Deep Search Publikasi

Merupakan fitur yang memungkinkan pengguna untuk mencari kata kunci di dalam dokumen Publikasi

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Binjai Tahun 2020 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Binjai Tahun 2020
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Binjai Tahun 2020

BPS Kota Binjai

Lihat Publikasi
Cari kata kunci:

Menampilkan 65 halaman dengan kata kunci "Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Binjai Tahun 2020"

Halaman 31
Lihat Detail

Ps //B Inja Iko Ta.B Ps. Go. Id Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Binjai 2020 28 Harinya Dalam Sebulan Yang Lalu Atau Mengalami Sakit. Tingkat Kesakitan Ini Selain Secara Umum, Dapat Juga Keluhan Menurut Jenis Penyakit. Tingkat Morbiditas Di Kota Binjai Lebih Rendah Dibanding Provinsi Sumatera Utara. Tingkat Morbiditas Kota Binjai Sebesar 8,23 Persen Dan Provinsi Sumatera Utara Sebesar 12,24 Persen. Jika Dilihat Menurut Jenis Kelamin, Terdapat Pola Yang Sama Antara Kota Binjai Dan Provinsi Sumatera Utara. Di Provinsi Sumatera Utara Umumnya Perempuan Lebih Banyak Menderita Sakit, Persentase Penduduk Perempuan Yang Menderita Sakit Yaitu 12.75 Persen Lebih Tinggi Dibanding Penduduk Laki-Laki Sebesar 11,72 Persen. Sama Halnya Dengan Provinsi Sumatera Utara, Tingkat Morbiditas Penduduk Perempuan Di Kota Binjai Yaitu 9,45 Persen, Lebih Tinggi Dari Pada Tingkat Morbiditas Laki-Laki Yaitu Sebesar 7,01 Persen. Grafik 4.1. Perkembangan Tingkat Morbiditas Penduduk Provinsi Sumatera Utara Dan Kota Binjai, 2020 1. 2. Berbagai Upaya Dilakukan Penduduk Untuk Menjaga Kesehatan, Baik Secara Mandiri Maupun Oleh Keluarganya Yang Masih Sehat. Upaya Menjaga Kesehatan Yang Dapat Dilakukan Di Antaranya Adalah Dengan Berobat Sendiri, Berobat Jalan, Maupun Rawat Inap. Berobat Sendiri Merupakan Upaya Mengobati Penyakit Atas Inisiatif Sendiri, Berdasarkan Pengetahuan Kesehatan Yang Dimilikinya Secara Mandiri. Berobat Jalan Adalah Melakukan Konsultasi Kesehatan Kepada Tenaga Ahli Kesehatan Yang Dipercaya, Dengan Cara Mendatangi Tempat Pelayanan Kesehatan Modern Maupun Tradisional Tanpa Menginap, Termasuk Mendatangkan Petugas Kesehatan Ke Rumah. Adapun Rawat Inap Sumber Survei Sosial Ekonomi Nasional 2020

Halaman 32
Lihat Detail

Ps //B Inja Iko Ta.B Ps. Go. Id Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Binjai 2020 29 Adalah Proses Penyembuhan Penyakit Yang Dilakukan Di Fasilitas Kesehatan Yang Mendukung, Dibawah Pendampingan Dan Pengawasan Petugas Kesehatan Yang Kompeten. Jadi Dapat Dikatakan Bahwa Sebenarnya Cara Berobat Dengan Mengobati Sendiri Sebenarnya Tidak Direkomendasikan. 3. Pada Tabel 4.1. Diketahui Bahwa Penduduk Yang Mengalami Keluhan Kesehatan Kemudian Berobat Jalan Untuk Mengobati Sakitnya Adalah Sebesar 57,01 Persen. Kemudian Jika Ditelusuri Kembali Terkait Alasan Kenapa Tidak Berobat Jalan, Memang Pilihan Untuk Berobat Sendiri Berdasarkan Pengetahuannya Untuk Mengobati Penyakit Merupakan Penyebab Utama Yakni Mencapai 65,43 Persen. Penyebab Lainnya Yang Cukup Besar Adalah Merasa Tidak Perlu. 4. 5. Tabel 4.1. Persentase Penduduk Di Kota Binjai Yang Berobat Jalan Dan Alasan Utama Tidak Berobat Jalan, 2020 6. Jenis Kelamin Persentase Yang Berobat Jalan Alasan Utama Tidak Berobat Jalan Tidak Punya Biaya Berobat Waktu Tunggu Pelayanan Lama Mengobati Sendiri Tidak Ada Yang Mendam Pingi Merasa Tidak Perlu Lainnya 1 2 3 4 5 6 7 8 Laki-Laki 60,55 0,00 0,00 62,50 0,00 35,40 2,10 Perempuan 54,00 0,52 0,99 67,57 0,00 27,86 3,05 Laki-Laki Perempuan 57,01 0,30 0,57 65,43 0,00 31,04 2,65 4.2. Penolong Kelahiran Salah Satu Unsur Yang Sangat Berpengaruh Terhadap Kesehatan Balita Adalah Penolong Kelahiran. Data Komposisi Penolong Kelahiran Bayi Dapat Dijadikan Salah Satu Indikator Kesehatan Terutama Dalam Hubungannya Dengan Tingkat Kesehatan Ibu Dan Anak Serta Pelayanan Kesehatan Secara Umum. Dilihat Dari Kesehatan Ibu Dan Anak, Persalinan Yang Ditolong Oleh Tenaga Medis Seperti Dokter Dan Bidan Dapat Dianggap Lebih Baik Dan Aman Jika Dibanding Ditolong Oleh Bukan Tenaga Medis Seperti Dukun, Famili Atau Lainnya. Penanganan Kelahiran Bayi Yang Kurang Baik Dapat Membahayakan Kondisi Ibu Dan Bayi Yang Dilahirkan Seperti Pendarahan, Kejang-Kejang Atau Situasi Yang Lebih Berbahaya Dapat Mengakibatkan Kematian Pada Bayi Atau Si Ibu. Sumber Survei Sosial Ekonomi Nasional 2020

Halaman 37
Lihat Detail

Ps //B Inja Iko Ta.B Ps. Go. Id Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Binjai 2020 36 1. Sebagai Upaya Untuk Mencapai Tujuan Pendidikan Nasional, Maka Pemerintah Pusat Dan Daerah Harus Memfasilitasi Hak Pendidikan Bagi Tiap Warganya. Melalui Sekolah Yang Terjangkau Dari Sisi Pembiayaan, Bermutu Dari Segi Layanan Dan Berkualitas Dari Sisi Pembelajaran. Selain Pembiayaan Pendidikan Yang Harus Ditanggung Pemerintah, Sarana Dan Prasarana, Kurikulum, Dan Sumber Belajar Dan Daya Dukung Lainnya Perlu Diupayakan Pemerintah. 2. 3. Agar Pendidikan Dapat Dimiliki Oleh Seluruh Lapisan Masyarakat Sesuai Dengan Kemampuan Masing-Masing Individu, Maka Pendidikan Adalah Tanggung Jawab Keluarga, Masyarakat Dan Pemerintah. Pada Program Pembangunan Pendidikan Nasional Yang Dilakukan Saat Ini Telah Pula Mempertimbangkan Kesepakatan- Kesepakatan Internasional Seperti Pendidikan Untuk Semua Education For All, Konvensi Hak Anak Convention On The Right Of Child Dan Millenium Development Goals Mdgs Yang Secara Jelas Menekankan Pentingnya Pendidikan Sebagai Salah Satu Cara Penanggulangan Kemiskinan, Peningkatan Keadilan Sosial Dan Lainnya. 4. Untuk Mendapatkan Pendidikan Yang Memadai Harus Ditunjang Suatu Kemampuan Baik Itu Dari Pemerintah Untuk Dapat Menyediakan Sarana Yang Memadai Dan Juga Ditunjang Dengan Kemampuan Masyarakat, Karena Sampai Saat Ini Kemampuan Pemerintah Untuk Menyediakan Pendidikan Gratis Bagi Warganya Masih Belum Terlaksana Secara Optimal. Masih Rendahnya Kemampuan Pemerintah Dan Masyarakat Selalu Menjadi Kendala Dalam Dunia Pendidikan. Realita Ini Senantiasa Banyak Ditemui Di Sekeliling Kita, Yaitu Banyak Sarana Pendidikan Yang Sangat Tidak Layak Dan Juga Banyak Anak- Anak Usia Sekolah Seharusnya Belajar, Namun Sudah Harus Bekerja Untuk Menambah Penghasilan Keluarga. Di Tengah Keterbatasan Inilah Pemerintah Mencanangkan Program Wajib Belajar Sekolah Dasar Enam Tahun Pada Tahun 1984 Dan Kemudian Diikuti Dengan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Mulai Tahun 1994. Kebijaksanaan Lain Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Tingkat Pendidikan Masyarakat Adalah Melalui Program Di Luar Pendidikan Formal, Di Antaranya Melalui Sekolah- Sekolah Program Jarak Jauh. Program Atau Kebijaksanaan Pemerintah Dalam Bidang Pendidikan Pada Hakekatnya Bertujuan Untuk Memberi Kesempatan Seluas-Luasnya Kepada Masyarakat

Halaman 38
Lihat Detail

Ps //B Inja Iko Ta.B Ps. Go. Id Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Binjai 2020 37 Untuk Dapat Sekolah. Dengan Demikian, Tingkat Pendidikan Masyarakat Diharapkan Akan Lebih Baik Dan Utamanya Tingkat Melek Huruf Terutama Pada Penduduk Usia Sekolah 7-24 Tahun. 5.1. Angka Partisipasi Sekolah Angka Partisipasi Sekolah Merupakan Indikator Pendidikan Yang Menggambarkan Persentase Penduduk Yang Masih Sekolah Menurut Kelompok Usia Sekolah Yaitu Umur 5-6 Tahun Dan Umur 7-12 Tahun Sebagai Pendidikan Dasar, 13-15 Tahun Dan 16-18 Tahun Pada Pendidikan Menengah. Indikator Ini Dapat Digunakan Untuk Mengetahui Seberapa Banyak Penduduk Usia Sekolah Yang Dapat Memanfaatkan Fasilitas Pendidikan. Pada Umumnya, Partisipasi Pendidikan Dasar Masih Cukup Tinggi, Dan Angka Ini Akan Semakin Menurun Untuk Tingkat Pendidikan Yang Lebih Tinggi Grafik 5.1. Tingkat Partisipasi Sekolah Menurut Kelompok Umur Di Kota Binjai, 2020 Grafik 5.1. Menunjukkan Tingkat Partisipasi Sekolah Penduduk Kota Binjai. Pada Usia 5-6 Tahun Angka Partisipasi Sekolah Penduduk 17,02 Persen. Pada Usia 7-12 Tahun Angka Partisipasi Sekolah Penduduk 99,37 Persen. Pada Kelompok Umur 13-15 Tahun Angka Partisipasi Sekolah Penduduk 99,43 Persen. Pada Usia 16-18 Tahun Angka Partisipasi Sekolah Penduduk 79,84 Persen. Sumber Survei Sosial Ekonomi Nasional 2020

Halaman 39
Lihat Detail

Ps //B Inja Iko Ta.B Ps. Go. Id Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Binjai 2020 38 5.2. Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Dunia Pendidikan Di Indonesia Masih Menghadapi Permasalahan, Salah Satunya Adalah Keluhan Mengenai Sarana Dan Prasarana Pendidikan Yang Kurang Memadai Dan Tenaga Pengajar Yang Kurang Berkualitas. Untuk Itu Berbagai Cara Dilakukan Oleh Pemerintah Di Antaranya Dengan Mengembangkan Kurikulum, Sehingga Diharapkan Dapat Menciptakan Lulusan Yang Berkualitas Yang Dapat Meningkatkan Mutu Sumber Daya Manusia. Gambaran Mengenai Peningkatan Sumber Daya Manusia Dapat Dilihat Dari Kualitas Tingkat Pendidikan Penduduk Dewasa. Berdasarkan Grafik 5.2., Persentase Penduduk Laki-Laki 10 Tahun Ke Atas Yang Berpendidikan Minimal SMA/Sederajat Di Kota Binjai Pada Tahun 2020 Adalah Sebanyak 49,42 Persen Lebih Tinggi Dibanding Perempuan Yaitu 44,78 Persen. Sebaliknya, Persentase Penduduk Laki-Laki Yang Berpendidikan Diploma/ Sarjana 14,25 Persen Lebih Rendah Dibandingkan Persentase Penduduk Perempuan 15,26 Persen. Grafik 5.2. Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kelamin Dan Ijazah/STTB Tertinggi Yang Dimiliki Di Kota Binjai, 2020 Sumber Survei Sosial Ekonomi Nasional 2020

Halaman 40
Lihat Detail

Ps //B Inja Iko Ta.B Ps. Go. Id Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Binjai 2020 39 5.3. Angka Partisipasi Murni APM Selain APS, Indikator Pendidikan Lain Adalah Angka Partisipasi Murni APM. Informasi Yang Diperoleh Dari APS Tidak Memperhitungkan Anak Pada Suatu Kelompok Yang Benar-Benar Bersekolah Pada Jenjangnya. Untuk Mendapatkan Gambaran Yang Utuh Tentang Partisipasi Sesuai Dengan Jenjang Pendidikan, Indikator APM Memang Lebih Relevan. APM Adalah Proporsi Penduduk Pada Kelompok Pada Jenjang Yang Sesuai Dengan Kelompok Umurnya Terhadap Penduduk Pada Kelompok Umur Tersebut. Grafik. 5.3. Angka Partisipasi Murni APM Penduduk Kota Binjai, 2020 Tahun 2020, Capaian APM SD/Sederajat Telah Mencapai 99,11 Persen. Artinya Hampir Seluruh Anak Usia 7-12 Bersekolah Pada Jenjang SD. APM SD/Sederajat Laki- Laki Lebih Rendah Dibandingkan APM SD/Sederajat Perempuan. APM SMP/Sederajat Sebesar 84,57 Persen Memberikan Gambaran Bahwa Hampir Seperlima Anak Usia 13-15 Tahun Tidak Bersekolah Pada Jenjang SMP, Bisa Masih SD, Sudah SMA Atau Sudah Putus Sekolah. APM SMP/Sederajat Laki-Laki Lebih Rendah Dibandingakn APM SMP/Sederajat Perempuan. Capaian APM SMP Pada Tahun 2020 Masih Menunjukkan Bahwa Pendidikan Di Tingkat SMP Belum Dirasakan Oleh Seluruh Anak Usia 13-15 Tahun. Sedangkan APM SMA/Sederajat Sebesar 72,50 Persen. APM SMA/Sederajat Laki-Laki Lebih Rendah Dibandingkan APM SMA/Sederajat Perempuan. Sumber Survei Sosial Ekonomi Nasional 2020

Halaman 41
Lihat Detail

Ps //B Inja Iko Ta.B Ps. Go. Id

Halaman 42
Lihat Detail

Ps //B Inja Iko Ta.B Ps. Go. Id Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Binjai 2020 43 Secara Teori, Tenaga Kerja Didefinisikan Sebagai Penduduk Yang Mampu Bekerja Memproduksi Barang Dan Jasa. Pada Analisis Ketenagakerjaan Ini Digunakan Batasan Bahwa Penduduk Usia Kerja Adalah Penduduk Yang Berumur 15 Tahun Ke Atas Yang Terdiri Dari Angkatan Kerja Dan Bukan Angkatan Kerja. Angkatan Kerja Economically Active Didefinisikan Bagian Dari Tenaga Kerja Yang Benar-Benar Siap Bekerja Untuk Memproduksi Barang Dan Jasa. Penduduk Yang Siap Bekerja Ini Terdiri Dari Yang Benar- Benar Bekerja Dan Pengangguran. Tenaga Kerja Yang Termasuk Kedalam Bukan Angkatan Kerja Uneconomically Active Adalah Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Yang Bersekolah, Mengurus Rumah Tangga, Penerima Pendapatan Pensiunan Dan Lain-Lain. Masalah Ketenagakerjaan Di Indonesia Termasuk Di Provinsi Sumatera Utara Diperkirakan Akan Semakin Kompleks. Indikasi Ini Terlihat Di Samping Pertambahan Penduduk Usia Kerja Setiap Tahunnya Yang Terus Meningkat Sebagai Implikasi Dari Jumlah Penduduk Yang Cukup Besar Disertai Struktur Umur Yang Cenderung Mengelompok Pada Usia Muda Juga Masih Tingginya Angka Pengangguran Terutama Pengangguran Terbuka. Oleh Sebab Itu Pembangunan Ketenagakerjaan Dititikberatkan Pada Tiga Masalah Pokok, Yakni Perluasan Dan Pengembangan Lapangan Kerja, Peningkatan Kualitas Dan Kemampuan Tenaga Kerja Serta Perlindungan Tenaga Kerja. Untuk Memberikan Gambaran Mengenai Ketenagakerjaan Di Provinsi Sumatera Utara Dalam Bagian Ini Akan Disajikan Kondisi Ketenagakerjaan Dilihat Dari Penduduk Usia Kerja, Dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK, Dan Tingkat Penganggguran. Selain Itu, Disajikan Pula Secara Singkat Indikator-Indikator Ketenagakerjaan Yang Meliputi, Status Pekerjaan, Lapangan Pekerjaan, Jenis Pekerjaan, Serta Jam Kerja.

Halaman 43
Lihat Detail

Ps //B Inja Iko Ta.B Ps. Go. Id Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Binjai 2020 44 Tabel 6.1. Jumlah Dan Persentase Penduduk 15 Tahun Ke Atas Menurut Kegiatan Seminggu Yang Lalu, 2019 2020 Kegiatan 2019 2020 Jumlah Jumlah 1 2 3 4 5 Angkatan Kerja 135 352 66,89 139 445 65,14 - Bekerja 127 047 93,86 127 353 91,33 - Pernah Bekerja 3 637 2,69 6 672 4,78 - Tidak Pernah Bekerja 4 668 3,45 5 420 3,89 Bukan Angkatan Kerja 67 009 33,11 74 635 34,86 - Sekolah 15 742 23,49 19 039 25,51 - Mengurus Rumah Tangga 43 079 64,29 46 031 61,67 - Lainnya 8 188 12,22 9 565 12,82 Jumlah 202 361 100 214 080 100 T P A K 66,89 65,14 TPT 6,14 8,67 6.1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK Pada Tahun 2020, Jumlah Penduduk Usia Kerja Di Binjai Adalah 214.080 Orang, Terdiri Dari 139.445 Angkatan Kerja Dan Sisanya Sebanyak 74.635 Orang Termasuk Bukan Angkatan Kerja. Selanjutnya TPAK Merupakan Indikator Yang Mampu Menggambarkan Sejauh Mana Peran Angkatan Kerja Di Suatu Daerah. Semakin Tinggi Nilai TPAK Semakin Besar Pula Keterlibatan Penduduk Usia Kerja Dalam Pasar Kerja. TPAK Binjai 2020 Adalah Sebesar 65,14 Persen, Artinya Bahwa Pada Tahun 2020 Sebanyak 65,14 Persen Penduduk Usia Kerja Di Binjai Siap Terjun Dalam Pasar Kerja Baik Itu Bekerja Atau Mencari Kerja/Mempersiapkan Usaha Atau Dengan Kata Lain Berstatus Sebagai Penggangguran. Pada Tahun 2019, TPAK Binjai 66,89 Persen, Kemudian Turun Menjadi 65,14 Persen Pada Tahun 2020. Sumber Survei Angkatan Kerja Nasional Agustus 2019 2020

Halaman 54
Lihat Detail

Ps //B Inja Iko Ta.B Ps. Go. Id Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Binjai 2020 58 Rumah Tangga Terhadap Rumah Yang Ditempatinya. Dalam Beberapa Analisis Juga Dijadikan Sebagai Pendekatan Indikator Backlog Perumahan. Grafik 8.1. Persentase Rumah Tangga Menurut Status Kepemilikan Tempat Tinggal Di Kota Binjai, 2020 Berdasarkan Informasi Pada Grafik 8.1, Mayoritas Rumah Tangga Di Binjai Yakni Mencapai Sekitar Dua Per Tiga 69 Persen Mendiami Rumah Milik Sendiri, Kemudian 16 Persen Mendiami Rumah Kontrak/Sewa, 15 Persen Mendiami Rumah Bebas Sewa Dan 0,40 Persen Mendiami Rumah Dinas. Masih Besarnya Persentase Rumah Tangga Yang Belum Mendiami Rumah Milik Sendiri Inilah Yang Sering Digunakan Sebagai Acuan Dalam Target Penyediaan Rumah Di Binjai Maupun Nasional. Aspek Pertama Dalam Menilai Kualitas Sebuah Rumah Adalah Lantai. Lantai Rumah Yang Luas Dan Jenisnya Yang Berkualitas Lebih Memungkinkan Anggota Rumah Tangga Untuk Beraktivitas Secara Leluasa. Relevansinya Dengan Kesehatan, Lantai Menjadi Sarana Kontak Anggota Rumah Tangga Dengan Kemungkinan Berbagai Penyakit. Bahkan Jenis Lantai Ini Merupakan Salah Satu Variable Dalam Penentuan Keluarga Sejahtera Atau Pra Sejahtera. Dengan Demikian Jenis Dan Luas Lantai Disamping Menggambarkan Keadaan Social Ekonomi Juga Amat Vital Dalam Menentukan Derajat Kesehatan Masyarakat. Salah Satu Indikatornya Adalah Luas Lantai Per Kapita Yang Merupakan Rata-Rata Luas Lantai Yang Ditempati Tiap Anggota Rumah Tangga. Menurut Badan Kesehatan Dunia WHO, Salah Satu Kriteria Rumah Sehat Sumber Survei Sosial Ekonomi Nasional 2020