Merupakan fitur yang memungkinkan pengguna untuk mencari kata kunci di dalam dokumen Publikasi
BPS Prov. Banten
Lihat PublikasiMenampilkan 1 halaman dengan kata kunci "Laporan Eksekutif Perkembangan Tingkat Kemiskinan Provinsi Banten Maret 2017"
Laporan Eksekutif Perkembangan Tingkat Kemiskinan Provinsi Banten Maret 2015 Ht Tp // Ba Nt En .B Ps .G O. Id 1 / 23 Ht Tp // Ba Nt En .B Ps .G O. Id 2 / 23 Laporan Eksekutif Perkembangan Tingkat Kemiskinan Provinsi Banten Maret 2017 ISSN 2443-3411 No. Publikasi 36520.1707 Katalog 3205011.36 Ukuran Buku 17.6 Cm X 25 Cm Jumlah Halaman Iv 17 Halaman Naskah Bidang Statistik Sosial Penyunting Bidang Statistik Sosial Desain Kover Bidang Statistik Sosial Diterbitkan Oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Banten Dicetak Oleh CV. Dharmaputra Dilarang Mengumumkan, Mendistribusikan, Mengomunikasikan, Dan/Atau Menggandakan Sebagian Atau Seluruh Isi Buku Ini Untuk Tujuan Komersil Tanpa Izin Tertulis Dari Badan Pusat Statistik Ht Tp // Ba Nt En .B Ps .G O. Id 3 / 23 Laporan Eksekutif Perkembangan Tingkat Kemiskinan Provinsi Banten Maret 2017 Iii KATA PENGANTAR Kemiskinan Adalah Salah Satu Permasalahan Pokok Yang Terjadi Di Indonesia Pada Umumnya Dan Provinsi Banten Pada Khususnya. Untuk Membuat Suatu Kebijakan Dalam Rangka Pengentasan Kemiskinan Diperlukan Data Kemiskinan Yang Menyeluruh. Badan Pusat Statistik BPS Provinsi Banten Sejak Tahun 2007 Telah Merilis Tingkat Kemiskinan Makro Provinsi Keadaan Bulan Maret Tahun Yang Bersangkutan. Mulai Tahun 2011, BPS Provinsi Banten Merilis Tingkat Kemiskinan Sebanyak 2 Kali Dalam Setahun Yaitu Keadaan Bulan Maret Dan Bulan September. BPS Provinsi Banten Mulai Menyusun Laporan Eksekutif Tentang Kemiskinan Pada Tahun 2014, Yang Bertujuan Untuk Mengulas Sepintas Gambaran Data Kemiskinan. Laporan Eksekutif Hasil Rilis Kemiskinan Keadaan Maret 2017 Disajikan Dalam Bentuk Publikasi Perkembangan Tingkat Kemiskinan Provinsi Banten Maret 2017. Diharapkan Laporan Ini Dapat Memberikan Pemahaman Tentang Tingkat Kemiskinan Di Provinsi Banten. Semoga Bermanfaat. Serang, Agustus 2017 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Banten Agoes Soebeno Ht Tp // Ba Nt En .B Ps .G O. Id 4 / 23 Laporan Eksekutif Iv Perkembangan Tingkat Kemiskinan Provinsi Banten Maret 2017 DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar ........................................................................ Iii Daftar Isi ................................................................................. Iv I. Pendahuluan ...................................................................... 1 II. Perbandingan Tingkat Kemiskinan Maret 2017 Per Provinsi ............................................................................. 3 III. Perkembangan Tingkat Kemiskinan Provinsi Banten, Maret 2011-Maret 2017........................................................ 5 IV. Garis Kemiskinan ............................................................... 8 V. Indeks Kedalaman Kemiskinan P1 Dan Indeks Keparahan Kemiskinan P2 ................................................................. 12 VI. Ketimpangan Pendapatan ................................................... 14 Ht Tp // Ba Nt En .B Ps .G O. Id 5 / 23 Laporan Eksekutif Perkembangan Tingkat Kemiskinan Provinsi Banten Maret 2017 1 BAB I PENDAHULUAN Menurut World Bank, Kemiskinan Adalah Kondisi Dimana Seseorang Tidak Dapat Menikmati Segala Macam Pilihan Dan Kesempatan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasarnya Seperti Tidak Dapat Memenuhi Kesehatan, Standar Hidup Layak, Kebebasan, Harga Diri, Dan Rasa Dihormati Seperti Orang Lain BPS, 2015. Sedangkan Konsep Yang Dipakai BPS, Kemiskinan Merupakan Ketidakmampuan Secara Ekonomi Untuk Memenuhi Kebutuhan Dasar Makanan Dan Bukan Makanan Basic Needs Approach Yang Diukur Dari Sisi Pengeluaran. Angka Kemiskinan Dihitung Dengan Menggunakan Metode Garis Kemiskinan GK. Komponen Dari GK Adalah Garis Kemiskinan Makanan GKM Dan Garis Kemiskinan Non Makanan GKNM. GKM Setara Dengan Pemenuhan Kebutuhan Kalori 2100 Kkal Per Kapita Per Hari. Pemenuhan Kebutuhan Kalori 2100 Kkal Per Kapita Per Hari Dihitung Berdasarkan 1 Basket Komoditi Yang Terdiri Dari 52 Jenis Komoditi. GKNM Setara Dengan Kebutuhan Minimum Bukan Makanan Seperti Perumahan, Sandang, Pendidikan Dan Kesehatan. Untuk Mengukur Kebutuhan Dasar Bukan Makanan Diwakili Oleh 51 Jenis Komoditi Di Perkotaan Dan 47 Jenis Komoditi Di Perdesaan. Sumber Data Yang Digunakan Dalam Menghitung GK Adalah Survei Sosial Ekonomi Nasional SUSENAS Ditambah Dengan Survei Paket Komoditi Kebutuhan Dasar SPKKD. Penghitungan Yang Didasarkan Pada Hasil Survei Menyebabkan Angka Kemiskinan Yang Dihitung Dengan GK Hanya Bersifat Estimasi Atau Disebut Sebagai Data Makro. Data Kemiskinan Makro Tidak Dapat Memberikan Informasi Siapa Dan Dimana Penduduk Miskin Itu Berada. Data GK Adalah Sejumlah Uang Untuk Membeli Makanan Yang Mengandung 2.100 Kkal Per Hari Dan Keperluan Mendasar Bukan Makanan. Penduduk Miskin Adalah Penduduk Yang Memiliki Rata-Rata Pengeluaran Per Kapita Per Bulan Di Bawah GK. Ht Tp // B Nt En .B Ps .G O. I 6 / 23 Laporan Eksekutif 2 Perkembangan Tingkat Kemiskinan Provinsi Banten Maret 2017 Kemiskinan Makro Digunakan Untuk 1 Mengevaluasi Kebijakan Pemerintah Terhadap Kemiskinan, 2 Membandingkan Kemiskinan Antar Waktu Antar Daerah, Dan 3 Menentukan Target Penduduk Miskin Dengan Tujuan Untuk Memperbaiki Posisi Mereka. Ht Tp // Ba Nt En .B Ps .G O. Id 7 / 23 Laporan Eksekutif Perkembangan Tingkat Kemiskinan Provinsi Banten Maret 2017 3 BAB II PERBANDINGAN Tingkat Kemiskinan Maret 2017 PER Provinsi Tingkat Kemiskinan Banten Cukup Rendah Apabila Dibandingkan Dengan Provinsi Lainnya. Pada Maret 2017, Tingkat Kemiskinan Di Provinsi Banten Tercatat Sebesar 5,36 Persen Dengan Jumlah Penduduk Miskin Sebanyak 657,74 Ribu Orang. Secara Nasional, Tingkat Kemiskinan Banten Berada Pada Posisi Terendah Keenam Setelah DKI Jakarta 3,75, Bali 4,15, Kalimantan Selatan 4,52, Bangka Belitung 5,04 Dan Kalimantan Tengah 5,36 Seperti Terlihat Pada Gambar 1. 10,70 Ht Tp // Ba Nt En .B Ps .G O. Id 8 / 23 Laporan Eksekutif 4 Perkembangan Tingkat Kemiskinan Provinsi Banten Maret 2017 Tabel 1. Indikator Kemiskinan Per Provinsi, Maret 2017 Provinsi Tingkat Kemiskinan Jumlah Penduduk Miskin 000 Jiwa Garis Kemiskinan Rp/Kapita/Bulan 1 2 3 4 Aceh 16,89 872,61 435.454 Sumatera Utara 10,22 1.453,87 411.345 Sumatera Barat 6,87 364,51 453.612 Riau 7,78 514,62 456.493 Jambi 8,19 286,55 389.596 Sumatera Selatan 13,19 1.086,92 370.060 Bengkulu 16,45 316,98 450.648 Lampung 13,69 1.131,73 384.882 Bangka Belitung 5,20 74,09 587.530 Kepulauan Riau 6,06 125,37 513.237 DKI Jakarta 3,77 389,69 536.546 Jawa Barat 8,71 4.168,44 344.427 Jawa Tengah 13,01 4.450,72 333.224 DI Yogyakarta 13,02 488,53 374.009 Jawa Timur 11,77 4.617,01 342.092 Banten 5,45 675,04 386.753 Bali 4,25 180,13 361.387 Nusa Tenggara Barat 16,07 793,78 345.341 Nusa Tenggara Timur 21,85 1.150,79 343.396 Kalimantan Barat 7,88 387,43 377.219 Kalimantan Tengah 5,37 139,16 401.537 Kalimantan Selatan 4,73 193,92 402.424 Kalimantan Timur 6,19 220,17 548.094 Kalimantan Utara 7,22 49,47 552.040 Sulawesi Utara 8,10 198,88 333.510 Sulawesi Tengah 14,14 417,87 391.763 Sulawesi Selatan 9,38 813,07 283.461 Sulawesi Tenggara 12,81 331,71 285.609 Gorontalo 17,65 205,37 296.730 Sulawesi Barat 11,30 149,76 302.852 Maluku 18,45 320,51 436.865 Maluku Utara 6,35 76,47 390.998 Papua Barat 25,10 228,38 499.778 Papua 27,62 897,69 457.541 Indonesia 10,64 27.771,22 374.478 Ht Tp // Ba Nt En .B Ps .G O. Id 9 / 23 Laporan Eksekutif Perkembangan Tingkat Kemiskinan Provinsi Banten Maret 2017 5 BAB III Perkembangan Tingkat Kemiskinan Provinsi Banten Maret 2011-Maret 2017 Trend Jangka Panjang Menunjukkan Tingkat Kemiskinan Banten Mengalami Penurunan Walaupun Terjadi Fluktuasi Pada Periode-Periode Tertentu. Pada Maret 2011 Angka Kemiskinan Berada Pada Kisaran 6 Poin Sedangkan Pada Maret 2017 Angka Kemiskinan Berada Pada Satu Poin Lebih Rendah. Fluktuasi Terjadi Pada September 2013 5,89 Persen, Mengalami Penurunan Sampai Titik Terendah Pada Maret 2014 5,35 Persen Dan Mencapai Puncaknya Pada Maret 2015 5,90 Persen. Hal Utama Pemicu Naik Turunnya Tingkat Kemiskinan Di Banten Adalah Terjadinya Peningkatan Harga Inflasi Yang Tidak Didukung Oleh Peningkatan Daya Beli Masyarakat. Gambar 2. Perkembangan Tingkat Kemiskinan Provinsi Banten, Maret 2011-Maret 2017 Pada Maret 2017, Tingkat Kemiskinan Banten 5,45 Persen Atau Turun 0,09 Persen Dari September 2016 6 8 7 ,6 9 6 8 9 ,2 2 6 5 1 ,4 5 6 4 2 ,8 8 6 5 2 ,3 6 6 7 7 ,5 1 6 2 2 ,8 4 6 4 9 ,1 9 7 0 2 ,4 0 6 9 0 ,6 7 6 5 8 ,1 1 6 5 7 ,7 4 6 7 5 ,0 4 6,32 6,26 5,85 5,71 5,74 5,89 5,35 5,51 5,90 5,75 5,42 5,36 5,45 4,80 5,00 5,20 5,40 5,60 5,80 6,00 6,20 6,40 580,00 600,00 620,00 640,00 660,00 680,00 700,00 720,00 Mar 11 Sept 11 Mar 12 Sept 12 Mar 13 Sept 13 Mar 14 Sept 14 Mar 15 Sept 15 Mar 16 Sept 16 Mar 17 Ri B U J Iw A Penduduk Miskin Penduduk Miskin Ht Tp // Ba Nt En .B Ps .G O. Id 10 / 2 3 Laporan Eksekutif 6 Perkembangan Tingkat Kemiskinan Provinsi Banten Maret 2017 Tabel 2. Persentase Dan Jumlah Penduduk Miskin Banten, Maret 2011-Maret 2017 Bulan/ Tahun Kota Desa Total Persentase Jumlah 000 Jiwa Persentase Jumlah 000 Jiwa Persentase Jumlah 000 Jiwa 1 2 3 4 5 6 7 Mar-11 4,61 334,16 9,75 353,53 6,32 687,69 Sep-11 4,54 334,32 9,74 354,91 6,26 689,22 Mar-12 4,46 332,31 8,65 319,14 5,85 651,45 Sep-12 4,41 330,68 8,31 312,19 5,71 642,88 Mar-13 4,76 361,64 7,72 290,72 5,74 652,36 Sep-13 5,27 411,31 7,22 266,20 5,89 677,51 Mar-14 4,73 375,69 6,67 247,14 5,35 622,84 Sep-14 4,74 381,18 7,18 268,01 5,51 649,19 Mar-15 5,03 408,53 7,78 293,87 5,90 702,40 Sep-15 5,11 418,95 7,12 271,71 5,75 690,67 Mar-16 4,51 377,10 7,45 281,01 5,42 658,11 Sep-16 4,41 380,16 7,32 277,58 5,36 657,74 Mar-17 4,52 391,03 7,61 284,00 5,45 675,04 Berbeda Arah Dengan Kondisi Nasional, Pada Maret 2017 Tingkat Kemiskinan Di Banten Justru Meningkat Dibandingkan Dengan Periode Sebelumnya. Pada September 2016 Jumlah Penduduk Miskin Sebanyak 657,74 Ribu Jiwa 5,36 Persen Bertambah 17,3 Ribu Jiwa Pada Maret 2017 Menjadi 675,04 Ribu Jiwa 5,45Persen. Beberapa Faktor Terkait Peningkatan Jumlah Dan Persentase Penduduk Miskin Pada Periode Ini Adalah Ht Tp // Ba Nt En .B Ps .G O. Id 11 / 2 3 Laporan Eksekutif Perkembangan Tingkat Kemiskinan Provinsi Banten Maret 2017 7 1. Inflasi Umum September 2016-Maret 2017 Sebesar 2,52 Persen Lebih Tinggi Dibandingkan Dengan Inflasi Umum Maret-September 2016 Sebesar 0,92. 2. Nilai Tukar Petani NTP Yang Merupakan Indikator Proxy Kesejahteraan Petani, Pada Periode Maret 2017 Hanya Sebesar 98,19. NTP Dibawah 100 Berarti Petani Mengalami Defisit, Pendapatan Yang Diterima Lebih Rendah Daripada Pengeluarannya. Sedangkan NTP Periode September 2016 Mencapai 100,47. Gambar 3 Menunjukkan Perkembangan Tingkat Kemiskinan Menurut Klasifikasi Daerah Yaitu Perkotaan Dan Perdesaan. Perbedaan Atau Gap Tingkat Kemiskinan Di Perkotaan Dan Di Perdesaan Selama Periode September 2011- Maret 2017 Berfluktuasi Dan Cenderung Melebar. Kemiskinan Yang Relatif Tinggi Di Perdesaan Memerlukan Perhatian Yang Lebih Intensif Dari Pemerintah. Sarana Dan Prasarana Yang Memadai Khususnya Di Sektor Pertanian Yang Menjadi Mata Pencaharian Utama Penduduk Di Perdesaan Perlu Diupayakan, Sehingga Derajat Kehidupan Petani Dapat Meningkat. Hal Ini Diperparah Pula Dengan Nilai Tukar Petani Yang Rendah Dibawah 100 Pada Maret 2017. Sedangkan Penduduk Miskin Di Perkotaan Walaupun Angkanya Lebih Rendah Dibandingkan Di Perdesaan, Tetapi Menunjukkan Pola Meningkat. Pemerintah Harus Mampu Menjaga Kemampuan Daya Beli Dari Masyarakat Yang Hampir Gap Tingkat Kemiskinan Di Perkotaan Dan Di Perdesaan Berfluktuasi Dan Cenderung Menyempit 4,544,46 4,41 4,76 5,27 4,73 4,74 5,03 5,11 4,51 4,49 4,52 9,74 8,65 8,31 7,72 7,22 6,67 7,18 7,78 7,12 7,45 7,32 7,61 Perkotaan Perdesaan Gambar 3. Perkembangan Persentase Penduduk Miskin Banten Menurut Klasifikasi Daerah, September 2011-Maret 2017Ht Tp // Ba Nt En .B Ps .G O. Id 12 / 2 3 Laporan Eksekutif 8 Perkembangan Tingkat Kemiskinan Provinsi Banten Maret 2017 Miskin Khususnya Di Perkotaan, Karena Kelompok Ini Sangat Rentan Dan Mudah Jatuh Ke Bawah Garis Kemiskinan. Ht Tp // Ba Nt En .B Ps .G O. Id 13 / 2 3 Laporan Eksekutif Perkembangan Tingkat Kemiskinan Provinsi Banten Maret 2017 9 BAB IV GARIS Kemiskinan GK Seiring Dengan Peningkatan Harga, Garis Kemiskinan GK Terus Mengalami Peningkatan Setiap Tahun. Pada Maret 2011, GK Banten Masih Sebesar Rp 226.662,- Per Kapita Per Bulan. GK Ini Terus Meningkat Pada Tahun- Tahun Berikutnya Seiring Peningkatan Harga Kebutuhan Dasar Makanan Dan Non Makanan. Angka Terakhir Pada Maret 2017 GK Banten Mencapai Rp. 386.753,- Per Kapita Per Bulan. Jadi, Misalnya 1 Rumah Tangga Terdiri Dari 4 Empat Orang Anggota Rumah Tangga, Maka Untuk Kebutuhan Makanan Dan Non Makanan Selama Sebulan Diperlukan Minimal Sebesar Rp 1.547.012,-. Gambar 4. Perkembangan Garis Kemiskinan Banten, Maret 2011-Maret 2017 GK Banten Terus Meningkat Dari Tahun Ke Tahun Seiring Dengan Kenaikan Harga/Inflas I Ht Tp // Ba Nt En .B Ps .G O. Id 14 / 2 3 Laporan Eksekutif 10 Perkembangan Tingkat Kemiskinan Provinsi Banten Maret 2017 Untuk Membandingkan Angka Kemiskinan Antar Negara, Bank Dunia Menghitung GK Dengan Menggunakan Estimasi Konsumsi Yang Dikonversi Ke Dalam US PPP Purchasing Power Parity, Bukan Nilai Tukar US Resmi. Angka Konversi PPP Menunjukkan Banyaknya Rupiah Yang Dikeluarkan Untuk Membeli Suatu Barang Tertentu Dimana Barang Yang Sama Tersebut Dapat Dibeli Seharga US 1 Di Amerika. Ukuran Bank Dunia Memilah Dua Batasan Penduduk Miskin Yaitu Dibawah US 1 PPP Per Kapita Per Hari Dan Dibawah US 2 PPP Per Kapita Per Hari. Jika Dilihat Menurut Daerah Tempat Tinggal, Garis Kemiskinan Di Perkotaan Jauh Lebih Tinggi Jika Dibandingkan Dengan Garis Kemiskinan Di Perdesaan. Perbedaan Ini Disebabkan Biaya Hidup Di Perkotaan Yang Jauh Lebih Tinggi. Pada Maret 2017, GK Di Perkotaan Sebesar Rp. 396.608,- Per Kapita Per Bulan, Naik Sebesar 3,58 Persen Dibandingkan Periode September 2016. Sedangkan GK Di Perdesaan Sebesar Rp. 363.588,- Per Kapita Per Bulan, Naik 3,38 Persen Dibandingkan Periode Sebelumnya. Tabel 3. Garis Kemiskinan Banten Maret 2017 GK Kota Desa Total 1 2 3 4 Makanan 271.751 274.157 272.552 Non Makanan 124.857 89.431 114.201 Total 396.608 363.588 386.753 Berdasarkan GK, Tingkatan Kemiskinan Penduduk Dapat Dipilah Menjadi 4 - Sangat Miskin SM Pendapatan/Kapita/Bulan0,8GK - Miskin M 0,8Gkpendapatan/Kapita/Bulangk - Hampir Miskin HM Gkpendapatan/Kapita/Bulan1,2GK - Rentan Miskin Lainnya RML 1,2Gkpendapatan/Kapita/Bulan1,6GK Ht Tp // B Nt En .B Ps .G O. Id 15 / 2 3 Laporan Eksekutif Perkembangan Tingkat Kemiskinan Provinsi Banten Maret 2017 11 Peranan Komoditi Makanan Terhadap GK Jauh Lebih Besar Dibandingkan Peranan Komoditi Non Makanan Perumahan, Sandang, Pendidikan Dan Kesehatan. Pada Maret 2017, GKM Di Banten Sebesar Rp 272.552,- Per Kapita Per Bulan. Sedangkan GKNM Sebesar Rp 114.201,- Per Kapita Per Bulan. Selama Periode Maret 2011-Maret 2017, Sumbangan GKM Terhadap GK Selalu Berada Pada Kisaran 70 Persen. Pada Maret 2017, Sumbangan GKM Terhadap GK Sebesar 70,47 Persen, Menandakan Bahwa Pemenuhan Kebutuhan Pangan Merupakan Hal Yang Utama Bagi Masyarakat Miskin. Sedangkan Jika Dilihat Menurut Wilayah, Sumbangan GKM Terhadap GK Di Perdesaan Jauh Lebih Tinggi Dibandingkan Di Perkotaan Yaitu 75,40 Persen Dibanding 68,52 Persen. Pada Maret 2017, Peranan Beras Sebagai Penyumbang Terbesar GK Di Daerah Perkotaan Digantikan Oleh Rokok Kretek Filter 16,22. Keempat Komoditi Makanan Lainnya Penyumbang Garis Kemiskinan Adalah Beras 14,95, Daging Ayam Ras 3,44, Telur Ayam Ras 3,19, Dan Mie Instan 3,00. Sedangkan Di Daerah Perdesaan, Lima Komoditi Makanan Penyumbang Terbesar Terhadap Garis Kemiskinan Secara Berturut-Turut Adalah Beras 26,32, Rokok Kretek Filter 14,70, Daging Ayam Ras 3,03, Telur Ayam Ras 2,63 Dan Terakhir Adalah Komoditi Bubuk Kopi Kopi Instan Sachet Sebesar 2,55 Persen. Sedangkan Untuk Komoditi Non Makanan, Biaya Untuk Perumahan Masih Merupakan Komoditi Penyumbang Terbesar GK Baik Di Perkotaan 12,09 Persen Maupun Di Perdesaan 10,20 Persen. Kemudian Di Urutan Selanjutnya Adalah Listrik, Pendidikan Dan Bensin Yang Berpengaruh Besar Terhadap GK Baik Di Perkotaan Maupun Di Perdesaan. Komoditi Non Makanan Penyumbang GK Terbesar Kelima Berbeda Antara Di Perkotaan Dan Di Perdesaan, Di Perkotaan Adalah Biaya Angkutan Sementara Di Perdesaan Adalah Perlengkapan Mandi. Ht Tp // Ba Nt En .B Ps .G O. Id 16 / 2 3 Laporan Eksekutif 12 Perkembangan Tingkat Kemiskinan Provinsi Banten Maret 2017 Tabel 4. Lima Komoditi Yang Berpengaruh Besar Terhadap Garis Kemiskinan GK Maret 2017 Komoditi Kota Komoditi Desa 1 2 3 4 Makanan Rokok Kretek Filter 16,22 Beras 26,32 Beras 14,95 Rokok Kretek Filter 14,70 Daging Ayam Ras 3,44 Telur Ayam Ras 3,03 Telur Ayam Ras 3,19 Mie Instan 2,63 Mie Instan 3,00 Kopi Bubuk Kopi Instan Sachet 2,55 Bukan Makanan Perumahan 11,72 Perumahan 9,71 Listrik 3,08 Bensin 1,80 Bensin 2,53 Pendidikan 1,54 Pendidikan 2,49 Listrik 1,31 Angkutan 1,69 Pakaian Jadi Perempuan Dewasa 0,96 Ht Tp // Ba Nt En .B Ps .G O. Id 17 / 2 3 Laporan Eksekutif Perkembangan Tingkat Kemiskinan Provinsi Banten Maret 2017 13 BAB V INDEKS KEDALAMAN Kemiskinan P1 DAN INDEKS KEPARAHAN Kemiskinan P2 Selain Upaya Memperkecil Jumlah Penduduk Miskin, Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan Juga Terkait Dengan Bagaimana Mengurangi Tingkat Kedalaman Dan Tingkat Keparahan Kemiskinan. Indeks Kedalaman Kemiskinan/Poverty Gap Index P1 Merupakan Ukuran Rata-Rata Kesenjangan Atau Defisit Pengeluaran Penduduk Miskin Terhadap Garis Kemiskinan. Indeks Kedalaman Akan Melihat Rata-Rata Jarak Pengeluaran Per Kapita Penduduk Miskin Terhadap Garis Kemiskinan. Semakin Tinggi Nilai Indeks, Semakin Besar Defisit. Indeks Keparahan Kemiskinan/Poverty Severity Index P2 Menunjukkan Sebaran Pengeluaran Antara Penduduk Miskin. Semakin Tinggi Nilai Indeks, Semakin Tinggi Ketimpangan Pengeluaran Di Antara Penduduk Miskin. Indeks Keparahan Akan Melihat Ketimpangan Pengeluaran Penduduk Miskin. Tabel 5. Indeks Kedalaman Kemiskinan P1 Dan Indeks Keparahan Kemiskinan P2 Di Indonesia Menurut Daerah, September 2016-Maret 2017 Bulan/Tahun Perkotaan Perdesaan Total 1 2 3 4 Indeks Kedalaman Kemiskinan P1 September 2016 0,687 0,932 0,763 Maret 2017 0,704 1,217 0,859 Indeks Keparahan Kemiskinan P2 September 2016 0,163 0,173 0,166 Maret 2017 0,149 0,284 0,190 Ht Tp // Ba Te .B Ps .G O. Id 18 / 2 3 Laporan Eksekutif 14 Perkembangan Tingkat Kemiskinan Provinsi Banten Maret 2017 Pada Periode September 2016-Maret 2017, Indeks Kedalaman Kemiskinan P1 Dan Indeks Keparahan Kemiskinan P2 Keduanya Mengalami Kenaikan. Indeks Kedalaman Kemiskinan Naik Dari 0,763 Pada September 2016 Menjadi 0,859 Pada Maret 2017. Demikian Pula Indeks Keparahan Kemiskinan Naik Dari 0,166 Menjadi 0,190 Pada Periode Yang Sama. Peningkatan Nilai Kedua Indeks Mengindikasikan Bahwa Rata-Rata Pengeluaran Penduduk Miskin Cenderung Semakin Menjauhi Garis Kemiskinan Dan Ketimpangan Pengeluaran Penduduk Miskin Juga Semakin Lebar. Jika Dilihat Menurut Daerah, Di Perdesaan Baik Nilai P1 Maupun P2 Keduanya Mengalami Peningkatan. Sedangkan Di Daerah Perkotaan Hanya Nilai P1 Yang Naik Sedangkan Nilai P2 Justru Turun. Hal Ini Mengindikasikan Bahwa Penduduk Miskin Di Daerah Perdesaan Pada Maret 2017 Selain Terjadi Peningkatan Jumlah, Kondisinya Juga Semakin Terpuruk. Ht Tp // Ba Nt En .B Ps .G O. Id 19 / 2 3 Laporan Eksekutif Perkembangan Tingkat Kemiskinan Provinsi Banten Maret 2017 15 BAB VI KETIMPANGAN PENDAPATAN Salah Satu Ukuran Ketimpangan Pendapatan Yang Sering Digunakan Adalah Gini Ratio. Nilai Gini Ratio Berkisar Antara 0-1. Semakin Tinggi Nilai Gini Ratio Menunjukkan Ketimpangan Yang Semakin Tinggi. Pada September 2014 Nilai Gini Ratio Mencapai Angka Tertinggi Sebesar 0,424. Kemudian Pada Periode Selanjutnya Nilai Gini Ratio Menunjukkan Kecenderungan Menurun Hingga Mencapai Angka 0,382 Pada Maret 2017. Berdasarkan Daerah Tempat Tinggal, Gini Ratio Di Perkotaan Pada Maret 2017 Tercatat Sebesar 0,381. Sementara Nilai Gini Ratio Di Perdesaan Tercatat Sebesar 0,267. Nilai Gini Ratio Di Perdesaan Lebih Kecil Dibandingkan Di Perkotaan. Hal Ini Berarti Ketimpangan Pengeluaran Penduduk Di Perdesaan Lebih Rendah. Gambar 5. Perkembangan Gini Ratio Banten, 2010-2017 Ht Tp // Ba Nt En .B Ps .G O. Id 20 / 2 3 Laporan Eksekutif 16 Perkembangan Tingkat Kemiskinan Provinsi Banten Maret 2017 Selain Gini Ratio Ukuran Ketimpangan Lain Yang Sering Digunakan Adalah Persentase Pengeluaran Pada Kelompok Penduduk 40 Persen Terbawah Atau Yang Dikenal Dengan Ukuran Ketimpangan Bank Dunia. Pada Maret 2017, Persentase Pengeluaran Pada Kelompok 40 Persen Terbawah Adalah Sebesar 17,50 Persen Yang Berarti Banten Berada Pada Kategori Ketimpangan Rendah. Persentase Pengeluaran Pada Kelompok 40 Persen Terbawah Pada Bulan Maret 2017 Ini Naik 0,09 Poin Jika Dibandingkan Dengan Kondisi September 2016 17,41 Persen. Sejalan Dengan Informasi Yang Diperoleh Dari Gini Ratio, Ukuran Ketimpangan Bank Dunia Pun Mencatat Hal Yang Sama Yaitu Ketimpangan Di Perkotaan Lebih Parah Dibandingkan Dengan Ketimpangan Di Perdesaan. Persentase Pengeluaran Pada Kelompok Penduduk 40 Persen Terbawah Di Daerah Perkotaan Pada Maret 2017 Adalah Sebesar 17,17 Atau Lebih Mendekati Kelompok Ketimpangan Sedang. Sementara Itu, Persentase Pengeluaran Kelompok Penduduk 40 Persen Terbawah Di Daerah Perdesaan Pada Maret 2017 Adalah Sebesar 22,91 Persen Yang Berarti Berada Pada Kategori Ketimpangan Rendah Berdasarkan Ukuran Bank Dunia Tingkat Ketimpangan Dibagi Menjadi 3 Kategori - Tingkat Ketimpangan Tinggi Jika Persentase Pengeluaran Kelompok Penduduk 40 Persen Terbawah Angkanya Di Bawah 12 Persen - Tingkat Ketimpangan Sedang Jika Persentase Pengeluaran Kelompok Penduduk 40 Persen Terbawah Angkanya Berkisar Antara 12-17 Persen - Tingkat Ketimpangan Rendah Jika Persentase Pengeluaran Kelompok Penduduk 40 Persen Terbawah Angkanya Berada Di Atas 17 Persen. Ht Tp // Ba Nt En .B Ps .G O. Id 21 / 2 3 Laporan Eksekutif Perkembangan Tingkat Kemiskinan Provinsi Banten Maret 2017 17 Tabel 6. Distribusi Pengeluaran Banten, September 2016-Maret 2017 Bulan/Tahun Penduduk 40 Persen Terbawah Penduduk 40 Persen Menengah Penduduk 20 Persen Teratas Jumlah 1 2 3 4 5 Perkotaan September 2016 16,77 36,90 46,33 100 Maret 2017 17,17 37,97 44,86 100 Perdesaan September 2016 23,81 41,75 34,44 100 Maret 2017 22,91 41,53 35,56 100 Total September 2016 17,41 36,08 46,51 100 Maret 2017 17,50 36,83 45,67 100 Ht Tp // Ba Nt En .B Ps .G O. Id 22 / 2 3 Ht Tp // Ba Nt En .B Ps .G O. Id Po We Red By TC PD F W Ww .Tcp Df.O Rg 23 / 2 3