Deep Search Publikasi

Merupakan fitur yang memungkinkan pengguna untuk mencari kata kunci di dalam dokumen Publikasi

Indeks Tendensi Konsumen Kalimantan Selatan 2015 Indeks Tendensi Konsumen Kalimantan Selatan 2015
Indeks Tendensi Konsumen Kalimantan Selatan 2015

BPS Prov. Kalimantan Selatan

Lihat Publikasi
Cari kata kunci:

Menampilkan 2 halaman dengan kata kunci "Indeks Tendensi Konsumen Kalimantan Selatan 2015"

Halaman 1
Lihat Detail

Kalimantan Selatan Katalog BPS 9202003.63 2015 Indeks Tendensi Konsumen Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id Ii Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id Iii Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id Iv Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id V Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id Vi Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id BAB I PENDAHULUAN Indeks Tendensi Konsumen Kalimantan Selatan 2015 Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sering Terjadi Bahwa Dinamika Perekonomian Yang Berlangsung Merupakan Alur Siklus Bisnis Yang Terjadi Secara Berulang Dan Membentuk Suatu Pola. Pada Suatu Waktu Kinerja Perekonomian Dapat Mencapai Kondisi Optimal Yang Ditandai Dengan Penggunaan Kapasitas Secara Maksimal. Namun Di Lain Waktu, Kondisi Perekonomian Dapat Melambat Atau Bahkan Berada Dalam Situasi Resesi Ekonomi. Setiap Kondisi Tersebut Dapat Diamati Melalui Himpunan Data Ekonomi Yang Merekam Informasi Berharga. Himpunan Data Tersebut Ada Kalanya Menjadi Sinyal Berharga Untuk Memperkirakan Arah Pergerakan Ekonomi Di Masa Depan Serta Dasar Pengambilan Langkah Mitigasi Untuk Menghindari Dampak Buruk Suatu Fenomena Yang Berpotensi Menurunkan Produksi Barang Dan Jasa. Dengan Kata Lain, Kondisi Perekonomian Di Masa Depan Dapat Diperkirakan Dari Indikator Dini Tersebut. Penyediaan Informasi Yang Akurat Dan Cepat Menjadi Determinan Dalam Mendukung Pembangunan Indikator Dini Tersebut. Beberapa Kejadian Penting Di Masa Lampau Dapat Menjadi Ilustrasi Menarik Dari Peran Indikator Dini. Kasus Krisis Ekonomi Pada Tahun 90-An Di Asia Tenggara Menjadi Contoh Absennya Beberapa Data Krusial Yang Menjadi Indikator Dini, Sehingga Pemulihannya Sampai Memakan Waktu Berlarut- Larut. Selain Krisis Asia Tersebut, Masih Banyak Contoh Kasus Lain Yang Menekankan Bahwa Dukungan Indikator Dini Sangat Krusial. Salah Satunya Adalah Informasi Mengenai Data-Data Finansial Penting Untuk Mencegah Terjadinya Bank Run, Serta Dinamika Harga Minyak Dunia Yang Belakangan Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 3 Ini Terus Menurun Yang Dikhawatirkan Dapat Menyeret Perekonomian Menuju Zona Resesi. Dalam Kaitannya Dengan Indikator Dini, Sebetulnya Sejak Tahun 1980-An, BPS Telah Membangun Perangkat Sistem Peringatan Dini. Salah Satunya Yaitu Indeks Indikator Pendahulu Index Of Leading Indicator. Kemudian Mulai Tahun 1995, Perbendaharaan Indikator Yang Bersifat Peringatan Bertambah, Dengan Dibangunnya Indeks Tendensi Bisnis ITB Dan Indeks Tendensi Konsumen ITK Yang Menangkap Ekspektasi Para Pelaku Ekonomi Khususnya Pengusaha Dan Konsumen Terutama Dalam Jangka Pendek. Hal Ini Setidaknya Mampu Menjadi Sinyal Bagi Berbagai Pihak Dalam Melangkah Dan Merumuskan Strategi Jangka Pendeknya Dalam Perekonomian. Kalau Informasi ITB Dikumpulkan Dari Responden Kalangan Pengusaha, Maka ITK Menyasar Pada Persepsi Dari Pihak Konsumen. Secara Umum, ITK Adalah Indikator Perkembangan Ekonomi Terkini Yang Dihasilkan Badan Pusat Statistik Melalui Survei Tendensi Konsumen STK Yang Dilakukan Secara Panel Survei Dan Periode Pengumpulan Datanya Dilakukan Secara Triwulanan. ITK Merupakan Indeks Komposit Persepsi Rumah Tangga Mengenai Kondisi Ekonomi Konsumen Dan Perilaku Konsumsi Terhadap Situasi Perekonomian Pada Triwulan Mendatang. 1.2 Tujuan Secara Garis Besar, Tujuan Penyusunan ITK Adalah Sebagai Berikut A. Menyediakan Informasi Dini Tentang Perkembangan Situasi Perekonomian Dari Sudut Pandang Konsumen. B. Memberikan Perkiraan Kondisi Bisnis Dan Kondisi Konsumen Selama Tiga Bulan Mendatang. Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 4 1.3 Cakupan Survei Tendensi Konsumen STK Sebelumnya, STK Dilakukan Untuk Membentuk ITK Pada Level Nasional. Namun Sejak Tahun 2011, Kebutuhan Data Persepsi Konsumen Di Level Provinsi Dirasakan Mendesak, Sehingga Mulai Saat Itu Dilakukan Survei STK Di Level Provinsi. STK Dilakukan Setiap Triwulan Dengan Jumlah Sampel Di Kalimantan Selatan Mencakup Sekitar 280 Rumah Tangga. Pemilihan Sampel Dilakukan Secara Panel Antar Triwulan Untuk Memperoleh Gambaran Yang Lebih Akurat Mengenai Perubahan Persepsi Konsumen Antar Waktu. Pengumpulan Data Dilakukan Secara Triwulanan Tiga Bulanan Yang Dilaksanakan Pada Bulan Februari, Mei, Agustus, Dan November Di Setiap Tahunnya. 1.4 Sistematika Penulisan Publikasi ITK Ini Disusun Ke Dalam 4 Empat Bab. Masing-Masing Bab Kemudian Dibagi Ke Dalam Beberapa Subbab Bahasan. Adapun Sistematika Penulisan Dirincikan Sebagai Berikut Bab I Pendahuluan, Yang Terdiri Dari Latar Belakang, Tujuan, Cakupan Penelitian, Dan Sistematika Penulisan. Bab II Kajian Literatur, Menyajikan Berbagai Penelitian Yang Pernah Dilakukan Mengenai Indeks Tendensi Konsumen. Bab III Metode Penghitungan, Menyajikan Prosedur Penghitungan Indeks Tendensi Konsumen, Dan Interpretasi Hasil Indeks Tendensi Konsumen Serta Alur Penyusunan ITK Ht Tp //K Lse L.B Ps .G O. Id 5 Bab IV Analisis, Menyajikan Analisis Hasil Penghitungan Indeks Tendensi Konsumen Selama Tahun 2015, Dengan Didahului Oleh Gambaran Perekonomian Global, Nasional Dan Kalimantan Selatan, Serta Inflasi Kalimantan Selatan. Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id BAB II KAJIAN LITERATUR Indeks Tendensi Konsumen Kalimantan Selatan 2015 Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 7 BAB II KAJIAN LITERATUR Kebutuhan Dunia Usaha Terhadap Ketersediaan Data Persepsi Konsumen Tentang Situasi Perekonomian Semakin Besar. Hal Ini Dapat Dipahami, Mengingat Ekspektasi Masyarakat Memiliki Dampak Besar Yang Mampu Menjadi Sinyal Pergerakan Pasar, Terutama Dari Sisi Permintaan Demand. Selain Itu, Ekspektasi Ini Juga Mencerminkan Secara Tidak Langsung Kekuatan Daya Beli Konsumen. Berbagai Survei Yang Menangkap Ekspektasi Konsumen Sendiri Sudah Lama Dilakukan Oleh Berbagai Institusi Maupun Lembaga Penelitian, Dengan Periode Waktu Yang Beragam. Beberapa Penelitian Tentang Ekspektasi Konsumen Yang Sudah Pernah Dilakukan Antara Lain 2.1. Consumer Sentiment Index Michigan University Michigan University Di Amerika Serikat Menyajikan Indeks Sentimen Konsumen Consumer Sentiment Indexcsi. Indeks Sentimen Konsumen Diperoleh Melalui Survei Sentimen Konsumen Yang Dilakukan Oleh Lembaga Penelitian Di Michigan University, Amerika Serikat. Survei Ini Dilakukan Setiap Bulan Dengan Tujuan Utama Untuk Kepentingan Investasi. Indeks Sentimen Konsumen Disusun Sebagai Pembanding Dari Purchasing Managers Index PMI Atau Indeks Pembelanjaan Perusahaan Yang Memantau Kondisi Bisnis Khususnya Dari Sisi Pasar Bursa. Nilai Indeks PMI Diinterpretasikan Sebagai Berikut Nilai Indeks Di Bawah 50 Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 8 Mengindikasikan Kondisi Perekonomian Mengalami Kontraksi, Sedangkan Di Atas 50 Menandakan Kondisi Perekonomian Mengalami Ekspansi. Variabel-Variabel Yang Digunakan Untuk Menyusun PMI Antara Lain Belanja Perusahaan Terhadap Saham, Pembelian Barang Tahan Lama Dan Total Penjualan Kendaraan Mobil. Dua Variabel Terakhir Menunjukkan Bahwa Semakin Tinggi Volumenya, Semakin Tinggi Pula Permintaan Akan Barang Tahan Lama Dan Mobil. Akibatnya, Suplai Barang Dari Produsen Juga Meningkat Yang Tentunya Akan Memberikan Dampak Pada Peningkatan Kesempatan Kerja. Di Lain Pihak, Permintaan Akan Barang Tahan Lama Dan Kendaraan Juga Merupakan Gambaran Dari Konsumsi Rumahtangga. PMI Merupakan Ukuran Kuantitatif Sedangkan CSI Merupakan Ukuran Kualitatif. Secara Kualitatif, Informasi Dari Pengusaha Mengenai Belanja Barang Dan Jasa Perusahaan Seperti Iklan Dan Jasa Konsultan Dapat Memberikan Gambaran Mengenai Tingkat Sentimen Perusahaan Terhadap Bisnisnya. Hal Ini Sejalan Dengan Sikap Konsumen Terhadap Konsumsi Rumahtangga. Peningkatan Konsumsi Rumahtangga Akan Mendorong Pertumbuhan Ekonomi. Sebagaimana Diketahui Bahwa Konsumsi Rumahtangga Domestik Adalah Salah Satu Faktor Pendorong Dalam Memperkuat Fundamental Ekonomi, Meskipun Dalam Perekonomian Yang Lebih Luas Dan Terbuka, Konsumsi Domestik Bukan Satu-Satunya Faktor Pendorong Karena Adanya Kegiatan Ekspor Dan Impor. 2.2. Consumer Confidence Index Consumer Confidence Index CCI Atau Indeks Kepercayaan Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 9 Konsumen IKK Diperkenalkan Oleh The Conference Board Sejak Tahun 1985 Melalui Survei Kepercayaan Konsumen. IKK Ditentukan Berdasarkan Tingkat Optimisme Konsumen Terhadap Kondisi Perekonomian, Yang Disajikan Dalam Bentuk Indeks Yang Secara Normatif Ditentukan Dalam Nilai 100. Nilai Indeks Ini Merupakan Proporsi Dari Pendapat Konsumen Mengenai Kondisi Saat Ini Dengan Bobot Sebesar 40 Persen Dan Kondisi Mendatang Dengan Bobot Sebesar 60 Persen. Interpretasi Dari Indeks Ini Adalah Apabila IKK Meningkat Mengindikasikan Konsumsi/Belanja Konsumen Juga Meningkat. Akibatnya, Dari Sisi Penawaran Perusahaan Akan Meningkatkan Produksinya Yang Disebabkan Oleh Meningkatnya Permintaan. Dampak Lain Adalah Meningkatnya Konsumsi Rumah Tangga Sehingga Tingkat Permintaan Kredit D Ar I Bank Meningkat. Dengan Demikian Pemerintah Dapat Mengantisipasi Akan Adanya Kenaikan Pajak Pendapatan Yang Diperoleh Dari Naiknya Konsumsi Rumah Tangga. Sebaliknya Bila IKK Menurun, Maka Konsumsi Rumah Tangga Juga Menurun Yang Berarti Permintaan Akan Produk Juga Menurun. Hal Ini Akan Mengakibatkan Turunnya Suplai Dari Perusahaan Baik Dari Sektor Industri Manufaktur, Konstruksi, Dan Lain-Lain. Kondisi Ini Akan Mengakibatkan Kondisi Perekonomian Mengalami Kontraksi. Survei Kepercayaan Konsumen Dilakukan Setiap Bulan Dengan Jumlah Responden Sekitar 5.000 Rumahtangga. Variabel Yang Di Cakup Pada Kuesioner Survei Ini Antara Lain 1. Kondisi Bisnis Saat Ini 2. Kondisi Bisnis 6 Enam Bulan Mendatang 3. Kondisi Lapangan Pekerjaan Saat Ini Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 10 4. Kondisi Lapangan Pekerjaan 6 Enam Bulan Mendatang 5. Jumlah Pendapatan Seluruh Anggota Keluarga Selama 6 Enam Bulan Mendatang Setiap Variabel Diatas Mempunyai Jawaban Positif Meningkat Dan Negatif Menurun. Jawaban Meningkat Diberi Skor 1 Dan Menurun Diberi Skor 0. Untuk Penghitungan Nilai Indeks Masing-Masing Variabel Digunakan Rumus Diffussion Index. Besarnya Indeks Menunjukkan Tingkat Kepercayaan Konsumen Terhadap Kondisi Perekonomian Pada Periode Tertentu Terhadap Periode Pembandingnya. Apabila Pertumbuhan Indeks Kurang Dari 5 Persen, Maka Kepercayaan Konsumen Cenderung Tetap Atau Stagnant, Tetapi Bila Pertumbuhan Lebih Dari 5 Persen Maka Kepercayaan Konsumen Meningkat Dibanding Periode Pembandingnya. Indeks Kepercayaan Konsumen Yang Disusun Oleh The Conference Board Dibagi Menjadi 2 Macam Indeks, Yaitu Indeks Kepercayaan Konsumen Kini Current Consumer Confidence Index Dan Indeks Kepercayaan Konsumen Mendatang Future Consumer Confidence Index. Indeks Kepercayaan Konsumen Kini Merupakan Komposit Dari 2 Variabel, Yaitu Kondisi Bisnis Saat Ini Dan Kondisi Lapangan Pekerjaan Saat Ini. Sedangkan Indeks Kepercayaan Konsumen Mendatang Merupakan Komposit Dari 3 Variabel Kondisi Bisnis 6 E N Am Bulan Mendatang, Kondisi Lapangan Pekerjaan 6 Enam Bulan Mendatang Dan Jumlah Pendapatan Seluruh Anggota Keluarga Selama 6 Enam Bulan Mendatang. 2.3. Survei Konsumen Bank Indonesia Bank Indonesia Melakukan Survei Sejenis Dengan Survei Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 11 Tendensi Konsumen STK, Yaitu Survei Konsumen, Yang Dilakukan Setiap Bulan Terhadap 4.365 Rumahtangga. Survei Ini Dilakukan Sejak Tahun 1993 Dan Menghasilkan Suatu Ukuran Yaitu Indeks Keyakinan Konsumen. Indeks Keyakinan Konsumen Dihitung Dengan Menggunakan Metode Balance Score SB-Net Balance100, Yaitu Dengan Menjumlahkan Hasil Dari Metode SB-Net Balance Ditambah 100. Interpretasi Dari IKK, Adalah Jika Indeks Diatas 100 Berarti Optimis Dan Sebaliknya, Jika Indeks Di Bawah 100 Berarti Pesimis. Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id BAB III METODE PENGHITUNGAN Indeks Tendensi Konsumen Kalimantan Selatan 2015 Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 13 BAB III METODE PENGHITUNGAN Informasi Dini Mengenai Keadaan Dan Perkembangan Perekonomian Dapat Diketahui Melalui Survei Tendensi Konsumen. Survei Tersebut Bertujuan Untuk Memperoleh Gambaran Mengenai Situasi Bisnis Dan Perekonomian Secara Umum Menurut Pendapat Konsumen Sebagai Pelaku Konsumsi. Informasi Yang Dikumpulkan Meliputi Rencana Pembelian Beberapa Komoditas Kategori Normal Goods Seperti Daging, Ikan, Susu, Buah-Buahan Untuk Konsumsi Makanan, Dan Komoditas Pakaian, Biaya Perumahan, Biaya Pendidikan, Transportasi, Biaya Kesehatan, Dan Rekreasi Untuk Komoditas Bukan Makanan. Disamping Itu, Dikumpulkan Juga Informasi Rencana Pembelian Luxury Goods Seperti Rumah/Tanah, Mobil, TV, Komputer Untuk Konsumsi Bukan Makanan, Serta Informasi Mengenai Kondisi Pendapatan Dan Tabungan. Indeks Tendensi Konsumen Terdiri Dari Dua Jenis Indeks Yaitu Indeks Indikator Kini Current Indicator Index Dan Indeks Indikator Mendatang Future Indicator Index. Indeks Indikator Kini IIK Merupakan Indeks Komposit Dari Beberapa Variabel Yang Dapat Mengidentifikasi Kondisi Ekonomi Rumahtangga Konsumen Pada Saat Triwulan Berjalan Saat Survei Dibandingkan Periode Triwulan Sebelumnya. Sedangkan Indeks Indikator Mendatang IIM Merupakan Indeks Komposit Dari Beberapa Variabel Yang Dapat Mengidentifikasi Kondisi Ekonomi Rumahtangga Konsumen Dan Rencana Untuk Membeli Barang-Barang Tahan Lama Pada Periode Tiga Bulan Mendatang. Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 14 Komponen Variabel Indeks Indikator Kini Adalah Sebagai Berikut A. Pendapatan Seluruh Anggota Keluarga Pada Periode 3 Tiga Bulan Terakhir. B. Pengaruh Kenaikan Harga-Harga Terhadap Konsumsi Makanan Sehari-Hari Kaitan Inflasi Dengan Konsumsi Makanan Sehari-Hari. C. Tingkat Konsumsi Beberapa Komoditas Makanan Daging, Ikan, Susu, Buah-Buahan Dan Bukan Makanan Pakaian, Perumahan, Pendidikan, Transportasi, Kesehatan, Rekreasi Saat Ini Dibandingkan Dengan Keadaan Periode 3 Bulan Yang Lalu. Komponen Variabel Indeks Indikator Mendatang Adalah Sebagai Berikut A. Perkiraan Pendapatan Seluruh Anggota Keluarga Pada Periode 3 Bulan Yang Akan Datang. B. Rencana Pembelian Barang-Barang Tahan Lama Televisi, CD/VCD Player/Compo, Lemari Es, Mesin Cuci, Oven Listrik, AC, Computer, Meubel/Lemari/Meja Kursi, Tempat Tidur, Sepeda Motor Untuk Periode 3 Bulan Yang Akan Datang. 3.1 Prosedur Penghitungan Indeks Tendensi Konsumen Variabel-Variabel Yang Ditanyakan Dalam Survei Tendensi Konsumen Mempunyai 3 Jenis Jawaban Yaitu Meningkat, Tetap Dan Menurun. Prosedur Penghitungan Indeks Tendensi Konsumen Indeks Indikator Kini Dan Indeks Indikator Mendatang Masing-Masing Adalah Sebagai Berikut A. Pemberian Skor Jawaban Jawaban Untuk Variabel-Variabel Yang Terpilih Diberi Skor 2 Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 15 Dua Bila Jawabannya Meningkat Atau Lebih, Diberi Skor 1 Satu Bila Jawabannya Kurang Lebih Sama Atau Tetap, Dan Diberi Skor 0 Nol Bila Jawabannya Menurun. Untuk Memperoleh Total Skor TS, Jawaban Dari Seluruh Responden Untuk Masing-Masing Variabel Dijumlahkan. Perlu Dicatat, Bahwa Penghitungan Skor Untuk Variabel Pembelian Barang Tahan Lama Agak Berbeda Dengan Penghitungan Variabel Konsumsi Beberapa Komoditas. B. Skor Jawaban Variabel Pembelian Barang Tahan Lama Banyaknya Jenis Barang Tahan Lama Yang Ditanyakan Pada Variabel Rencana Pembelian Barang Tahan Lama Terdiri Dari 10 Jenis Barang. Untuk Masing-Masing Jenis Barang Tersebut Ditanyakan Apakah Responden Berencana Untuk Membeli, Menjual Atau Sudah Memiliki Barang Tersebut Lebih Dari 5 Tahun. Adapun Pemberian Skor Untuk Variabel Barang Tahan Lama Tersebut Adalah Sebagai Berikut X Menyatakan Rencana Jumlah Pembelian Barang Tahan Lama. Y Menyatakan Jumlah Penjualan Barang Tahan Lama. Z Menyatakan Jumlah Barang Tahan Lama Yang Telah Dimiliki Lebih Dari 5 Tahun. Skor 0, Jika X 0 Dan Y 1 Atau X 0 Dan Z 1, Artinya Responden Diperkirakan Kemungkinannya Kecil Untuk Membeli Suatu Barang Tahan Lama Jika Dia Telah Menjual Atau Memiliki Barang Tersebut Lebih Dari 5 Tahun. Skor 1, Jika X 0 Dan Y 0 Dan Z 0, Artinya Jika Responden Belum Membeli, Menjual Atau Memiliki Barang Tahan Lama Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 16 Tersebut Lebih Dari 5 Tahun, Maka Ia Mempunyai Kemungkinan Untuk Berencana Membelinya. Skor 2 Jika X 1, Artinya Responden Memang Telah Berencana Untuk Membeli Barang Tahan Lama Tersebut Minimal 1 Item/Jenis. Setelah Skor Untuk Masing-Masing Jenis Barang Tahan Lama Diperoleh, Kemudian Dicari Skor-Skor Tersebut Selanjutnya Akan Sebagai Salah Satu Indeks Variabel Pembentuk Digunakan Dalam Penghitungan Indeks Indikator Mendatang IIM. C. Skor Jawaban Variabel Konsumsi Beberapa Komoditas Konsumsi Rumah Tangga Yang Ditanyakan Pada Survei Tendensi Konsumen Terdiri Dari 10 Jenis Yaitu Daging Sapi, Ayam, Kambing, Dll, Ikan, Susu, Buah-Buahan, Pakaian, Biaya Perumahan Listrik, Telepon, Air, Biaya Pendidikan Seragam, Alat Tulis, Tas Dan Les, Transportasi, Biaya Kesehatan, Dan Rekreasi. Kepada Responden Ditanyakan Volume Konsumsi Setiap Jenis Komoditas Pada Triwulan Terakhir Dibandingkan Dengan Periode Tiga Bulan Sebelumnya Apakah Sama, Lebih Banyak Atau Lebih Sedikit. Masing-Masing Komoditas Akan Diberi Skor 0 Jika Konsumsi Sekarang Lebih Sedikit Dibandingkan 3 Bulan Yang Lalu, Skor 1 Jika Volume Konsumsinya Tetap/Sama Atau Tidak Mengkonsumsi Dan Skor 2 Jika Konsumsi Saat Ini Volumenya Lebih Banyak Daripada 3 Bulan Yang Lalu. Skor-Skor Tiap Komoditas Akan Digunakan Sebagai Skor Total Untuk Penghitungan Indeks Tiap Komoditas. Khusus Untuk Indeks Variabel Konsumsi Makanan Dan Bukan Makanan Dihitung Dengan Rata-Rata Tertimbang Dari Diffusion Index Tiap Komoditas. Penimbang Masing-Masing Komoditas Diperoleh Dari SUSENAS Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 17 Yaitu Proporsi Rata-Rata Nilai Pengeluaran Setiap Komoditas Terhadap Rata-Rata Pengeluaran Rumahtangga Dalam Sebulan. D. Penghitungan Indeks Variabel Untuk Mendapatkan Indeks Dari Setiap Variabel, Dihitung Dengan Menggunakan Rumus Diffusion Index Seperti Yang Digunakan Oleh The Conference Board 1990. Penghitungannya Yaitu Dengan Membagi Total Skor Dengan Jumlah Responden Dikalikan 100. E. Penghitungan Indeks Indikator Kini Dan Mendatang Indeks Tendensi Konsumen ITK Terdiri Dari Indeks Indikator Kini IIK Dan Indeks Indikator Mendatang IIM. Kedua Indeks Tersebut Disusun Secara Terpisah. Masing-Masing Indeks Indikator Tersebut Merupakan Indeks Rata-Rata Tertimbang Dari Beberapa Indeks Variabel Pembentuknya. Untuk Menghitung Indeks Indikator Kini Dan Indeks Indikator Mendatang Digunakan Rumus Sebagai Berikut IIK Atau IIM Di Mana IIK Indeks Indikator Kini. IIM Indeks Indikator Mendatang. Wi Penimbang Variabel Ke I Ivi Indeks Variabel Terpilih Ke-I Nilai Indeks Di Atas Besarannya Berkisar Antara 0 200. F. Penentuan Penimbang Seperti Halnya Pada ITB, Penentuan Penimbang Dalam Penghitungan Indeks Tendensi Konsumen ITK Berbeda Baik Untuk Ivii Wiw Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 18 Indeks Indikator Kini IIK Maupun Indeks Indikator Mendatang IIM. Pertimbangan-Pertimbangan Yang Digunakan Dalam Penentuan Penimbang Untuk Masing-Masing IIK Dan IIM Adalah Sebagai Berikut 1. Indeks Indikator Kini IIK Seperti Telah Dijelaskan Sebelumnya Bahwa Komponen Penyusun IIK Untuk ITK Terdiri Atas Pendapatan Seluruh Anggota Keluarga 3 Bulan Terakhir, Pengaruh Kenaikan Harga-Harga Terhadap Konsumsi Makanan Sehari-Hari, Serta Volume Konsumsi Beberapa Komoditas Makanan Dan Bukan Makanan Saat Ini Dibandingkan Dengan Periode 3 Bulan Yang Lalu. Penimbang Untuk Ketiga Komponen Dihitung Melalui Fungsi Double Log Sebagai Berikut Log IIK 1 1 Log PDK 2 Log KH 3 Log KK Di Mana IIK Indeks Indikator Kini PDK Pendapatan Seluruh Anggota Rumahtangga Pada Triwulan Berjalan KH Pengaruh Kenaikan Harga Terhadap Konsumsi Makanan Sehari-Hari KK Konsumsi Beberapa Komoditas Manakan Dan Bukan Makanan 0, 1, 2, 3 Estimasi Parameter Fungsi Double Log Besaran 1 Mengindikasikan Elastisitas Pendapatan Seluruh Anggota Rumahtangga Terhadap IIK, 2 Mengindikasikan Elastisitas Pengaruh Kenaikan Harga Terhadap Konsumsi Makanan Sehari-Hari Terhadap IIK, Dan 3 Mengindikasikan Elastisitas Konsumsi Beberapa Komoditas Makanan Dan Bukan Makanan Saat Ini Terhadap IIK. 2 Indeks Indikator Mendatang IIM Komponen Penyusun IIM Untuk ITK Terdiri Atas Pendapatan Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 19 Seluruh Anggota Keluarga 3 Bulan Yang Akan Datang Dan Rencana Pembelian Barang-Barang Tahan Lama. Sejak Triwulan I-2004, Penimbang Untuk Ketiga Komponen Dihitung Melalui Fungsi Double Log Sebagai Berikut Log IIM 0 1 Log PDM 2 Log RTH Di Mana IIM Indeks Indikator Mendatang PDM Perkiraan Pendapatan Seluruh Rumah Tangga Pada Triwulan RTH Rencana Pembelian Barang Tahan Lama 0, 1, 2 Estimasi Parameter Fungsi Double Log Besaran 1 Mengindikasikan Elastisitas Perkiraan Pendapatan Seluruh Anggota Rumahtangga Pada Triwulan Mendatang Terhadap IIM Dan 2 Mengindikasikan Elastisitas Rencana Pembelian Barang - Barang Tahan Lama Terhadap IIM. Sebagaimana IIK, Series Data Yang Digunakan Untuk Menghitung Penimbang IIM Juga Menggunakan Series Data Triwulan I-1990 Sampai Dengan Triwulan Sebelum Triwulan Bersangkutan. Penghitungan IIM Dilakukan Untuk Memperkirakan Nilai ITK Dan Pada Triwulan Berikutnya Sebagai Prediksi Kondisi Ekonomi Konsumen Pada Tiga Bulan Yang Akan Datang. 3.2. Interpretasi Hasil Indeks Tendensi Konsumen A. Indeks Indikator Kini 100 I 200 Jumlah Jawaban Meningkat Lebih Besar Dari Jawaban Menurun Artinya Kondisi Ekonomi Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 20 Konsumen Pada Triwulan Berjalan Meningkat Dibanding Periode Triwulan Sebelumnya. I 100 Jumlah Jawaban Meningkat Dan Menurun Adalah Seimbang, Artinya Kondisi Ekonomi Konsumen Pada Triwulan Berjalan Sama Dengan Triwulan Sebelumnya. I 100 Jumlah Jawaban Menurun Lebih Besar Dari Jawaban Meningkat, Artinya Kondisi Ekonomi Konsumen Pada Triwulan Berjalan Menurun Dibanding Keadaan Triwulan Sebelumnya. B. Indeks Indikator Mendatang 100 I 200 Jumlah Jawaban Meningkat Lebih Besar Dari Jawaban Menurun, Artinya Konsumen Memprediksi Bahwa Kondisi Ekonomi Konsumen Pada Triwulan Mendatang Meningkat Jika Dibandingkan Dengan Triwulan Berjalan. I 100 Jumlah Jawaban Meningkat Dan Menurun Adalah Seimbang, Artinya Konsumen Memprediksi Bahwa Kondisi Ekonomi Konsumen Pada Triwulan Mendatang Sama Dengan Periode Triwulan Berjalan. I 100 Jumlah Jawaban Menurun Lebih Besar Dari Jawaban Meningkat, Artinya Konsumen Memprediksi Bahwa Kondisi Ekonomi Konsumen Pada Triwulan Mendatang Akan Menurun Dibanding Keadaan Triwulan Berjalan. Indeks Indikator Kini Diinterpretasikan Sebagai Indeks Tendensi Konsumen Pada Triwulan Berjalan Dan Indeks Indikator Ht Tp //K Lse L.B Ps .G O. Id 21 Mendatang Sebagai Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Pada Triwulan Mendatang. Dalam Aplikasinya, Indeks Indikator Kini Dan Mendatang Digunakan Bersamaan Dalam Menganalisis Keadaan Konsumen Pada Triwulan Berjalan Dan Prospeknya Pada Triwulan Mendatang Berdasarkan Persepsi Konsumen. 3.3 Penyusunan ITK Dalam Menyusun ITK Dilalui Beberapa Tahapan Kegiatan, Dimulai Dari Penentuan Blok Sensus Sampel Terpilih Yang Telah Ditentukan Oleh BPS RI, Kemudian Pencacahan Rumah Tangga Sampel Oleh Petugas Di BPS Kabupaten/Kota, Dilanjutkan Dengan Pengawasan Dan Pemeriksaan Serta Pengolahan. Hasil Pengolahan Kemudian Dikirim Ke BPS RI Untuk Dilakukan Penghitungan Nilai ITK. Berdasarkan Hasil Penghitungan Tersebut, BPS Provinsi Kemudian Mempublikasikan Hasil Tersebut Melalui Berita Resmi Statisik BRS Setiap Triwulannya Dan Publikasi Indeks Tendensi Konsumen Pada Awal Tahun Berikutnya. Tahapan Kegiatan Tersebut Tergambar Dalam Diagram Alur Berikut Ht Tp //K Lse L.B Ps .G O. Id 22 Sumber BPS SAMPEL STK Daerah Perkotaan Urban 132 Kab/Kota Terpilih PENCACAHAN STK Petugas PENGOLAHAN DATA ENTRY DATA PROGRAM DATA ENTRY PEMERIKSAAN DAFTAR ISIAN STK PERHITUNGAN ITK PROVINSI Dan NASIONAL ANALISIS ITK NASIONAL Dan PENYUSUNAN BRS ANALISIS ITK PROVINSI Dan PENYUSUNAN BRS RELEASE PDRB DAN ITK TRIWULANAN BPS Prov RELEASE PDB DAN ITK TRIWULANAN Gambar 3.1 Alur Penyusunan ITK Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id BAB IV ANALISIS Indeks Tendensi Konsumen Kalimantan Selatan 2015 Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 24 BAB IV A N A L I S I S 4.1 Gambaran Perekonomian Global Dan Nasional Tahun 2015 Adalah Tahun Penuh Harapan. Harapan Terhadap Kondisi Ekonomi Dunia Akan Membaik Tersebut, Telah Disuarakan Ekonom Dunia Dua Tahun Silam. Nyatanya Optimisme Ini Tidaklah Tercapai Sepenuhnya. Kondisi Perekonomian Global Selama Tahun 2015 Hingga Menjelang Pergantian Tahun Baru 2016 Tidaklah Cukup Menggembirakan Sebagaimana Yang Diharapkan. Bank Dunia Pun Telah Mengoreksi Ke Bawah Pertumbuhan Ekonomi Global Tahun 2015 Dari 3,0 Persen Menjadi 2,45 Persen. Hal Yang Sama Pula Dilakukan Oleh IMF Di Mana Pada Bulan Januari 2015, IMF Memperkirakan Pertumbuhan Ekonomi Global Akan Mencapai 3,5 Persen. Bulan Juli 2015, IMF Memberikan Indikasi Bahwa Perekonomian Global Tahun 2015 Hanya Tumbuh Pada Kisaran 3,3 Persen. Namun, Pada Sidang G20, IMF Kembali Merevisi Outlook Pertumbuhan Ekonomi Global Pada Level Yang Lebih Rendah Yakni 3,2 Persen. Faktanya Pertumbuhan 2015 Jauh Lebih Rendah Yakni Hanya Menyentuh 2,4 Persen. Para Ahli Memandang Sepanjang Tahun 2015, Ekonomi Global Lebih Banyak Menunjukkan Ketidakpastian. Berbagai Kebijakan Moneter Dan Fiskal Negara-Negara Eropa Dan Amerika, Yang Selama Ini Menjadi Barometer Ekonomi Dunia Terus Diambil, Meskipun Dengan Sedikit Kehati- Hatian. Apalagi Ditambah Dengan Penurunan Harga Minyak Dunia Sejak Tahun 2014 Hingga 2015. Penurunan Harga Minyak Dunia Sejak Akhir Triwulan II-2014 Bulan Juni Terus Berlanjut Hingga Mencapai Harga 40 USD Per Barel Di Triwulan IV-2015, Setelah Pada 2,5 Tahun Sebelumnya Sempat Stabil Pada Kisaran 110 USD Per Barel Gambar 4.1. Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 25 Sumber Www.Fedprimerate.Com Gambar 4.1 Pergerakan Harga Minyak Mentah Dunia Tahun 1983-2015 USD Per Barel Perekonomian Eropa Mulai Menunjukkan Progres Stabil Pada Semester II 2015. Sebaliknya, Ekonomi Amerika Serikat Yang Diharapkan Diharapkan Bisa Pulih Dan Membantu Perekonomian Global, Ternyata Masih Melambat. Sementara Itu, Perekonomian Tiongkok Hanya Mampu Tumbuh Di Bawah 7 Persen, Terendah Sejak Tahun 1990, Atau Selama 25 Tahun Terakhir. Ini Merupakan Sinyal Tidak Menggembirakan Bagi Ekonomi Global, Kawasan Asia Timur Dan Indonesia Sendiri, Yang Termasuk Dalam Negara- Negara Emerging Market1. Meskipun Dilanda Situasi Panik, Sejumlah Analis Tetap Optimis Mengatakan Gejolak Pasar Di Tiongkok Seperti Turunnya Bursa Saham Di Tiongkok Dan Turunnya Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok Tidak Akan Memicu Krisis Besar Seperti Krisis Moneter Asia Tahun 1997. Sebagaimana Diberitakan Bahwa Perdagangan Saham Di Bursa Shanghai Pada Bulan 1 Negara Dengan Emerging Market Economy EME Didefinisikan Sebagai Negara Dengan Ekonomi Rendah Menuju Ke Level Menengah Pendapatan Per Kapita. Negara Tersebut 80 Dari Populasi Global, Dan Mewakili Sekitar 20 Dari Ekonomi Dunia. Istilah Ini Diciptakan Pada 1981 Oleh Antoine W. Van Agtmael Dari International Finance Corporation, Bank Dunia Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 26 Agustus 2015, Nilai Index Saham Tiongkok Rontok Sebesar 6 Persen. Pasar Saat Itu Tetap Bergejolak Namun Tidak Runtuh Total. Ketidakpastian Global Di Atas Telah Membuat Kinerja Ekonomi Makro Di Indonesia Juga Ikut Tergilas. Ekonomi Indonesia Mengalami Tren Perlambatan Yang Berlanjut, Di Mana Hanya Mampu Tumbuh Pada Angka 4,74 Persen Sepanjang Tahun 2015, Setelah Mampu Bertahan Pada Pertumbuhan 5,02 Persen Pada Tahun 2014. Kondisi Ini Dirasa Semakin Sulit Di Antara Himpitan Normalisasi Tingkat Suku Bunga Di Amerika Serikat, Terus Melambatnya Mitra Dagang Utama Termasuk Tiongkok, Dan Melemahnya Sektor Korporasi Akibat Depresiasi Mata Uang Dan Turunnya Marjin Keuntungan. Investasi Tetap Masih Menjadi Penyebab Utama Pelambatan Ekonomi Meski Konsumsi Masyarakat Juga Tumbuh Secara Moderat, Yang Berkontribusi Pada Pertumbuhan PDB Yang Moderat Di Tingkat 4,7 Persen Y On Y Pada Triwulan Kedua. Kemarau Akibat El Nino Juga Membawa Risiko Bagi Pertumbuhan Indonesia. Kondisi El Nino Yang Lebih Parah Bisa Meningkatkan Harga Beras Sebesar 10 Persen Pada Tahun Ini. Selain Itu Kebakaran Hutan Tahun Ini Juga Menghambat Pertumbuhan PDB, Dan Membawa Kerugian Bagi Indonesia Senilai USD 16,1 Milyar, Setara Dengan 1,9 Persen PDB Atau Lebih Dari Dua Kali Biaya Rekonstruksi Aceh Setelah Tsunami 2004. PDRB Kalimantan Yang Merupakan Daerah Dengan Dampak Paling Parah, Turun 1,2 Persen Pada Triwulan III Q To Q, Sebagian Akibat Kebakaran Dan Asap. PDRB Kalimantan Selatan Sendiri Pada Triwulan IV Turun 3,7 Persen Dibandingkan Triwulan Sebelumnya. Pemerintah Indonesia Sendiri Sejatinya Telah Memahami Perlunya Meningkatkan Tingkat Kepercayaan Dunia Usaha Serta Iklim Investasi Untuk Meningkatkan Pertumbuhan. Hal Ini Ditunjukkan Pemerintah Dengan Mengambil Beberapa Langkah Penting Melalui Serangkaian Kebijakan Yang Disebut Dengan Paket Ekonomi. Dalam Rentang September Sampai Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 27 Desember 2015, Pemerintah Telah Menerbitkan 8 Jilid Paket Kebijakan Ekonomi. Paket Kebijakan Ekonomi Pertama Disampaikan Pada 9 September 2015. Fokusnya Terletak Pada Tiga Hal, Yakni Meningkatkan Daya Saing Industri, Mempercepat Proyek-Proyek Strategis Nasional, Dan Mendorong Investasi Di Sektor Properti. Dilanjutkan Dengan Jilid 2 Yang Berfokus Pada Upaya Meningkatkan Investasi. Bentuk Upaya Ini Adalah Deregulasi Dan Debirokratisasi Peraturan Untuk Mempermudah Investasi, Baik Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN Maupun Penanaman Modal Asing PMA. Selanjutnya, Paket Kebijakan Ekonomi III Berfokus Pada Tiga Wilayah Kebijakan, Yaitu Sektor Migas, Sektor Agraria, Dan Sektor Kredit Usaha Rakyat KUR. Paket Kebijakan Ekonomi Berikutnya Berfokus Pada Sektor Ketenagakerjaan Dan Penyaluran Kredit Usaha Rakyat KUR. Sementara Pada Jilid V Kebijakan Ekonomi Berfokus Pada Insentif Keringanan Pajak Dalam Revaluasi Aset Perusahaan, Baik Di Badan Usaha Milik Negara BUMN Maupun Pihak Swasta. Pada Paket Kebijakan Ekonomi Jilid VI Difokuskan Pada Kemudahan Bagi Dunia Usaha Serta Menciptakan Lapangan Kerja Yang Semakin Luas Bagi Masyarakat Indonesia. Paket Kebijakan Ekonomi Jilid Selanjutnya Berisi Program Kemudahan Dalam Perizinan Investasi. Terakhir Di Tahun 2015, Pemerintah Mengeluarkan Paket Kebijakan Ekonomi Jilid VIII, Yang Meliputi Tiga Hal, Yaitu Kebijakan Satu Peta Nasional, Membangun Ketahanan Energi Melalui Percepatan Pembangunan Dan Pengembangan Kilang Minyak Di Dalam Negeri, Dan Insentif Bagi Perusahaan Jasa Pemeliharaan Pesawat. Kebijakan Ekonomi Di Atas Belum Berdampak Besar Pada Perbaikan Ekonomi Secara Keseluruhan Di Tahun 2015. Selain Baru Diterapkan Pada Triwulan Ketiga, Juga Karena Iklim Investasi Yang Menghadapi Banyak Tantangan. Namun Demikian Bila Diimplementasikan Secara Efektif, Paket Kebijakan Tersebut Dapat Membantu Pengurangan Kendala Bagi Dunia Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 28 Usaha Dan Mendorong Investasi Swasta. Dalam Jangka Panjang, Naiknya Investasi Tetap Sangat Penting Untuk Meningkatkan Kembali Pertumbuhan Ekonomi Yang Lebih Tinggi Dan Perbaikan Lapangan Kerja Sebagaimana Yang Diutarakan Oleh Ndiame Diop, Ekonom Utama Bank Dunia Di Indonesia. Setidaknya Dalam Jangka Pendek, Terlihat Adanya Perubahan Menuju Perbaikan. Dari Sisi Belanja Modal Pemerintah Juga Sudah Naik Lebih Cepat Pada Triwulan Ketiga, Yang Diperkirakan Naik 21,4 Persen Secara Riil Dalam Sembilan Bulan Pertama Tahun 2015 Dibandingkan Periode Yang Sama Tahun Lalu. Pada Lingkup Regional, Sepanjang Tahun 2015 Menunjukkan Ritme Yang Kurang Lebih Sama Dengan Denyut Perekonomian Nasional. Provinsi- Provinsi Penyumbang PDB Besar Jawa, Sumatera, Bali Berada Pada Posisi Yang Cukup Menguntungkan Dengan Besarnya Populasi Penduduk Yang Mendorong Mesin Ekonomi Bekerja Dari Sisi Konsumsi. Namun Dari Sisi Supply Adalah Tantangan Ekspor Yang Mengalami Kontraksi, Akibat Dari Kinerja Produksi Yang Tidak Mampu Melesat Melampaui Produksi Pada Tahun Sebelumnya. Demikian Juga Dengan Perekonomian Kalimantan Selatan, Di Mana Sepanjang Tahun 2015, Masih Didorong Oleh Konsumsi Khususnya Pada Beberapa Momen Besar Seperti Tahun Baru, Bulan Ramadhan, Mudik, Lebaran Idul Fitri Dan Idul Adha, Maulid Nabi Muhammad SAW, Dan Liburan Sekolah. Meskipun Secara Pertumbuhan Mengalami Perlambatan Akibat Ekspor Yang Terkontraksi Hingga 6,95 Persen C To C. Sementara Dari Sisi Produksi, Kinerja Sektor Pertambangan Dan Penggalian Yang Menjadi Andalan Kalimantan Selatan, Juga Mengalami Pertumbuhan Negatif 0,7 Persen C To C. Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 29 4.2 Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Selatan Tahun 2015 Bagi Kalimantan Selatan Alam Merupakan Sumber Utama Perekonomian Warganya. Betapa Tidak, Sektor Pertanian Dan Pertambangan Merupakan Dua Lapangan Usaha Mayoritas Penduduk Yang Berada Di Wilayah Tenggara Pulau Kalimantan Ini. Meskipun Mengalami Penurunan, Namun Kontribusi Dua Sektor Ini Masih Cukup Besar Mendominasi Perekonomian Kalimantan Selatan Hingga Tahun 2015 Yang Mencapai 38 Persen. Beberapa Komoditas Unggulan Berbasis Sumber Daya Alam Kalimantan Selatan Seperti CPO, Karet, Batu Bara, Bijih Besi Merupakan Komoditas Yang Berada Dalam Percaturan Niaga Global. Ini Artinya Ekonomi Provinsi Ini Memiliki Korelasi Cukup Kuat Dengan Dinamika Global Yang Terkait Tata Niaga Dan Pertumbuhan Ekonomi Negara Importir Komoditas Tersebut. Akibatnya Pada Saat Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok Melambat, Permintaan Batu Bara Turut Terpengaruh. Situasi Tersebut Turut Berimbas Pada Terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja Oleh Perusahaan-Perusahaan Tambang Yang Beroperasi Di Kabupaten Sentra Tambang, Seperti Di Kabupaten Tabalong, Tanah Bumbu, Tanah Laut Dan Balangan. Kondisi Ini Telah Terjadi Terjadi Sejak Tahun 2014 Yang Lalu. Situasi Dan Dinamika Ekonomi Kalimantan Selatan Sepanjang 2015 Terekam Pula Dalam Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan. Sebagaimana Siklus Triwulanan Dalam Perekonomian Kalimantan Selatan, Pada Triwulan I- 2015 Ini, Perekonomian Kalimantan Selatan Masih Berada Dalam Zona Kontraksi Hingga Minus 4,76 Persen. Meskipun Masih Mampu Tumbuh Year On Year Sebesar 3,92 Persen Triwulan I 2015 Terhadap Triwulan I-2014. Kategori Lapangan Usaha Yang Memiliki Peran Pangsa Besar Dalam Menggerakkan Roda Perekonomian Kalimantan Selatan Mengalami Kontraksi Semua Kategori Pertanian Tanaman Pangan, Perkebunan, Industri Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 30 Pengolahan Makanan Dan Minuman Dan Perdagangan Besar Dan Eceran. Sementara Penurunan Produksi Pertanian Tanaman Pangan Disebabkan Beberapa Wilayah Yang Menjadi Sentra Produksi Belum Memasuki Masa Panen. Penurunan Produksi Industri Pengolahan Makanan Dan Minuman Terkait Dengan Kinerja Industri CPO Yang Belum Menunjukkan Performa Primanya Terkait Dengan Penurunan Harga Komoditas Dunia Dan Penurunan Permintaan Dari Negara Tujuan Ekspor Kalimantan Selatan. Sementara Kategori Pertambangan Yang Menjadi Salah Satu Andalan Kalimantan Selatan, Juga Tidak Luput Dari Kontraksi. Penurunan Produksi Pertambangan Batu Bara Terkait Dengan Dampak Penurunan Harga Batu Bara Dan Tidak Berproduksinya Beberapa Perusahaan Tambang. Secara Pertumbuhan, Tiga Penyumbang Kontraksi Tertinggi Pada Triwulan I-2015 Tersebut Masing-Masing Adalah Pertanian, Kehutanan Dan Perikanan -1,40 Persen Industri Pengolahan -0,87 Persen Dan Perdagangan Besar Dan Eceran -0,73 Persen. Sementara Struktur Ekonomi Kalimantan Selatan Triwulan 1 Tahun 2015 Dari Sisi Pengeluaran Didominasi Oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 45,88 Persen, Diikuti Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto 22,48 Persen. Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Merupakan Komponen Dengan Sumber Pertumbuhan Tertinggi, Yakni Sebesar 2,37 Persen, Diikuti Komponen PMTB Sebesar 1,21 Persen. Memasuki Triwulan II, Perekonomian Kalimantan Selatan Telah Masuk Dalam Zona Tumbuh. Sebagian Besar Kategori Lapangan Usaha Mengalami Kenaikan Produksi. Kenaikan Produksi Terbesar Terjadi Pada Subkategori Lapangan Usaha Pertanian Tanaman Pangan Dan Jasa Pertanian. Hal Ini Didorong Oleh Panen Di Beberapa Wilayah Yang Menjadi Sentra Produksi. Fenomena Musiman Juga Turut Mendorong Pertumbuhan Beberapa Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 31 Subkategori Lainnya Industri Makanan Minuman Perdagangan Dan Angkutan. Pertumbuhan Lapangan Usaha Tersebut Turut Terdorong Karena Meningkatnya Aktivitas Ekonomi Masyarakat Selama Bulan Puasa Dan Masa Liburan. Sementara Kategori Pertambangan Yang Menjadi Salah Satu Andalan Kalimantan Selatan, Pada Triwulan Ini Masih Mengalami Kontraksi Sebesar 0,53 Persen. Hal Ini Terkait Dengan Situasi Pasar Komoditas Dunia Yang Belum Pulih. Dari Sisi Pengeluaran Pertumbuhan Positif Terjadi Pada Seluruh Komponen Domestik Yang Meliputi Konsumsi Rumah Tangga, Konsumsi Lembaga Nonprofit Yang Melayani Rumah Tangga, Konsumsi Pemerintah, Dan Pembentukan Modal Tetap Bruto. Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga PKRT Tumbuh 5,97 Persen, Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit Yang Melayani Rumah Tangga PKLNPRT Tumbuh 3,08 Persen, Pengeluaran Konsumsi Pemerintah PKP 5,87 Persen, Dan Pembentukan Modal Tetap Bruto PMTB 4,92 Persen. Pertumbuhan Positif Juga Terjadi Untuk Komponen Perdagangan Luar Negeri Dan Domestik Yang Terdiri Dari Ekspor Dan Impor Masing-Masing Tumbuh Sebesar 3,5 Persen Dan 11,67 Persen. Bila Dilihat Dari Sumber Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Selatan Triwulan II-2015 Y-On-Y, Maka Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Merupakan Komponen Dengan Sumber Pertumbuhan Tertinggi, Yakni Sebesar 2,71 Persen, Diikuti Komponen PMTB Sebesar 1,03 Persen. Adapun Komponen Lainnya Bernilai Negatif Karena Pada Triwulan Ini Nilai Impor Mengalami Kenaikan. Hingga Triwulan III-2015, Perekonomian Kalimantan Selatan Secara Kumulatif Sudah Tumbuh Mencapai 3,74 Persen Dibandingkan Dengan Periode Yang Sama Selama 2014. Pertumbuhan Tersebut Didukung Oleh Kinerja Tiga Kategori Lapangan Usaha Yang Memiliki Share Besar Kategori Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 32 Pertanian, Pertambangan Dan Industri Pengolahan. Pada Triwulan III-2015, Kategori Pertanian, Kehutanan Dan Perikanan Mencapai Pertumbuhan 4,04 Persen Kategori Industri Pengolahan Mencapai Pertumbuhan 2,52 Persen Sementara Kategori Pertambangan Dan Penggalian Mengalami Kontraksi 1,15 Persen. Pada Triwulan III-2015, Perekonomian Kalimantan Selatan Masuk Dalam Zona Melambat. Pada Triwulan III, Ekonomi Kalimantan Selatan Tumbuh 5,06 Persen Dibanding Triwulan II-2015. Meskipun Semua Kategori Tumbuh Positif, Namun Jika Dibandingkan Dengan Triwulan II, Pertumbuhan Pada Triwulan III Ini, Secara Umum Melambat Karena Pada Triwulan Sebelumnya Sudah Tumbuh Eksplosif. Kenaikan Produksi Terbesar Terjadi Pada Subkategori Lapangan Usaha Pertanian Tanaman Pangan. Fenomena Musiman Juga Turut Mendorong Pertumbuhan Beberapa Subkategori Lainnya Industri Makanan Minuman Perdagangan Dan Angkutan. Pertumbuhan Lapangan Usaha Tersebut Turut Terdorong Karena Meningkatnya Aktivitas Ekonomi Masyarakat Selama Bulan Puasa, Lebaran Dan Masa Liburan. Pada Sisi Penggunaan, Pertumbuhan Positif Terjadi Pada Seluruh Komponen Domestik Yang Meliputi Konsumsi Rumah Tangga, Konsumsi Lembaga Nonprofit Yang Melayani Rumah Tangga, Konsumsi Pemerintah, Dan Pembentukan Modal Tetap Bruto. Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga PKRT Tumbuh 5,67 Persen, Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit Yang Melayani Rumah Tangga PKLNPRT Tumbuh 10,02 Persen, Pengeluaran Konsumsi Pemerintah PKP 6,53 Persen, Dan Pembentukan Modal Tetap Bruto PMTB 5,32 Persen. Pada Triwulan IV-2015, Perekonomian Kalimantan Selatan Mengalami Kontraksi Sebesar 3,7 Persen Dibandingkan Triwulan Sebelumnya. Sementara Secara Kumulatif, Hanya Mampu Tumbuh Sebesar 3,84 Persen C Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 33 To C. Hal Ini Sekaligus Menunjukkan Bahwa Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Selatan Pada Tahun 2015 Melambat Dibandingkan Dengan Pertumbuhan Ekonomi Pada Tahun 2014. Perlambatan Tersebut Disebabkan Oleh Kinerja Kategori Lapangan Usaha Pertambangan Dan Penggalian Yang Mengalami Kontraksi 0,71 Persen. 4.3 Dinamika Kenaikan Harga Barang Dan Jasa Di Kalimantan Selatan 4.3.1 Kenaikan Harga Bulanan Inflasi M To M Pada Umumnya Harga Merupakan Cermin Dari Keseimbangan Kekuatan Penawaran Dan Permintaan Barang Dan Jasa Yang Terjadi Di Suatu Wilayah. Harga Juga Sering Menjadi Indikasi Kinerja Suatu Perekonomian, Apakah Sedang Berada Dalam Kondisi Normal Atau Resesi Krisis. Oleh Karena Itu, Dinamika Harga Juga Menjadi Sinyal Arah Perekonomian Akan Bergerak. Kenaikan Harga Yang Terlalu Tinggi Tidak Baik Untuk Perekonomian, Seperti Yang Pernah Terjadi Saat Krisis Ekonomi Tahun 1997 Silam Di Indonesia. Demikian Juga Dengan Kenaikan Harga Yang Terlalu Rendah, Juga Tidak Sehat Bagi Perekonomian, Seperti Yang Terjadi Tahun 2014 Di Beberapa Negara Eropa. Kawasan Euro Sedang Terjebak Dalam Stagnasi Berkepanjangan Akibat Disinflasi. Bahkan Berbagai Langkah Penanganan Dari Otoritas Moneter Kawasan European Central Bank/ECB Belum Mampu Menunjukkan Hasil Signifikan. Inflasi Tidak Hanya Menjadi Instrumen Kebijakan Fiskal Pemerintah, Akan Tetapi Juga Menjadi Variabel Perantara Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Masyarakat. Pada Saat Pertumbuhan Ekonomi Dan Pendapatan Melaju Lebih Kencang Dibandingkan Dengan Kenaikan Harga, Maka Dampak Dari Inflasi Terhadap Kesejahteraan Masih Positif. Jika Kenaikan Harga Jauh Melampaui Kenaikan Pendapatan, Maka Justru Pendapatan Riil Masyarakat Yang Menjadi Tergerus. Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 34 Tabel 4.1 Inflasi Y-O-Y Menurut Kelompok Kota Banjarmasin Tahun 2011- 2015 Kelompok Komoditas 2011 2012 2013 2014 2015 1 2 3 4 5 6 Bahan Makanan 1,39 8,83 9,94 10,13 4,11 Makanan Jadi, Rokok Dan Tembakau 4,5 7,85 5,55 8,65 8,42 Perumahan 6,97 5,71 6,19 5,15 4,53 Sandang 9,57 3,91 -2,25 -0,42 6,29 Kesehatan 3,9 4,12 3,28 9,76 12,65 Pendidikan, Rekreasi Dan Olah Raga 2,1 2,88 2,36 4,09 3,17 Transportasi Dan Komunikasi 1,84 0,5 12,36 7,52 -0,15 Umum 3,98 5,96 6,98 7,16 5,03 Sumber BPS Provinsi Kalimantan Selatan Dinamika Inflasi Di Kalimantan Selatan Terekam Dalam Statistik Resmi Pemerintah Yang Diterbitkan Oleh BPS Provinsi Kalimantan Selatan. Untuk Kepentingan Tersebut Tidak Kurang 400-An Komoditas Yang Biasa Dikonsumsi Oleh Masyarakat Dipantau Harganya Dan Dicatat Secara Rutin Dengan Periode Waktu Yang Sudah Ditetapkan. Dari Tahun Ke Tahun, Harga Bahan Makanan Menjadi Komoditas Yang Mengalami Kenaikan Harga Relatif Cukup Tinggi Dibandingkan Dengan Harga Komoditas Lainnya. Di Kalimantan Selatan Terdapat Dua Kota Yang Dicatat Pergerakan Harga Komoditas Dalam Rangka Menghitung Inflasi, Yakni Kota Banjarmasin Dan Kota Tanjung. Tanjung Sendiri Pertama Kali Dihitung Angka Inflasinya Sejak Januari 2014. Namun Demikian, Dalam Pembahasannya, Inflasi Hanya Menggunakan Penghitungan Dari Kota Banjarmasin, Dengan Pertimbangan Bahwa Banjarmasin Merupakan Kota Terbesar, Pusat Perdagangan Dan Pusat Perekonomian Serta Mempunyai Konektifitas Cukup Kuat Dengan Daerah-Daerah Lain Di Kalimantan Selatan Sehingga Lebih Mencerminkan Pergerakan Harga Secara Umum Untuk Daerah-Daerah Di Wilayah Kalimantan Selatan. Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 35 Secara Umum, Tren Kenaikan Harga Barang Dan Jasa Di Banjarmasin Menunjukkan Peningkatan, Terutama Sejak Tahun 2012. Sumber BPS Gambar 4.2 Inflasi Umum Bulanan Banjarmasin Tahun 2015 Inflasi Yang Terjadi Di Kalimantan Selatan Sepanjang Tahun 2015 Terlihat Fluktuatif, Namun Cenderung Naik Secara Bertahap Setiap Triwulan. Kondisi Tersebut Mengindikasikan Bahwa Harga Barang Dan Jasa Yang Dikonsumsi Oleh Masyarakat Kalimantan Selatan Semakin Mahal. Puncak Inflasi Selama Tahun 2015 Terjadi Pada Triwulan IV. Kronologi Inflasi Selama Tahun 2015 Dapat Dijelaskan Sebagai Berikut. Pada Triwulan Pertama Inflasi Cenderung Sedikit Naik. Bahkan Pada Bulan Maret Terjadi Deflasi. Bulan Maret 2015, Di Kota Banjarmasin Terjadi Deflasi Sebesar 0,34 Persen. Komoditas Yang Mengalami Penurunan Harga 0,16 0,06 -0,34 0,38 0,31 0,8 1,14 0,06 0,53 0,16 0,41 1,27 Inflasi Bulanan Banjarmasin Tahun 2015 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 36 Dengan Andil Deflasi Tertinggi Di Kota Banjarmasin Antara Lain Daging Ayam Ras, Telur Ayam Ras, Ikan Gabus, Cabei Merah. Memasuki Triwulan II, Inflasi Perlahan Naik Hingga Mencapai 0,8 Persen Di Bulan Juni. Komoditas Yang Mengalami Kenaikan Harga Dengan Andil Inflasi Tertinggi Di Kota Banjarmasin Antara Lain Tarif Rumah Sakit Dan Angkutan Udara. Tarif Rumah Sakit Mengalami Kenaikan Hingga Mencapai 10 Persen Dibandingkan Bulan Sebelumnya. Selama Triwulan III, Inflasi Masih Berlanjut Hingga Menyentuh Level 1,14 Di Bulan Juli. Komoditas Yang Mengalami Kenaikan Harga Dengan Andil Inflasi Tertinggi Di Kota Banjarmasin Antara Lain Angkutan Udara, Ikan Bakar, Ayam Goreng. Namun Turun Tajam Menjadi 0,08 Di Bulan Berikutnya. Komoditas Yang Mengalami Penurunan Harga Dengan Andil Deflasi Tertinggi Antara Lain Bawang Merah Dan Angkutan Udara Yang Pada Bulan- Bulan Sebelumnya Sempat Mengalami Kenaikan Harga. Memasuki Akhir Tahun 2015, Inflasi Cenderung Terus Meningkat. Puncaknya Berada Bulan Desember Yang Mencapai 1,27 Persen. Komoditas Yang Mengalami Kenaikanan Harga Dengan Andil Inflasi Tertinggi Antara Lain Angkutan Udara, Daging Ayam Ras, Bawang Merah. Pada Bulan Desember Ini Pula Pemerintah Menaikkan Tarif Dasar Listrik. 4.3.2 Kenaikan Harga Menurut Jenisnya Sepanjang Tahun 2015, Inflasi Kalimantan Selatan Mengalami Fluktuasi Menurut Triwulan. Jika Dilihat Berdasarkan Jenisnya, Inflasi Administered Price Diatur Pemerintah, Inflasi Volatile Goods Bergejolak, Dan Core Inflation Inflasi Inti Secara Umum Memiliki Pola Yang Sama. Dinamika Inflasi Kalimantan Selatan Banyak Dipengaruhi Oleh Inflasi Barang Dan Jasa Yang Diatur Pemerintah Administered Price. Pada Triwulan I-2015 Dan III-2015, Dinamika Kenaikan Harga Barang Dan Jasa Di Kalimantan Selatan Banyak Didominasi Oleh Kenaikan Harga Pada Komoditas Yang Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 37 Tergolong Inflasi Inti. Sementara Pada Triwulan II-2015 Dan Triwulan IV-2015, Dinamika Inflasi Kalimantan Selatan Banyak Dipengaruhi Oleh Inflasi Barang Dan Jasa Yang Diatur Pemerintah Administered Price. Sumber BPS Grafik Diolah Gambar 4.3 Inflasi Bulanan Menurut Jenisnya Di Banjarmasin Tahun 2015 Inflasi Menurut Jenisnya Inflasi Administered Price Inflasi Barang/Jasa Yang Perkembangan Harganya Diatur Pemerintah. Inflasi Administered Price Mencakup 18 Komoditas, Diantaranya Adalah Rokok Tarif Transportasi Tarif Listrik Tarif Air Dll. Inflasi Volatile Goods Inflasi Barang/Jasa Yang Perkembangan Harganya Lebih Bergejolak. Kebanyakan Mencakup Komoditas Makanan, Makanya Sering Disebut Volatile Food. Komoditas Yang Dicakup Dalam Volatile Food Sebanyak 61 Buah. Inflasi Inti/Core Inflation Inflasi Barang/Jasa Yang Perkembangan Harganya Dipengaruhi Oleh Situasi Perekonomian Secara Umum, Seperti Ekspektasi Nilai Tukar Serta Keseimbangan Penawaran Dan Permintaan. Komoditas Yang Tercakup Dalam Core Inflation Sebesar 167 Buah, Di Antaranya Meubelir Rumah Mie Instant Sprei Kipas Angin AC Dll. Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 38 Pada Triwulan I 2015, Pemerintah Menurunkan Harga BBM Jenis Premium Dan Solar Masing-Masing Sebesar 10,38 Persen Dan 3,33 Persen. Penurunan Ini Berdampak Pada Penurunan Harga Beberapa Komoditas Yang Termasuk Dalam Kelompok Bergejolak, Seperti Angkutan Udara, Ikan Kembung/Gembung, Cabai Merah, Cabai Rawit, Ikan Sepat Siam, Buku Tulis. Di Triwulan II Pemerintah Mengambil Kebijakan Menaikkan Harga BBM Jenis Premium Sebesar 7,35 Persen. Kebijakan Ini Memicu Inflasi Pada Kebutuhan Pokok Rumah Tangga. Terlebih Lagi Terdapat Momen Bulan Ramadhan Dan Perayaan Idul Fitri Serta Tradisi Mudik Yang Jatuh Pada Juni - Juli 2015. Komoditas Inti Dan Bergejolak Berikut Memberikan Andil Cukup Besar Bagi Inflasi Kalimantan Selatan, Yakni Bawang Merah, Rokok Kretek Filter, Rokok Kretek, Udang Basah, Angkutan Udara Dan Gula Pasir. Pada Triwulan III Secara Umum Kalimantan Selatan Mengalami Deflasi. Hal Ini Terjadi Salah Satunya Disebabkan Oleh Pengaruh Siklus Tahunan Perekonomian Kalimantan Selatan, Di Mana Terjadi Puncak Panen Produksi Tanaman Pangan Dan Holtikultura. Fenomena Ini Menyebabkan Melimpahnya Supply Di Pasaran, Sehingga Menyebabkan Harga Komoditas Inti Dan Bergejolak Cenderung Mengalami Penurunan. Di Akhir Tahun 2015, Inflasi Kembali Terjadi, Akibat Dari Beberapa Komoditas Baik Yang Diatur Pemerintah, Bergejolak Dan Inti Yang Mengalami Kenaikan Harga. Kondisi Ini Dipengaruhi Oleh Momen Libur Panjang Natal Dan Menjelang Tahun Baru. Momen Ini Dimanfaatkan Oleh Masyarakat Untuk Melakukan Perjalanan Atau Rekreasi. Oleh Karena Itu, Komoditas Yang Mengalami Kenaikanan Harga Dengan Andil Inflasi Tertinggi Adalah Angkutan Udara. Di Bulan Desember 2015 Pemerintah Juga Mengambil Kebijakan Menaikkan Tarif Dasar Listrik R1 Dan R2 Sebesar 11 Persen Per Kwh. Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 39 4.4 Perbandingan Inflasi Regional Kalimantan Tabel 4.2 Inflasi Tahunan Kota-Kota Di Kalimantan Tahun 2013-2015 Kota 2013 2014 2015 1 2 3 4 Pontianak 9,48 9,38 6,17 Singkawang 6,15 9,66 4,00 Sampit 7,25 7,9 5,72 Palangkaraya 6,45 6,63 4,20 Banjarmasin 6,98 7,16 5,03 Tanjung - 8,80 6,69 Balikpapan 8,56 7,43 6,26 Samarinda 10,37 6,74 4,24 Tarakan 10,35 11,91 3,42 Nasional 8,38 8,36 3,35 Sumber BPS Dalam Rentang Tiga Tahun Terakhir Kota-Kota Di Kalimantan Yang Dihitung Inflasinya, Cenderung Mengalami Penurunan Inflasinya, Dan Sejalan Pula Dengan Pola Inflasi Nasional. Banjarmasin Sendiri, Secara Level Berada Relatif Rendah Dibandingkan Kota-Kota Lain Di Kalimantan. Kondisi Tersebut Cukup Menguntungkan Bagi Aktifitas Ekonomi Masyarakat Kalimantan Selatan. Terjaganya Inflasi Diharapkan Akan Berdampak Positif Terhadap Daya Beli Masyarakat Kalimantan Selatan. Terlebih Lagi Komponen Konsumsi Menjadi Tumpuan Dalam Menggerakkan Perekonomian Di Tengah Perlambatan Ekspor Komoditas Energi Yang Menjadi Andalan Kalimantan Selatan. Hal Ini Diperkirakan Akan Terus Berlanjut Dalam Beberapa Tahun Ke Depan, Terkait Dengan Masih Melemahnya Kinerja Ekonomi Negara Yang Menjadi Tujuan Ekspor Batu Bara Kalimantan Selatan Yakni Tiongkok Dan India. Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 40 4.5 Indeks Tendensi Konsumen ITK Kalimantan Selatan Tahun 2015 4.5.1 ITK Triwulan I Tahun 2015 Triwulan I-2015 Merupakan Masa Enam Bulan Pertama Pemerintahan Baru Republik Indonesia Pasca Pemilihan Umum Tahun 2014. Beberapa Dinamika Turut Mewarnai Perjalanan Ekonomi Pemerintahan Baru Selama Triwulan I-2015, Baik Dari Sisi Perekonomian Global Maupun Domestik. Harga Minyak Dunia Masih Menunjukkan Penurunan Selama Triwulan I-2015 Pada Kisaran 40-An USD Per Barel. Kondisi Tersebut Tidak Hanya Berimbas Langsung Pada Kinerja Perusahaan Terkait Pemutusan Hubungan Kerja Untuk Menyesuaikan Beban Kerja Perusahaan, Akan Tetapi Juga Disertai Dengan Penurunan Harga Beberapa Komoditas Dunia Batu Bara, Karet, Sawit. Di Sisi Lain, Pada Pasar Keuangan Global, Kekuatan Nilai Tukar Mata Uang Negara-Negara Di Dunia Terutama Asia Terhadap USD Mengalami Pelemahan Sebagai Respons Terhadap Kebijakan Moneter USA. Selama Triwulan I-2015, Rupiah Terdepresiasi Sekitar 4,4 Persen Terhadap USD. Dari Sudut Pandang Domestik, Dinamika Yang Terjadi Dalam Perekonomian Indonesia, Hampir Sejalan Dengan Perekonomian Kawasan. Dari Sisi Pasar Barang Dan Jasa, Terjadi Beberapa Fenomena Penting, Diantaranya Adalah Produksi Komoditas Ekspor Penting Indonesia Mengalami Penurunan Batu Bara Dan Karet, Penurunan Jumlah Penjualan Kendaraan Motor, Serta Menurunnya Devisa. Namun Demikian, Kondisi Tersebut Diimbangi Oleh Surplus Neraca Perdagangan Indonesia Selama Triwulan I-2015. Tingkat Bunga Acuan Selama Triwulan I-2015 Turun Dibandingkan Triwulan Sebelumnya, Dari 7,75 Persen Menjadi 7,50 Persen. Secara Agregat, Dinamika Tersebut Turut Mempengaruhi Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Perekonomian Sepanjang Triwulan I-2015. Nilai ITK Nasional Triwulan I-2015 Menunjukkan Nilai Lebih Dari 100 100,87. Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 41 Hal Ini Menujukkan Bahwa Masyarakat Indonesia Pada Triwulan I-2015 Cenderung Optimis. Sementara Perekonomian Kalimantan Selatan Selama Triwulan I- 2015, Mengalami Siklus Triwulanan Yang Berada Dalam Zona Kontraksi -4,78 Persen. Sebagian Besar Kategori Perekonomian Kalimantan Selatan Mencapai Tingkat Produksi Yang Lebih Rendah Dibandingkan Dengan Triwulan Sebelumnya. Kategori Lapangan Usaha Strategis Yang Mengalami Pertumbuhan Negatif Tersebut Diantaranya Adalah Kategori Pertanian Pertambangan Dan Perdagangan. Untungnya, Kondisi Tersebut Masih Ditolong Oleh Besarnya Inflasi Yang Terjadi. Selama Triwulan I-2015, Rata-Rata Harga Barang Dan Jasa Yang Ada Di Kalimantan Selatan Naik Sebesar 1,68 Persen Dibandingkan Dengan Harga Pada Triwulan Sebelumnya. Kondisi Makro Kalimantan Selatan Tersebut, Turut Berimbas Pada Kondisi Ekonomi Masyarakat Di Kalimantan Selatan. Hal Tersebut Tercermin Dari Besarnya Indeks Tendensi Konsumen ITK. ITK Kalimantan Selatan Selama Triwulan I-2015 Sebesar 94,25. Hal Ini Menunjukkan Bahwa Secara Umum, Rata-Rata Masyarakat Kalimantan Selatan Menilai Perekonomian Selama Triwulan IV-2014 Masih Lebih Baik Dibandingkan Dengan Perekonomian I-2015. Secara Rinci, Besarnya ITK Kalimantan Selatan Selama Triwulan I-2015 Dijelaskan Sebagai Berikut Indikator Kini Nilai ITK Kalimantan Selatan Pada Triwulan I-2015 Mencapai 94,25 Atau Lebih Rendah 9,07 Poin Dibandingkan Dengan Triwulan IV-2014. Besarnya Nilai ITK Kalimantan Selatan Yang Kurang Dari 100 Tersebut, Menunjukkan Bahwa Secara Umum Masyarakat Kalimantan Selatan Menganggap Kondisi Perekonomian Kalimantan Selatan Selama Triwulan IV-2014 Lebih Baik Dibandingkan Pada Triwulan I-2015, Besarnya Persepsi Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 42 Masyarakat Tersebut Tidak Lepas Dari Persepsi Mereka Terhadap Tiga Komponen Penyusun Indeks, Yaitu Komponen Pendapatan Komponen Pengaruh Inflasi Terhadap Konsumsi Makanan Serta Komponen Volume/Frekuensi Konsumsi Rumah Tangga. A. Komponen Pendapatan Rumah Tangga Indeks91,21. Secara Umum, Lebih Rendahnya Komponen Perndapatan Rumah Tangga Tersebut, Tidak Terlepas Dari Pertumbuhan Di Kategori Perdagangan Dan Pertanian, Yang Pada Triwulan I-2015 Mengalami Kontraksi Yang Relatif Dalam Dibandingkan Dengan Kategori Lapangan Usaha Lainnya. B. Komponen Pengaruh Inflasi Terhadap Konsumsi Makanan Indeks99,64. Selama Triwulan I-2015, Rata-Rata Inflasi Bulanan Di Kalimantan Selatan Tampak Lebih Rendah Jika Dibandingkan Dengan Rata-Rata Inflasi Bulanan Selama Triwulan IV-2014 Gambar 1. Namun Demikian, Hal Tersebut Tidak Diikuti Oleh Optimisme Konsumen Kalimantan Selatan Selama Triwulan I-2015. Menurut Persepsi Konsumen, Inflasi Yang Terjadi Cukup Mempengaruhi Konsumsi Mereka Selama Triwulan I- 2015. Persepsi Tersebut Tidak Lepas Dari Ekspektasi Inflasi Yang Terbentuk Sebagai Respons Informasi Mengenai Naik Turunnya Harga BBM. Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 43 Sumber BPS Provinsi Kalimantan Selatan Gambar 4.4 Perkembangan Inflasi Bulanan Kalimantan Selatan Jan 2014 - Maret 2015 C. Komponen Volume/Frekuensi Konsumsi Rumah Tangga Indeks94,66. Nilai Indeks Volume/Frekuensi Konsumsi Rumah Tangga Pada Triwulan I- 2015 Sebesar 94,66. Kondisi Tersebut Menunjukkan Bahwa Masyarakat Kalimantan Selatan Beranggapan Bahwa Frekuensi Konsumsi Rumah Tangga Mereka Menurun Dibandingkan Dengan Frekuensi Konsumsi Rumah Tangga Mereka Pada Triwulan Sebelumnya. Kondisi Tersebut Juga Searah Dengan Melambatnya Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga Dalam PDRB Penggunaan Kalimantan Selatan Pada Triwulan I- 2015 Dibandingkan Triwulan IV-2014 Dari 0,82 Menjadi 0,72. 0,76 -0,28 -0,34 0,53 1,04 0,81 0,68 0,01 0,2 0,54 1,45 1,68 0,17 0,01 -0,29 -1 -0,5 0 0,5 1 1,5 2 Ja N Fe B M Ar Ap R M Ei Ju N Ju L Ag Us T Se P Ok T No P De S Ja N Fe B M Ar Inflasi Kalimantan Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 44 Tabel 4.3 Indeks Tendensi Konsumen Kini Q1-2014 S.D Q1-2015 Menurut Komponen Pembentuknya Komponen Q1-2014 Q2-2014 Q3-2014 Q4-2014 Q1-2015 1 2 3 4 5 6 Pendapatan Rumah Tangga 116,69 111,86 112,64 101,70 91,21 Pengaruh Inflasi Terhadap Konsumsi Makanan 104,81 104,08 104,8 103,65 99,64 Konsumsi Makanan Dan Nonmakanan 107,21 102,92 107,39 106,74 94,66 ITK Kini 111,47 107,86 109,41 103,32 94,25 Sumber Survei Tendensi Konsumen Keterangan Menggunakan Pendekatan Metode Baru Pada Metode Baru Berupa Volume/Frekuensi Konsumsi Rumah Tangga Perbandingan Nilai ITK Triwulan I-2015 Dari Sisi Spasial Regional, Menunjukkan Bahwa Persepsi Masyarakat Kalimantan Secara Umum Menunjukkan Sikap Pesimis Dalam Memandang Perekonomian Di Triwulan I-2015, Kecuali Masyarakat Kalimantan Barat Dan Kalimantan Timur. Kondisi Tersebut Ditunjukkan Oleh Nilai Indeks Tendensi Konsumen Di Masing- Masing Provinsi. Nilai ITK Triwulan I-2015 Untuk Provinsi Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Dan Kalimantan Timur Berturut- Turut Sebesar 100,44 94,98 94,25 101,03. Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan II-2015 Indikator Mendatang Ekspektasi Konsumen Rumah Tangga Kalimantan Selatan Terhadap Kondisi Ekonomi Pada Triwulan II-2015 Menunjukkan Sinyal Optimis. Mereka Beranggapan Bahwa Pada Triwulan II-2015, Kinerja Perekonomian Akan Lebih Baik Dibandingkan Dengan Kondisi Pada Triwulan I-2015. Hal Ini Tercermin Dari Hasil Survei Tendensi Konsumen Pada Triwulan I-2015 Yang Menunjukkan Nilai Lebih Dari 100 110,68. Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 45 Tabel 4.4 Indeks Tendensi Konsumen Triwulan Mendatang Q2- 2015 Menurut Komponennya Komponen Pembentuk ITK Mendatang 1 2 Pedapatan Rumah Tangga 104,22 Rencana Pembelian Barang Tahan Lama 121,97 ITK Mendatang 110,68 Sumber Survei Tendensi Konsumen A. Komponen Pendapatan Rumah Tangga Indeks104,22. Nilai Indeks Komponen Pendapatan Rumah Tangga Mencapai 104,22. Hal Ini Berarti, Secara Umum Masyarakat Menganggap Bahwa Pada Triwulan I-2015, Pendapatan Mereka Diperkirakan Akan Lebih Baik Dibandingkan Triwulan I-2015. Faktor Yang Ditengarai Menjadi Latar Belakang Adalah Adanya Ekspektasi Pertumbuhan Ekonomi, Terutama Kategori Lapangan Usaha Sekunder/Tersier Pada Triwulan Mendatang. B. Komponen Pembelian Barang Tahan Lama Indeks121,97. Hasil Survei Tendensi Konsumen I-2015 Juga Menunjukkan Bahwa Nilai Indeks Untuk Komponen Pembelian Barang Tahan Lama Sebesar 121,97. Hal Ini Mencerminkan, Bahwa Secara Umum Masyarakat Kalimantan Selatan Berencana Akan Meningkatkan Akumulasi Aset Mereka Pada Triwulan II-2015, Dengan Melakukan Pembelian Barang Tahan Lama. Perbandingan Regional Nilai Indeks Tendensi Konsumen Mendatang, Menunjukkan Bahwa Secara Umum, Masyarakat Kalimantan Mempunyai Persepsi Yang Lebih Baik Terhadap Perekonomiannya Masing-Masing. Hal Ini Ditunjukkan Oleh Nilai ITK Mendatang Semua Provinsi Di Pulau Kalimantan Yang Lebih Besar Dari 100. Nilai ITK Mendatang Pada Triwulan II- 2015 Untuk Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Dan Kalimantan Timur Berturut-Turut Sebesar 109,35 113,95 110,68 Dan 103,15. Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 46 4.5.2 ITK Triwulan II Tahun 2015 Situasi Perekonomian Global Selama Triwulan II-2015 Tampak Belum Menunjukkan Lompatan Yang Berarti. Perlambatan Perekonomian Dunia Masih Menjadi Tantangan Yang Membayangi Negara-Negara Pengekspor Komoditas Seperti Indonesia. Di Sisi Pasar Barang, Dinamika Penurunan Harga Masih Melanda Banyak Komoditas, Seperti Minyak Mentah, Batubara Dan CPO. Sementara Di Sisi Pasar Finansial, Isu Mengenai Eksekusi Kebijakan Moneter USA Masih Cukup Mempengaruhi Dinamika Ekonomi Di Negara Berkembang. Hal Ini Ditandai Oleh Tekanan Yang Terjadi Pada Nilai Tukar Beberapa Negara Berkembang Terhadap USD. Dari Sudut Pandang Domestik, Dinamika Yang Terjadi Dalam Perekonomian Indonesia, Banyak Dipengaruhi Fenomena Musiman. Dari Sisi Pasar Barang Dan Jasa, Terjadi Beberapa Fenomena Penting, Diantaranya Adalah Produksi Komoditas Pangan Mengalami Peningkatan Karena Daerah Sentra Produksi Memasuki Masa Panen. Sementara Itu Komoditas Ekspor Penting Indonesia Mengalami Penurunan Batubara. Namun Demikian, Kondisi Tersebut Diimbangi Oleh Peningkatan Konsumsi Masyarakat Selama Triwulan II-2015 Bulan Ramadhan 1436 H. Tingkat Bunga Acuan Selama Triwulan II-2015 Tercatat Tetap Pada Level 7,50 Persen. Secara Agregat, Dinamika Di Atas Turut Mempengaruhi Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Perekonomian Sepanjang Triwulan II-2015. Hal Ini Tampak Dari Indikator Indeks Tendensi Konsumen ITK Selama Triwulan II-2015. Nilai ITK Nasional Triwulan II-2015 Menunjukkan Nilai Lebih Dari 100 105,22. Hal Ini Menujukkan Bahwa Masyarakat Indonesia Pada Triwulan II-2015 Cenderung Optimis. Sementara Perekonomian Kalimantan Selatan Selama Triwulan II- 2015, Mengalami Siklus Triwulanan Yang Berada Dalam Zona Bertumbuh 7,92 Q-To-Q. Sebagian Besar Kategori Lapangan Usaha Dalam Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 47 Perekonomian Kalimantan Selatan Mencapai Tingkat Produksi Yang Lebih Tinggi Dibandingkan Dengan Triwulan Sebelumnya. Kategori Lapangan Usaha Strategis Yang Mengalami Pertumbuhan Negatif Adalah Kategori Pertambangan, Dan Jasa Perantara Keuangan. Kondisi Makro Ekonomi Kalimantan Selatan Tersebut, Turut Berimbas Pada Kondisi Ekonomi Masyarakat Di Kalimantan Selatan. Hal Tersebut Tercermin Dari Besarnya Indeks Tendensi Konsumen ITK. ITK Kalimantan Selatan Selama Triwulan II-2015 Sebesar 107,21. Hal Ini Menunjukkan Bahwa Secara Umum, Rata-Rata Masyarakat Kalimantan Selatan Menilai Perekonomian Selama Triwulan II-2015 Lebih Baik Dibandingkan Dengan Perekonomian Kalimantan Selatan Pada Triwulan I- 2015. Secara Rinci, Besarnya ITK Kalimantan Selatan Selama Triwulan II-2015 Dijelaskan Sebagai Berikut Indikator Kini Nilai ITK Kalimantan Selatan Pada Triwulan II-2015 Mencapai 107,21 Atau Lebih Tinggi 12,96 Poin Dibandingkan Dengan Triwulan I-2015. Besarnya Nilai ITK Kalimantan Selatan Yang Lebih Dari 100 Tersebut, Menunjukkan Bahwa Secara Umum Masyarakat Kalimantan Selatan Menganggap Kondisi Perekonomian Kalimantan Selatan Selama Triwulan II-2015 Lebih Baik Dibandingkan Pada Triwulan I-2015, Besarnya Persepsi Masyarakat Tersebut Tidak Lepas Dari Persepsi Mereka Terhadap Tiga Komponen Penyusun Indeks, Yaitu Komponen Pendapatan Komponen Pengaruh Inflasi Terhadap Konsumsi Makanan Serta Komponen Volume/Frekuensi Konsumsi Rumah Tangga. A. Komponen Pendapatan Rumah Tangga Indeks111,57. Secara Umum, Besarnya Komponen Pendapatan Rumah Tangga Tersebut, Tidak Terlepas Dari Pertumbuhan Di Hampir Semua Kategori Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 48 Lapangan Usaha Jasa-Jasa, Industri, Perdagangan Dan Pertanian, Yang Pada Triwulan II-2015 Tumbuh Lebih Cepat Dibandingkan Dengan Triwulan Sebelumnya. B. Komponen Pengaruh Inflasi Terhadap Konsumsi Makanan Indeks104,07. Nilai Indeks Komponen Pengaruh Inflasi Terhadap Konsumsi Makanan Lebih Besar Dari 100. Hal Ini Berarti Menurut Persepsi Masyarakat, Besarnya Inflasi Tidak Mempengaruhi Konsumsi Makanan Mereka. C. Komponen Volume/Frekuensi Konsumsi Rumah Tangga Indeks100,81. Nilai Indeks Volume/Frekuensi Konsumsi Rumah Tangga Pada Triwulan II-2015 Sebesar 100,81. Kondisi Tersebut Menunjukkan Bahwa Masyarakat Kalimantan Selatan Beranggapan Bahwa Frekuensi Konsumsi Rumah Tangga Mereka Meningkat Dibandingkan Dengan Frekuensi Konsumsi Rumah Tangga Mereka Pada Triwulan Sebelumnya. Kondisi Tersebut Juga Searah Dengan Peningkatan Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga Dalam PDRB Penggunaan Kalimantan Selatan Pada Triwulan II-2015 Dibandingkan Triwulan I-2015 Dari 0,72 Menjadi 2,15. Kondisi Tersebut Bertepatan Dengan Separuh Bulan Ramadhan Pada Akhir Bulan Di Triwulan II-2015. Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 49 Tabel 4.5 Indeks Tendensi Konsumen Kini Q1-2014 S.D Q2-2015 Menurut Komponen Pembentuknya Komponen Q1-2014 Q2-2014 Q3-2014 Q4-2014 Q1-2015 Q2-2015 1 2 3 4 5 6 7 Pendapatan Rumah Tangga 116,69 111,86 112,64 101,70 91,21 111,57 Pengaruh Inflasi Terhadap Konsumsi Makanan 104,81 104,08 104,8 103,65 99,64 104,07 Konsumsi Makanan Dan Nonmakanan 107,21 102,92 107,39 106,74 94,66 100.81 ITK Kini 111,47 107,86 109,41 103,32 94,25 107,21 Sumber Survei Tendensi Konsumen Keterangan Menggunakan Pendekatan Metode Baru. Pada Metode Baru Berupa Volume/Frekuensi Konsumsi Rumah Tangga Perbandingan Nilai ITK Triwulan II-2015 Dari Sisi Spasial Regional, Menunjukkan Bahwa Persepsi Masyarakat Kalimantan Secara Umum Menunjukkan Sikap Optimis Dalam Memandang Perekonomian Di Triwulan II-2015. Kondisi Tersebut Ditunjukkan Oleh Nilai Indeks Tendensi Konsumen Di Masing-Masing Provinsi. Nilai ITK Triwulan II-2015 Untuk Provinsi Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Dan Kalimantan Timur Berturut-Turut Sebesar 105,05 106,37 107,21 107,40. Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan III-2015 Indikator Mendatang Ekspektasi Konsumen Rumah Tangga Kalimantan Selatan Terhadap Kondisi Ekonomi Pada Triwulan III-2015 Menunjukkan Sinyal Optimis. Mereka Beranggapan Bahwa Pada Triwulan III-2015, Kinerja Perekonomian Akan Lebih Baik Dibandingkan Dengan Kondisi Pada Triwulan II-2015. Hal Ini Tercermin Dari Hasil Survei Tendensi Konsumen Pada Triwulan II-2015 Pada Komponen ITK Mendatang Yang Menunjukkan Nilai Lebih Dari 100 111,01. Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 50 Tabel 4.6 Indeks Tendensi Konsumen Triwulan Mendatang Q3-2015 Menurut Komponennya Komponen Pembentuk ITK Mendatang 1 2 Pedapatan Rumah Tangga 106,56 Rencana Pembelian Barang Tahan Lama 118,77 ITK Mendatang 111,01 Sumber Survei Tendensi Konsumen A. Komponen Pendapatan Rumah Tangga Indeks106,56. Nilai Indeks Komponen Pendapatan Rumah Tangga Mencapai 106,56. Hal Ini Berarti, Secara Umum Masyarakat Menganggap Bahwa Pada Triwulan III-2015, Pendapatan Mereka Diperkirakan Akan Lebih Baik Dibandingkan Triwulan II-2015. Faktor Yang Ditengarai Menjadi Latar Belakang Adalah Adanya Ekspektasi Pertumbuhan Ekonomi, Terutama Kategori Lapangan Usaha Sekunder/Tersier Pada Triwulan Mendatang Serta Peningkatan Konsumsi Selama Menjelang Hari Raya. B. Komponen Pembelian Barang Tahan Lama Indeks118,77. Hasil Survei Tendensi Konsumen Juga Menunjukkan Bahwa Nilai Indeks Untuk Komponen Pembelian Barang Tahan Lama Sebesar 118,77. Hal Ini Mencerminkan, Bahwa Secara Umum Masyarakat Kalimantan Selatan Berencana Akan Meningkatkan Akumulasi Aset Mereka Pada Triwulan III-2015, Dengan Melakukan Pembelian Barang Tahan Lama. C. Perbandingan Regional Nilai Indeks Tendensi Konsumen Mendatang, Menunjukkan Bahwa Secara Umum, Masyarakat Kalimantan Mempunyai Persepsi Yang Lebih Baik Terhadap Perekonomiannya Masing-Masing. Hal Ini Ditunjukkan Oleh Nilai ITK Mendatang Semua Provinsi Di Pulau Kalimantan Yang Lebih Besar Dari 100. Nilai ITK Mendatang Pada Triwulan III-2015 Untuk Kalimantan Barat Kalimantan Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 51 Tengah Kalimantan Selatan Dan Kalimantan Timur Berturut-Turut Sebesar 112,29 111,62 111,01 109,00. 4.5.3 ITK Triwulan III Tahun 2015 Beberapa Kalangan Dan Institusi Dunia Menunjukkan Bahwa Outlook Perekonomian Global Menunjukkan Situasi Yang Bervariasi Pada Triwulan III-2015. Negara Kawasan Eropa EURO Masih Melanjutkan Recoveri. Perekonomian AS Belum Sepenuhnya Pulih, Meski Sudah Rebound. Perekonomian Tiongkok Melambat Dibandingkan Dengan Triwulan Sebelumnya Yang Ditandai Dengan Pelemahan Ekspor Dan Rendahnya Pertumbuhan Di Pasar Aset. Sementara Itu, Perlambatan Perekonomian Masih Menjadi Tantangan Yang Membayangi Negara-Negara Emerging Market. Faktor Yang Mempengaruhinya Antara Lain Berlanjutnya Penurunan Harga Minyak Dan Komoditas Lainnya, Termasuk Batu Bara Dan CPO. Sementara Di Sisi Pasar Finansial, Masih Diwarnai Dengan Gejolak, Diantaranya Adalah Tekanan Pada Nilai Tukar Mata Uang Beberapa Negara Berkembang Terhadap Mata Uang USD. Di Sisi Domestik, Dinamika Yang Terjadi Dalam Perekonomian Indonesia, Tidak Luput Dari Fenomena Musiman. Di Antaranya Adalah Momen Ramadhan Perayaan Hari Raya Islam Liburan Sekolah Dan Pencairan Gaji Ke-13 Turut Mendorong Perekonomian Selama Triwulan II-2015. Di Sisi Lain, Tingkat Bunga Acuan Selama Triwulan III-2015 Tercatat Tetap Pada Level 7,50 Persen. Secara Agregat, Dinamika Di Atas Turut Mempengaruhi Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Perekonomian Sepanjang Triwulan III-2015. Hal Ini Tampak Dari Indikator Indeks Tendensi Konsumen ITK Selama Triwulan III-2015. Nilai ITK Nasional Pada Triwulan III-2015 Menunjukkan Nilai Lebih Dari 100 109. Hal Ini Menujukkan Bahwa Masyarakat Indonesia Pada Triwulan III-2015 Cenderung Optimis. Ht Tp //K Lse L.B Ps .G O. Id 52 Sementara Perekonomian Kalimantan Selatan Selama Triwulan III- 2015, Mengalami Siklus Triwulanan Yang Berada Dalam Zona Melambat 5,19 Persen Q-To-Q. Sebagian Besar Kategori Lapangan Usaha Dalam Perekonomian Kalimantan Selatan Mencapai Tingkat Produksi Yang Lebih Tinggi Dibandingkan Dengan Triwulan Sebelumnya, Meskipun Pertumbuhannya Melambat. Kondisi Makro Ekonomi Kalimantan Selatan Tersebut, Turut Berimbas Pada Kondisi Ekonomi Masyarakat Di Kalimantan Selatan. Hal Tersebut Tercermin Dari Besarnya Indeks Tendensi Konsumen ITK. ITK Kalimantan Selatan Selama Triwulan III-2015 Sebesar 103,25. Hal Ini Menunjukkan Bahwa Secara Umum, Rata-Rata Masyarakat Kalimantan Selatan Menilai Perekonomian Selama Triwulan III-2015 Lebih Baik Dibandingkan Dengan Perekonomian Kalimantan Selatan Pada Triwulan II- 2015. Secara Rinci, Besarnya ITK Kalimantan Selatan Selama Triwulan III-2015 Dijelaskan Sebagai Berikut Indikator Kini Nilai ITK Kalimantan Selatan Pada Triwulan III-2015 Mencapai 103,25 Atau Lebih Rendah 3,96 Poin Dibandingkan Dengan Triwulan II-2015. Besarnya Nilai ITK Kalimantan Selatan Yang Masih Lebih Dari 100 Tersebut, Menunjukkan Bahwa Secara Umum Masyarakat Kalimantan Selatan Menganggap Kondisi Perekonomian Kalimantan Selatan Selama Triwulan III-2015 Lebih Baik Dibandingkan Pada Triwulan II-2015, Besarnya Persepsi Masyarakat Tersebut Tidak Lepas Dari Persepsi Mereka Terhadap Tiga Komponen Penyusun Indeks, Yaitu Komponen Pendapatan Komponen Pengaruh Inflasi Terhadap Konsumsi Makanan Serta Komponen Volume/Frekuensi Konsumsi Rumah Tangga. Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 53 A. Komponen Pendapatan Rumah Tangga Indeks108,69. Secara Umum, Besarnya Komponen Pendapatan Rumah Tangga Tersebut, Tidak Terlepas Dari Pertumbuhan Di Hampir Semua Kategori Lapangan Usaha Jasa-Jasa, Industri, Perdagangan Dan Pertanian, Yang Pada Triwulan III-2015 Masih Tumbuh Meskipun Terdapat Beberapa Kategori Lapangan Usaha Yang Melambat Dibandingkan Dengan Triwulan Sebelumnya. B. Komponen Pengaruh Inflasi Terhadap Konsumsi Makanan Indeks91,59. Nilai Indeks Komponen Pengaruh Inflasi Terhadap Konsumsi Makanan Lebih Kurang Dari 100. Hal Ini Berarti Menurut Persepsi Masyarakat, Besarnya Inflasi Selama Triwulan III, Mempengaruhi Konsumsi Makanan Mereka. C. Komponen Volume/Frekuensi Konsumsi Rumah Tangga Indeks105,09. Nilai Indeks Volume/Frekuensi Konsumsi Rumah Tangga Pada Triwulan III-2015 Sebesar 105,09. Kondisi Tersebut Menunjukkan Bahwa Masyarakat Kalimantan Selatan Beranggapan Bahwa Frekuensi Konsumsi Rumah Tangga Mereka Meningkat Dibandingkan Dengan Frekuensi Konsumsi Rumah Tangga Mereka Pada Triwulan Sebelumnya. Kondisi Tersebut Juga Searah Dengan Peningkatan Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga Dalam PDRB Penggunaan Kalimantan Selatan Pada Triwulan III-2015 Dibandingkan Triwulan II-2015 Dari 1,98 Menjadi 2,01. Kondisi Tersebut Bertepatan Dengan Bulan Ramadhan , Hari Raya Muslim Dan Pencairan Gaji Ke-13. Ht Tp //K Al El .B Ps .G O. Id 54 Tabel 4.7 Indeks Tendensi Konsumen Kini Q2-2014 S.D Q3-2015 Menurut Komponen Pembentuknya Komponen Q2-2014 Q3-2014 Q4-2014 Q1-2015 Q2-2015 Q3-2015 1 2 3 4 5 6 7 Pendapatan Rumah Tangga 111,86 112,64 101,70 91,21 111,57 108,69 Pengaruh Inflasi Terhadap Konsumsi Makanan 104,08 104,8 103,65 99,64 104,07 91,59 Konsumsi Makanan Dan Nonmakanan 102,92 107,39 106,74 94,66 100.81 105,09 ITK Kini 107,86 109,41 103,32 94,25 107,21 103,25 Sumber Survei Tendensi Konsumen Perbandingan Nilai ITK Triwulan III-2015 Dari Sisi Spasial Regional, Menunjukkan Bahwa Persepsi Masyarakat Kalimantan Secara Umum Menunjukkan Sikap Optimis Dalam Memandang Perekonomian Di Triwulan II-2015. Kondisi Tersebut Ditunjukkan Oleh Nilai Indeks Tendensi Konsumen Di Masing-Masing Provinsi. Nilai ITK Triwulan III-2015 Untuk Provinsi Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Dan Kalimantan Timur Berturut-Turut Sebesar 106,86 104,46 103,25 110,92. Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan IV-2015 Indikator Mendatang Ekspektasi Konsumen Rumah Tangga Kalimantan Selatan Terhadap Kondisi Ekonomi Pada Triwulan IV-2015 Menunjukkan Sinyal Optimis. Mereka Beranggapan Bahwa Pada Triwulan IV-2015, Kinerja Perekonomian Akan Lebih Baik Dibandingkan Dengan Kondisi Pada Triwulan III-2015. Hal Ini Tercermin Dari Hasil Survei Tendensi Konsumen Pada Triwulan III-2015 Pada Komponen ITK Mendatang Yang Menunjukkan Nilai Lebih Dari 100 106,80. Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 55 Tabel 4.8 Indeks Tendensi Konsumen Triwulan Mendatang Q4-2015 Menurut Komponen Pembentuknya Komponen Pembentuk ITK Mendatang 1 2 Pedapatan Rumah Tangga 93,63 Rencana Pembelian Barang Tahan Lama 129,83 ITK Mendatang 106,80 Sumber Survei Tendensi Konsumen A. Komponen Pendapatan Rumah Tangga Indeks93,63. Nilai Indeks Komponen Pendapatan Rumah Tangga Mencapai 93,63. Hal Ini Berarti, Secara Umum Masyarakat Menganggap Bahwa Pada Triwulan IV-2015, Pendapatan Mereka Diperkirakan Akan Lebih Rendah Dibandingkan Triwulan III-2015. Faktor Yang Ditengarai Menjadi Latar Belakang Adalah Adanya Ekspektasi Pertumbuhan Ekonomi, Dimana Pada Triwulan Mendatang, Siklus Ekonomi Kalimantan Selatan Memasuki Masa Kontraksi. B. Komponen Pembelian Barang Tahan Lama Indeks129,83. Hasil Survei Tendensi Konsumen Juga Menunjukkan Bahwa Nilai Indeks Untuk Komponen Pembelian Barang Tahan Lama Sebesar 129,83. Hal Ini Mencerminkan, Bahwa Secara Umum Masyarakat Kalimantan Selatan Berencana Akan Meningkatkan Akumulasi Aset Mereka Pada Triwulan IV-2015, Dengan Melakukan Pembelian Barang Tahan Lama. Perbandingan Regional Nilai Indeks Tendensi Konsumen Mendatang, Menunjukkan Bahwa Secara Umum, Masyarakat Kalimantan Mempunyai Persepsi Yang Lebih Baik Terhadap Perekonomiannya Masing-Masing. Hal Ini Ditunjukkan Oleh Nilai ITK Mendatang Semua Provinsi Di Pulau Kalimantan Yang Lebih Besar Dari 100. Nilai ITK Mendatang Pada Triwulan IV- Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 56 2015 Untuk Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Dan Kalimantan Timur Berturut-Turut Sebesar 100,7 109,56 106,80 107,42. 4.5.4 ITK Triwulan IV Tahun 2015 Perkembangan Perekonomian Global Pada Triwulan IV 2015 Masih Cenderung Melambat. Harga Sebagian Besar Komoditas Global Masih Terus Menurun. Penurunan Terbesar Terjadi Pada Komoditas Minyak Dunia Hingga Mencapai Level 30-40 US/Barel, Terendah Sepanjang Tahun Ini. Sementara Ekonomi AS Terus Mengalami Perbaikan Yang Moderat, Di Mana Kondisi Pasar Keuangan Yang Melonggar, Pasar Perumahan Dan Tenaga Kerja Yang Menguat Dan Meningkatnya Konsumsi Karena Dorongan Turunnya Harga Minyak. Sebaliknya Perekonomian Tiongkok Terus Melambat, Di Tengah Upaya Penyeimbangan Kegiatan Ekonomi. Indikasinya Adalah Menurunnya Pertumbuhan Investasi Dan Manufaktur, Menurunnya Kegiatan Ekspor Dan Impor, Serta Menurunnya Kepercayaan Terhadap Prospek Ekonomi Ke Depan. Di Sisi Domestik, Dinamika Yang Terjadi Dalam Perekonomian Indonesia, Tidak Luput Dari Fenomena Musiman. Pada Periode Oktober- Desember 2016, Terdapat Momen Tahun Baru Islam Serta Libur Panjang Yang Meliputi Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, Perayaan Natal Dan Tahun Baru 2016. Momen Ini Cukup Mampu Mendorong Perekonomian Selama Triwulan IV-2015. Oleh Karena Itu Beberapa Komponen Pengeluaran Domestik Menunjukan Perbaikan, Semisal Konsumsi Rumah Tangga Masih Relatif Stabil Meskipun Di Tengah Indikasi Adanya Penurunan Tabungan Dan Pendapatan Yang Dapat Dibelanjakan. Pada Sisi Lain, Perbaikan Ekonomi Komoditas Minyak Dunia Turun Pada Level 30-40 US, Terendah Sepanjang Tahun 2015 Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 57 Domestik Juga Didorong Oleh Konsumsi Pemerintah Dan Investasi Bangunan. Secara Agregat, Dinamika Di Atas Turut Mempengaruhi Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Perekonomian Sepanjang Triwulan IV-2015. Hal Ini Tampak Dari Indikator Indeks Tendensi Konsumen ITK Pada Triwulan IV-2015. Nilai ITK Nasional Pada Triwulan IV-2015 Menunjukkan Nilai 102,77. Hal Ini Menujukkan Bahwa Masyarakat Indonesia Pada Triwulan IV-2015 Cenderung Optimis. Sementara Perekonomian Kalimantan Selatan Selama Triwulan IV- 2015, Mengalami Siklus Triwulanan Yang Berada Dalam Zona Kontraksi -3,69 Persen Q-To-Q. Sebagian Besar Kategori Lapangan Usaha Dalam Perekonomian Kalimantan Selatan Mencapai Tingkat Produksi Yang Lebih Rendah Dibandingkan Dengan Triwulan Sebelumnya Khususnya Sektor Pertambangan Batu Bara Dan Pertanian. Kondisi Makro Ekonomi Kalimantan Selatan Di Atas, Turut Berimbas Pada Kondisi Ekonomi Masyarakat Di Kalimantan Selatan. Hal Tersebut Tercermin Dari Besarnya Indeks Tendensi Konsumen. ITK Kalimantan Selatan Selama Triwulan IV-2015 Sebesar 101,51. Ini Berarti Bahwa Secara Umum, Rata-Rata Masyarakat Kalimantan Selatan Menilai Perekonomian Selama Triwulan IV-2015 Lebih Baik Dibandingkan Dengan Perekonomian Kalimantan Selatan Pada Triwulan III-2015, Namun ITK Triwulan IV 2015 Lebih Rendah Dibandingkan Pada Triwulan III-2015 Yang Persepsi Masyarakat Indonesia Cenderung Optimis Pada Triwulan IV 2015 Masyarakat Kalsel Menilai Perekonomian Triwulan IV 2015 Lebih Baik Dibandingkan Triwulan Sebelumnya Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 58 Mencapai 103,25. Secara Rinci, Besarnya ITK Kalimantan Selatan Selama Triwulan IV-2015 Dijelaskan Sebagai Berikut Indikator Kini Nilai ITK Kalimantan Selatan Pada Triwulan IV-2015 Mencapai 101,51 Atau Lebih Rendah 1,74 Poin Dibandingkan Dengan Triwulan III-2015. Besarnya Nilai ITK Kalimantan Selatan Yang Masih Lebih Dari 100 Tersebut, Menunjukkan Bahwa Secara Umum Masyarakat Kalimantan Selatan Menganggap Kondisi Perekonomian Kalimantan Selatan Selama Triwulan IV-2015 Lebih Baik Dibandingkan Pada Triwulan III-2015. Besarnya Persepsi Masyarakat Tersebut Tidak Lepas Dari Persepsi Mereka Terhadap Tiga Komponen Penyusun Indeks, Yaitu Komponen Pendapatan Komponen Pengaruh Inflasi Terhadap Konsumsi Makanan Serta Komponen Volume/Frekuensi Konsumsi Rumah Tangga. A. Komponen Pendapatan Rumah Tangga Indeks102,10. Secara Umum Besarnya Komponen Pendapatan Rumah Tangga Tersebut, Tidak Terlepas Dari Pertumbuhan Pada Beberapa Kategori Lapangan Usaha Industri, Perdagangan, Transportasi, Jasa Keuangan, Dan Jasa-Jasa, Yang Pada Triwulan IV-2015 Masih Tumbuh Meskipun Terdapat Beberapa Kategori Lapangan Usaha Yang Lain Mengalami Kontraksi Seperti Pertanian Dan Pertambangan Dibandingkan Dengan Triwulan Sebelumnya. B. Komponen Pengaruh Inflasi Terhadap Total Pengeluaran Indeks100,74. Nilai Indeks Komponen Pengaruh Inflasi Terhadap Konsumsi Makanan Lebih Dari 100. Hal Ini Berarti Menurut Persepsi Masyarakat, Besarnya Inflasi Selama Triwulan IV Tidak Mempengaruhi Total Pengeluaran Mereka. Ht Tp //K Lse L.B Ps .G O. Id 59 C. Komponen Volume/Frekuensi Konsumsi Rumah Tangga Indeks101,09. Nilai Indeks Volume/Frekuensi Konsumsi Rumah Tangga Pada Triwulan IV-2015 Sebesar 101,09. Kondisi Tersebut Menunjukkan Bahwa Masyarakat Kalimantan Selatan Beranggapan Bahwa Frekuensi Konsumsi Rumah Tangga Mereka Meningkat Dibandingkan Dengan Frekuensi Konsumsi Rumah Tangga Mereka Pada Triwulan Sebelumnya. Kondisi Tersebut Juga Searah Dengan Peningkatan Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga Karena Bertepatan Dengan Liburan Panjang, Yakni Maulid Nabi Muhammad SAW, Hari Raya Natal Dan Tahun Baru 2016. Tabel 4.9 Indeks Tendensi Konsumen Kini Q1-2015 S.D Q4-2015 Menurut Komponen Pembentuknya Komponen Q1-2015 Q2-2015 Q3-2015 Q4-2015 1 2 3 4 5 Pendapatan Rumah Tangga 91,21 111,57 108,69 102,10 Pengaruh Inflasi Terhadap Konsumsi Makanan 99,64 104,07 91,59 100,74 Konsumsi Makanan Dan Nonmakanan 94,66 100,81 105,09 101,09 ITK Kini 94,25 107,21 103,25 101,51 Perbandingan Nilai ITK Triwulan IV-2015 Dari Sisi Spasial Regional, Menunjukkan Bahwa Persepsi Masyarakat Kalimantan Secara Umum Menunjukkan Sikap Optimis Dalam Memandang Perekonomian Di Triwulan IV-2015. Kondisi Tersebut Ditunjukkan Oleh Nilai Indeks Tendensi Konsumen Di Masing-Masing Provinsi. Nilai ITK Triwulan IV-2015 Untuk Provinsi Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Dan Nilai ITK Triwulan IV-2015 Kalimantan Selatan Adalah Paling Rendah Dibandingkan Provinsi Lainnya Di Regional Kalimantan Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 60 Kalimantan Timur Berturut-Turut Sebesar 104,07 104,74 101,51 Dan105,90. Nilai ITK Kalimantan Selatan Sendiri Berada Paling Rendah Dibandingkan Tiga Provinsi Lainnnya. Sumber Survei Tendensi Konsumen Gambar 4.5 Nilai ITK Triwulan IV-2015 Provinsi-Provinsi Se Kalimantan Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan IV-2015 Indikator Mendatang Ekspektasi Konsumen Rumah Tangga Kalimantan Selatan Terhadap Kondisi Ekonomi Pada Triwulan I-2016 Menunjukkan Sinyal Optimis. Mereka Beranggapan Bahwa Pada Triwulan I-2016, Kinerja Perekonomian Akan Lebih Baik Dibandingkan Dengan Kondisi Pada Triwulan IV-2015. Hal Ini Tercermin Dari Hasil Survei Tendensi Konsumen Pada Triwulan IV-2015 Pada Komponen ITK Mendatang Yang Menunjukkan Nilai Lebih Dari 100 109,96. 104,07 104,74 101,51 105,90 Nasional 102,77 99,00 100,00 101,00 102,00 103,00 104,00 105,00 106,00 107,00 Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Masyarakat Kalsel Berharap Kondisi Ekonomi Pada Triwulan I 2016 Lebih Baik Dibanding Triwulan IV 2015 Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id 61 Tabel 4.10 Indeks Tendensi Konsumen Triwulan Mendatang Q1-2106 Menurut Komponennya Komponen Pembentuk ITK Mendatang 1 2 Pendapatan Rumah Tangga 103,91 Rencana Pembelian Barang Tahan Lama 120,54 ITK Mendatang 109,96 Sumber Survei Tendensi Konsumen A. Komponen Pendapatan Rumah Tangga Indeks103,91. Nilai Indeks Komponen Pendapatan Rumah Tangga Mencapai 103,91. Hal Ini Berarti, Secara Umum Masyarakat Menganggap Bahwa Pada Triwulan I-2016, Pendapatan Mereka Diperkirakan Akan Lebih Tinggi Dibandingkan Triwulan IV-2015. Faktor Yang Ditengarai Menjadi Latar Belakang Adalah Adanya Ekspektasi Pertumbuhan Ekonomi, Di Mana Pada Triwulan Mendatang Kinerja Ekonomi Kalimantan Selatan Akan Mengalami Perbaikan. B. Komponen Pembelian Barang Tahan Lama Indeks120,54. Hasil Survei Tendensi Konsumen Juga Menunjukkan Bahwa Nilai Indeks Untuk Komponen Pembelian Barang Tahan Lama Sebesar 120,54. Hal Ini Mencerminkan, Bahwa Secara Umum Masyarakat Kalimantan Selatan Berencana Akan Meningkatkan Akumulasi Aset Mereka Pada Triwulan I- 2016 Dengan Melakukan Pembelian Barang Tahan Lama. Ht Tp //K Al S L.B Ps .G O. Id 62 Perbandingan Regional Nilai Indeks Tendensi Konsumen Mendatang, Menunjukkan Bahwa Secara Umum, Masyarakat Kalimantan Mempunyai Persepsi Yang Lebih Baik Terhadap Perekonomiannya Masing-Masing. Hal Ini Ditunjukkan Oleh Nilai ITK Mendatang Semua Provinsi Di Pulau Kalimantan Yang Lebih Besar Dari 100. Nilai ITK Mendatang Pada Triwulan I-2015 Untuk Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Dan Kalimantan Timur Berturut-Turut Sebesar 102,00 109,32 109,96 Dan 103,25. Perkiraan ITK Triwulan I-2016 Kalimantan Selatan Merupakan Tertinggi Dibandingkan Provinsi Di Regional Kalimantan. Sumber Survei Tendensi Konsumen Gambar 4.6 Nilai Perkiraan ITK Triwulan I-2016 Provinsi- Provinsi Se Kalimantan 102,00 109,32 109,96 103,25 Nasional 105,38 98,00 100,00 102,00 104,00 106,00 108,00 110,00 112,00 Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Perkiraan ITK Triwulan I-2016 Kalimantan Selatan Adalah Paling Tinggi Dibandingkan Provinsi Lainnya Di Regional Kalimantan Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id LAMPIRAN Tabel A.1 Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Komoditi Kota Banjarmasin Tahun 2015 Sumber BPS Provinsi Kalimantan Selatan Bulan Kelompok Komoditi Bahan Makanan Makanan Jadi Perumahan Pakaian Kesehatan Pendidikan, Rekreasi Dan Olah Raga Transportasi Dan Komunikasi Umum 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Januari 3,19 0,58 1,09 0,72 1,15 -0,16 -5,74 0,16 Pebruari -0,59 0,37 0,47 0,37 3,02 0,04 -1,10 0,06 Maret -3,11 0,16 0,46 -0,26 0,12 0,22 1,04 -0,34 April -1,06 0,72 0,57 0,24 0,54 0,03 1,55 0,38 Mei 0,16 0,81 0,05 0,17 0,13 0,05 0,32 0,31 Juni 1,55 0,39 0,07 1,20 3,56 -0,16 0,73 0,80 Juli 1,45 2,02 0,32 1,13 1,12 -0,09 0,97 1,14 Agustus -0,83 0,9 0,33 -0,16 0,20 0,58 -0,60 0,06 September -0,13 1,08 0,58 0,68 1,35 1,87 -0,22 0,56 Okober -0,11 0,25 -0,19 0,94 0,43 0,61 0,30 0,16 Nopember 1,66 0,2 0,27 -0,27 0,29 0,00 -0,16 0,41 Desember 2,15 0,65 0,38 1,40 0,08 0,04 3,13 1,27 63 Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id Tabel A.2 PDRB Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Kalimantan Selatan Tahun 2014-2015 Triwulanan Kategori Lapangan Usaha Q1-2014 Q2-2014 Q3-2014 Q4-2014 Q1-2015 Q2-2015 Q3-2015 Q4-2015 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A Pertanian, Kehutanan, Dan Perikanan 3.544.237 5.077.863 5.797.368 4.333.509 3.896.504 5.580.265 6.399.671 4.548.036 B Pertambangan Dan Penggalian 8.875.189 8.720.738 8.526.937 8.314.670 8.188.598 7.953.338 7.948.838 7.877.529 C Industri Pengolahan 3.767.305 4.118.208 4.333.085 4.349.860 4.194.114 4.514.459 4.780.358 4.923.248 D Pengadaan Listrik, Gas 17.355 18.659 18.207 30.313 27.419 30.854 30.925 38.661 E Pengadaan Air 111.214 115.820 123.697 127.809 126.529 133.740 136.153 137.504 F Konstruksi 2.032.307 2.228.378 2.412.596 2.518.231 2.408.096 2.523.654 2.761.370 2.933.642 G Perdagangan Besar Dan Eceran, Dan Reparasi Mobil Dan Sepeda Motor 2.344.728 2.599.171 2.858.798 2.945.116 2.734.279 2.950.094 3.258.714 3.351.353 H Transportasi Dan Pergudangan 1.673.460 1.781.140 1.975.185 2.052.311 1.952.096 2.063.698 2.229.507 2.305.409 I Penyediaan Akomodasi Dan Makan Minum 557.311 575.686 612.078 624.739 618.126 647.526 673.414 679.994 J Informasi Dan Komunikasi 960.439 997.396 1.060.756 1.072.211 1.063.570 1.106.438 1.151.145 1.179.005 K Jasa Keuangan 1.029.670 1.058.678 1.075.057 1.108.722 1.156.718 1.114.494 1.225.309 1.228.613 L Real Estate 651.410 673.239 702.057 720.566 714.353 750.438 774.984 783.703 M,N Jasa Perusahaan 177.911 183.794 193.697 200.661 199.098 213.082 218.994 220.449 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan Dan Jaminan Sosial Wajib 1.613.970 1.756.207 1.913.801 1.994.346 1.921.695 2.073.800 2.276.574 2.370.631 P Jasa Pendidikan 1.210.891 1.252.313 1.320.769 1.366.490 1.406.085 1.462.425 1.606.568 1.644.047 Q Jasa Kesehatan Dan Kegiatan Sosial 513.017 522.576 540.656 565.975 589.876 632.739 648.418 663.105 R,S,T,U Jasa Lainnya 311.732 323.022 344.918 367.801 365.365 382.423 402.526 413.652 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 29.392.147 32.002.888 33.809.659 32.693.330 31.562.521 34.133.467 36.523.466 35.298.579 Sumber BPS Provinsi Kalimantan Selatan 64 Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id Tabel A.3 PDRB Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Kalimantan Selatan Tahun 2014-2015 Triwulanan Kategori Lapangan Usaha Q1-2014 Q2-2014 Q3-2014 Q4-2014 Q1-2015 Q2-2015 Q3-2015 Q4-2015 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A Pertanian, Kehutanan, Dan Perikanan 2.987.898 4.298.953 4.811.426 3.537.912 3.103.534 4.440.299 4.958.475 3.505.960 B Pertambangan Dan Penggalian 7.644.648 7.640.159 7.596.010 7.613.720 7.568.402 7.563.503 7.582.496 7.563.827 C Industri Pengolahan 3.150.041 3.405.798 3.521.696 3.499.035 3.278.005 3.490.857 3.601.776 3.680.532 D Pengadaan Listrik, Gas 20.113 21.248 21.623 31.565 27.660 29.475 29.678 30.848 E Pengadaan Air 93.695 96.524 100.320 100.694 98.958 103.721 105.032 105.947 F Konstruksi 1.755.446 1.896.733 2.004.901 2.018.463 1.889.723 1.958.979 2.091.934 2.215.530 G Perdagangan Besar Dan Eceran, Dan Reparasi Mobil Dan Sepeda Motor 1.923.166 2.109.902 2.274.483 2.297.645 2.099.729 2.260.986 2.441.949 2.483.358 H Transportasi Dan Pergudangan 1.357.748 1.428.757 1.552.031 1.568.272 1.462.000 1.533.810 1.646.704 1.690.361 I Penyediaan Akomodasi Dan Makan Minum 466.507 475.067 489.759 494.365 487.901 509.476 523.077 526.169 J Informasi Dan Komunikasi 847.172 871.798 900.996 908.955 904.396 945.039 976.471 998.918 K Jasa Keuangan 822.502 839.120 837.973 858.647 871.670 831.542 906.802 908.570 L Real Estate 561.815 570.394 583.066 584.589 578.038 604.925 620.221 624.623 M,N Jasa Perusahaan 140.855 143.145 145.641 145.983 144.460 154.143 157.421 158.275 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan Dan Jaminan Sosial Wajib 1.247.847 1.349.134 1.454.905 1.508.095 1.359.413 1.460.510 1.590.885 1.636.093 P Jasa Pendidikan 1.030.348 1.058.237 1.097.813 1.118.564 1.126.284 1.157.762 1.207.039 1.220.388 Q Jasa Kesehatan Dan Kegiatan Sosial 435.555 439.161 440.476 447.001 452.273 474.139 480.913 486.227 R,S,T,U Jasa Lainnya 261.970 269.395 280.688 283.176 278.275 288.831 295.521 299.994 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 24.747.327 26.913.526 28.113.809 27.016.678 25.730.723 27.807.997 29.216.394 28.135.617 Sumber BPS Provinsi Kalimantan Selatan 65 Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id Tabel A.4 Distribusi PDRB Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Kalimantan Selatan Tahun 2014-2015 Triwulanan Kategori Lapangan Usaha Q1-2014 Q2-2014 Q3-2014 Q4-2014 Q1-2015 Q2-2015 Q3-2015 Q4-2015 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A Pertanian, Kehutanan, Dan Perikanan 12,06 15,87 17,15 13,26 12,35 16,35 17,52 12,88 B Pertambangan Dan Penggalian 30,20 27,25 25,22 25,43 25,94 23,30 21,76 22,32 C Industri Pengolahan 12,82 12,87 12,82 13,31 13,29 13,23 13,09 13,95 D Pengadaan Listrik, Gas 0,06 0,06 0,05 0,09 0,09 0,09 0,08 0,11 E Pengadaan Air 0,38 0,36 0,37 0,39 0,40 0,39 0,37 0,39 F Konstruksi 6,91 6,96 7,14 7,70 7,63 7,39 7,56 8,31 G Perdagangan Besar Dan Eceran, Dan Reparasi Mobil Dan Sepeda Motor 7,98 8,12 8,46 9,01 8,66 8,64 8,92 9,49 H Transportasi Dan Pergudangan 5,69 5,57 5,84 6,28 6,18 6,05 6,10 6,53 I Penyediaan Akomodasi Dan Makan Minum 1,90 1,80 1,81 1,91 1,96 1,90 1,84 1,93 J Informasi Dan Komunikasi 3,27 3,12 3,14 3,28 3,37 3,24 3,15 3,34 K Jasa Keuangan 3,50 3,31 3,18 3,39 3,66 3,27 3,35 3,48 L Real Estate 2,22 2,10 2,08 2,20 2,26 2,20 2,12 2,22 M,N Jasa Perusahaan 0,61 0,57 0,57 0,61 0,63 0,62 0,60 0,62 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan Dan Jaminan Sosial Wajib 5,49 5,49 5,66 6,10 6,09 6,08 6,23 6,72 P Jasa Pendidikan 4,12 3,91 3,91 4,18 4,45 4,28 4,40 4,66 Q Jasa Kesehatan Dan Kegiatan Sosial 1,75 1,63 1,60 1,73 1,87 1,85 1,78 1,88 R,S,T,U Jasa Lainnya 1,06 1,01 1,02 1,13 1,16 1,12 1,10 1,17 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber BPS Provinsi Kalimantan Selatan 66 Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id A.5 Pertumbuhan PDRB Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Kalimantan Selatan Tahun 2014-2015 Triwulanan Q To Q Kategori Lapangan Usaha Q1-2014 Q2-2014 Q3-2014 Q4-2014 Q1-2015 Q2-2015 Q3-2015 Q4-2015 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A Pertanian, Kehutanan, Dan Perikanan -11,75 43,88 11,92 -26,47 -12,28 43,07 11,67 -29,29 B Pertambangan Dan Penggalian -0,26 -0,06 -0,58 0,23 -0,60 -0,06 0,25 -0,25 C Industri Pengolahan -6,89 8,12 3,40 -0,64 -6,32 6,49 3,18 2,19 D Pengadaan Listrik, Gas -3,00 5,64 1,77 45,98 -12,37 6,56 0,69 3,94 E Pengadaan Air 1,57 3,02 3,93 0,37 -1,72 4,81 1,26 0,87 F Konstruksi -8,74 8,05 5,70 0,68 -6,38 3,66 6,79 5,91 G Perdagangan Besar Dan Eceran, Dan Reparasi Mobil Dan Sepeda Motor -9,78 9,71 7,80 1,02 -8,61 7,68 8,00 1,70 H Transportasi Dan Pergudangan -7,07 5,23 8,63 1,05 -6,78 4,91 7,36 2,65 I Penyediaan Akomodasi Dan Makan Minum -0,07 1,83 3,09 0,94 -1,31 4,42 2,67 0,59 J Informasi Dan Komunikasi 2,26 2,91 3,35 0,88 -0,50 4,49 3,33 2,30 K Jasa Keuangan 3,91 2,02 -0,14 2,47 1,52 -4,60 9,05 0,19 L Real Estate 1,33 1,53 2,22 0,26 -1,12 4,65 2,53 0,71 M,N Jasa Perusahaan 1,68 1,63 1,74 0,23 -1,04 6,70 2,13 0,54 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan Dan Jaminan Sosial Wajib -12,15 8,12 7,84 3,66 -9,86 7,44 8,93 2,84 P Jasa Pendidikan 0,54 2,71 3,74 1,89 0,69 2,79 4,26 1,11 Q Jasa Kesehatan Dan Kegiatan Sosial 1,75 0,83 0,30 1,48 1,18 4,83 1,43 1,10 R,S,T,U Jasa Lainnya 1,01 2,83 4,19 0,89 -1,73 3,79 2,32 1,51 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO -4,73 8,75 4,46 -3,90 -4,76 8,07 5,06 -3,70 Sumber BPS Provinsi Kalimantan Selatan 67 Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id Tabel A.6 PDRB Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Kalimantan Selatan Tahun 2014-2015 Triwulanan Komponen Pengeluaran Q1-2014 Q2-2014 Q3-2014 Q4-2014 Q1-2015 Q2-2015 Q3-2015 Q4-2015 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 14.010.104 14.357.874 15.015.641 15.408.352 15.629.155 15.832.739 16.400.159 16.666.538 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 270.029 287.015 298.335 314.647 283.674 314.861 346.373 362.631 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 3.204.821 3.871.983 3.946.316 5.057.535 3.267.029 4.265.550 4.710.305 5.619.926 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 6.604.013 6.983.750 7.478.176 8.160.211 7.367.224 7.801.455 8.346.609 9.133.805 5. Perubahan Inventori 69.874 -40.921 194.635 55.324 -741.822 689.693 305.259 -174.394 6. Ekspor 26.340.351 25.439.569 23.239.434 27.258.800 26.228.915 24.963.543 22.889.334 21.753.352 7. Impor 21.107.045 18.896.382 16.362.879 23.561.538 20.471.652 19.734.374 16.474.573 18.063.279 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 29.392.147 32.002.888 33.809.659 32.693.330 31.562.521 34.133.467 36.523.466 35.298.579 Sumber BPS Provinsi Kalimantan Selatan 68 Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id Tabel A.7 PDRB Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan Kalimantan Selatan Tahun 2014-2015 Triwulanan Komponen Pengeluaran Q1-2014 Q2-2014 Q3-2014 Q4-2014 Q1-2015 Q2-2015 Q3-2015 Q4-2015 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 12.088.205 12.216.337 12.474.490 12.581.553 12.650.152 12.841.972 13.083.368 13.188.866 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 221.085 229.643 231.993 236.586 219.386 236.712 255.247 263.772 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 2.476.202 2.959.178 2.997.142 3.763.528 2.411.271 3.092.940 3.372.946 4.006.224 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 5.375.593 5.636.800 5.946.867 6.433.275 5.675.381 5.914.059 6.263.056 6.791.900 5. Perubahan Inventori 60.011 -34.616 161.913 44.742 -594.488 563.567 253.816 -155.567 6. Ekspor Luar Negeri 23.888.181 22.606.610 20.208.297 24.352.445 23.243.866 22.114.095 20.244.604 19.129.021 7. Impor Luar Negeri 19.361.950 16.700.426 13.906.893 20.395.451 17.874.844 16.955.348 14.256.642 15.088.600 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 24.747.327 26.913.526 28.113.809 27.016.678 25.730.723 27.807.997 29.216.394 28.135.617 Sumber BPS Provinsi Kalimantan Selatan 69 Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id Tabel A.8 Distribusi PDRB Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Kalimantan Selatan Tahun 2014-2015 Triwulanan Sumber BPS Provinsi Kalimantan Selatan Komponen Pengeluaran Q1-2014 Q2-2014 Q3-2014 Q4-2014 Q1-2015 Q2-2015 Q3-2015 Q4-2015 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 47,67 44,86 44,41 47,13 49,52 46,38 44,90 47,22 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 0,92 0,90 0,88 0,96 0,90 0,92 0,95 1,03 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 10,90 12,10 11,67 15,47 10,35 12,50 12,90 15,92 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 22,47 21,82 22,12 24,96 23,34 22,86 22,85 25,88 5. Perubahan Inventori 0,24 -0,13 0,58 0,17 -2,35 2,02 0,84 -0,49 6. Ekspor 89,62 79,49 68,74 83,38 83,10 73,14 62,67 61,63 7. Impor 71,81 59,05 48,40 72,07 64,86 57,82 45,11 51,17 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 70 Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id A.9 Pertumbuhan PDRB Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan Kalimantan Selatan Tahun 2014-2015 Triwulanan Q To Q Sumber BPS Provinsi Kalimantan Selatan Komponen Pengeluaran Q1-2014 Q2-2014 Q3-2014 Q4-2014 Q1-2015 Q2-2015 Q3-2015 Q4-2015 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 0,75 1,06 2,11 0,86 0,55 1,52 1,88 0,81 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 1,25 3,87 1,02 1,98 -7,27 7,90 7,83 3,34 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah -30,57 19,50 1,28 25,57 -35,93 28,27 9,05 18,78 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto -11,28 4,86 5,50 8,18 -11,78 4,21 5,90 8,44 5. Perubahan Inventori 431,74 -157,68 -567,74 -72,37 -1.428,71 194,80 54,96 -161,29 6. Ekspor 2,83 -5,36 -10,61 20,51 -4,55 -4,86 -8,45 -5,51 7. Impor 1,32 -13,75 -16,73 46,66 -12,36 -5,14 -15,92 5,84 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO -4,73 8,75 4,46 -3,90 -4,76 8,07 5,06 -3,70 71 Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id Jl. Soekarno Hatta Trikora No. 7 Banjarbaru Kalsel 70713 Telp. 0511-6749001 Homepage

Halaman 2
Lihat Detail

P//Kalsel.Bps.Go.Id E-Mail Bps6300bps.Go.Id D A T A MENCERDASKAN BANGSA Ht Tp //K Al Se L.B Ps .G O. Id