahan Lainnya Yang Dikeluarkan Oleh Pemerintah Pusat Maupun Daerah, Baik Rutin Maupun Pembangunan Adalah Untuk Guru-Guru Sekolah Negeri, Pekerja Rumah Sakit Pemerintah, Pekerja Bimbingan Masyarakat Terasing, Pekerja Perpustakaan Dan Tempat-Tempat Rekreasi Serta Museum Pemerintah. Penyusutan Barang Modal Untuk Sektor Pemerintah Umum Datanya Belum Tersedia, Sehingga Nilai Penyusutan Diestimasi Berdasarkan Rasio Terhadap Belanja Pegawai. Struktur Biaya Dari Sektor Ini Tidak Memuat Unsur Surplus Usaha. Karena Pemerintah Tidak Melakukan Pembayaran Pajak Tak Langsung, Maka Untuk Memperoleh Nilai Tambah BRUTO Diperkirakan Dari Penjumlahan Belanja Pegawai Serta Perkiraan Penyusutan. Data Untuk Estimasi NTB Sektor Pemerintah Umum Didasarkan Pada Realisasi Pengeluaran Pemerintah. Belanja Pegawai Jasa Pemerintah Lainnya Yang Ditransfer Dari Pemerintah Pusat Dan Daerah Diperoleh Dari Realisasi Anggaran Belanja Pembangunan Menurut Sektor Dan Sub Sektor. Sedangkan Belanja Pegawai Jasa Pemerintahan Lainnya Untuk Pemerintah Daerah Diperoleh Dari Belanja Pegawai Menurut Jenis Pengeluaran. Disamping Belanja Pegawai Di Atas Penyusutan Juga Termasuk Dalam Penghitungan NTB Jasa Pemerintahan Lainnya, Dimana Nilai Penyusutan Diperkirakan Sekitar Lima Persen Dari Nilai Belanja Pegawai. Perkiraan NTB Sektor Pemerintahan Umum Dan Jasa Lainnya Atas Dasar Harga Konstan 2000 Dihitung Dengan Cara Ekstrapolasi Dengan Menggunakan Indeks Tertimbang Jumlah Pegawai Negeri Menurut Golongan Kepangkatan. Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Ruang Lingkup Dan Metode Penghitungan 67 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 9.2. S W A S T A Jasa Sosial Kemasyarakat Meliputi Jasa Pendidikan, Kesehatan, Riset/Penelitian, Palang Merah, Panti Asuhan, Panti Atau Wreda, Yayasan Pemeliharaan Anak Cacad/YPAC, Rumah Ibadah Dan Sejenisnya, Baik Yang Dilakukan Oleh Pemerintah Maupun Swasta. Output Jasa Sosial Dan Kemasyarakatan Diperoleh Dari Hasil Perkalian Antara Masing- Masing Indikator PRODUKsi Seperti Jumlah Murid Menurut Jenjang Pendidikan, Jumlah Tempat Tidur Rumah Sakit, Jumlah Dokter, Jumlah Anak Yang Diasuh, Jumlah Orang Lanjut Usia Yang Dirawat, Jumlah Rumah Ibadah, Jumlah Anak Cacad Yang Dirawat Dengan Rata-Rata Output Per Masing-Masing Indikator. Jasa Hiburan Dan Rekreasi Meliputi Kegiatan PRODUKsi Dan Distribusi Film Komersil Dan Film Dokumenter Untuk Kepentingan Pemerintah Serta RePRODUKsi Film Video, Jasa Bioskop Dan Panggung Hiburan, Studio Radio, Perpustakaan, Museum, Kebun Binatang, Gedung Olah Raga, Kolam Renang, Kelab Malam, Taman Hiburan, Lapangan Golf, Lapangan Tenis, Billyar, Kelub Sepak Bola, Artis Film, Artis Panggung Karaoke, Vidio Klip, Studio Televisi Dan Stasiun Pemancar Radio Yang Dikelola Swasta. Output Atas Dasar Harga Berlaku Diperoleh Dengan Menggunakan Metode Pendekatan PRODUKsi, Yaitu Output Diperoleh Dari Hasil Perkalian Indikator PRODUKsi Dengan Indikator Harga. Output Kegiatan PRODUKsi Film Diperoleh Dari Perkalian Antara Jumlah Film Yang DiPRODUKsi Dengan Rata-Rata Output Per Film. Output Kegiatan Distribusi Film Diperoleh Dari Perkalian Antara Rasio Biaya Sewa Film Dengan Output Bioskop, Sedangkan Output Bioskop Diperoleh Dari Perkalian Antara Jumlah Penonton Dengan Rata-Rata Output Per Penonton. Output Panggung Hiburan/Kesenian Dihitung Berdasarkan Pajak Tontonan Yang Diterima Pemerintah. Output Untuk Jasa Hiburan Dan Rekreasi Lainnya Pada Umumnya Didasarkan Pada Hasil Perkalian Antara Jumlah Perusahaan Dan Jumlah Tenaga Kerja Masing- Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Ruang Lingkup Dan Metode Penghitungan 68 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Masing Dengan Rata-Rata Output Per Indikatornya. Dan NTB Atas Dasar Harga Berlaku Diperoleh Dari Hasil Perkalian Antara Rasio NTB Dengan Output. Sedangkan Output Dan NTB Atas Dasar Harga Konstan Menggunakan Metode Deflasi/ Ekstrapolasi Dengan Deflator/Ekstrapolatornya Adalah IHK Hiburan Dan Rekreasi Atau Indeks Indikator PRODUKsi Yang Sesuai. Jasa Perorangan Dan Rumahtangga Meliputi Segala Jenis Kegiatan Jasa Yang Pada Umumnya Melayani Perorangan Dan Rumahtangga, Yang Terdiri Dari A Jasa Perbengkelan/Reparasi Kendaraan Bermotor, Mencakup Perbaikan Kecil Dari Kendaraan Roda Empat, Roda Tiga Dan Dua Seperti Mobil Pribadi, Mobil Umum, Bemo, Sepeda Motor Dan Sebagainya. B Jasa Perbengkelan/Reparasi Lainnya Seperti Perbaikan/Reparasi Jam, Televisi, Radio, Lemari Es, Mesin Jahit, Sepeda Dan Barang Rumahtangga Lainnya. C Jasa Pembantu Rumahtangga, Mencakup Koki, Tukang Kebun, Penjaga Malam, Pengasuh Bayi Dan Anak Dan Sejenisnya. D Jasa Perorangan Lainnya, Mencakup Tukang Binatu, Tukang Cukur, Tukang Jahit, Tukang Semir Sepatu Dan Sejenisnya. Output Atas Dasar Harga Berlaku Untuk Jasa Perbengkelan Serta Jasa Perorangan Dan Rumahtangga Diperoleh Dari Perkalian Antara Masing-Masing Jumlah Tenaga Kerja Dengan Rata-Rata Output Per Tenaga Kerja. Sedangkan Output Jasa Pembantu Rumahtangga, Pengasuh Bayi Dan Sejenisnya Diperoleh Dari Perkalian Antara Pengeluaran Per Kapita Untuk Pembantu Rumahtangga Dengan Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun Untuk Jasa Perorangan Yang Belum Dicakup. Dan NTB Atas Dasar Harga Berlaku Diperoleh Dari Hasil Perkalian Antara Rasio NTB Dengan Output, Rasio NTB Diperoleh Dari Hasil Survei Khusus Input-Output SKIO. Sedangkan Output Dan NTB Atas Dasar Harga Konstan Diperoleh Dengan Menggunakan Metode Ekstrapolasi. Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id No. 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 7 1. PERTANIAN 6.219.547,93 6.843.004,41 8.091.323,87 8.985.344,89 9.419.178,11 A. Tanaman Pangan 1.343.320,39 1.459.545,04 1.690.415,51 1.823.743,64 1.921.757,42 B. Tanaman Perkebunan 1.861.079,69 1.958.067,38 2.249.888,60 2.318.111,83 2.301.573,43 C. Peternakan Dan Hasilnya 876.179,79 989.160,21 1.243.160,58 1.421.095,78 1.499.990,39 D. K E H U T A N A N 222.811,63 248.180,12 297.112,52 341.274,59 359.392,83 E. P E R I K A N A N 1.916.156,43 2.188.051,66 2.610.746,66 3.081.119,05 3.336.464,04 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 619.143,20 862.310,33 1.020.526,22 1.099.235,80 1.391.273,25 A. Minyak Dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 B. Pertambangan Tanpa Migas 421.438,21 631.287,32 682.997,33 673.072,94 891.480,49 C. Penggalian 197.704,99 231.023,01 337.528,89 426.162,86 499.792,76 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 1.046.118,04 1.419.092,78 1.690.822,69 1.649.900,74 2.026.063,99 A. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1. Pengilangan Minyak Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 B. Industri Tanpa Migas 1.046.118,04 1.419.092,78 1.690.822,69 1.649.900,74 2.026.063,99 1. Makanan, Minuman Dan Tembakau 273.316,17 338.010,78 418.521,27 513.613,17 574.273,72 2. Tekstil, Brg. Kulit Alas Kaki 13.118,00 13.880,60 16.795,57 19.791,61 20.942,08 3. Brg. Kayu Hasil Hutan Lainnya 74.509,55 85.134,65 109.718,23 124.340,32 131.302,51 4. Kertas Dan Barang Cetakan 1.609,94 2.127,01 3.379,07 6.946,14 7.633,12 5. Pupuk, Kimia Barang Dari Karet 299,35 303,77 376,66 465,51 502,99 6. Semen Brg. Galian Bukan Logam 19.985,86 21.606,47 25.695,64 28.217,64 31.661,84 7. Logam Dasar Besi Dan Baja 640.696,18 932.883,69 1.085.277,27 917.226,17 1.216.995,79 8. Alat Angk., Mesin Peralatannya 5.456,83 5.544,49 5.266,41 6.078,20 6.481,20 9. Barang Lainnya 17.126,15 19.601,32 25.792,57 33.221,98 36.270,74 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 153.864,22 168.073,89 193.423,45 237.690,01 262.556,68 A. L I S T R I K 145.289,21 158.189,55 180.422,14 220.633,87 244.804,28 B. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 C. Air Bersih 8.575,01 9.884,34 13.001,31 17.056,14 17.752,40 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 74 Tabel-Tabel Pokok PDRB Tabel. 1 PDRB SULAWESI TENGGARA MENURUT LAPANGAN USAHA ATAS DASAR HARGA BERLAKU, 2006-2010 Juta Rp. LAPANGAN USAHA Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Lanjutan Tabel 1. 1 2 3 4 5 6 7 5. KONSTRUKSI/BANGUNAN 1.025.987,78 1.243.245,75 1.642.895,78 1.980.247,11 2.344.169,11 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN 2.198.800,01 2.733.068,37 3.610.266,13 4.475.786,14 5.144.639,56 RESTORAN A. Perdagangan Besar Dan Eceran 2.147.289,95 2.671.863,88 3.527.201,93 4.370.499,74 5.029.082,22 B. H O T E L 4.691,37 5.701,45 7.782,88 9.220,84 10.235,36 C. R E S T O R A N 46.818,69 55.503,04 75.281,32 96.065,56 105.321,98 7. PENGANGKUTAN KOMUNIKASI 1.161.414,27 1.466.679,09 1.881.466,49 2.375.029,28 2.636.522,42 A. Pengangkutan 1.027.040,13 1.302.853,49 1.674.855,39 2.110.260,05 2.355.919,74 1. Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Angkutan Jalan Raya 786.339,36 980.440,58 1.221.759,42 1.453.821,74 1.590.619,36 3. Angkutan Laut 47.078,00 58.908,11 69.536,81 84.773,75 88.031,05 4. Angk. Sungai, Danau Penyeberangan 6.781,42 7.871,40 9.984,17 13.465,63 13.932,69 5. Angkutan Udara 122.599,38 166.489,06 262.883,43 420.333,35 516.783,70 6. Jasa Penunjang Angkutan 64.241,96 89.144,34 110.691,56 137.865,58 146.552,94 B. K O M U N I K A S I 134.374,14 163.825,60 206.611,10 264.769,23 280.602,68 1. Pos Telekomunikasi 128.428,77 157.170,07 199.031,00 256.440,46 271.921,59 2. Jasa Penunjang Komunikasi 5.945,37 6.655,53 7.580,10 8.328,77 8.681,09 8. 810.532,50 905.015,49 1.193.400,31 1.359.785,58 1.565.002,41 A. B A N K 328.809,00 400.691,05 527.711,06 605.832,00 767.592,01 B. Lembaga Keuangan Tanpa Bank 59.732,65 65.968,54 86.244,56 94.223,44 106.156,41 C. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 D. Sewa Bangunan 362.750,52 372.858,03 486.682,77 556.554,12 580.172,24 E. Jasa Perusahaan 59.240,33 65.497,87 92.761,92 103.176,02 111.081,75 9. JASA - JASA 2.034.942,81 2.312.584,30 2.878.723,07 3.492.921,15 3.579.647,20 A. Pemerintahan Umum 1.879.383,20 2.140.290,94 2.655.352,82 3.207.273,57 3.278.124,43 1. Adm Pemerintahan Dan Pertahanan 1.685.514,62 1.919.508,32 2.381.438,54 2.876.420,17 2.939.951,94 2. Jasa Pemerintahan Lainnya 193.868,58 220.782,62 273.914,28 330.853,40 338.172,49 B. S W A S T A 155.559,61 172.293,36 223.370,25 285.647,58 301.522,77 1. Sosial Kemasyarakatan 20.964,92 22.163,16 28.481,56 33.633,52 36.451,75 2. Hiburan Dan Rekreasi 1.601,16 1.774,00 2.567,17 3.195,70 3.397,69 3. Perorangan Dan Rumahtangga 132.993,52 148.356,20 192.321,52 248.818,36 261.673,33 PDRB DENGAN MIGAS 15.270.350,75 17.953.074,41 22.202.848,01 25.655.940,70 28.369.052,73 PDRB TANPA MIGAS 15.270.350,75 17.953.074,41 22.202.848,01 25.655.940,70 28.369.052,73 Angka Sementara Angka Sangat Sementara PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 75 KEUANGAN, PERSEWAAN DAN Tabel-Tabel Pokok PDRB JASA PERUSAHAAN Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id No. 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 4 5 6 7 7 1. PERTANIAN 3.128.324,09 3.303.470,98 3.469.894,91 3.564.767,39 3.610.532,84 A. Tanaman Pangan 614.930,89 661.951,97 667.459,13 655.361,14 670.658,04 B. Tanaman Perkebunan 1.097.184,77 1.147.253,43 1.184.132,14 1.140.224,69 1.095.632,01 C. Peternakan Dan Hasilnya 453.517,05 467.739,19 502.793,49 546.828,77 566.644,59 D. K E H U T A N A N 102.423,16 106.462,78 113.020,08 121.134,57 125.382,45 E. P E R I K A N A N 860.268,22 920.063,61 1.002.490,07 1.101.218,22 1.152.215,75 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 433.339,29 536.667,15 519.175,06 550.582,51 677.167,15 A. Minyak Dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 B. Pertambangan Tanpa Migas 310.371,51 400.294,58 355.258,95 351.884,12 448.833,93 C. Penggalian 122.967,78 136.372,57 163.916,11 198.698,39 228.333,22 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 756.673,66 835.499,92 887.092,82 862.645,26 1.024.638,79 A. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1. Pengilangan Minyak Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 B. Industri Tanpa Migas 756.673,66 835.499,92 887.092,82 862.645,26 1.024.638,79 1. Makanan, Minuman Dan Tembakau 202.563,94 217.367,41 244.505,06 283.800,30 308.740,71 2. Tekstil, Brg. Kulit Alas Kaki 10.399,00 10.806,81 11.731,42 13.051,47 13.687,42 3. Brg. Kayu Hasil Hutan Lainnya 62.538,21 67.694,67 74.402,40 79.710,35 83.163,66 4. Kertas Dan Barang Cetakan 990,51 1.120,00 1.577,82 2.967,77 3.241,01 5. Pupuk, Kimia Barang Dari Karet 190,37 192,09 226,05 259,87 277,97 6. Semen Brg. Galian Bukan Logam 13.650,62 14.467,20 15.876,01 16.355,35 18.196,40 7. Logam Dasar Besi Dan Baja 449.168,67 505.027,62 518.065,01 442.181,76 571.225,74 8. Alat Angk., Mesin Peralatannya 3.336,36 3.381,61 2.939,80 3.131,09 3.319,05 9. Barang Lainnya 13.835,98 15.442,51 17.769,25 21.187,30 22.786,83 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 60.617,82 64.491,61 69.556,67 80.434,84 87.502,02 A. L I S T R I K 56.911,76 60.495,40 64.850,05 74.740,56 81.626,91 B. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 C. Air Bersih 3.706,06 3.996,21 4.706,62 5.694,28 5.875,11 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 76 Tabel. 2 PDRB SULAWESI TENGGARA MENURUT LAPANGAN USAHA Tabel-Tabel Pokok PDRB LAPANGAN USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000, 2006-2010 Juta Rp. Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id 1 2 3 4 5 6 7 5. KONSTRUKSI/BANGUNAN 671.991,34 732.814,84 815.608,87 919.170,64 1.060.548,57 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN 1.305.751,37 1.427.412,11 1.577.137,62 1.807.817,91 2.024.337,69 RESTORAN A. Perdagangan Besar Dan Eceran 1.272.957,36 1.392.635,05 1.536.886,61 1.758.542,65 1.971.269,91 B. H O T E L 2.973,21 3.255,41 3.881,04 4.317,14 4.717,84 C. R E S T O R A N 29.820,80 31.521,65 36.369,97 44.958,12 48.349,94 7. PENGANGKUTAN KOMUNIKASI 656.251,38 694.483,10 789.659,51 944.051,20 1.029.413,72 A. Pengangkutan 565.732,26 591.354,54 665.811,65 776.692,41 849.779,43 1. Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Angkutan Jalan Raya 438.118,95 455.913,63 505.379,25 561.700,99 604.393,89 3. Angkutan Laut 21.544,69 21.824,39 22.184,43 25.253,13 26.056,61 4. Angk. Sungai, Danau Penyeberangan 3.525,18 3.957,57 4.300,41 5.419,17 5.532,94 5. Angkutan Udara 67.199,51 72.229,70 93.311,51 135.814,83 162.989,98 6. Jasa Penunjang Angkutan 35.343,93 37.429,25 40.636,05 48.504,29 50.806,01 B. K O M U N I K A S I 90.519,12 103.128,56 123.847,86 167.358,79 179.634,29 1. Pos Telekomunikasi 87.100,42 99.456,93 120.050,71 163.170,23 175.315,16 2. Jasa Penunjang Komunikasi 3.418,70 3.671,63 3.797,15 4.188,56 4.319,13 8. 479.331,37 516.842,90 576.339,93 618.325,07 695.309,90 A. B A N K 204.305,33 231.825,48 265.474,93 292.436,21 354.286,74 B. Lembaga Keuangan Tanpa Bank 37.478,35 39.211,67 44.819,08 46.753,29 51.731,83 C. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 D. Sewa Bangunan 199.390,16 204.617,68 220.105,48 228.959,16 236.058,41 E. Jasa Perusahaan 38.157,53 41.188,07 45.940,44 50.176,41 53.232,92 9. JASA - JASA 1.151.049,74 1.220.037,34 1.306.120,96 1.420.782,37 1.440.737,92 A. Pemerintahan Umum 1.052.310,93 1.117.489,22 1.187.010,98 1.279.691,97 1.293.007,98 1. Adm Pemerintahan Dan Pertahanan 943.759,35 1.002.214,15 1.064.564,26 1.147.682,51 1.159.620,82 2. Jasa Pemerintahan Lainnya 108.551,58 115.275,07 122.446,72 132.009,46 133.387,16 B. S W A S T A 98.738,81 102.548,12 119.109,98 141.090,40 147.729,94 1. Sosial Kemasyarakatan 13.249,58 13.727,24 14.813,39 16.547,31 17.720,78 2. Hiburan Dan Rekreasi 1.048,90 1.101,87 1.245,85 1.497,00 1.581,95 3. Perorangan Dan Rumahtangga 84.440,33 87.719,01 103.050,74 123.046,09 128.427,21 PDRB DENGAN MIGAS 8.643.330,06 9.331.719,95 10.010.586,35 10.768.577,19 11.650.188,60 PDRB TANPA MIGAS 8.643.330,06 9.331.719,95 10.010.586,35 10.768.577,19 11.650.188,60 Angka Sementara Angka Sangat Sementara PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 77 KEUANGAN, PERSEWAAN DAN Lanjutan Tabel 2. Tabel-Tabel Pokok PDRB JASA PERUSAHAAN Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id No. 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 4 5 6 7 7 1. PERTANIAN 40,73 38,12 36,44 35,02 33,20 A. Tanaman Pangan 8,79 8,13 7,61 7,11 6,77 B. Tanaman Perkebunan 12,19 10,91 10,13 9,04 8,11 C. Peternakan Dan Hasilnya 5,74 5,51 5,60 5,54 5,29 D. K E H U T A N A N 1,46 1,38 1,34 1,33 1,27 E. P E R I K A N A N 12,55 12,19 11,76 12,00 11,76 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 4,05 4,81 4,60 4,28 4,90 A. Minyak Dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 B. Pertambangan Tanpa Migas 2,76 3,52 3,08 2,62 3,14 C. Penggalian 1,29 1,29 1,52 1,66 1,76 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 6,85 7,90 7,62 6,43 7,14 A. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1. Pengilangan Minyak Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 B. Industri Tanpa Migas 6,85 7,90 7,62 6,43 7,14 1. Makanan, Minuman Dan Tembakau 1,79 1,88 1,88 2,00 2,03 2. Tekstil, Brg. Kulit Alas Kaki 0,09 0,08 0,08 0,08 0,07 3. Brg. Kayu Hasil Hutan Lainnya 0,49 0,47 0,49 0,48 0,46 4. Kertas Dan Barang Cetakan 0,01 0,01 0,02 0,03 0,03 5. Pupuk, Kimia Barang Dari Karet 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 6. Semen Brg. Galian Bukan Logam 0,13 0,12 0,12 0,11 0,11 7. Logam Dasar Besi Dan Baja 4,19 5,20 4,89 3,58 4,29 8. Alat Angk., Mesin Peralatannya 0,04 0,03 0,02 0,02 0,02 9. Barang Lainnya 0,11 0,11 0,12 0,13 0,13 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 1,01 0,94 0,87 0,93 0,92 A. L I S T R I K 0,95 0,88 0,81 0,86 0,86 B. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 C. Air Bersih 0,06 0,06 0,06 0,07 0,06 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 78 Tabel-Tabel Pokok PDRB Tabel. 3 DISTRIBUSI PDRB SULAWESI TENGGARA MENURUT LAPANGAN USAHA ATAS DASAR HARGA BERLAKU, 2006-2010 LAPANGAN USAHA Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id 1 2 3 4 5 6 7 5. KONSTRUKSI/BANGUNAN 6,72 6,92 7,40 7,72 8,26 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN 14,40 15,22 16,26 17,45 18,14 RESTORAN A. Perdagangan Besar Dan Eceran 14,06 14,88 15,89 17,04 17,73 B. H O T E L 0,03 0,03 0,03 0,04 0,04 C. R E S T O R A N 0,31 0,31 0,34 0,37 0,37 7. PENGANGKUTAN KOMUNIKASI 7,60 8,17 8,46 9,26 9,30 A. Pengangkutan 6,72 7,26 7,53 8,23 8,31 1. Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Angkutan Jalan Raya 5,15 5,46 5,50 5,67 5,61 3. Angkutan Laut 0,31 0,33 0,31 0,33 0,31 4. Angk. Sungai, Danau Penyeberangan 0,04 0,04 0,04 0,05 0,05 5. Angkutan Udara 0,80 0,93 1,18 1,64 1,82 6. Jasa Penunjang Angkutan 0,42 0,50 0,50 0,54 0,52 B. K O M U N I K A S I 0,88 0,91 0,93 1,03 0,99 1. Pos Telekomunikasi 0,84 0,87 0,90 1,00 0,96 2. Jasa Penunjang Komunikasi 0,04 0,04 0,03 0,03 0,03 8. 5,31 5,04 5,38 5,30 5,52 A. B A N K 2,15 2,23 2,38 2,36 2,71 B. Lembaga Keuangan Tanpa Bank 0,39 0,37 0,39 0,37 0,37 C. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 D. Sewa Bangunan 2,38 2,08 2,19 2,17 2,05 E. Jasa Perusahaan 0,39 0,36 0,42 0,40 0,39 9. JASA - JASA 13,33 12,88 12,97 13,61 12,62 A. Pemerintahan Umum 12,31 11,92 11,96 12,50 11,55 1. Adm Pemerintahan Dan Pertahanan 11,04 10,69 10,73 11,21 10,36 2. Jasa Pemerintahan Lainnya 1,27 1,23 1,23 1,29 1,19 B. S W A S T A 1,02 0,96 1,01 1,11 1,07 1. Sosial Kemasyarakatan 0,14 0,12 0,13 0,13 0,13 2. Hiburan Dan Rekreasi 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 3. Perorangan Dan Rumahtangga 0,87 0,83 0,87 0,97 0,93 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 PDRB TANPA MIGAS 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 0,43 1,43 1,43 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 79 JASA PERUSAHAAN KEUANGAN, PERSEWAAN DAN Lanjutan Tabel 3. Tabel-Tabel Pokok PDRB Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id No. 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 4 5 6 7 7 1. PERTANIAN 36,19 35,40 34,66 33,11 30,99 A. Tanaman Pangan 7,11 7,09 6,67 6,09 5,76 B. Tanaman Perkebunan 12,69 12,29 11,83 10,59 9,40 C. Peternakan Dan Hasilnya 5,25 5,01 5,02 5,08 4,86 D. K E H U T A N A N 1,18 1,14 1,13 1,12 1,08 E. P E R I K A N A N 9,96 9,87 10,01 10,23 9,89 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 5,01 5,75 5,19 5,12 5,81 A. Minyak Dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 B. Pertambangan Tanpa Migas 3,59 4,29 3,55 3,27 3,85 C. Penggalian 1,42 1,46 1,64 1,85 1,96 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 8,75 8,97 8,87 8,02 8,80 A. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1. Pengilangan Minyak Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 B. Industri Tanpa Migas 8,75 8,97 8,87 8,02 8,80 1. Makanan, Minuman Dan Tembakau 2,34 2,33 2,44 2,64 2,65 2. Tekstil, Brg. Kulit Alas Kaki 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 3. Brg. Kayu Hasil Hutan Lainnya 0,72 0,73 0,74 0,74 0,71 4. Kertas Dan Barang Cetakan 0,01 0,01 0,02 0,03 0,03 5. Pupuk, Kimia Barang Dari Karet 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 6. Semen Brg. Galian Bukan Logam 0,16 0,16 0,16 0,15 0,16 7. Logam Dasar Besi Dan Baja 5,20 5,41 5,18 4,11 4,90 8. Alat Angk., Mesin Peralatannya 0,04 0,04 0,03 0,03 0,03 9. Barang Lainnya 0,16 0,17 0,18 0,20 0,20 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 0,70 0,69 0,70 0,74 0,75 A. L I S T R I K 0,66 0,65 0,65 0,69 0,70 B. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 C. Air Bersih 0,04 0,04 0,05 0,05 0,05 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 80 LAPANGAN USAHA Tabel-Tabel Pokok PDRB Tabel. 4 DISTRIBUSI PDRB SULAWESI TENGGARA MENURUT LAPANGAN USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000, 2006-2010 Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id 1 2 3 4 5 6 7 5. KONSTRUKSI/BANGUNAN 7,77 7,85 8,15 8,54 9,10 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN 15,11 15,29 15,75 16,79 17,38 RESTORAN A. Perdagangan Besar Dan Eceran 14,73 14,92 15,35 16,33 16,92 B. H O T E L 0,03 0,03 0,04 0,04 0,04 C. R E S T O R A N 0,35 0,34 0,36 0,42 0,42 7. PENGANGKUTAN KOMUNIKASI 7,60 7,44 7,89 8,76 8,83 A. Pengangkutan 6,55 6,33 6,65 7,21 7,29 1. Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Angkutan Jalan Raya 5,07 4,89 5,05 5,22 5,18 3. Angkutan Laut 0,25 0,23 0,22 0,23 0,22 4. Angk. Sungai, Danau Penyeberangan 0,04 0,04 0,04 0,05 0,05 5. Angkutan Udara 0,78 0,77 0,93 1,26 1,40 6. Jasa Penunjang Angkutan 0,41 0,40 0,41 0,45 0,44 B. K O M U N I K A S I 1,05 1,11 1,24 1,55 1,54 1. Pos Telekomunikasi 1,01 1,07 1,20 1,51 1,50 2. Jasa Penunjang Komunikasi 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 8. 5,55 5,53 5,76 5,74 5,97 A. B A N K 2,36 2,48 2,65 2,72 3,04 B. Lembaga Keuangan Tanpa Bank 0,43 0,42 0,45 0,42 0,44 C. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 D. Sewa Bangunan 2,32 2,19 2,20 2,13 2,03 E. Jasa Perusahaan 0,44 0,44 0,46 0,47 0,46 9. JASA - JASA 13,32 13,08 13,04 13,19 12,36 A. Pemerintahan Umum 12,18 11,98 11,85 11,89 11,10 1. Adm Pemerintahan Dan Pertahanan 10,92 10,74 10,63 10,66 9,96 2. Jasa Pemerintahan Lainnya 1,26 1,24 1,22 1,23 1,14 B. S W A S T A 1,14 1,10 1,19 1,30 1,26 1. Sosial Kemasyarakatan 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 2. Hiburan Dan Rekreasi 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 3. Perorangan Dan Rumahtangga 0,98 0,94 1,03 1,14 1,10 PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 PDRB TANPA MIGAS 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 0,55 1,55 1,55 1,55 1,55 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 81 Lanjutan Tabel 4. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN Tabel-Tabel Pokok PDRB Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id No. 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 7 1. PERTANIAN 287,56 316,38 374,10 415,43 435,49 A. Tanaman Pangan 247,09 268,47 310,94 335,46 353,49 B. Tanaman Perkebunan 298,33 313,88 360,66 371,60 368,95 C. Peternakan Dan Hasilnya 259,02 292,42 367,50 420,11 443,43 D. K E H U T A N A N 255,74 284,85 341,02 391,70 412,50 E. P E R I K A N A N 336,16 383,86 458,01 540,53 585,33 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 270,65 376,95 446,11 480,52 608,18 A. Minyak Dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 B. Pertambangan Tanpa Migas 279,65 418,89 453,20 446,62 591,54 C. Penggalian 253,29 295,97 432,42 545,98 640,31 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 179,07 242,92 289,44 282,43 346,82 A. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1. Pengilangan Minyak Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 B. Industri Tanpa Migas 179,07 242,92 289,44 282,43 346,82 1. Makanan, Minuman Dan Tembakau 185,07 228,88 283,39 347,78 388,86 2. Tekstil, Brg. Kulit Alas Kaki 192,55 203,75 246,53 290,51 307,40 3. Brg. Kayu Hasil Hutan Lainnya 142,20 162,48 209,40 237,31 250,59 4. Kertas Dan Barang Cetakan 611,21 807,52 1282,87 2637,11 2897,92 5. Pupuk, Kimia Barang Dari Karet 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 6. Semen Brg. Galian Bukan Logam 243,43 263,17 312,98 343,70 385,65 7. Logam Dasar Besi Dan Baja 179,68 261,62 304,35 257,23 341,29 8. Alat Angk., Mesin Peralatannya 218,61 222,12 210,98 243,50 259,65 9. Barang Lainnya 179,95 205,96 271,01 349,07 381,11 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 519,09 567,03 652,55 801,89 885,78 A. L I S T R I K 543,42 591,67 674,82 825,22 915,63 B. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 C. Air Bersih 295,17 340,24 447,54 587,11 611,08 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 82 LAPANGAN USAHA Tabel. 5 ATAS DASAR HARGA BERLAKU, 2006-2010 2000 100,00 INDEKS PERKEMBANGAN PDRB SULAWESI TENGGARA MENURUT LAPANGAN USAHA Tabel-Tabel Pokok PDRB Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id 1 2 3 4 5 6 7 5. KONSTRUKSI/BANGUNAN 229,73 278,38 367,87 443,40 524,89 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN 248,99 309,49 408,83 506,84 582,58 RESTORAN A. Perdagangan Besar Dan Eceran 248,88 309,68 408,82 506,56 582,89 B. H O T E L 277,04 336,69 459,61 544,53 604,44 C. R E S T O R A N 251,67 298,35 404,67 516,39 566,15 7. PENGANGKUTAN KOMUNIKASI 327,95 414,15 531,27 670,64 744,48 A. Pengangkutan 324,29 411,38 528,83 666,31 743,88 1. Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Angkutan Jalan Raya 305,12 380,44 474,07 564,12 617,20 3. Angkutan Laut 259,52 324,73 383,33 467,32 485,28 4. Angk. Sungai, Danau Penyeberangan 225,19 261,38 331,54 447,15 462,66 5. Angkutan Udara 748,94 1017,06 1605,92 2567,76 3156,96 6. Jasa Penunjang Angkutan 299,21 415,19 515,55 642,11 682,58 B. K O M U N I K A S I 358,95 437,62 551,91 707,26 749,56 1. Pos Telekomunikasi 362,56 443,70 561,88 723,95 767,65 2. Jasa Penunjang Komunikasi 295,30 330,58 376,50 413,69 431,19 8. 382,71 427,33 563,49 642,06 738,95 A. B A N K 2751,31 3352,78 4415,62 5069,30 6422,83 B. Lembaga Keuangan Tanpa Bank 244,88 270,44 353,57 386,28 435,20 C. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 D. Sewa Bangunan 239,73 246,41 321,63 367,81 383,42 E. Jasa Perusahaan 245,54 271,48 384,48 427,65 460,42 9. JASA - JASA 232,94 264,73 329,53 399,84 409,77 A. Pemerintahan Umum 229,46 261,32 324,21 391,59 400,24 1. Adm Pemerintahan Dan Pertahanan 229,46 261,32 324,21 391,59 400,24 2. Jasa Pemerintahan Lainnya 229,46 261,32 324,21 391,60 400,26 B. S W A S T A 285,18 315,85 409,49 523,66 552,76 1. Sosial Kemasyarakatan 233,91 247,28 317,78 375,26 406,70 2. Hiburan Dan Rekreasi 293,63 325,33 470,79 586,06 623,10 3. Perorangan Dan Rumahtangga 295,28 329,38 427,00 552,43 580,97 PDRB DENGAN MIGAS 264,44 310,89 384,49 444,29 491,27 PDRB TANPA MIGAS 264,44 310,89 384,49 444,29 491,27 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 83 Lanjutan Tabel 5. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN Tabel-Tabel Pokok PDRB JASA PERUSAHAAN Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id No. 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 7 1. PERTANIAN 144,64 152,73 160,43 164,82 166,93 A. Tanaman Pangan 113,11 121,76 122,77 120,55 123,36 B. Tanaman Perkebunan 175,88 183,91 189,82 182,78 175,63 C. Peternakan Dan Hasilnya 134,07 138,27 148,64 161,65 167,51 D. K E H U T A N A N 117,56 122,19 129,72 139,03 143,91 E. P E R I K A N A N 150,92 161,41 175,87 193,19 202,14 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 189,43 234,60 226,95 240,68 296,02 A. Minyak Dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 B. Pertambangan Tanpa Migas 205,95 265,62 235,73 233,49 297,82 C. Penggalian 157,54 174,71 210,00 254,56 292,53 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 129,53 143,02 151,85 147,67 175,40 A. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1. Pengilangan Minyak Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 B. Industri Tanpa Migas 129,53 143,02 151,85 147,67 175,40 1. Makanan, Minuman Dan Tembakau 137,16 147,19 165,56 192,17 209,06 2. Tekstil, Brg. Kulit Alas Kaki 152,64 158,63 172,20 191,58 200,91 3. Brg. Kayu Hasil Hutan Lainnya 119,36 129,20 142,00 152,13 158,72 4. Kertas Dan Barang Cetakan 376,05 425,21 599,02 1126,72 1230,45 5. Pupuk, Kimia Barang Dari Karet 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 6. Semen Brg. Galian Bukan Logam 166,27 176,21 193,37 199,21 221,64 7. Logam Dasar Besi Dan Baja 125,96 141,63 145,29 124,00 160,19 8. Alat Angk., Mesin Peralatannya 133,66 135,47 117,77 125,44 132,97 9. Barang Lainnya 145,38 162,26 186,71 222,62 239,43 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 204,50 217,57 234,66 271,36 295,20 A. L I S T R I K 212,86 226,27 242,55 279,55 305,30 B. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 C. Air Bersih 127,57 137,56 162,01 196,01 202,24 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 84 Tabel-Tabel Pokok PDRB 2000 100,00 Tabel. 6 INDEKS PERKEMBANGAN PDRB SULAWESI TENGGARA MENURUT LAPANGAN USAHA LAPANGAN USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000, 2006-2010 Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id 1 2 3 4 5 6 7 5. KONSTRUKSI/BANGUNAN 150,47 164,09 182,63 205,81 237,47 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN 147,86 161,64 178,60 204,72 229,24 RESTORAN A. Perdagangan Besar Dan Eceran 147,54 161,41 178,13 203,82 228,48 B. H O T E L 175,58 192,24 229,19 254,94 278,61 C. R E S T O R A N 160,30 169,44 195,50 241,67 259,90 7. PENGANGKUTAN KOMUNIKASI 185,31 196,10 222,98 266,57 290,68 A. Pengangkutan 178,63 186,72 210,23 245,24 268,32 1. Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Angkutan Jalan Raya 170,00 176,91 196,10 217,95 234,52 3. Angkutan Laut 118,77 120,31 122,29 139,21 143,64 4. Angk. Sungai, Danau Penyeberangan 117,06 131,42 142,80 179,95 183,73 5. Angkutan Udara 410,51 441,24 570,03 829,67 995,68 6. Jasa Penunjang Angkutan 164,62 174,33 189,26 225,91 236,63 B. K O M U N I K A S I 241,80 275,48 330,83 447,06 479,85 1. Pos Telekomunikasi 245,89 280,77 338,91 460,64 494,93 2. Jasa Penunjang Komunikasi 169,81 182,37 188,60 208,04 214,53 8. 226,33 244,04 272,13 291,96 328,31 A. B A N K 1709,52 1939,80 2221,36 2446,96 2964,49 B. Lembaga Keuangan Tanpa Bank 153,65 160,75 183,74 191,67 212,08 C. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 D. Sewa Bangunan 131,77 135,23 145,46 151,31 156,00 E. Jasa Perusahaan 158,16 170,72 190,42 207,97 220,64 9. JASA - JASA 131,76 139,66 149,51 162,64 164,92 A. Pemerintahan Umum 128,48 136,44 144,93 156,24 157,87 1. Adm Pemerintahan Dan Pertahanan 128,48 136,44 144,93 156,24 157,87 2. Jasa Pemerintahan Lainnya 128,48 136,44 144,93 156,25 157,88 B. S W A S T A 181,01 187,99 218,36 258,65 270,82 1. Sosial Kemasyarakatan 147,83 153,16 165,28 184,62 197,72 2. Hiburan Dan Rekreasi 192,36 202,07 228,47 274,53 290,11 3. Perorangan Dan Rumahtangga 187,48 194,76 228,80 273,19 285,14 PDRB DENGAN MIGAS 149,68 161,60 173,35 186,48 201,75 PDRB TANPA MIGAS 149,68 161,60 173,35 186,48 201,75 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 85 KEUANGAN, PERSEWAAN DAN Lanjutan Tabel 6. JASA PERUSAHAAN Tabel-Tabel Pokok PDRB Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id No. 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 4 5 6 7 7 I. ATAS DASAR HARGA BERLAKU PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 15.270.350,75 17.953.074,41 22.202.848,01 25.655.940,70 28.369.052,73 Pada Harga Pasar Juta Rp P E N Y U S U T A N 1.106.302,27 1.300.659,51 1.608.545,96 1.858.714,70 2.055.273,51 Juta Rp PRODUK DOMESTIK REGIONAL Neto 14.164.048,48 16.652.414,90 20.594.302,05 23.797.226,00 26.313.779,22 Pada Harga Pasar Juta Rp Pajak Tak Langsung Neto 225.816,11 265.487,91 328.333,05 379.396,97 419.518,15 Juta Rp PRODUK DOMESTIK REGIONAL Neto 13.938.232,37 16.386.926,99 20.265.968,99 23.417.829,03 25.894.261,08 Atas Dasar Biaya Faktor/ Pendapatan REGIONAL Juta Rp Penduduk Pertengahan Tahun 2.062.996 R 2.105.299 R 2.148.282 R 2.191.951 R 2.232.586 J I W A PRODUK DOMESTIK REGIONAL 7.402.026,35 R 8.527.565,16 R 10.335.164,57 R 11.704.614,15 R 12.706.812,96 BRUTO Per Kapita Rp PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 86 LAPANGAN USAHA Tabel-Tabel Pokok PDRB Tabel. 7 PDRB PER KAPITA SULAWESI TENGGARA 2006 - 2010 Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Lanjutan Tabel 7. 1 2 4 5 6 7 7 II. ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 8.643.330,06 9.331.719,95 10.010.586,35 10.768.577,19 11.650.188,60 Pada Harga Pasar Juta Rp P E N Y U S U T A N 665.798,35 718.825,23 771.118,52 829.506,78 897.417,58 Juta Rp PRODUK DOMESTIK REGIONAL Neto 7.977.531,71 8.612.894,72 9.239.467,83 9.939.070,41 10.752.771,02 Pada Harga Pasar Juta Rp Pajak Tak Langsung Neto 127.952,76 138.143,44 148.193,14 159.414,16 172.465,22 Juta Rp PRODUK DOMESTIK REGIONAL Neto 7.849.578,95 8.474.751,28 9.091.274,70 9.779.656,25 10.580.305,80 Atas Dasar Biaya Faktor/ Pendapatan REGIONAL Juta Rp Penduduk Pertengahan Tahun 2062996 R 2105299 R 2148282 R 2191951 R 2.232.586 J I W A PRODUK DOMESTIK REGIONAL 4.189.697,93 R 4.432.491,51 R 4.659.810,19 R 4.912.781,90 R 5.218.248,52 BRUTO Per Kapita Rp R Angka Revisi PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 87 Tabel-Tabel Pokok PDRB Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id No. 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 7 I. ATAS DASAR HARGA BERLAKU PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 264,44 310,89 384,49 444,29 491,27 Pada Harga Pasar P E N Y U S U T A N 264,44 310,89 384,49 444,29 491,27 PRODUK DOMESTIK REGIONAL Neto 264,44 310,89 384,49 444,29 491,27 Pada Harga Pasar Pajak Tak Langsung Neto 264,44 310,89 384,49 444,29 491,27 PRODUK DOMESTIK REGIONAL Neto 264,44 310,89 384,49 444,29 491,27 Atas Dasar Biaya Faktor/ Pendapatan REGIONAL Penduduk Per Tengahan Tahun 116,43 118,81 121,24 123,70 126,00 PRODUK DOMESTIK REGIONAL 227,13 261,67 317,13 359,16 389,91 BRUTO Per Kapita PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 88 LAPANGAN USAHA Tabel-Tabel Pokok PDRB Tabel. 8 INDEKS PERKEMBANGAN PDRB PER KAPITA SULAWESI TENGGARA, 2006-2010 2000 100,00 Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Lanjutan Tabel 8. 1 2 4 5 6 7 7 II. ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 149,68 161,60 173,35 186,48 201,75 Pada Harga Pasar P E N Y U S U T A N 149,68 161,60 173,35 186,48 201,75 PRODUK DOMESTIK REGIONAL Neto 149,68 161,60 173,35 186,48 201,75 Pada Harga Pasar Pajak Tak Langsung Neto 149,68 161,60 173,35 186,48 201,75 PRODUK DOMESTIK REGIONAL Neto 149,68 161,60 173,35 186,48 201,75 Atas Dasar Biaya Faktor/ Pendapatan REGIONAL Penduduk Pertengahan Tahun 116,43 118,81 121,24 123,70 126,00 PRODUK DOMESTIK REGIONAL 128,56 136,01 142,99 150,75 160,12 BRUTO Per Kapita PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 89 Tabel-Tabel Pokok PDRB Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id No. 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 4 5 6 7 7 1. PERTANIAN 113,06 110,02 118,24 111,05 104,83 A. Tanaman Pangan 110,67 108,65 115,82 107,89 105,37 B. Tanaman Perkebunan 106,03 105,21 114,90 103,03 99,29 C. Peternakan Dan Hasilnya 117,20 112,89 125,68 114,31 105,55 D. K E H U T A N A N 116,20 111,39 119,72 114,86 105,31 E. P E R I K A N A N 120,33 114,19 119,32 118,02 108,29 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 105,36 139,27 118,35 107,71 126,57 A. Minyak Dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 B. Pertambangan Tanpa Migas 101,85 149,79 108,19 98,55 132,45 C. Penggalian 113,71 116,85 146,10 126,26 117,28 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 139,22 135,65 119,15 97,58 122,80 A. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1. Pengilangan Minyak Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 B. Industri Tanpa Migas 139,22 135,65 119,15 97,58 122,80 1. Makanan, Minuman Dan Tembakau 113,79 123,67 123,82 122,72 111,81 2. Tekstil, Brg. Kulit Alas Kaki 109,03 105,81 121,00 117,84 105,81 3. Brg. Kayu Hasil Hutan Lainnya 104,60 114,26 128,88 113,33 105,60 4. Kertas Dan Barang Cetakan 117,53 132,12 158,86 205,56 109,89 5. Pupuk, Kimia Barang Dari Karet 110,88 101,48 124,00 123,59 108,05 6. Semen Brg. Galian Bukan Logam 95,77 108,11 118,93 109,81 112,21 7. Logam Dasar Besi Dan Baja 166,55 145,60 116,34 84,52 132,68 8. Alat Angk., Mesin Peralatannya 103,66 101,61 94,98 115,41 106,63 9. Barang Lainnya 110,67 114,45 131,59 128,80 109,18 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 113,04 109,24 115,08 122,89 110,46 A. L I S T R I K 111,68 108,88 114,05 122,29 110,95 B. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 C. Air Bersih 142,53 115,27 131,53 131,19 104,08 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 90 LAPANGAN USAHA Tabel. 9 INDEKS BERANTAI PDRB SULAWESI TENGGARA MENURUT LAPANGAN USAHA ATAS DASAR HARGA BERLAKU Tabel-Tabel Pokok PDRB 2006-2010 Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id 1 2 4 5 6 7 7 5. KONSTRUKSI/BANGUNAN 116,45 121,18 132,15 120,53 118,38 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN 119,12 124,30 132,10 123,97 114,94 RESTORAN A. Perdagangan Besar Dan Eceran 119,21 124,43 132,01 123,91 115,07 B. H O T E L 116,63 121,53 136,51 118,48 111,00 C. R E S T O R A N 115,35 118,55 135,63 127,61 109,64 7. PENGANGKUTAN KOMUNIKASI 120,11 126,28 128,28 126,23 111,01 A. Pengangkutan 119,48 126,86 128,55 126,00 111,64 1. Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Angkutan Jalan Raya 120,83 124,68 124,61 118,99 109,41 3. Angkutan Laut 115,65 125,13 118,04 121,91 103,84 4. Angk. Sungai, Danau Penyeberangan 121,37 116,07 126,84 134,87 103,47 5. Angkutan Udara 116,73 135,80 157,90 159,89 122,95 6. Jasa Penunjang Angkutan 111,78 138,76 124,17 124,55 106,30 B. K O M U N I K A S I 125,16 121,92 126,12 128,15 105,98 1. Pos Telekomunikasi 125,48 122,38 126,63 128,84 106,04 2. Jasa Penunjang Komunikasi 118,63 111,94 113,89 109,88 104,23 8. 135,20 111,66 131,87 113,94 115,09 A. B A N K 166,37 121,86 131,70 114,80 126,70 B. Lembaga Keuangan Tanpa Bank 132,54 110,44 130,74 109,25 112,66 C. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 D. Sewa Bangunan 118,92 102,79 130,53 114,36 104,24 E. Jasa Perusahaan 114,45 110,56 141,63 111,23 107,66 9. JASA - JASA 118,88 113,64 124,48 121,34 102,48 A. Pemerintahan Umum 118,74 113,88 124,07 120,79 102,21 1. Adm Pemerintahan Dan Pertahanan 118,74 113,88 124,07 120,78 102,21 2. Jasa Pemerintahan Lainnya 118,74 113,88 124,07 120,79 102,21 B. S W A S T A 120,58 110,76 129,65 127,88 105,56 1. Sosial Kemasyarakatan 111,73 105,72 128,51 118,09 108,38 2. Hiburan Dan Rekreasi 114,51 110,79 144,71 124,48 106,32 3. Perorangan Dan Rumahtangga 122,19 111,55 129,63 129,38 105,17 PDRB DENGAN MIGAS 117,64 117,57 123,67 115,55 110,57 PDRB TANPA MIGAS 117,64 117,57 123,67 115,55 110,57 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 91 JASA PERUSAHAAN Lanjutan Tabel 9. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN Tabel-Tabel Pokok PDRB Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id No. 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 4 5 6 7 7 1. PERTANIAN 104,57 105,60 105,04 102,73 101,28 A. Tanaman Pangan 100,52 107,65 100,83 98,19 102,33 B. Tanaman Perkebunan 105,82 104,56 103,21 96,29 96,09 C. Peternakan Dan Hasilnya 103,26 103,14 107,49 108,76 103,62 D. K E H U T A N A N 101,53 103,94 106,16 107,18 103,51 E. P E R I K A N A N 107,16 106,95 108,96 109,85 104,63 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 94,31 123,84 96,74 106,05 122,99 A. Minyak Dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 B. Pertambangan Tanpa Migas 90,08 128,97 88,75 99,05 127,55 C. Penggalian 107,00 110,90 120,20 121,22 114,91 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 130,59 110,42 106,18 97,24 118,78 A. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1. Pengilangan Minyak Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 B. Industri Tanpa Migas 130,59 110,42 106,18 97,24 118,78 1. Makanan, Minuman Dan Tembakau 104,81 107,31 112,48 116,07 108,79 2. Tekstil, Brg. Kulit Alas Kaki 101,31 103,92 108,56 111,25 104,87 3. Brg. Kayu Hasil Hutan Lainnya 103,73 108,25 109,91 107,13 104,33 4. Kertas Dan Barang Cetakan 114,28 113,07 140,88 188,09 109,21 5. Pupuk, Kimia Barang Dari Karet 107,28 100,90 117,68 114,96 106,97 6. Semen Brg. Galian Bukan Logam 94,24 105,98 109,74 103,02 111,26 7. Logam Dasar Besi Dan Baja 158,38 112,44 102,58 85,35 129,18 8. Alat Angk., Mesin Peralatannya 101,29 101,36 86,93 106,51 106,00 9. Barang Lainnya 105,02 111,61 115,07 119,24 107,55 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 107,61 106,39 107,85 115,64 108,79 A. L I S T R I K 106,93 106,30 107,20 115,25 109,21 B. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 C. Air Bersih 119,20 107,83 117,78 120,98 103,18 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 92 Tabel. 10 INDEKS BERANTAI PDRB SULAWESI TENGGARA MENURUT LAPANGAN USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 2006-2010 LAPANGAN USAHA Tabel-Tabel Pokok PDRB Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id 1 2 3 4 5 6 7 5. KONSTRUKSI/BANGUNAN 108,83 109,05 111,30 112,70 115,38 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN 104,69 109,32 110,49 114,63 111,98 RESTORAN A. Perdagangan Besar Dan Eceran 104,58 109,40 110,36 114,42 112,10 B. H O T E L 112,32 109,49 119,22 111,24 109,28 C. R E S T O R A N 108,87 105,70 115,38 123,61 107,54 7. PENGANGKUTAN KOMUNIKASI 109,16 105,83 113,70 119,55 109,04 A. Pengangkutan 108,67 104,53 112,59 116,65 109,41 1. Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Angkutan Jalan Raya 108,55 104,06 110,85 111,14 107,60 3. Angkutan Laut 105,26 101,30 101,65 113,83 103,18 4. Angk. Sungai, Danau Penyeberangan 112,96 112,27 108,66 126,02 102,10 5. Angkutan Udara 110,41 107,49 129,19 145,55 120,01 6. Jasa Penunjang Angkutan 108,59 105,90 108,57 119,36 104,75 B. K O M U N I K A S I 112,36 113,93 120,09 135,13 107,33 1. Pos Telekomunikasi 112,47 114,19 120,71 135,92 107,44 2. Jasa Penunjang Komunikasi 109,63 107,40 103,42 110,31 103,12 8. 121,47 107,83 111,51 107,28 112,45 A. B A N K 150,47 113,47 114,51 110,16 121,15 B. Lembaga Keuangan Tanpa Bank 108,19 104,62 114,30 104,32 110,65 C. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 D. Sewa Bangunan 105,65 102,62 107,57 104,02 103,10 E. Jasa Perusahaan 107,59 107,94 111,54 109,22 106,09 9. JASA - JASA 106,61 105,99 107,06 108,78 101,40 A. Pemerintahan Umum 105,78 106,19 106,22 107,81 101,04 1. Adm Pemerintahan Dan Pertahanan 105,78 106,19 106,22 107,81 101,04 2. Jasa Pemerintahan Lainnya 105,78 106,19 106,22 107,81 101,04 B. S W A S T A 116,39 103,86 116,15 118,45 104,71 1. Sosial Kemasyarakatan 105,85 103,61 107,91 111,71 107,09 2. Hiburan Dan Rekreasi 109,11 105,05 113,07 120,16 105,67 3. Perorangan Dan Rumahtangga 118,34 103,88 117,48 119,40 104,37 PDRB DENGAN MIGAS 107,68 107,96 107,27 107,57 108,19 PDRB TANPA MIGAS 107,68 107,96 107,27 107,57 108,19 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 93 Lanjutan Tabel 10. Tabel-Tabel Pokok PDRB KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id No. 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 7 1. PERTANIAN 198,81 207,15 233,19 252,06 260,88 A. Tanaman Pangan 218,45 220,49 253,26 278,28 286,55 B. Tanaman Perkebunan 169,62 170,67 190,00 203,30 210,07 C. Peternakan Dan Hasilnya 193,20 211,48 247,25 259,88 264,71 D. K E H U T A N A N 217,54 233,11 262,88 281,73 286,64 E. P E R I K A N A N 222,74 237,82 260,43 279,79 289,57 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 142,88 160,68 196,57 199,65 205,45 A. Minyak Dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 B. Pertambangan Tanpa Migas 135,79 157,71 192,25 191,28 198,62 C. Penggalian 160,78 169,41 205,92 214,48 218,89 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 138,25 169,85 190,60 191,26 197,73 A. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1. Pengilangan Minyak Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 B. Industri Tanpa Migas 138,25 169,85 190,60 191,26 197,73 1. Makanan, Minuman Dan Tembakau 134,93 155,50 171,17 180,98 186,01 2. Tekstil, Brg. Kulit Alas Kaki 126,15 128,44 143,17 151,64 153,00 3. Brg. Kayu Hasil Hutan Lainnya 119,14 125,76 147,47 155,99 157,88 4. Kertas Dan Barang Cetakan 162,54 189,91 214,16 234,05 235,52 5. Pupuk, Kimia Barang Dari Karet 157,25 158,14 166,63 179,13 180,95 6. Semen Brg. Galian Bukan Logam 146,41 149,35 161,85 172,53 174,00 7. Logam Dasar Besi Dan Baja 142,64 184,72 209,49 207,43 213,05 8. Alat Angk., Mesin Peralatannya 163,56 163,96 179,14 194,12 195,27 9. Barang Lainnya 123,78 126,93 145,15 156,80 159,17 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 253,83 260,61 278,08 295,51 300,06 A. L I S T R I K 255,29 261,49 278,21 295,20 299,91 B. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 C. Air Bersih 231,38 247,34 276,23 299,53 302,16 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 94 LAPANGAN USAHA Tabel-Tabel Pokok PDRB 2006-2010 INDEKS IMPLISIT PDRB SULAWESI TENGGARA Tabel.11 MENURUT LAPANGAN USAHA Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id 1 2 3 4 5 6 7 5. KONSTRUKSI/BANGUNAN 152,68 169,65 201,43 215,44 221,03 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN 168,39 191,47 228,91 247,58 254,14 RESTORAN A. Perdagangan Besar Dan Eceran 168,69 191,86 229,50 248,53 255,12 B. H O T E L 157,79 175,14 200,54 213,59 216,95 C. R E S T O R A N 157,00 176,08 206,99 213,68 217,83 7. PENGANGKUTAN KOMUNIKASI 176,98 211,19 238,26 251,58 256,12 A. Pengangkutan 181,54 220,32 251,55 271,70 277,24 1. Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2. Angkutan Jalan Raya 179,48 215,05 241,75 258,82 263,18 3. Angkutan Laut 218,51 269,92 313,45 335,70 337,85 4. Angk. Sungai, Danau Penyeberangan 192,37 198,89 232,17 248,48 251,81 5. Angkutan Udara 182,44 230,50 281,73 309,49 317,06 6. Jasa Penunjang Angkutan 181,76 238,17 272,40 284,23 288,46 B. K O M U N I K A S I 148,45 158,86 166,83 158,20 156,21 1. Pos Telekomunikasi 147,45 158,03 165,79 157,16 155,10 2. Jasa Penunjang Komunikasi 173,91 181,27 199,63 198,85 200,99 8. 169,10 175,10 207,07 219,91 225,08 A. B A N K 160,94 172,84 198,78 207,17 216,66 B. Lembaga Keuangan Tanpa Bank 159,38 168,24 192,43 201,53 205,21 C. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 D. Sewa Bangunan 181,93 182,22 221,11 243,08 245,77 E. Jasa Perusahaan 155,25 159,02 201,92 205,63 208,67 9. JASA - JASA 176,79 189,55 220,40 245,84 248,46 A. Pemerintahan Umum 178,60 191,53 223,70 250,63 253,53 1. Adm Pemerintahan Dan Pertahanan 178,60 191,53 223,70 250,63 253,53 2. Jasa Pemerintahan Lainnya 178,60 191,53 223,70 250,63 253,53 B. S W A S T A 157,55 168,01 187,53 202,46 204,10 1. Sosial Kemasyarakatan 158,23 161,45 192,27 203,26 205,70 2. Hiburan Dan Rekreasi 152,65 161,00 206,06 213,47 214,78 3. Perorangan Dan Rumahtangga 157,50 169,13 186,63 202,22 203,75 PDRB DENGAN MIGAS 176,67 192,39 221,79 238,25 243,51 PDRB TANPA MIGAS 176,67 192,39 221,79 238,25 243,51 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 95 JASA PERUSAHAAN Lanjutan Tabel 11. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN Tabel-Tabel Pokok PDRB Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Istilah Penting 69 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 ISTILAH PENTING Aset Harta Pemilikan Atas Berbagai Macam Harta Baik Berwujud Maupun Tidak Berwujud Tangible Dan Intangible Yang Dimiliki Oleh Perorangan, Perusahaan Ataupun Pemerintah. Secara Praktis Biasanya Dinilai Dalam Bentuk Moneter. Biaya Antara Input Yang Dipergunakan Habis Dalam Proses PRODUKsi Dan Terdiri Dari Barang Tidak Tahan Lama Dan Jasa, Baik Yang Dibeli Dari Pihak Lain Ataupun Yang DiPRODUKsi Sendiri. Bunga Neto Selisih Antara Bunga Diterima Dan Bunga Yang Dibayar Atas Pinjaman Finansial Yang Diberikan.. Ekspor Barang Dan Jasa Meliputi Seluruh Transfer Dan Penjualan Barang Dan Jasa Dari Residen Suatu Negara Ke Residen Negara Lainnya Yang Dilakukan Baik Dalam Negeri Maupun Di Luar Negeri. Dalam Prakteknya, Ekspor Terdiri Dari Barang Dagangan Dan Barang Lainnya Yang Keluar Melalui Daerah Batas Pabean Atau Wilayah DOMESTIK Suatu Negara, Termasuk Pembelian Langsung Di Negara Tersebut Oleh Perwakilan Negara Asing Dan Orang- Orang Non Residen. Karena Ekspor Barang Dagangan Suatu Negara Dinilai Atas Dasar Fob, Maka Nilai Ekspor Tidak Termasuk Biaya Pengapalan Dan Asuransi Sampai Pada Negara Tujuan. Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Istilah Penting 70 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Faktor PRODUKsi Mencakup Faktor-Faktor Yang Terlibat Dalam Suatu Proses PRODUKsi Baik Secara Langsung Maupun Tidak Langsung. Ini Terdiri Dari Tanah, Tenaga Kerja, Modal Dan Keahlian. Faktor Pendapatan Dari Luar Merupakan Pendapatan/Kompensasi Yang Diterima Oleh Faktor PRODUKsi, Atas Keterlibatannya Dalam Suatu Proses PRODUKsi Di Luar Batas Wilayah DOMESTIK. Harga Berlaku Penilaian Yang Dilakukan Terhadap PRODUK Barang Dan Jasa Yang Dihasilkan Ataupun Yang Dikonsumsi, Pada Harga Tahun Sedang Berjalan. Harga Konstan Penilaian Yang Dilakukan Terhadap PRODUK Barang Dan Jasa Yang Dihasilkan Ataupun Dikonsumsi, Pada Harga Tetap Satu Tahun Dasar Tertentu. Impor Barang Dan Jasa Meliputi Seluruh Transfer Dan Pembelian Barang Dan Jasa Dari Residen Suatu Negara Ke Residen Negara Lainnya Dilakukan Baik Dalam Wilayah DOMESTIK Maupun Di Luar Negeri. Pada Prakteknya, Impor Terdiri Dari Barang Dagangan Dan Barang Lainnya Yang Melewati Batas Pabean Atau Wilayah DOMESTIK Suatu Negara, Termasuk Pembelian Langsung Oleh Pemerintah, Penduduk Dan Perwakilan Negara Tersebut Di Luar Negeri. Karena Impor Barang-Barang Dagangan Dinilai Dengan Cif Cost, Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Istilah Penting 71 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Insurance And Freiht, Maka Nilai Barang Termasuk Biaya Pengangkutan Dan Asuransi. Imputasi Jasa Merupakan Perkiraan Atas Nilai Output Jasa Yang Dihasilkan, Sebagai Contoh Imputasi Jasa Bank, Jasa Asuransi, Jasa Dana Pensiun Dan Sebagainya. Investasi Dana Yang Disisihkan Untuk Ditanamkan Sebagai Modal Dalam Usaha Dengan Tujuan Untuk Memperoleh Keuntungan Dengan Harapan Modal Tersebut Akan Kembali Dalam Beberapa Tahun. K A P I T A L Faktor PRODUKsi Yang Diciptakan Oleh Keahlian Manusia Dari Sumber Alam Yang Tersedia Dan Digunakan Untuk Menciptakan Pendapatan Seperti Mesin, Peralatan, Pabrik Dan Sebagainya Yang Bersifat Barang Modal. Margin Perdagangan Dan Biaya Transpor Merupakan Selisih Nilai Transaksi Pada Tingkat Harga Produsen Dengan Harga Konsumen. Selisih Ini Mencakup Keuntungan Pedagang, Baik Pedagang Besar Maupun Pedagang Eceran Dan Biaya Transpor Yang Timbul Dalam Menyalurkan Barang Dari Produsen Kepada Pembeli. Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Istilah Penting 72 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Input Primer Disebut Juga Nilai Tambah BRUTO, Terdiri Dari Balas Jasa Tenaga Kerja, Surplus Usaha, Penyusutan Dan Pajak Tidak Langsung Neto. Output DOMESTIK Nilai Dari PRODUKsi Barang Dan Jasa Yang Dihasilkan Oleh Sektor-Sektor Ekonomi Tanpa Membedakan Pelaku PRODUKsinya Di Wilayah DOMESTIK Tertentu. Pajak Tidak Langsung Neto Pajak Tidak Langsung Dikurangi Subsidi. Pelengkap Mark-Up Merupakan Besaran Persentase Tertentu Yang Ditambahkan Terhadap Suatu Bilangan Estimasi Yang Fungsinya Untuk Melengkapi Data Yang Tidak Lengkap. Pembentukan Modal Tetap Meliputi Pembentukan Dan Pembelian Barang Modal Baru Baik Yang Berasal Dari Dalam Negeri Maupun Impor, Termasuk Barang Modal Bekas Dari Luar Negeri. Pembentukan Modal Tetap Yang Dicakup Hanyalah Yang Dilakukan Oleh Sektor- Sektor Ekonomi Di Dalam Negeri DOMESTIK. Penyusutan Yang Dimaksud Penyusutan Adalah Penyusutan Barang-Barang Modal Tetap Yang Digunakan Dalam Proses PRODUKsi. Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Istilah Penting 73 PDRB SULAWESI TENGGARA 2006-2010 Permintaan Antara Merupakan Permintaan Barang Dan Jasa Untuk Memenuhi Proses PRODUKsi. Permintaan Akhir Merupakan Permintaan Barang Dan Jasa Untuk Memenuhi Konsumsi Akhir, Pembentukan Modal Dan Ekspor. Tahun Dasar Adalah Tahun Yang Dipilih Sebagai Referensi Statistik Dan Digunakan Sebagai Dasar Penghitungan Tahun-Tahun Yang Lain. Melalui Penggunaan Tahun Dasar Tersebut Dapat Digambarkan Series Data Dengan Indikator Rinci Mengenai Perubahan/ Pergerakan. Ht Tp // Su Ltr A. Bp S. Go .Id Po We Red By TC PD F W Ww .Tcp Df.O Rg