Merupakan fitur yang memungkinkan pengguna untuk mencari kata kunci di dalam dokumen Publikasi
Menampilkan 90 halaman dengan kata kunci "Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Magetan 2017"
Ps //M Ag Eta Nk Ab .Bp S.G O.I D 14 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Magetan Tahun 2016 Bawah 15 Tahun Dan 17 Orang Lainnya Berasal Dari Kelompok Usia Lanjut Di Atas 65 Tahun. Salah Satu Upaya Yang Mungkin Dapat Dilakukan Dalam Rangka Mengurangi Besarnya Angka Beban Ketergantungan Adalah Dengan Menekan Angka Kelahiran Fertilitas Dan Menghindari Usia Perkawinan Muda. 0 - 4 5 - 9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 -54 55 -59 60 - 64 65 - 69 70 -74 75 Grafik 2.1 Piramida Penduduk Kabupaten Magetan Tahun 2016 Laki-Laki Perempuan Sumber Proyeksi Penduduk Cara Lain Yang Biasa Digunakan Untuk Menggambarkan Komposisi Menurut Umur Dan Jenis Kelamin Adalah Dengan Piramida Penduduk. Pada Kelompok Umur 0-4 Tahun Menunjukkan Angkanya Sedikit Lebih Tinggi Dibanding Kelompok Umur Diatasnya Yaitu Usia 5-9 Tahun. Hal Ini Menunjukkan Bahwa Dalam Lima Tahun Terakhir Terjadi Sedikit Peningkatan Angka Kelahiran Di Kabupaten Magetan. 2.4 Fertilitas Kelahiran Fertilitas Merupakan Salah Satu Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Besarnya Penduduk Di Suatu Wilayah Selain Kematian Mortalitas Dan Perpindahan Penduduk Mobilitas. Angka Fertilitas Yang Tinggi Apabila Disertai Angka Mortalitas Yang Rendah Akan Menyebabkan Pertambahan Penduduk Yang Meningkat. Apabila Angka Fertilitas Tidak Dapat Terkendali Maka Akan Menyebabkan Terjadinya Ledakan Penduduk Sehingga Menyebabkan Jumlah Penduduk Semakin Membengkak Dan Memicu Berbagai
Ps //M Ag Eta Nk Ab .Bp S.G O.I D Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Magetan Tahun 2016 15 Macam Permasalahan Penduduk Di Tengah-Tengah Kehidupan Masyarakat. Di Samping Itu, Ledakan Penduduk Yang Terjadi Akan Menjadi Beban Pemerintah Semakin Besar Dan Beresiko Menghambat Pembangunan. Penduduk Menurut Status Perkawinan Penting Untuk Diketahui Karena Terkait Dengan Tingkat Fertilitas Suatu Daerah. Semakin Besar Penduduk Yang Berstatus Kawin Memungkinkan Tingkat Fertilitas Yang Tinggi Di Suatu Daerah Tersebut. Tabel 2.4 Persentase Penduduk Berusia 10 Tahun Keatas Menurut Status Perkawinan Dan Jenis Kelamin Di Kabupaten Magetan,Tahun 2016 Status Perkawinan Laki-Laki Perempuan Jumlah 1 2 3 4 Belum Kawin 30,16 19,48 24,64 Kawin 64,65 62,49 63,54 Cerai Hidup 1,75 1,55 1,64 Cerai Mati 3,44 16,48 10,18 Jumlah 100,00 100,00 100,00 Sumber Susenas 2016 Dari Hasil Susenas 2016, Sebesar 63,54 Persen Penduduk Kabupaten Magetan Usia 10 Tahun Keatas Berstatus Kawin, Yang Berstatus Belum Kawin Sebesar 24,64 Persen, Sedangkan Untuk Yang Berstatus Cerai Hidup Dan Cerai Mati Masing-Masing Sebesar 1,64 Persen, Dan 10,18 Persen. Berdasarkan Jenis Kelamin Baik Penduduk Laki- Laki Maupun Perempuan Usia 10 Tahun Keatas Mayoritas Berstatus Kawin. Dalam Setiap Penelitian Tentang Kependudukan Khususnya Tentang Pertumbuhan Penduduk, Peneliti Biasanya Langsung Memusatkan Kepada Obyek Penelitian Yaitu Penduduk Perempuan Berumur 10 Tahun Ke Atas. Karakteristik Yang Akan Dilihat Antara Lain, Status Perkawinan, Usia Perkawinan Pertama, Jumlah Anak Yang Dilahirkan Dan Penggunaan Alat Kontrasepsi. Dengan Mengetahui Informasi Tersebut Tentunya Akan Lebih Mudah Untuk Merencanakan Program Pembangunan, Khususnya Di Bidang Kependudukan.
Ps //M Ag Eta Nk Ab .Bp S.G O.I D 16 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Magetan Tahun 2016 Usia Perkawinan Pertama Bagi Perempuan Berpengaruh Terhadap Resiko Melahirkan. Semakin Muda Rendah Usia Perkawinan Pertama Akan Semakin Besar Resiko Yang Dihadapi Selama Kehamilan Maupun Saat Melahirkan, Baik Bagi Ibu Maupun Anak. Umur Perkawinan Pertama Seseorang Juga Merupakan Faktor Yang Sangat Penting Dalam Menambah Penduduk Di Suatu Daerah, Semakin Muda Seseorang Kawin Maka Semakin Panjang Masa Reproduksinya Sehingga Akan Memberikan Peluang Yang Sangat Besar Terhadap Jumlah Anak Yang Akan Dilahirkan. Beberapa Hasil Penelitian/Kajian Menemukan Adanya Pengaruh Perkawinan Penduduk Usia Dini Sebagai Penyebab Tingginya Laju Pertumbuhan Penduduk Di Indonesia. Selain Itu, Usia Perkawinan Penduduk Terutama Perempuan Yang Belum Cukup Umur Merupakan Salah Satu Penyebab Rendahnya Tingkat Kesehatan Ibu Dan Anak, Serta Tingginya Angka Perceraian Terutama Di Pedesaan. Cukup Beralasan Apabila Masalah Perkawinan Penduduk Dianggap Sebagai Salah Satu Faktor Yang Ikut Mempengaruhi Tinggi Rendahnya Tingkat Kesejahteraan Keluarga Atau Penduduk Pada Umumnya. Sebaliknya, Baik Buruknya Tingkat Kesejahteraan Keluarga Atau Penduduk Baik Secara Ekonomi Ataupun Sosial Merupakan Faktor Yang Ikut Mempengaruhi Terjadinya Peristiwa Atau Kasus Perceraian Di Kalangan Penduduk. Tabel 2.5 Persentase Penduduk Perempuan Berusia 10 Tahun Keatas Yang Pernah Kawin Menurut Umur Perkawinan Pertama Di Kabupaten Magetan,Tahun 2014 2016 Umur Perkawinan Pertama Tahun 2014 2015 2016 1 2 3 4 17 21,11 3,02 16,97 17-18 21,09 17,17 20,95 19-24 43,45 71,02 47,41 25 14,35 8,79 14,67 Jumlah 100,00 100,00 100,00 Sumber Susenas 2014 - 2016
Ps //M Ag Eta Nk Ab .Bp S.G O.I D Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Magetan Tahun 2016 17 Data Menunjukkan Bahwa Penduduk Perempuan Kabupaten Magetan Paling Banyak Melangsungkan Pernikahan Pada Usia 19-24 Tahun. Di Mana Pada Kelompok Usia Ini Dimungkinkan Mereka Telah Menyelesaikan Pendidikan Setingkat SMA. Penduduk Perempuan Usia 15-49 Tahun Yang Pernah Kawin Di Kabupaten Magetan, Yang Kawin Pertama Pada Umur Kurang Dari 17 Tahun Sebanyak 16,97 Persen. Terbanyak Yaitu 47,41 Persen Kawin Pada Usia 19-24 Tahun Dan 20,95 Persen Kawin Di Usia 17-18 Tahun. Secara Rata-Rata Wanita Usia 15-49 Tahun Yang Pernah Kawin Di Kabupaten Magetan, Kawin Pertama Pada Umur 20,25 Tahun. Pada Wanita Usia 15-49 Tahun Yang Pernah Kawin Secara Umum Persentase Tertinggi Wanita Usia 15-49 Tahun Di Kabupaten Magetan Melahirkan Anak Hidup Sebanyak 2 Orang Yaitu Sebesar 42,32 Persen, 1 Orang Anak Lahir Hidup 35,00 Persen Dan Yang Melahirkan Anak Lahir Hidup 5 Keatas Hanya 1,15 Persen. Keadaan Tersebut Menggambarkan Kesadaran Masyarakat Untuk Memperlambat Usia Perkawinan Yang Pada Akhirnya Akan Memperkecil Jumlah Kelahiran. Hal Ini Juga Menunjukkan Bahwa Program Keluarga Berencana Yang Dilaksanakan Pemerintah Telah Berhasil. 7 ,7 4 3 5 ,0 0 4 2 ,3 2 1 1 ,3 2 2 ,4 4 1 ,1 9 0 15 30 45 0 1 2 3 4 5 Grafik 2.2 Persentase Penduduk Perempuan Usia 15-49 Tahun Yang Pernah Kawin Menurut Jumlah Anak Yang Dilahirkanpersen Sumber Susenas 2016 2.5 Penggunaan Alat Kontrasepsi Gerakan Keluarga Berencana Nasional Sebagai Salah Satu Kegiatan Pokok Dalam Upaya Mencapai Keluarga Sejahtera Diarahkan Untuk Mengendalikan Laju Pertumbuhan
Ps //M Ag Eta Nk Ab .Bp S.G O.I D 18 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Magetan Tahun 2016 Penduduk Dengan Cara Pengendalian Angka Kelahiran Untuk Mencapai Keseimbangan Antara Pertumbuhan Penduduk Dan Pertumbuhan Ekonomi. Selain Itu Juga Diupayakan Agar Makin Membudaya Dan Makin Mandiri Melalui Penyelenggaraan Penyuluhan Keluarga Berencana KB, Disertai Dengan Peningkatan Kualitas Dan Kemudahan Pelayanan Dengan Tetap Memperhatikan Kesehatan Peserta KB Dan Tidak Bertentangan Dengan Nilai-Nilai Agama, Moral, Etika Dan Sosial Budaya Masyarakat, Sehingga Norma Keluarga Kecil Bahagia Dan Sejahtera Dihayati Dan Dilaksanakan Oleh Semua Lapisan Masyarakat Dengan Penuh Kesadaran Dan Tanggung Jawab. Lahirnya Program Keluarga Berencana Antara Lain Bertujuan Untuk Menekan Tingginya Angka Kelahiran. Program Seperti Ini Masih Sangat Diperlukan Karena Jika Jumlah Penduduk Tidak Dapat Dikendalikan, Maka Upaya Yang Dilakukan Pemerintah Untuk Mensejahterakan Masyarakat Bisa Menjadi Tidak Bermakna, Karena Setiap Peningkatan Hasil Pembangunan Akan Terserap Oleh Pertumbuhan Penduduk. Usia Antara 15-49 Tahun Merupakan Usia Subur Bagi Perempuan Karena Pada Selang Usia Tersebut Kemungkinan Perempuan Melahirkan Anak Cukup Besar. Perempuan Yang Usianya Berada Pada Periode Ini Disebut Wanita Usia Subur WUS Dan Pasangan Usia Subur PUS Bagi Yang Berstatus Kawin. Semakin Banyak Jumlah PUS, Maka Semakin Banyak Pula Jumlah Anak Yang Dilahirkan. Semakin Banyak Jumlah Anak Maka Semakin Besar Tanggungan Kepala Rumahtangga Dalam Memenuhi Kebutuhan Material Dan Spiritual Anggota Rumahtangga. Dengan Demikian Pembatasan Jumlah Anak Perlu Diperhatikan Demi Tercapainya Keluarga Yang Sejahtera Program KB Dilakukan Dengan Alat Kontrasepsi Yang Jenisnya Berbagai Macam. Pemerintah Selalu Berharap Cakupan Akseptor KB Terus Mengalami Peningkatan, Terutama Untuk Kepesertaan KB Dengan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang MKJP Seperti IUD Dan Implant. Dengan Cakupan KB Yang Meningkat, Diharapkan Laju Pertumbuhan Penduduk Bisa Dikendalikan Lebih Baik Lagi. Berdasarkan Masa Kerjanya, Kontrasepsi Dibedakan Menjadi Dua Kelompok Yaitu Sementara Reversible Dan Permanen. Pilihan Kontrasepsi Untuk Menunda Kehamilan Pertama Dan Mengatur Jarak Kehamilan Adalah Kontrasepsi Yang Memiliki Masa Kerja Bersifat Sementara, Baik Jangka Pendek Maupun Jangka Panjang. Seseorang Mempunyai
Ps //M Ag Eta Nk Ab .Bp S.G O.I D Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Magetan Tahun 2016 19 Pilihan Untuk Menggunakan Jenis Alat/Cara KB Tertentu Dipengaruhi Oleh Eberapa Faktor, Antara Lain Faktor Keamanan, Frekuensi Pemakaian Dan Efek Samping, Terjangkau Harganya, Cara Penggunaan Yang Dianggap Paling Praktis, Efisien, Minim Resiko Kegagalan Dan Resiko Efek Samping Terhadap Kesehatan Pemakai Dan Memberikan Kenyamanan Bagi Penggunanya. Tabel 2.6 Persentase Wanita Berumur 15-49 Tahun Dan Berstatus Kawin Yang Sedang Menggunakan Alat/Cara Kontrasepsi Menurut Jenis Alat/Cara KB, 2015 Dan 2016 Alat Kontrasepsi/Cara KB 2015 2016 1 2 3 MOW/Tubektomi 7,45 9,73 MOP/Vasektomi 0,45 0,40 AKDR/IUD/Spiral 13,84 11,10 Suntikan 59,36 64,80 Susuk KB/Norplant/Implanon/Alwalit 3,45 3,14 Pil 13,87 9,88 Kondom/Karet 0,75 0,32 Intravag/Tisue/Kondom Wanita 0,00 0,00 Cara Tradisional 0,84 0,64 Wanita Yang Sedang Menggunakan Alat/Cara Kontrasepsi 66,86 61,60 Sumber Susenas 2015-2016 Berdasarkan Hasil Susenas Tahun 2015-2016, Persentase Wanita Berumur 15-49 Tahun Yang Berstatus Kawin Yang Sedang Menggunakan Alat/Cara KB Sudah Mencapai Di Atas 60 Persen Yaitu Masing Masing Sebesar 66,86 Persen Pada Tahun 2015 Dan 61,60 Persen Pada Tahun 2016. Tabel 2.6 Memperlihatkan Bahwa Dari Berbagai Macam Alat/Cara KB Yang Digunakan, Suntikan Dan AKDR/IUD/Spiral Yang Paling Banyak Diminati. Pada Tahun 2015 Penggunaan Suntikan Mencapai 59,36 Persen Dan Meningkat Menjadi 64,80
Ps //M Ag Eta Nk Ab .Bp S.G O.I D 20 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Magetan Tahun 2016 Persen Pada Tahun 2016. Sementara Itu, Penggunaan AKDR/IUD/Spiral Mengalami Penurunan Dari 13,84 Persen Pada Tahun 2015 Menjadi 11,10 Persen Pada Tahun 2016. Selain Alat Kontrasepsi Suntikan Dan AKDR/IUD/Spiral , Beberapa Alat Kontasepsi Lain Yang Masih Sering Digunakan Adalah Pil KB, MOW/Tubektomi, Susuk KB/Norplant/Implanon/Alwalit Dan Cara Tradisional. Pada Tahun 2015 Penggunaan MOW/Tubektomi Sebesar 7,45 Persen Dan Meningkat Menjadi Sebesar 9,73 Persen Pada Tahun 2016. Penggunaan Pil Mengalami Penurunan Dari 13,87 Persen Pada Tahun 2015 Menjadi 9,88 Pada Tahun 2016. Penggunaan Susuk KB/Norplant/Implanon/Alwalit Juga Mengalami Peurunan Dari 3,45 Persen Pada Tahun 2015 Menjadi Sebesar 3,14 Pada Tahun 2016. Penurunan Beberapa Alat Kontrasepsi Di Atas Kemungkinan Peserta KB Beralih Alat Kontrasepsi Yang Digunakan. Jenis Alat/Cara KB Yang Sedikit Penggunaanya Adalah, MOP/Vasektomi Dan Kondom/Karet, Masing-Masing Persentasenya Kurang Dari 1 Persen. Sementara Pengguna Kontrasepsi Intravag/Tisue/Kondom Wanita Di Kabupaten Magetan Tidak Ada. Hal Ini Diduga Karena Informasi Yang Dperoleh Masih Kurang Optimal Sehingga Banyak Yang Masih Takut Memilih Alat Kontrasepsi Ini. H Ttp S/ /M Ag Eta Nk Ab .Bp S.G O.I D
Ps //M Ag Eta Nk Ab .Bp S.G O.I D Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Magetan Tahun 2016 23 BAB III KESEHATAN DAN GIZI Kesehatan Dan Gizi Merupakan Bagian Dari Indikator Kesejahteraan Penduduk Dalam Hal Kualitas Fisik, Dalam Hal Ini Dapat Dilihat Melalui Angka Kesakitan Dan Lamanya Menyusui. Sementara Untuk Melihat Gambaran Tentang Kemajuan Upaya Peningkatan Dan Status Kesehatan Masyarakat Dapat Melalui Pemberian Imunisasi, Penolong Persalinan Bayi, Ketersediaan Sarana Kesehatan Dan Tempat Pengobatan Yang Dilakukan. Berbagai Upaya Untuk Meningkatkan Kualitas Fisik Penduduk Telah Dilakukan Yang Ditujukan Untuk Meningkatkan Derajat Kesehatan Penduduk Dan Mutu Pelayanan Kesehatan Serta Meningkatkan Kualitas Dan Kuantitas Sarana Dan Prasarana Kesehatan Bagi Seluruh Penduduk Baik Yang Tinggal Di Daerah Perkotaan Maupun Pedesaan. 3.1. Sarana Kesehatan Penyediaan Sarana Kesehatan Yang Memadai Merupakan Salah Satu Kebutuhan Pokok Dalam Upaya Meningkatkan Taraf Kesehatan Masyarakat, Dan Program Ini Terus Ditingkatkan Kualitas Pelayanan Serta Keberadaannya. Sarana Kesehatan Yang Ada Di Kabupaten Magetan Ternyata Cukup Memadai Untuk Jumlah Penduduk Yang Harus Dilayani. Hal Ini Dapat Dilihat Dari Jumlah Puskesmas, Rumah Sakit, Dan Jumlah Tenaga Medis Yang Ada Di Kabupaten Magetan. Data Dari Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan Dapat Dilihat Bahwa Pada Tahun 2016 Terdapat 6 Unit Rumah Sakit, 22 Unit Puskesmas/Puskesmas Pembantu, 3 Unit Klinik TNI, 12 Unit Balai Kesehatan Dan Didukung Oleh 1.286 Orang Tenaga Kesehatan. Dari Data Tersebut Dapat Diketahui Bahwa Sarana Kesehatan Yang Paling Banyak Di Kabupaten Magetan Adalah Puskesmas Dan Puskesmas Pembantu. Jumlah Kedua Sarana Kesehatan Tersebut Adalah 22 Unit. Bila Dikaitkan Dengan Jumlah Penduduk Kabupaten Magetan Yaitu Sebesar 627.984 Jiwa, Maka Satu Puskesmas/Puskesmas Pembantu Dapat Melayani 28.545 Jiwa.
Ps //M Ag Eta Ka B.B Ps .Go .Id 26 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Magetan Tahun 2016 3.3. Keluhan Kesehatan Dan Angka Kesakitan Penduduk Yang Sehat Cenderung Memiliki Kualitas Fisik Yang Baik. Dengan Fisik Yang Baik Segala Aktivitas Dalam Kehidupan Sehari-Hari Akan Berjalan Dengan Lancar Baik Bekerja, Sekolah, Mengurus Rumah Tangga Maupun Melakukan Aktivitas Lainnya. Salah Satu Indikator Yang Dapat Menggambarkan Status Kesehatan Penduduk Adalah Angka Keluhan Kesehatan Dan Angka Kesakitan. Angka Keluhan Kesehatan Diukur Dengan Menggunakan Pendekatan Penduduk Yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Selama Sebulan Yang Lalu, Sedangkan Angka Kesakitan Merupakan Persentase Penduduk Yang Mengalami Gangguan Kesehatan Sehingga Mengganggu Aktivitasnya Sehari-Hari. . 16,22 15,92 15,12 29,05 32,49 28,39 0 20 40 60 2014 2015 2016 Grafik 3.2 Perkembangan Angka Keluhan Kesehatan Dan Angka Kesakitan Penduduk Di Kabupaten Magetan,Tahun 2014-2016 Angka Kesakitan Keluhan Kesehatan Sumber Susenas 2014-2016 Pada Grafik 3.2 Dapat Dilihat Bahwa Angka Keluhan Kesehatan Penduduk Di Kabupaten Magetan Mengalami Kenaikan Dari 29,05 Persen Di Tahun 2014 Menjadi 32,49 Persen Tahun 2015, Sedangkan Pada Tahun 2016 Turun Menjadi 28,39 Persen. Untuk Angka Kesakitan Pada Tahun 2014 Sebesar 16,22 Persen, Kemudian Terus Mengalami Penurunan Menjadi 15,12 Persen Pada Tahun 2016. Dari Data Diatas Dapat Dikatakan Bahwa Penduduk Di Kabupaten Magetan Yang Merasa Terganggu Aktivitas Sehari- Harinya Akibat Gangguan Kesehatan Atau Sakit Tersebut Mengalami Penurunan, Sedangkan Yang Mengalami Keluhan Kesehatan Berfluktuasi Setiap Tahunnya. Berfluktuasinya Angka
Ps //M Ag Eta Nk Ab .Bp S.G O.I D Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Magetan Tahun 2016 27 Keluhan Kesehatan Ini Dapat Dipengaruhi Oleh Beberapa Faktor Terutama Cuaca, Kebersihan Lingkungan Atau Pola Hidup Masyarakat. Berdasarkan Tabel 3.2 Diketahui Bahwa Pada Tahun 2016 Penduduk Kabupaten Magetan Yang Menderita Sakit, Sebagian Besar Terganggu Aktivitas Sehari-Harinya Selama 0 Sampai 3 Hari Sebesar 51,86 Persen, Sedangkan Yang Terganggu Akivitas Sehari-Harinya Selama 4 Sampai 7 Hari Ada Sebanyak 34,31 Persen. Selanjutnya, Penduduk Yang Menderita Sakit Sehingga Terganggu Aktivitas Sehari-Harinya Selama 8 Sampai 14 Hari Sebesar 5,56 Persen. Penduduk Yang Menderita Sakit Sehingga Terganggu Aktivitas Sehari-Harinya Selama 15 Sampai 21 Hari Memiliki Persentase Terendah Yaitu Sebesar 1,27 Persen Dan Penduduk Yang Menderita Sakit Sehingga Terganggu Aktivitas Sehari- Harinya Selama 22 Sampai 30 Hari Sebanyak 7,01 Persen. Tabel 3.2 Persentase Penduduk Yang Menderita Sakit Selama Bulan Referensi Menurut Jumlah Hari Sakit, Tahun 2014 2016 Jumlah Hari Sakit 2014 2015 2016 1 2 3 4 0-3 54,56 55,82 51,86 4-7 29,64 29,87 34,31 8-14 4,79 6,39 5,56 15-21 1,95 0,55 1,27 22-30 9,06 7,36 7,01 Sumber Susenas 2014-2016 Salah Satu Upaya Untuk Terapi Penyembuhan Bagi Penduduk Kabupaten Magetan Tahun 2016 Yang Mengalami Gangguan Kesehatan Adalah Dengan Cara Berobat Jalan. Berdasarkan Tabel 3.3, Sebagian Besar Penduduk Kabupaten Magetan Yang Berobat Jalan Memilih Praktik Dokter/Bidan Sebagai Tempat Berobat, Yakni Sebesar 45,27 Persen. Selain Itu, Sebanyak 31,46 Persen Penduduk Memilih Puskesmas/Pustu Sebagai Tempat Berobat. Tidak Sedikit Pula Penduduk Yang Memilih RS Pemerintah Untuk Tempat Berobat 6,06 Persen.