Deep Search Publikasi

Merupakan fitur yang memungkinkan pengguna untuk mencari kata kunci di dalam dokumen Publikasi

Indeks Tendensi Bisnis dan Indeks Tendensi Konsumen 2014 Indeks Tendensi Bisnis dan Indeks Tendensi Konsumen 2014
Indeks Tendensi Bisnis dan Indeks Tendensi Konsumen 2014

Badan Pusat Statistik RI

Lihat Publikasi
Cari kata kunci:

Menampilkan 2 halaman dengan kata kunci "Indeks Tendensi Bisnis dan Indeks Tendensi Konsumen 2014"

Halaman 1
Lihat Detail

BAdan PUSAT STATISTIK Katalog BPS 9202001 Indeks Tendensi Bisnis dan Indeks Tendensi Konsumen Indeks Tendensi Bisnis dan Indeks Tendensi Konsumen TAHUN 2014 ISSN 2086-2350 Katalog BPS 9202001 No. Publikasi 07310.1404 Ukuran Buku 18,2 Cm X 25,7 Cm Naskah Subdirektorat Analisis Statistik Gambar Kulit Subdirektorat Analisis Statistik Diterbitkan Oleh Badan Pusat Statistik Dicetak Oleh Badan Pusat Statistik I Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 KATA PENGANTAR Informasi Dini Mengenai Perkembangan Kondisi Perekonomian Merupakan Suatu Kebutuhan Yang Sangat Penting Bagi Semua Pihak, Baik Bagi Pemerintah Maupun Dunia Usaha. Informasi Dini Tersebut Harus Mampu Memberikan Sinyal Awal Mengenai Perubahan Kondisi Perekonomian Beberapa Bulan Mendatang. Sejak Tahun 1995, Badan Pusat Statistik Telah Mengembangkan Sistem Pemantauan Indikator Dini, Yang Mencakup Penghitungan Indeks Tendensi Bisnis dan Indeks Tendensi Konsumen. Indeks Tendensi Bisnis Dihitung Berdasarkan Hasil Survei Tendensi Bisnis Yang Dilakukan Di Beberapa Kota Besar Di Indonesia, Bekerjasama Dengan Bank Indonesia, Sedangkan Indeks Tendensi Konsumen Dihitung Berdasarkan Hasil Survei Tendensi Konsumen. Pada Awalnya Survei Tendensi Konsumen Mencakup Wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok dan Bekasi Jabodetabek. Namun Demikian Sejak Triwulan I-2011, Survei Tendensi Konsumen Sampelnya Diperluas Di Seluruh Provinsi, Sehingga Nilai ITK Dapat Dihitung Sampai Level Provinsi. Publikasi Ini Menjelaskan Metode dan Hasil Penghitungan Indeks Tendensi Bisnis dan Indeks Tendensi Konsumen Tahun 2014. Metode Penghitungan Kedua Indeks Tersebut Juga Mengalami Beberapa Perbaikan dan Penyempurnaan. Publikasi Ini Tentunya Masih Mengandung Berbagai Kelemahan dan Keterbatasan. Kritik dan Saran Sangat Diharapkan Untuk Penyempurnaan Publikasi Ini. Jakarta, Desember 2014 Deputi Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik Dr. Suhariyanto NIP. 19610615 198312 1 001 Iii Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan 1.3. Cakupan 1.4. Sistematika Penulisan II. Metodologi Penghitungan Indeks Tendensi Bisnis dan Indeks Tendensi Konsumen 2.1. Indeks Tendensi Bisnis A. Variabel Pembentuk B. Prosedur Penghitungan Indeks Tendensi Bisnis C. Interpretasi Hasil Indeks Tendensi Bisnis 2.2. Indeks Tendensi Konsumen A. Variabel Pembentuk B. Prosedur Penghitungan Indeks Tendensi Konsumen C. Interpretasi Hasil Indeks Tendensi Konsumen III. Hasil Penghitungan Indeks Tendensi Bisnis 3.1. Indeks Tendensi Bisnis ITB Tahun 2014 A. Profil Perusahaan Tahun 2014 B. Hasil Nilai Indeks Tendensi Bisnis ITB Tahun 2014 3.2. Indeks Tendensi Bisnis ITB Tahun 2014 Menurut Sektor/ Lapangan Usaha 3.3. Indeks Tendensi Bisnis ITB Tahun 2014 Menurut Variabel Pembentuknya 3.4. Perkiraan Indeks Tendensi Bisnis ITB Triwulan IV-2014 Menurut Sektor dan Variabel Pembentuknya I Iii V Vi 1 3 3 4 6 7 9 9 10 12 13 13 16 21 23 25 25 29 32 34 36 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 Iv IV. Hasil Penghitungan Indeks Tendensi Konsumen 4.1. Indeks Tendensi Konsumen ITK Tahun 2014 A. Profil Responden Rumah Tangga Tahun 2014 B. Hasil Nilai Indeks Tendensi Konsumen ITK 2014 4.2. Indeks Tendensi Konsumen ITK Tahun 2014 Nasional dan Provinsi Menurut Variabel Pembentuknya V. Kesimpulan 5.1. Perekonomian Dari Sisi Pengusaha Tahun 2014 5.2. Perekonomian Dari Sisi Konsumen Tahun 2014 DAFTAR PUSTAKA TIM PENYUSUN LAMPIRAN 1. Kuesioner Survei Tendensi Bisnis 2. Kuesioner Survei Tendensi Konsumen 39 41 41 43 45 51 53 54 57 59 61 63 87 V Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 DAFTAR TABEL No Tabel Halaman 3.1. Distribusi Sampel Perusahaan Menurut Lapangan Usaha, Triwulan I-2014 S.D. Triwulan III-2014 25 3.2. Persentase Perusahaan Menurut Triwulan dan Status Permodalan, 2014 26 3.3. Rata-Rata Persentase Perusahaan Menurut Status Permodalan dan Sektor/Lapangan Usaha, 2014 27 3.4. Distribusi Persentase Sampel Perusahaan Menurut Jumlah Tenaga Kerja, Triwulan I-2014 S.D. Triwulan III-2014 27 3.5. Distribusi Rata-Rata Persentase Perusahaan Menurut Jumlah Tenaga Kerja dan Lapangan Usaha, 2014 28 3.6. Perkembangan Nilai Indeks Tendensi Bisnis Per Triwulan, Tahun 2002 S.D. Tahun 2014 29 3.7. Nilai Indeks Tendensi Bisnis Per Triwulan Menurut Sektor/Lapangan Usaha, Tahun 2014 34 3.8. Nilai Indeks Tendensi Bisnis Beserta Variabel Pembentuknya dan Variabel Terkait Lainnya, Tahun 2014 35 3.9 Perkiraan Indeks Tendensi Bisnis Triwulan IV-2014 Menurut Sektior dan Variabel Pembentuknya 37 4.1.1. Persentase Responden STK Menurut Kelompok Pendapatan Rumah Tangga dan Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan, Triwulan I-2014 S.D. Triwulan III-2014 41 4.1.2. Persentase Responden STK Menurut Lapangan Usaha dan Status Pekerjaan, Triwulan I-2014 S.D. Triwulan III-2014 42 4.2. Perkembangan Nilai Indeks Tendensi Konsumen ITK Periode Triwulan I-2002 S.D. Triwulan IV-2014 44 4.3. Nilai Indeks Tendensi Konsumen ITK dan Variabel Pembentuknya Tahun 2014 46 4.4 Perkiraan Nilai Indeks Tendensi Konsumen ITK Menurut Variabel Pembentuknya, Triwulan IV-2014 48 4.5 Nilai Indeks Tendensi Konsumen ITK Menurut Provinsi Triwulan I-2014 S.D. Triwulan IV-2014 50 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 Vi DAFTAR GAMBAR No Gambar Halaman 3.1. Indeks Tendensi Bisnis ITB Triwulan I-2012 S.D Triwulan IV- 2014 32 4.1. Indeks Tendensi Konsumen ITK Triwulan III-2012 S.D. IV- 2014 45 4.2A. Indeks Tendensi Konsumen ITK Triwulan I S.D Triwulan IV- 2014 Di Pulau Sumatera 48 4.2B. Indeks Tendensi Konsumen ITK Triwulan I S.D Triwulan IV- 2014 Di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara 49 4.2C. Indeks Tendensi Konsumen ITK Triwulan I S.D Triwulan IV- 2014 Di Pulau Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua 49 Angka Perkiraan Triwulan IV-2014 BAB I PENDAHULUAN 3 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 1.1. Latar Belakang Informasi Dini Mengenai Kondisi Perekonomian Suatu Negara/Wilayah Sangat Diperlukan Oleh Pemerintah dan Dunia Usaha. Pemerintah Memerlukan Informasi Tersebut Diantaranya Untuk Perencanaan Pembangunan, Sedangkan Dunia Usaha Diantaranya Untuk Keperluan Investasi Atau Ekspansi Pasar. Dengan Adanya Informasi Ini, Berbagai Pihak Dapat Mengambil Langkah-Langkah Yang Diperlukan Untuk Mengantisipasi Keadaan Supaya Tidak Menimbulkan Kerugian. Sejak Tahun 1980-An, BPS Telah Mengembangkan Berbagai Macam Indikator Yang Berkaitan Dengan Sistem Peringatan Dini, Yaitu Diantaranya Adalah Indeks Indikator Pendahulu Index Of Leading Indicator. Disamping Indeks Indikator Pendahulu, BPS Sejak Tahun 1995 Juga Telah Mengembangkan Dua Macam Indikator Dini Prompt Indicator Yang Lain Yang Saling Melengkapi, Yaitu Indikator Yang Berkaitan Dengan Perkembangan Kegiatan Bisnis Yang Disebut Dengan Indeks Tendensi Bisnis ITB dan Indikator Yang Berkaitan Dengan Kondisi Konsumen Yang Disebut Dengan Indeks Tendensi Konsumen ITK. ITB dan ITK Dapat Memberikan Indikasi Mengenai Kondisi Bisnis Perekonomian Secara Umum dan Ekonomi Konsumen Di Indonesia Dalam Jangka Pendek Triwulanan. Karena Pentingnya Informasi Ini, Sejak Triwulan II-2001 Hasil Penghitungan Indeks Tendensi Bisnis dan Indeks Tendensi Konsumen Telah Dipublikasikan Melalui Berbagai Media Massa Bersamaan Dengan Press Release Produk Domestik Bruto Setiap Triwulan. Disamping Itu Metode Penyusunan ITB dan ITK Selalu Mengalami Penyempurnaan Sampai Sekarang, Baik Dari Penghitungan Maupun Cakupan Sampelnya. 1.2. Tujuan Tujuan Penyusunan ITB dan ITK Adalah 1. Memberikan Informasi Yang Dini Tentang Perkembangan Perekonomian Baik Dari Sisi Pengusaha Kondisi Bisnis Maupun Dari Sisi Konsumen Ekonomi Konsumen Pada Kondisi Triwulan Berjalan. 2. Memberikan Perkiraan Kondisi Bisnis dan Kondisi Konsumen Tiga Bulan Mendatang. 4 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 1.3. Cakupan Penulisan Indeks Tendensi Bisnis Dihitung Dari Hasil Survei Tendensi Bisnis STB Yang Dilakukan Sejak Tahun 1995. Cakupan Sampel Perusahaan Telah Mengalami Perubahan Sampai Tahun 2014, Seperti Berikut 1. Pada Periode 1995-1998 Pengumpulan Data Dilakukan Sebanyak 3 Putaran Yang Dilaksanakan Setiap 4 Bulan Sekali Yaitu Pada Bulan Mei, September, dan Januari Setiap Tahun. Unit Pencacahan STB Adalah Perusahaan Sedang dan Besar Di Sektor Industri Pengolahan Di Wilayah Jabodetabek Dengan Jumlah Sampel Sekitar 100 Perusahaan. 2. Periode 1999 S/D Triwulan I-2002 Pengumpulan Data Dilakukan Secara Triwulanan Yang Dilaksanakan Pada Bulan April, Juli, Oktober, dan Januari Setiap Tahun. Unit Pencacahan STB Diperluas Menjadi Adalah Perusahaan Kategori Menengah Keatas Di Seluruh Sektor Kecuali Pertanian Di Wilayah Jabodetabek Dengan Jumlah Sampel Sekitar 200 Perusahaan. 3. Tahun 2002-2004, Dilakukan Perluasan Cakupan Usaha, Hasil Kerjasama Badan Pusat Statistik BPS Dengan Bank Indonesia BI Dengan Jumlah Sampel Meningkat Menjadi Sekitar 1.100 Perusahaan Setiap Triwulan Yang Tersebar Di Jabodetabek dan Beberapa Kota Besar Di Seluruh Provinsi Di Wilayah Indonesia. 4. Pada Tahun 2005 Dilakukan Penambahan Jumlah Sampel Menjadi Sekitar 1.700 Perusahaan Dengan Sebaran Sekitar 300 Perusahaan Di Jabodetabek dan 1.400 Perusahaan Di Luar Jabodetabek. Selanjutnya Sejak Tahun 2006 Jumlah Sampel Setiap Tahunnya Telah Mencapai Kurang Lebih 2.000 Perusahaan Besar dan Sedang Setiap Triwulan. 5. Pada Tahun 2007 S/D 2012, Secara Keseluruhan Jumlah Sampel Survei Tendensi Bisnis Per Triwulanan Kurang Lebih Sebanyak 2.500 Perusahaan Yang Terdiri Dari 9 Sektor/Lapangan Usaha. Pengumpulan Data Di Lapangan Bekerjasama Dengan Bank Indonesia BI. Distribusi Sampel Perusahaan Dialokasikan Secara Proporsional Menurut Sektor/Lapangan Usaha. dan Sampel Tersebar Di Beberapa Kota Besar Di Seluruh Provinsi Di Wilayah Indonesia, Terutama Yang Memiliki Kantor Perwakilan BI. 6. Pada Tahun 2013 2014, Secara Keseluruhan Jumlah Sampel Survei Tendensi Bisnis Per Triwulanan Masih Kurang Lebih Sebanyak 2.500 Perusahaan Yang Mencakup 9 Sektor/Lapangan Usaha. Berbeda Dengan Periode Sebelumnya, 5 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 Pengumpulan Data Lapangan Sebagian Besar Responden Dicacah Oleh BPS Diserahkan Pencacahannnya Ke BPS Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Kerjasama Dalam Bentuk Sharing Data Dengan Bank Indonesia Pusat Dari Hasil Pengumpulan Data Lapangan Yang Dilakukan Oleh Kantor Perwakilan BI Di Beberapa Kota Di Seluruh Indonesia. Hal Lain Yang Kemungkinan Perlu Penyesuaian Adalah Perubahan Sektor/Lapangan Usaha Menjadi Kategori Berdasarkan Klasifikasi SNA 2008 Yang Akan Diterapkan Mulai Tahun 2015. Pada Periode Waktu Yang Sama Bersamaan Dengan Pelaksanaan Survei Tendensi Bisnis Sejak Tahun 1995, Indeks Tendensi Konsumen Juga Dihitung Dari Hasil Survei Tendensi Konsumen STK. Sampai Tahun 2011, Cakupan Sampel STK Juga Mengalami Perubahan Sebagai Berikut 1. Pada Periode 1995-1998 Pengumpulan Data Dilakukan Sebanyak 3 Putaran Yang Dilaksanakan Setiap 4 Bulan Sekali Yaitu Pada Bulan Mei, September, dan Januari Setiap Tahun. Unit Pencacahan STK Adalah Rumahtangga Berpenghasilan Menengah Ke Atas Di Wilayah Jabodetabek Dengan Jumlah Sampel Sekitar 250 Rumah Tangga. 2. Pada Periode 1999-2004 Pengumpulan Data Dilakukan Secara Triwulanan Tiga Bulanan Yang Dilaksanakan Pada Bulan April, Juli, Oktober, dan Januari Setiap Tahun. Unit Pencacahan STK Adalah Rumahtangga Berpenghasilan Menengah Keatas Di Wilayah Jabodetabek, Dengan Jumlah Sampel Sebanyak 500 Rumah Tangga. 3. Pada Tahun 2005-2010 Dilakukan Perluasan Jumlah Sampel Rumahtangga Berpenghasilan Menengah Ke Atas Di Wilayah Jabodetabek Dengan Jumlah Sampel Tiap Putaran/Triwulan Sebesar 1.000-1.500 Rumahtangga. 4. Pada Tahun 2011, Cakupan STK Diperluas Seluruh Provinsi Di Indonesia, Dengan Cakupan Sampel Rumah Tangga Di Perkotaan. Perluasan Tersebut Bertujuan Untuk Menyajikan ITK Sampai Dengan Level Provinsi. Jumlah Sampel Rumahtangga Di 33 Provinsi Mencapai 11.180 Rumah Tangga Per Triwulan. Responden STK Merupakan Sub Sampel Dari Survei Angkatan Kerja Nasional SAKERNAS Khusus Di Wilayah Perkotaan. Pemilihan Sampel Dilakukan Secara Panel Antar Triwulan Untuk Memperoleh Gambaran Yang Lebih Akurat Mengenai Perubahan Persepsi Konsumen Antar Waktu. Upaya Ini Diharapkan Mampu Memenuhi Kebutuhan Data Yang Semakin Beragam Hingga Tingkat Regional Spasial Antarprovinsi. 6 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 5. Pada Tahun 2012 - 2014 Cakupan Sampel STK Di 33 Provinsi Mencakup 14.600 Rumahtangga Per Triwulan. Sejalan Dengan Dilakukannya Pengkajian Perubahan Metode Penghitungan ITK Maka Perubahan Rancangan Pemilihan Sampel Akan Berubah Karena Adanya Perubahan Rancangan Sampling Sakernas. 1.4. Sistematika Penulisan Penulisan Buku Ini Dibagi Ke Dalam Lima 5 Bab, Yaitu 1. Bagian I Pendahuluan, Yang Terdiri Dari Latar Belakang, Tujuan, Cakupan Penelitian, dan Sistematika Penulisan. 2. Bagian II Metodologi Penghitungan Indeks Tendensi Bisnis dan Indeks Tendensi Konsumen, Menyajikan Prosedur Penghitungan Indeks Tendensi Bisnis dan Indeks Tendensi Konsumen, dan Interpretasi Hasil Indeks Tendensi Bisnis dan Indeks Tendensi Konsumen. 3. Bagian III Hasil Penghitungan Indeks Tendensi Bisnis, Menyajikan Hasil Penghitungan Indeks Tendensi Bisnis Tahun 2014 Menurut Sektor Maupun Menurut Variabel Pembentuknya. 4. Bagian IV Hasil Penghitungan Indeks Tendensi Konsumen, Menyajikan Hasil Penghitungan Indeks Tendensi Konsumen Tahun 2014 Menurut Variabel Pembentuknya Maupun Menurut Provinsi. 5. Bab V. Kesimpulan, Menyajikan Ringkasan Indikator Dini Perekonomian Secara Umum Dilihat Dari Perkembangan Bisnis Sisi Pengusaha dan Kondisi Ekonomi Rumahtangga Sisi Konsumen Selama Tahun 2014. BAB 2 METODOLOGI PENGHITUNGAN ITB dan ITK 9 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2013 2.1. Indeks Tendensi Bisnis ITB A. Variabel Pembentuk Indeks Tendensi Bisnis Adalah Indikator Yang Memberikan Informasi Mengenai Keadaan Bisnis dan Perekonomian Dalam Jangka Pendek Triwulanan, Yang Diperoleh Melalui Survei Tendensi Bisnis STB. Informasi Yang Dikumpulkan Pada STB Adalah Perkembangan Bisnis Secara Umum Dalam Tiga Bulan Berjalan Dibandingkan Dengan Tiga Bulan Sebelumnya dan Prospeknya Untuk Tiga Bulan Mendatang. Informasi Yang Diperoleh Dipakai Untuk Menilai Keadaan Bisnis Pada Triwulan Berjalan dan Perkiraan Keadaan Bisnis Tiga Bulan Mendatang. Indeks Tendensi Bisnis Terdiri Dari Dua Jenis Indeks Yaitu Indeks Indikator Kini Current Indicator Index dan Indeks Indikator Mendatang Future Indicator Index, dan Masing-Masing Indeks Merupakan Komposit Dari Beberapa Variabel Penyusun Indeks. Indeks Indikator Kini IIK Merupakan Indeks Komposit Dari Beberapa Indeks Variabel Yang Dapat Mengidentifikasi Secara Umum Tentang Kondisi Perusahaan dan Bisnis Pada Saat Triwulan Berjalan Saat Survei Dibandingkan Periode Triwulan Sebelumnya. Sedangkan Indeks Indikator Mendatang IIM Merupakan Indeks Komposit Dari Beberapa Indeks Variabel Yang Dapat Mengidentifikasi Prospek Perusahaan dan Bisnis Pada Periode Tiga Bulan Mendatang. IIK dan IIM Disampaikan Secara Rutin Kepada Publik Bersamaan Dengan Press Release PDB Triwulanan Dalam Bentuk Berita Resmi Statistik BRS. Variabel-Variabel Yang Digunakan Dalam Menentukan Indeks Tendensi Bisnis, Sebagai Berikut I. Variabel Indeks Indikator Kini IIK A. Pendapatan Usaha. B. Penggunaan Kapasitas Produksi. C. Rata-Rata Jam Kerja. 10 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2013 Ii. Variabel Indeks Indikator Mendatang IIM A. Order Dari Dalam Negeri. B. Order Dari Luar Negeri. C. Harga Jual Sekarang. D. Order Barang Input. B. Prosedur Penghitungan Indeks Tendensi Bisnis Semua Variabel Yang Ditanyakan Dalam Survei Tendensi Bisnis Mempunyai 3 Jenis Jawaban Yaitu Meningkat, Tetap, dan Menurun. Prosedur Penghitungan Indeks Tendensi Bisnis Baik Untuk Indeks Indikator Kini Maupun Untuk Indeks Indikator Mendatang Adalah Sebagai Berikut 1. Pemberian Skor Jawaban Setiap Variabel Terpilih Dalam Survei Tendensi Bisnis Pemberian Skornya Adalah A. Jawaban Meningkat Diberi Skor 2 Dua. B. Jawaban Tetap Diberi Skor 1 Satu. C. Jawaban Menurun Diberi Skor 0 Nol. Skor Jawaban Dari Seluruh Responden Untuk Masing-Masing Variabel Terpilih Dijumlahkan, Untuk Memperoleh Total Skor TS. 2. Penghitungan Indeks Setiap Variabel. Indeks Dari Setiap Variabel Diperoleh Dengan Rumus Diffusion Index Seperti Yang Digunakan Oleh The Conference Board 1990, Yaitu Sebagai Berikut X N Tsivi 100 Dimana Ivi Indeks Variabel Terpilih Ke-I TS Total Skor Variabel Ke-I Dari Seluruh Responden N Jumlah Responden Nilai Indeks Ivi Besarannya Berkisar Antara 0 S/D 200 11 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2013 3. Penghitungan IIK dan IIM IIK dan IIM Disusun Secara Independen. Masing-Masing Merupakan Rata-Rata Tertimbang Dari Beberapa Indeks Variabel Pembentuknya. Rumus Yang Digunakan Sebagai Berikut I Ii W Ivxw Iimatauiik Dimana IIK Indeks Indikator Kini IIM Indeks Indikator Mendatang Wi Penimbang Variabel Ke I Ivi Indeks Variabel Terpilih Ke-I 4. Penentuan Penimbang Wi. Penentuan Penimbang Untuk IIK dan IIM Menggunakan Fungsi Double Log Dari Masing-Masing Variabel Pembentuknya. Rumusnya Adalah Sebagai Berikut A. Indeks Indikator Kini IIK. 3210 Tklogkplogylogiiklog Dimana IIK Indeks Indikator Kini Y Pendapatan Usaha KP Kapasitas Produksi TK Rata-Rata Jam Kerja 0, 1, 2, 3, Estimasi Parameter Fungsi Double Log Besaran Mengindikasikan Elastisitas Variabel Pembentuk Terhadap IIK. Sebagai Contoh, Hasil Penghitungan Penimbang Untuk Triwulan II-2013, Dengan Menggunakan Data Periode Triwulan I-2000 S.D. Triwulan I-2013 Diperoleh Nilai 1 Sebesar 0,3690, Nilai 2 Sebesar 0,1872 dan Nilai 3 Sebesar 0,4438. 12 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2013 Dengan Demikian Penimbang Untuk Masing-Masing Komponen IIK Adalah A. Pendapatan Usaha Tiga Bulan Terakhir Sebesar 0,3690. B. Kapasitas Produksi/Usaha Tiga Bulan Terakhir Sebesar 0,1872. C. Rata-Rata Jam Kerja Tiga Bulan Terakhir Sebesar 0,4438. B. Indeks Indikator Mendatang IIM. 43210 Obiloghjlogolnlogodnlogiimlog Dimana IIM Indeks Indikator Mendatang ODN Order Dalam Negeri OLN Order Luar Negeri HJ Harga Jual OBI Order Barang Input 0, 1, 2, 3, 4 Estimasi Parameter Fungsi Double Log Sebagai Contoh, Hasil Penghitungan Penimbang Pada Triwulan II- 2013, Dengan Menggunakan Data Periode Triwulan I-2000 S.D. Triwulan I-2013 Diperoleh Nilai 1 Sebesar 0,2915, Nilai 2 Sebesar 0,1563, Nilai 3 Sebesar 0,1910 dan Nilai 4 Sebesar 0,3621. Dengan Demikian Penimbang Untuk Masing-Masing Komponen IIM Adalah A. Order Dari Dalam Negeri Tiga Bulan Terakhir Sebesar 0,2915. B. Order Dari Luar Negeri Tiga Bulan Terakhir Sebesar 0,1563. C. Harga Jual Tiga Bulan Terakhir Sebesar 0,1910. D. Order Barang Input Tiga Bulan Terakhir Sebesar 0,3621. C. Interpretasi Hasil Indeks Tendensi Bisnis Indeks Indikator Kini Diinterpretasikan Sebagai Indeks Tendensi Bisnis Pada Triwulan Berjalan dan Indeks Indikator Mendatang Sebagai Perkiraan Indeks Tendensi Bisnis Pada Triwulan Mendatang. Indeks Total Seluruh Sektor Merupakan Rata-Rata Dari Indeks Per Sektor Dengan Menggunakan Jumlah Perusahaan Sebagai Penimbang Secara Proporsional. Interpretasi Hasil Indeks Baik Untuk Indeks Total Seluruh Sektor Maupun Indeks Per Sektor Dapat Dijelaskan Dengan Cara Yang 13 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2013 Sama. Nilai Indeks Indikator Kini dan Indeks Indikator Mendatang Berkisar Antara 0 Sampai Dengan 200, Dengan Interpretasi Hasil Indeks Sebagai Berikut A. Diatas 100 S/D 200 Jumlah Jawaban Meningkat Lebih Besar Dari Jawaban Menurun. Artinya, Kondisi Bisnis Pada Triwulan Berjalan Meningkat Dibanding Periode Triwulan Sebelumnya Untuk Indeks Indikator Kini Atau Kondisi Bisnis Pada Triwulan Mendatang Meningkat Dibanding Periode Triwulan Berjalan Untuk Indeks Indikator Mendatang. B. 100 Jumlah Jawaban Meningkat dan Menurun Seimbang. Artinya Kondisi Bisnis Pada Triwulan Berjalan Sama Dibanding Triwulan Sebelumnya Untuk Indeks Indikator Kini Atau Kondisi Bisnis Pada Triwulan Mendatang Sama Dibanding Periode Triwulan Berjalan Untuk Indeks Indikator Mendatang. C. Kurang Dari 100 Jumlah Jawaban Menurun Lebih Besar Dari Jawaban Meningkat. Artinya Kondisi Bisnis Pada Triwulan Berjalan Menurun Dibanding Keadaan Triwulan Sebelumnya Untuk Indeks Indikator Kini Atau Kondisi Bisnis Pada Triwulan Mendatang Menurun Dibanding Periode Triwulan Berjalan Untuk Indeks Indikator Mendatang. 2.2. Indeks Tendensi Konsumen ITK A. Variabel Pembentuk Informasi Dini Mengenai Perekonomian Juga Dapat Dianalisis Melalui Indeks Tendensi Konsumen Yang Diperoleh Melalui Survei Tendensi Konsumen. Survei Ini Bertujuan Untuk Memperoleh Gambaran Mengenai Situasi Bisnis dan Perekonomian Secara Umum Yang Dapat Digambarkan Dari Kondisi Ekonomi Para Konsumen Sebagai Pelaku Konsumsi Terhadap Produk-Produk Barang dan Jasa Dihasilkan Dalam Perekonomian. Informasi Yang Dikumpulkan Meliputi Pendapatan Rumah Tangga, Pengaruh Inflasi, dan Konsumsi Komoditi-Komoditi Yang 14 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2013 Terkategori Normal Goods Seperti Ikan, Daging, Telur, Susu, Buah-Buahan, dan Lain-Lain Untuk Konsumsi Makanan, dan Komoditi Pakaian, Biaya Perumahan, Biaya Pendidikan, Transportasi, Biaya Kesehatan, Rekreasi, dan Lain-Lain, Untuk Komoditi Bukan Makanan. Disamping Itu Dikumpulkan Pula Informasi Luxury Goods Seperti Rumah/Tanah, Mobil, TV, Komputer. Indeks Tendensi Konsumen Juga Terdiri Dari Dua Jenis Indeks Yaitu Indeks Indikator Kini Current Indicator Index dan Indeks Indikator Mendatang Future Indicator Index. Indeks Indikator Kini Merupakan Indeks Komposit Dari Beberapa Variabel Yang Dapat Mengidentifikasi Kondisi Ekonomi Rumah Tangga Konsumen Pada Saat Triwulan Berjalan Saat Survei Dibandingkan Periode Triwulan Sebelumnya. Sedangkan Indeks Indikator Mendatang Merupakan Indeks Komposit Dari Beberapa Variabel Yang Dapat Mengidentifikasi Kondisi Ekonomi Rumahtangga Konsumen dan Rencana Membeli Untuk Membeli Barang-Barang Tahan Lama Pada Periode Tiga Bulan Mendatang. Sejak Triwulan I-2013 Dilakukan Penyempurnaan Kuesioner Jika Dibandingkan Dengan Tahun 2012 Yaitu Mempertajam Variabel Tingkat Konsumsi Makanan dan Bukan Makanan Rumah Tangga Serta Rencana Pembelian Barang Tahan Lama. Perubahan Tersebut Tidak Menghilangkan Apa Yang Ditanyakan Pada Kuesioner Tahun 2012, Namun Hanya Berupa Perampingan Beberapa Pertanyaan Yang Dirinci Menurut Jenis-Jenis Komoditi Makanan dan Bukan Makanan Menjadi Kelompok Makanan dan Bukan Makanan Yang Relevan. Oleh Karena Itu, Penyempurnaan Kuesioner Tidak Melakukan Perubahan Yang Mendasar Sehingga Secara Cakupan Komoditi Antar Triwulan Dengan Periode Sebelumnya Masih Terbanding. Pertanyaan Konsumsi Beberapa Komoditi Makanan Yang Dirinci Menurut Jenisnya Dikelompokkan Menjadi Kelompok Bahan Makanan dan Makanan Jadi Di Restoran/Rumah Makan. Hal Yang Sama Juga Dilakukan Untuk Komoditi Bukan Makanan Yang Dirinci Menurut Jenisnya Disusun Ulang Menurut Kelompoknya. Pertanyaan Rencana Pembelian Tahan Lama Juga Mengalami Pengelompokan Jenis-Jenis Barang Tahan Lama Sesuai Dengan Kelompoknya dan Memunculkan Variabel Merencanakan Pesta/Hajatan Pernikahan, Khitanan, Ulang Tahun, Dll., Rencana Membeli Tanah, dan Rencana Membeli Rumah. 15 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2013 Variabel-Variabel Yang Digunakan Dalam Penghitungan Indeks Tendensi Konsumen, Sebagai Berikut I. Variabel Indeks Indikator Kini IIK A. Pendapatan Seluruh Anggota Keluarga Pada Periode 3 Tiga Bulan Terakhir. B. Pengaruh Inflasi Terhadap Konsumsi Makanan dan Bukan Makanan. C. Volume Konsumsi Beberapa Komoditi Makanan dan Non Makanan - Makanan Bahan Makanan dan Makanan Jadi Di Restoran/Rumah Makan. - Bukan Makanan Perumahan Listrik, Gas, dan Bahan Bakar Pakaian, Sepatu, Tas Kesehatan, Peralatan Kesehatan, Jasa Rumah Sakit Pendidikan Rekreasi Termasuk Penginapan/Hotel Transportasi/Angkutan dan Komunikasi. Ii. Variabel Indeks Indikator Mendatang IIM A. Pendapatan Seluruh Anggota Keluarga. B. Rencana Pembelian Barang-Barang Tahan Lama - Elektronik TV, DVD, Komputer, Dll - Perhiasan Logam dan Batu Mulia Emas, Permata, Mutiara, Dll - Perangkat Komunikasi HP, Tablet/IPAD, Notebook, Dll - Perabot Meubelair Kursi, Lemari, Tempat Tidur, Dll - Peralatan Rumah Tangga AC, Kulkas, Mesin Cuci, Kompor Gas - Membeli/Mengganti Sepeda Motor - Membeli/Mengganti Mobil - Rekreasi Ke Luar Kota/Luar Negeri, Termasuk Menginap Di Hotel - Merencanakan Pesta/Hajatan Pernikahan, Khitanan, Ulang Tahun, Dll. - Membeli Tanah - Membeli Rumah 16 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2013 B. Prosedur Penghitungan Indeks Variabel-Variabel Yang Ditanyakan Dalam Survei Tendensi Konsumen Mempunyai 3 Jenis Jawaban Yaitu Meningkat, Tetap, dan Menurun. Prosedur Penghitungan Indeks Tendensi Konsumen IIK dan IIM Masing-Masing Adalah Sebagai Berikut 1. Penggolongan Pendapatan Setiap Rumah Tangga Akan Terkategori Sebagai Rumah Tangga Dengan Golongan Pendapatan Rendah Kurang Dari 2 Juta Rupiah dan Berpendapatan Tinggi 2 Juta Keatas. Penggolongan Tadi Digunakan Sebagai Pembeda Dalam Penghitungan Indeks. 2. Pemberian Skor Jawaban Pemberian Skor Jawaban Untuk IIK Pendapatan Rumah Tangga Kini dan Pengaruh Inflasi Terhadap Konsumsi Makanan Sehari-Hari dan IIM Pendapatan Rumah Tangga Mendatang Setiap Variabel Diatas Diberi Skor Sebagai Berikut A. Jawaban Meningkat Diberi Skor 2 Dua. B. Jawaban Tetap Diberi Skor 1 Satu. C. Jawaban Menurun Diberi Skor 0 Nol. Skor Jawaban Dari Seluruh Responden Untuk Masing-Masing Variabel Terpilih Dijumlahkan, Untuk Memperoleh Total Skor TS. 3. Pemberian Skor Jawaban Konsumsi Beberapa Komoditi Makanan dan Non Makanan. Untuk Variabel Konsumsi Beberapa Komoditi Makanan dan Non Makanan Jumlah Komoditi Yang Dikonsumsi Rumah Tangga Yang Ditanyakan Pada Survei Tendensi Konsumen Terdiri Dari 9 Macam Komoditi Makanan dan 9 Komoditi Non Makanan. Kepada Responden Ditanyakan Volume Konsumsi Setiap Jenis Komoditi Pada Triwulan Terakhir Dibandingkan Dengan Periode Tiga Bulan Sebelumnya Apakah Sama, Lebih Banyak Atau Lebih Sedikit. Masing-Masing Komoditi Akan Diberi Skor 0 Jika Konsumsi Sekarang Lebih Sedikit Dibandingkan 3 Bulan Yang Lalu, Skor 1 Jika Volume Konsumsinya Tetap/Sama Atau Tidak 17 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2013 Mengkonsumsi dan Skor 2 Jika Konsumsi Saat Ini Volumenya Lebih Banyak Daripada 3 Bulan Yang Lalu. Skor-Skor Tiap Komoditi Akan Digunakan Sebagai Skor Total Untuk Penghitungan Indeks Tiap Komoditi. Khusus Untuk Indeks Variabel Konsumsi Makanan dan Bukan Makanan Dihitung Dengan Rata-Rata Tertimbang Dari Diffusion Indeks Tiap Komoditi. Penimbang Masing-Masing Komoditi Diperoleh Dari SUSENAS Yaitu Proporsi Rata-Rata Nilai Pengeluaran Setiap Komoditi Terhadap Rata-Rata Pengeluaran Rumahtangga Dalam Sebulan. Penimbang Komoditi Ini Juga Dibedakan Menurut Golongan Pendapatan Rumah Tangga. 4. Skor Jawaban Variabel Pembelian Barang Tahan Lama Banyaknya Jenis Barang Tahan Lama Yang Ditanyakan Pada Variabel Rencana Pembelian Barang Tahan Lama Terdiri Dari 11 Jenis Barang. Untuk Masing-Masing Jenis Barang Tersebut Ditanyakan Apakah Responden Berencana Untuk Membeli, Sumber dana, dan Alasan Tidak Membeli. Pemberian Skor Untuk Variabel Tahan Lama Tersebut Adalah Sebagai Berikut X Menyatakan Rencana Barang Yang Akan Dibeli. Y Menyatakan Jumlah Barang Tahan Lama Yang Sumber dananya Tabungan, Pendapatan, Pinjaman, dan Pemberian. Z Menyatakan Alasan Tidak Membeli Barang Karena Tidak/Belum Butuh. Skor 2, Jika X 0, Artinya Responden Telah Berencana Untuk Membeli Barang Tahan Lama Tersebut Minimal 1 Item/Jenis. Skor 1, Jika X 0 dan Y 0, Atau X 0 dan Z 0, Artinya Jika Responden Mempunyai Rencana Membeli Tetapi Sumber dananya Tidak Tahu, Atau Tidak Mempunyai Rencana Membeli Tetapi Tidak/Belum Perlu. Skor 0, Jika X 0 dan Z 0, Artinya Responden Tidak Berencana Untuk Membeli Barang Tahan Lama Karena Tidak Mempunyai dana. 18 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2013 5. Penghitungan Indeks Variabel. Selanjutnya Untuk Mendapatkan Indeks Dari Setiap Variabel, Dihitung Dengan Menggunakan Rumus Diffusion Index Seperti Yang Digunakan Oleh The Conference Board 1990. Penghitungannya Yaitu Dengan Membagi Total Skor Dengan Jumlah Responden Dikalikan 100 100 2221 2221 X Nwnw TSWTSW Iv Jtjt Jtjt I Dimana Ivi Indeks Variabel Terpilih Ke-I Ts2jt Total Skor Untuk Responden Dengan Pengeluaran 2 Juta Rupiah Ts2jt Total Skor Untuk Responden Dengan Pengeluaran 2 Juta Rupiah W1 Penimbang Untuk Rumah Tangga Dengan Pengeluaran 2 Juta Rupiah W2 Penimbang Untuk Rumah Tangga Dengan Pengeluaran 2 Juta Rupiah N2jt Jumlah Responden Dengan Pengeluaran 2 Juta Rupiah N2jt Jumlah Responden Dengan Pengeluaran 2 Juta Rupiah 6. Penghitungan Indeks Indikator Kini dan Mendatang Indeks Tendensi Konsumen ITK Terdiri Dari Indeks Indikator Kini IIK dan Indeks Indikator Mendatang IIM. Kedua Indeks Tersebut Disusun Secara Terpisah. Masing-Masing Indeks Indikator Tersebut Merupakan Indeks Rata-Rata Tertimbang Dari Beberapa Indeks Variabel Pembentuknya. Untuk Menghitung Indeks Indikator Kini dan Indeks Indikator Mendatang Digunakan Rumus Sebagai Berikut I Ii W Ivxw Iimatauiik 19 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2013 Dimana IIK Indeks Indikator Kini. IIM Indeks Indikator Mendatang. Wi Penimbang Variabel Ke I Ivi Indeks Variabel Terpilih Ke-I 7. Penentuan Penimbang. Penentuan Penimbang Untuk IIK dan IIM Menggunakan Fungsi Double Log Dari Masing-Masing Variabel Pembentuknya. Rumusnya Adalah Sebagai Berikut A. Indeks Indikator Kini IIK. Komponen Penyusun IIK Untuk ITK Terdiri Atas 3 Komponen Variabel Pembentuk. Dengan Fungsi Double Log Sebagai Berikut Ketiga Komponen Tersebut Dihitung Dengan Rumus Sebagai Berikut 3210 Kklogkhlogpdklogiiklog Dimana IIK Indeks Indikator Kini PDK Pendapatan Seluruh Anggota Rumahtangga Pada Triwulan Berjalan KH Pengaruh Kenaikan Harga Inflasi Terhadap Tingkat Konsumsi Rumah Tangga Sehari-Hari KK Konsumsi Beberapa Komoditi Makanan dan Bukan Makanan 0, 1, 2, 3 Estimasi Parameter Fungsi Double Log Besaran 1 Mengindikasikan Elastisitas Pendapatan Seluruh Anggota Rumahtangga Terhadap IIK, 2 Mengindikasikan Elastisitas Pengaruh Kenaikan Harga Inflasi Terhadap Tingkat Konsumsi Rumah Tangga Sehari-Hari Terhadap IIK, dan 3 Mengindikasikan Elastisitas Konsumsi Beberapa Komoditi Makanan dan Bukan Makanan Saat Ini Terhadap IIK. Series Data Yang Digunakan Untuk Menghitung 20 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2013 Penimbang Adalah Data Triwulan I-1990 Sampai Dengan Triwulan I- 2013. Sebagai Contoh, Hasil Penghitungan Penimbang Pada Triwulan III- 2012 Untuk Masing- Masing Komponen IIK Adalah A. Pendapatan Seluruh Anggota Rumahtangga Sebesar 0,5134 B. Pengaruh Kenaikan Harga Inflasi Terhadap Tingkat Konsumsi Rumah Tangga Sehari-Hari Sebesar 0,2723 C. Volume Konsumsi Beberapa Komoditi Makanan dan Bukan Makanan Sebesar 0,2142 Penghitungan IIK Dilakukan Untuk Menentukan Nilai ITK Pada Triwulan Berjalan Sebagai Gambaran Kondisi Ekonomi Konsumen dan Perilaku Konsumsi Konsumen Terhadap Situasi Perekonomian Secara Umum Pada Triwulan Berjalan. B. Indeks Indikator Mendatang IIM. Komponen Penyusun IIM Untuk ITK Terdiri Atas Pendapatan Seluruh Anggota Keluarga 3 Bulan Yang Akan Datang dan Rencana Pembelian Barang-Barang Tahan Lama. Sejak Triwulan I-2004, Penimbang Untuk Ketiga Komponen Dihitung Melalui Fungsi Double Log Sebagai Berikut 210 Rthlogpdmlogiimlog Dimana IIM Indeks Indikator Mendatang PDM Pendapatan Seluruh Anggota Rumahtangga. RTH Rencana Pembelian Barang-Barang Tahan Lama 0, 1, 2 Estimasi Parameter Fungsi Double Log Besaran 1 Mengindikasikan Elastisitas Pendapatan Seluruh Anggota Rumahtangga Pada Triwulan Mendatang Terhadap IIM dan 2 Mengindikasikan Elastisitas Rencana Pembelian Barang-Barang Tahan Lama Terhadap IIM. Sebagaimana IIK, Series Data Yang 21 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2013 Digunakan Untuk Menghitung Penimbang IIM Juga Menggunakan Series Data Triwulan I-1990 Sampai Dengan Triwulan I-2013. Sebagai Contoh, Hasil Penghitungan Penimbang Pada Triwulan II- 2013 Untuk Masing-Masing Komponen IIM Adalah A. Pendapatan Seluruh Anggota Rumahtangga Sebesar 0,6415 B. Rencana Pembelian Barang-Barang Tahan Lama Sebesar 0,3585 Penghitungan IIM Dilakukan Untuk Memperkirakan Nilai ITK Pada Triwulan Berikutnya Sebagai Prediksi Kondisi Ekonomi Konsumen dan Perilaku Konsumsi Konsumen Terhadap Situasi Perekonomian Secara Umum Pada Tiga Bulan Yang Akan Datang. C. Interpretasi Hasil Indeks Tendensi Konsumen. Nilai Indeks Indikator Kini dan Indeks Indikator Mendatang Berkisar Antara 0 Sampai Dengan 200. Interpretasi Masing-Masing Indeks Adalah Sebagai Berikut A. Diatas 100 S/D 200 Jumlah Jawaban Meningkat Lebih Besar Dari Jawaban Menurun Artinya Kondisi Ekonomi Konsumen Pada Triwulan Berjalan Meningkat Dibanding Pada Triwulan Sebelumnya Untuk Indeks Indikator Kini Atau Kondisi Ekonomi Konsumen Pada Triwulan Mendatang Meningkat Dibanding Pada Triwulan Berjalan Untuk Indeks Indikator Mendatang. B. Sama Dengan 100 Jumlah Jawaban Meningkat dan Menurun Adalah Seimbang, Artinya Kondisi Ekonomi Konsumen Pada Triwulan Berjalan Hampir Sama Dengan Triwulan Sebelumnya Untuk Indeks Indikator Kini Atau Kondisi Ekonomi Konsumen Pada Triwulan Mendatang Sama Dengan Pada Triwulan Berjalan Untuk Indeks Indikator Mendatang. C. Kurang Dari 100 Jumlah Jawaban Menurun Lebih Besar Dari Jawaban Meningkat, Artinya Kondisi Ekonomi Konsumen Pada Triwulan Berjalan Menurun Dibanding Keadaan Triwulan Sebelumnya Untuk Indeks Indikator Kini Atau Kondisi Ekonomi Konsumen Pada Triwulan Mendatang Menurun Dibanding Pada Triwulan Berjalan Untuk Indeks Indikator Mendatang. BAB 3 HASIL PENGHITUNGAN Indeks Tendensi Bisnis 25 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 3.1. Indeks Tendensi Bisnis ITB TAHUN 2014 A. PROFIL PERUSAHAAN TAHUN 2014 Salah Satu Informasi Penting Yang Dapat Diperoleh Dari Hasil Survei Tendensi Bisnis Adalah Profil Perusahaan Yang Menjadi Responden Sumber Informasi Pada Tahap Pengumpulan Data Di Lapangan. Profil Perusahaan Memberikan Gambaran Tentang Keterangan Umum Perusahaan Yang Mencakup Lapangan Usaha Sektor, Status Permodalan, dan Jumlah Tenaga Kerja. Ketiga Profil Perusahaan Tersebut Dapat Mencerminkan Distribusi Sampel Perusahaan Menurut Lapangan Usaha Sektor, Status Permodalan, dan Klasifikasi Jumlah Tenaga Kerja. Pengumpulan Data Lapangan Dilakukan Oleh Tim Badan Pusat Statistik BPS Di 3 Provinsi Sampel Sekitar 500 Perusahaan dan Sisanya Dilakukan Oleh Tim Bank Indonesia BI Sehingga Secara Keseluruhan Jumlah Sampel Survei Tendensi Bisnis STB Per Triwulan Sekitar 2.500 Perusahaan. Keseluruhan Sampel STB Mencakup 9 Sektor/Lapangan Usaha dan Distribusi Sampel Perusahaan Dialokasikan Secara Proporsional Menurut Sektor/Lapangan Usaha Di Masing-Masing Provinsi. Tabel 3.1. Distribusi Sampel Perusahaan Menurut Lapangan Usaha, Triwulan I-2014 S.D. Triwulan III-2014 Lapangan Usaha/Sektor Triwulan I-2014 II-2014 III-2014 1. Pertanian. Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan 9,9 12,6 11,9 2. Pertambangan dan Penggalian 2,5 2,6 2,8 3. Industri Pengolahan 23,9 24,1 23,8 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 2,9 2,7 2,7 5. Konstruksi 5,9 5,8 6,0 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 27,1 26,0 25,5 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8,2 7,9 8,3 8. Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 11,7 11,0 11,1 9. Jasa-Jasa 7,9 7,3 7,9 Jumlah 100,0 100,0 100,0 Sumber Diolah Dari Survei Tendensi Bisnis Tahun 2014. 26 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 Tabel 3.1. Menunjukkan Distribusi Sampel Perusahaan Secara Rata-Rata Pada Triwulan I-2014 S.D. Triwulan III-2014 Terbesar Ada Pada Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, Yaitu Sekitar 25 27 Persen. Selanjutnya Sampel Perusahaan Terbesar Diikuti Juga Oleh Sektor Industri Pengolahan Sekitar 23 24 Persen. Sedangkan Jumlah Sampel Terkecil Adalah Sektor Pertambangan dan Penggalian dan Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Sekitar 2 Persen. Distribusi Jumlah Sampel Perusahaan Per Sektor/Lapangan Usaha, Relatif Sama Antar Triwulan Per Tahun, Meskipun Ada Perbedaan Jumlah Sampel Perusahaan. Tabel 3.2. Menunjukkan Status Permodalan Dalam Negeri Yang Merupakan Sampel Perusahaan STB Paling Besar, Secara Rata-Rata Sekitar 91 Persen, Selama Tahun 2014. Sedangkan Status Permodalan Campuran Rata-Rata Sekitar 5 Persen, dan Status Permodalan Asing Rata-Rata Sekitar 2 Persen. Tabel 3.2. Persentase Perusahaan Menurut Triwulan dan Status Permodalan, 2014 Status Permodalan Triwulan I-2014 II-2014 III-2014 Dalam Negeri 91,3 91,5 91,7 Campuran 6,0 5,9 5,9 Asing 2,9 2,6 2,4 Total 100,0 100,0 100,0 Sumber Diolah Dari Survei Tendensi Bisnis Tahun 2014. Tabel 3.3. Menunjukkan Bahwa Secara Rata-Rata Status Permodalan Yang Terbesar Pada Sektor/Lapangan Usaha Adalah Yang Bertatus Permodalan Dalam Negeri Yaitu Sekitar 90 97 Persen, dan Ada Pada Semua Sektor Kecuali Sektor/Lapangan Usaha Industri Pengolahan Yaitu Sekitar 79 Persen. Sedangkan Sektor/Lapangan Usaha Yang Berstatus Permodalan Campuran Rata-Rata Sekitar 5 Persen. dan Status Permodalan Campuran Yang Terbesar Ada Pada Sektor/Lapangan Usaha Industri Pengolahan Sebesar 11 Persen, dan Yang Terkecil Ada Pada Sektor/Lapangan Usaha Konstruksi, dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Masing-Masing Sekitar 2 Persen. Sementara Sektor/Lapangan Usaha Yang Berstatus Permodalan Asing Rata-Rata Jumlahnya Sekitar 2 Persen. dan Sektor Lapangan Usaha Yang Berstatus Permodalan Asing Terbesar Ada Pada Sektor/Lapangan Usaha Industri Pengolahan Sekitar 9 Persen, dan Yang Terkecil Ada Pada Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, Sektor 27 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 Pengangkutan dan Komunikasi, dan Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan, dan Terakhir Ada Pada Sektor Jasa-Jasa, Masing-Masing Sekitar 0 1 Persen. Tabel 3.3. Rata-Rata Persentase Perusahaan Menurut Status Permodalan dan Sektor/Lapangan Usaha, 2014 Sektor/Lapangan Usaha Status Permodalan Jumlah Dalam Negeri Campuran Asing 1. Pertanian. Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan 96,3 3,2 0,5 100,0 2. Pertambangan dan Penggalian 92,3 5,9 1,8 100,0 3. Industri Pengolahan 79,1 11,9 9,0 100,0 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 93,2 5,5 1,3 100,0 5. Konstruksi 96,0 2,6 1,4 100,0 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 97,0 2,2 0,8 100,0 7. Pengangkutan dan Komunikasi 94,7 5,2 0,1 100,0 8. Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 90,3 9,2 0,5 100,0 9. Jasa-Jasa 96,5 3,3 0,2 100,0 Jumlah 91,4 5,9 2,6 100,0 Sumber Diolah Dari Survei Tendensi Bisnis Tahun 2014. Tabel 3.4. Distribusi Persentase Sampel Perusahaan Menurut Jumlah Tenaga Kerja, Triwulan I-2014 S.D. Triwulan III-2014 Jumlah Tenaga Kerja Triwulan I-2014 II-2014 III-2014 100 69.8 48.1 68.6 100 499 19.6 31.5 20.1 500 10.7 20.4 11.3 Total 100,00 100,00 100,00 Sumber Diolah Dari Survei Tendensi Bisnis 2014. 28 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 Tabel 3.4. Menunjukkan Bahwa Jumlah Perusahaan Yang Mempunyai Jumlah Tenaga Kerja 100 Orang Pada Triwulan I-2014 S.D Triwulan III-2014 Adalah Jumlah Yang Terbesar Yaitu Sekitar 48 70 Persen. Sedangkan Perusahaan Yang Mempunyai Jumlah Tenaga Kerja 100-499 Orang Adalah Sekitar 19 31 Persen, dan Terkecil Adalah Perusahaan Dengan Jumlah Tenaga Kerja 500 Orang Sekitar 10-20 Persen. Tabel 3.5 Menunjukkan Bahwa Rata-Rata Jumlah Perusahaan Dengan Jumlah Tenaga Kerja 100 Orang Adalah Jumlah Yang Terbesar dan Berada Pada Semua Sektor Usaha, Yaitu Sekitar 33 - 86 Persen. Jumlah Perusahaan Yang Terbesar Dengan Jumlah Tenaga Kerja 100 Orang Berada Pada Sektor Konstruksi Sekitar 86 Persen, dan Terkecil Terdapat Pada Perusahaan Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Sekitar 33 Persen. Tabel 3.5 Distribusi Rata-Rata Persentase Perusahaan Menurut Jumlah Tenaga Kerja dan Lapangan Usaha, 2014 Lapangan Usaha Jumlah Tenaga Kerja Jumlah 100 100-499 500 1. Pertanian. Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan 70,7 20,2 9,1 100,0 2. Pertambangan dan Penggalian 74,8 16,8 8,4 100,0 3. Industri Pengolahan 48,6 27,5 23,8 100,0 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 33,3 44,4 22,2 100,0 5. Konstruksi 86,2 10,9 2,9 100,0 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 80,9 16,6 2,5 100,0 7. Pengangkutan dan Komunikasi 73,3 18,4 8,4 100,0 8. Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 71,8 17,8 10,4 100,0 9. Jasa-Jasa 78,2 11,4 10,3 100,0 Jumlah 69,0 19,9 11,1 100,0 Sumber Diolah Dari Survei Tendensi Bisnis 2014. Jumlah Perusahaan Dengan Jumlah Tenaga Kerja 100-499 Terbesar Yaitu Sekitar 44 Persen Ada Pada Perusahaan Listrik, Gas dan Air Bersih, Sedangkan Yang Terkecil Adalah Perusahaan Konstruksi Sekitar 10 Persen. Sementara Perusahaan Yang Mempunyai Jumlah Tenaga Kerja 500 Orang Adalah Jumlah Perusahaan Paling Terkecil, dan Sektor Dengan Jumlah Tenaga Kerja 500 Orang Yang Terkecil Jumlahnya Ada Pada Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dan Sektor Konstruksi Yaitu 29 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 Masing-Masing Sekitar 2 Persen. Namun Ada 2 Sektor Perusahaan Dengan Jumlah Terbesar Pada Jumlah Tenaga Kerja 500 Orang, Yaitu Pada Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Sekitar 22 Persen, dan Sektor Industri Pengolahan Sekitar 23 Persen. B HASIL NILAI Indeks Tendensi Bisnis ITB TAHUN 2014 Kondisi Bisnis Pada Triwulan I-2014 Meningkat Dengan Nilai ITB 101,95. Hal Ini Menunjukkan Adanya Optimisme Pengusaha Terhadap Perekonomian Indonesia. Peningkatan Perekonomian Ini Ditopang Oleh Stabilitas Makro Ekonomi Yang Tetap Terjaga. Adanya Konsistensi Kebijakan Yang Ditempuh Oleh Bank Indonesia dan Pemerintah Sejak Pertengahan 2013 Untuk Memperkuat Stabilitas Ekonomi. Meningkatnya Kondisi Bisnis Yang Ditunjukkan Oleh Kenaikan Nilai ITB Pada Triwulan I-2014 Relatif Stagnan Pertumbuhannya. Namun Demikian Peningkatan Kondisi Bisnis Tersebut Didukung Oleh Pertumbuhan Ekonomi Yang Dilihat Dari Besaran PDB Pada Triwulan I-2014 Tercatat 5,21 Persen Y-On-Y, Melambat Dibandingkan Dengan Triwulan IV-2013 Sebesar 5,72 Persen. Tabel 3.6 Perkembangan Nilai Indeks Tendensi Bisnis Per Triwulan, Tahun 2002 S.D Tahun 2014 Tahun Nilai ITB Trw-I Trw-II Trw-III Trw-IV 2002 100,03 113,38 108,77 102,37 2003 95,78 105,15 111,41 114,13 2004 103,84 114,81 111,36 113,55 2005 98,93 106,31 105,70 98,45 2006 95,12 108,50 108,72 107,43 2007 100,19 110,96 112,58 112,25 2008 104,41 111,72 111,12 111,06 2009 96,91 110,43 112,86 108,45 2010 103,41 104,23 107,29 106,63 2011 102,16 105,75 107,86 106,92 2012 103,22 104,22 107,43 105,29 2013 102,34 103,88 106,12 104,72 2014 101,95 106,00 107,24 103,94 Sumber Diolah Dari Survei Tendensi Bisnis Tahun 2002-2014 Catatan Angka Perkiraan ITB Triwulan IV-2014 30 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 Kinerja Sektor Eksternal Yang Kurang Menguntungkan, Khususnya Sektor Pertambangan dan Penggalian Menjadi Penyebab Perlambatan Kondisi Bisnis Terlihat Pada Laju Pertumbuhan PDB Sektor Pertambangan dan Penggalian Triwulan I Tahun 2014 Adalah Yang Terendah Yaitu Sebesar -3,44 Persen Dibandingkan Triwulan IV-2013. Perlambatan Juga Disebabkan Oleh Laju Pertumbuhan Konsumsi Pemerintah -44,17 Persen Dibandingkan Triwulan Sebelumnya. Hal Ini Karena Pola Serap Belanja Pemerintah Yang Rendah Di Awal Tahun. Namun Bila Dibandingkan Konsumsi Pemerintah Pada Triwulan Yang Sama, Di Tahun Yang Sebelumnya Tumbuh Sebesar 3,58 Persen. Permintaan Domestik Dari Konsumsi Rumah Tangga dan Investasi Masih Mampu Menahan Penurunan Pertumbuhan Ekonomi Lebih Dalam. Investasi Khususnya Non Bangunan Yang Masih Meningkat Dibandingkan Triwulan Sebelumnya Mampu Menjadi Insentif Bagi Pelaku Usaha Untuk Melakukan Investasi. Kondisi Bisnis Pada Triwulan II-2014 Mengalami Sedikit Peningkatan Nilai ITB Sebesar 106,00 Dibandingkan Kondisi Bisnis Triwulan Sebelumnya Nilai ITB Sebesar 101,95. Hal Ini Sejalan Dengan Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II-2014 Yang Tercatat 5,12 Persen Yoy, Melambat Dibandingkan Dengan Pertumbuhan Ekonomi Pada Triwulan I-2014 Sebesar 5,22 Persen Y-On-Y. Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Tersebut Disebabkan Masih Lemahnya Kinerja Ekspor Komoditas Sumber Daya Alam. Dari Sisi Pertumbuhan PDB Menurut Pengeluarannya, Perlambatan Ekonomi Bersumber Dari Terkontraksinya Belanja Pemerintah, Akibat Penangguhan Bantuan Sosial dan Melambatnya Investasi Non Bangunan. Namun Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II-2014 Masih Mendapat Dukungan Dari Kinerja Konsumsi Rumah Tangga Yang Cukup Kuat. dan Meningkatnya Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Yang Cukup Signifikan Yaitu Pada Triwulan II-2014 Sebesar 25,39 Persen Dibandingkan Triwulan Sebelumnya. Hal Ini Akibat Akselerasi Penyerapan Anggaran Yang Biasanya Terjadi Pada Triwulan Kedua. dan Komponen Pembentukan Modal Yang Representatif Dari Aktivitas Investasi, Tumbuh Sebesar 4,61 Persen. Pertumbuhan Ini Lebih Baik Dibandingkan Triwulan I-2014 Yang Tumbuh Minus 5,60 Persen. Meningkatnya Kondisi Bisnis Pada Triwulan II-2014 Juga Dipengaruhi Oleh Kondisi Dalam Negeri Seperti Persiapan Bulan Ramadhan Sehingga Kebutuhan Menjadi Meningkat, dan Pasca Pemilu Pilpres, Seperti Kebutuhan Untuk Kampanye Partai-Partai Peserta Pemilu. Namun Meningkat Yang Melambat, Diduga Juga Terpengaruh Oleh Pemulihan Krisis Ekonomi Global Yang Masih Berlanjut, dan Tingkat 31 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 Inflasi Yang Masih Tinggi, Sehingga Tingkat Ekspor Indonesia Juga Ikut Tertekan. dan Terjadinya Defisit Neraca Transaksi Berjalan Juga Karena Tingginya Impor Terutama Impor BBM, Bahan Pangan dan Bahan Baku Industri. Melihat Perkembangan Nilai Indeks ITB Dari Triwulan Ke Triwulan Per Tahunnya Tabel 3.6, Selalu Dipengaruhi Oleh Faktor Musiman, Seperti Nilai Indeks ITB Pada Triwulan I Yang Selalu Menunjukkan Penurunan, Sebagai Dampak Dari Dimulainya Rencana dan Kegiatan Bisnis Pada Tahun Berjalan, Namun Demikian Selalu Terjadi Peningkatan Kondisi Bisnis Kembali Pada Triwulan II Sampai Dengan Triwulan III. Tren Nilai Indeks Tendensi Bisnis Karena Faktor Musiman Seperti Tahun Ajaran Baru, Hari Raya Besar Agama, Musim Tanam dan Panen Khusus Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan, dan Faktor Musiman Lainnya Tercermin Pada Triwulan-Triwulan Tertentu Sepanjang Tahun. Kondisi Bisnis Pada Triwulan III-2014 Meningkat Dibandingkan Triwulan Sebelumnya Dengan Nilai ITB Sebesar 108,06. Tingkat Optimisme Pelaku Bisnis Pada Triwulan III-2014 Lebih Tinggi Dibandingkan Triwulan Sebelumnya Nilai ITB Sebesar 106,00. Walaupun Masih Sedikit Tertekan, Hal Ini Sesuai Dengan Pola Musimnya Dimana Kondisi Bisnis Akan Meningkat. Seiring Dengan Dimulainya Kegiatan Ekspor Tembaga Mentah Yang Diperkirakan Akan Berkontribusi Positif Terhadap Kinerja Ekspor Nonmigas Di Tengah Perkiraan Pertumbuhan Harga Komoditas Global Yang Kembali Menurun. Defisit Neraca Perdagangan Tampaknya Masih Berlangsung Pada Triwulan III-2014. dan Adanya Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah Yang Disebabkan Oleh Defisit Dalam Transaksi Berjalan, dan Tekanan Inflasi Yang Semakin Tinggi Menyebabkan Melambatnya Peningkatan Kondisi Bisnis. Dampak Dari Akan Adanya Kenaikan Bahan Bakar Minyak BBM, Sehingga Melambungnya Harga-Harga Kebutuhan Pokok Menyebabkan Nilai ITB Meningkat Melambat. Serta Penghematan Pengeluaran Pemerintah Mendorong Perlambatan Belanja Pemerintah, Juga Ikut Mendukung Perlambatan Tersebut, Tetapi Konsumsi Domestik Tampaknya Masih Bisa Mendorong Ekonomi Tetap Berjalan Dengan Baik. Nilai ITB Triwulan IV-2014 Mendatang Diperkirakan Akan Meningkat Dengan Nilai ITB Sebesar 103,94, Berarti Kondisi Bisnis Diperkirakan Akan Meningkat Dibandingkan Triwulan Sebelumnya. Tingkat Optimisme Pelaku Bisnis Diperkirakan Lebih Rendah Jika Dibandingkan Dengan Triwulan III-2014 Nilai ITB Sebesar 107,24. Pertumbuhan Pada Kuartal IV Bakal Ditopang Oleh Ekspor Bahan Bakar Mineral, Seiring Newmont dan Freeport Yang Sudah Kembali Mengekspor Konsentrat, Karena Selama 32 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 Ini Newmont dan Freeport Yang Menyumbang Paling Besar Ekspor Mineral. Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik BPS, Ekspor Bahan Bakar Mineral Pada Januari-September 2014 Menurun 12,97 Persen Terhadap Periode Yang Sama Pada Tahun Lalu. Nilainya Turun Menjadi 16,2 Miliar Dolar AS Dari Sebelumnya 18,6 Miliar Dolar AS. Namun Demikian, Tantangan Di Kuartal IV Ini Akan Bertambah Menyusul Adanya Kenaikan Harga BBM Bersubdisi. Ini Akan Berdampak Terhadap Perekonomian. Harga-Harga Akan Lebih Tinggi. Usaha Kecil Biaya Produksinya Akan Naik Karena Bahan Baku Naik, Upah Juga Akan Naik. Gambar 3.1. Indeks Tendensi Bisnis ITB Triwulan I-2012 S.D. Triwulan IV-2014 Sumber Diolah Dari Survei Tendensi Bisnis Tahun 2012-2014 Catatan Angka Perkiraan ITK Triwulan IV-2014. 3.2. Indeks Tendensi Bisnis ITB TAHUN 2014 MENURUT SEKTOR/LAPANGAN USAHA Kondisi Bisnis Pada Triwulan I-2014 Mengalami Peningkatan Nilai ITB 101,95. Peningkatan Ini Disebabkan Oleh Peningkatan Bisnis Di 4 Empat Sektor Usaha. Peningkatan Kondisi Bisnis Yang Tertinggi Terjadi Pada Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan Nilai ITB Sebesar 115,79, Khususnya Di Sub Sektor Perkebunan. Sektor Usaha Lainnya Mengalami Peningkatan, Namun Peningkatannya 103,22 104,22 107,43 103,89 102,34 103,88 106,12 104,72 101,95 106,00 108,06 103,94 95 100 105 110 115 I- 20 12 II- 20 12 III -2 0 1 2 IV -2 01 2 I- 20 13 II- 20 13 III -2 0 1 3 IV -2 01 3 I- 20 14 II- 20 14 III -2 0 1 4 IV -2 01 4 33 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 Rendah Adalah Sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan Nilai ITB 108,43, Sektor Jasa-Jasa Nilai ITB 108,30, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Nilai ITB 104,09. Sementara 5 Sektor Lainnya Mengalami Penurunan Kondisi Bisnis. Sektor Usaha Tersebut Adalah Sektor Pertambangan dan Penggalian Nilai ITB Sebesar 94,61, Sektor Industri Pengolahan Nilai ITB Sebesar 99,75, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih Nilai ITB Sebesar 99,96, dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Nilai ITB Sebesar 99,77. Meski Kondisi Bisnis Pada Triwulan I-2014 Meningkat, Namun Tingkat Optimis Pelaku Usaha Masih Rendah, Terlihat Dari Nilai ITB Yang Relatif Stagnan. Hal Ini Diduga Faktor Musiman Sebagai Dampak Dimulainya Rencana Kegiatan Bisnis. Adanya Peningkatan Usaha Yang Tinggi Pada Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Nilai ITB Sebesar 115,79 Pada Triwulan I-2014 Diduga Adanya Puncak Panen Raya. Sementara Kondisi Bisnis ITB Terendah Yang Terjadi Pada Sektor Pertambangan dan Penggalian Nilai ITB Sebesar 94,61, Diduga Adanya Pelarangan Menjual Atau Ekspor Barang Tambang Mentah. Kondisi Bisnis Pada Triwulan II-2014 Juga Mengalami Peningkatan Nilai ITB 106,00. Tingkat Optimism Pelaku Bisnis Triwulan II Lebih Tinggi Dibandingkan Triwulan I-2014. Peningkatan Kondisi Bisnis Ini Hampir Terjadi Pada Semua Sektor, Kecuali Sektor Pertambangan dan Penggalian Yang Mengalami Penurunan Nilai ITB Sebesar 96,45. Sektor Usaha Yang Paling Tinggi Mengalami Peningkatan Pada Triwulan II-2014 Adalah Sektor Keuangan, Real Estate, dan Jasa Perusahaan Nilai ITB Sebesar 113,05, Diikuti Oleh Sektor Jasa-Jasa Nilai ITB Sebesar 110,04. Sedangkan Sektor Usaha Yang Mengalami Peningkatan Terendah Adalah Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Nilai ITB Sebesar 102,13. Sektor Pertambangan dan Penggalian Merupakan Sektor Usaha Yang Mengalami Penurunan Usaha Juga Pada Triwulan I-2014. Sementara Sektor Usaha Lainnya Yang Mengalami Penurunan Usaha Pada Triwulan I-2014 Terjadi Peningkatan Di Triwulan II-2014. Secara Umum Kondisi Bisnis Indonesia Pada Triwulan III-2014 Meningkat Dibandingkan Triwulan Sebelumnya Dengan Nilai ITB Sebesar 107,24. Tingkat Optimisme Pelaku Bisnis Pada Triwulan III-2014 Lebih Tinggi Dibandingkan Triwulan Sebelumnya Nilai ITB Sebesar 106,00. Peningkatan Kondisi Bisnis Di Indonesia Pada Triwulan III-2014 Terjadi Pada Semua Sektor Ekonomi, Kecuali Sektor Pertambangan dan Penggalian Yang Mengalami Penurunan. Sektor-Sektor Yang Mengalami Peningkatan Tertinggi Adalah Sektor Keuangan, Real Estate, dan Jasa Perusahaan 34 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 Nilai ITB Sebesar 112,43, Diikuti Oleh Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Nilai ITB Sebesar 111,61. Sedangkan Sektor Usaha Yang Mengalami Peningkatan Terendah Adalah Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Nilai ITB Sebesar 103,92. Kondisi Bisnis Di Sektor Pertambangan dan Penggalian Selama Tahun 2014 Per Triwulannya Tidak Memperlihatkan Peningkatannya. Tabel 3.7 Nilai Indeks Tendensi Bisnis Per Triwulan Menurut Sektor/ Lapangan Usaha, Tahun 2014 Sektor/Lapangan Usaha Triwulan I-2014 II-2014 III-2014 1. Pertanian. Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan 115,79 102,13 105,85 2. Pertambangan dan Penggalian 94,61 96,45 99,77 3. Industri Pengolahan 99,75 105,09 106,62 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 99,96 107,27 103,92 5. Konstruksi 98,84 104,91 107,47 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 99,54 107,93 111,61 7. Pengangkutan dan Komunikasi 105,16 107,14 108,25 8. Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 108,72 113,05 112,43 9. Jasa-Jasa 108,30 110,04 107,59 Jumlah 101,95 106,00 107,24 Sumber Diolah Dari Survei Tendensi Bisnis Tahun 2014. 3.3. Indeks Tendensi Bisnis ITB TAHUN 2014 MENURUT VARIABEL PEMBENTUKNYA Peningkatan Nilai ITB Selama Triwulan I-2014 Dilihat Berdasarkan Variabel Pembentuknya, Karena Adanya Peningkatan Pada Harga Jual Produksi Yang Meningkat Nilai ITB Sebesar 107,10. Selain Itu Juga Didukung Oleh Penggunaan Kapasitas Produksi Nilai ITB 102,74, Rata-Rata Jam Kerja Nilai ITB 102,07, dan Jumlah Tenaga Kerja Yang Meningkat Nilai ITB Sebesar 162,83, Sehingga Pendapatan Usaha Juga Meningkat Nilai ITB 101,43. Kondisi Bisnis Ini Meningkat Juga Karena Kondisi Keuangan Yang Meningkat. Peningkatan Kondisi Bisnis Pada Triwulan II-2014 dan Triwulan III-2014 Juga Terjadi Karena Didukung Oleh Variabel Pembentuknya Yang Meningkat. Peningkatan 35 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 Kondisi Bisnis Pada Triwulan II-2014 dan Triwulan III-2014 Lebih Tinggi Dibandingkan Pada Triwulan I-2014, Hal Ini Berarti Optimisme Pelaku Bisnis Lebih Tinggi Dibanding Triwulan I-2014. Variabel Pembentuk Yang Mendukung Adalah Harga Jual Produksi Yang Meningkat. Peningkatan Harga Jual Produksi Pada Triwulan II-2014 Adalah Yang Tertinggi Dibandingkan Pada Triwulan I-2014 dan Triwulan III-2014. Selain Itu Peningkatan Nilai ITB Juga Karena Penggunaan Kapasitas Produksi, Jumlah Tenaga Kerja dan Rata-Rata Jam Kerja Yang Meningkat Sehingga Pendapatan Usaha Jadi Meningkat. Kondisi Bisnis Triwulan II-2014 dan Triwulan III-2014 Yang Meningkat Juga Didukung Oleh Kondisi Keuangan Yang Meningkat. Tabel 3.8. Tabel 3.8 Nilai Indeks Tendensi Bisnis Beserta Variabel Pembentuknya dan Variabel Terkait Lainnya, Tahun 2014 Variabel Triwulan I-2014 II-2014 III-2014 Nilai ITB 101,95 106,00 107,24 1. Pendapatan Usaha 101,43 109,70 109,15 2. Penggunaan Kapasitas Produksi 102,74 106,68 107,45 3. Rata-Rata Jumlah Jam Kerja 102,07 103,49 105,58 Variabel Lainnya 1. Harga Jual Produksi 107,10 110,74 107,10 2. Kondisi Keuangan I. Likuiditas Ii. Rentabilitas 156,88 154,53 140,55 138,09 126,07 124,22 3. Jumlah Tenaga Kerja 162,83 103,68 99,66 Sumber Diolah Dari Survei Tendensi Bisnis 2014 36 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 3.4. PERKIRAAN Indeks Tendensi Bisnis ITB TRIWULAN IV-2014 MENURUT SEKTOR dan VARIABEL PEMBENTUKNYA Kondisi Bisnis Triwulan IV-2014 Diperkirakan Meningkat Dengan Nilai ITB Sebesar 103,94, Artinya Secara Umum Kondisi Pada Triwulan Meningkat Dibandingkan Triwulan III-2014. Tingkat Optimisme Pelaku Bisnis Dalam Melihat Potensi Bisnis Pada Triwulan IV-2014 Diperkirakan Lebih Rendah Dibandingkan Triwulan III-2014. Seluruh Sektor Ekonomi Diperkirakan Mengalami Peningkatan Kondisi Bisnis Pada Triwulan IV-2014, Kecuali Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan. Peningkatan Bisnis Tertinggi Terjadi Pada Sektor Keuangan, Real Estate, dan Jasa Perusahaan Dengan Nilai ITB Sebesar 108,18 dan Sektor Konstruksi Dengan Nilai ITB Sebesar 107,60. Ada Dua Sektor Yang Mengalami Peningkatan Bisnis Terendah Yaitu Sektor Pertambangan dan Penggalian Nilai ITB Sebesar 102,14 dan Sektor Industri Pengolahan Nilai ITB Sebesar 102,71. Hal Ini Disebabkan Order Luar Negeri Mengalami Penurunan. Dilihat Berdasarkan Variabel Pembentuknya Tabel 3.9, Peningkatan Kondisi Bisnis Pada Triwulan IV-2014 Diperkirakan Terjadi Karena Adanya Peningkatan Harga Jual Produk Yang Meningkat Nilai ITB Sebesar 105,81. Order Barang Input Meningkat Nilai ITB Sebesar 103,38, dan Order Dari Dalam Negeri Yang Meningkat Nilai ITB Sebesar 103,09, Sedangkan Order Dari Luar Negeri Mengalami Penurunan Nilai ITB Sebesar 98,61. Peningkatan Harga Jual Produk Tertinggi Terjadi Pada Sektor Konstruksi Nilai ITB Sebesar 109,94 dan Penurunan Harga Jual Produk Terjadi Pada Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Nilai ITB Sebesar.97,12 Order Barang Input Mengalami Peningkatan Pada Semua Sektor Nilai Indeks Diatas 100. Harga Jual dan Order Dalam Negeri Juga Mengalami Peningkatan Nilai Indeks Pada Semua Sektor, Kecuali Pada Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Yang Mengalami Penurunan Nilai Indeks Masing-Masing Nilai ITB Sebesar 97,12 Untuk Harga Jual dan Nilai ITB Sebesar 96,05 Untuk Order Dalam Negeri. Untuk Order Luar Negeri Juga Mengalami Peningkatan Hampir Pada Semua Sektor, Kecuali Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Nilai ITB Sebesar 97,17, Sektor Pertambangan dan Penggalian Nilai ITB Sebesar 96,97, dan Sektor Industri Pengolahan Yang Mengalami Penurunan Nilai ITB Sebesar 99,75. 37 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 Tabel 3.9 Perkiraan Indeks Tendensi Bisnis Triwulan IV-2014 Menurut Sektor dan Variabel Pembentuknya Sektor Variabel Pembentuk ITB Perkiraan ITB Triwulan IV-2014 Order Dari Order Dari Harga Jual Order Dalam Negeri Luar Negeri Produk Barang Input 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan 96,05 97,17 97,12 - 96,64 2. Pertambangan dan Penggalian 104,07 96,97 107,50 100,00 102,14 3. Industri Pengolahan 103,13 99,75 105,88 101,98 102,71 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 102,85 - 104,92 102,86 103,32 5. Konstruksi 107,56 - 109,94 106,40 107,60 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 104,89 100,55 109,22 105,68 105,32 7. Pengangkutan dan Komunikasi - - 106,06 - 106,06 8. Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan - - 108,18 - 108,18 9. Jasa-Jasa - - 103,48 - 103,48 Indonesia 103,09 98.61 105,81 103,38 103,94 Sumber Diolah Dari Survei Tendensi Bisnis 2014 BAB 4 HASIL PENGHITUNGAN Indeks Tendensi Konsumen 41 41 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 4.1. Indeks Tendensi Konsumen ITK TAHUN 2014 A. PROFIL RESPONDEN RUMAH TANGGA TAHUN 2014 Seperti Halnya Dengan Penghitungan Indeks Tendensi Bisnis ITB Melalui Survei Tendensi Bisinis STB, Indeks Tendensi Konsumen ITK Juga Dihitung Untuk Memperkirakan Gerak Perekonomian Berdasarkan Pola Konsumsi Konsumen Rumahtangga Yang Dikumpulkan Melalui Survei Tendensi Konsumen STK. Pelaksanaan STK Bersamaan Waktunya Dengan STB Yang Dilaksanakan Setiap 3 Bulan Sekali Dalam Setahun. Tahun 2014 Adalah Tahun Keempat BPS Melaksanakan STK Di Seluruh Provinsi. Jumlah Sampel Sama Dengan Tahun Sebelumnya Yaitu Sekitar 58.400 Rumah Tangga Di Setiap Triwulannya. Responden STK Merupakan Sub-Sampel Dari Survei Angkatan Kerja Nasional Sakernas, Khusus Di Daerah Perkotaan. Pemilihan Sampel Dilakukan Secara Panel Antar Triwulan, Untuk Memperoleh Gambaran Yang Lebih Akurat Mengenai Perubahan Persepsi Responden Antar Waktu, dan Menjamin Keterbandingan Kondisi Dari Sebagian Besar Komunitas Yang Sama Cohort. Dengan Adanya Perluasan Sampel, Nilai ITK Dapat Disajikan Sampai Level Provinsi. Upaya Ini Diharapkan Mampu Memenuhi Kebutuhan Data Yang Semakin Beragam Hingga Tingkat Regional Spasial Antarprovinsi. Tabel 4.1.1 Persentase Responden STK Menurut Kelompok Pendapatan Rumah Tangga dan Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan, Triwulan I-2014 S.D. Triwulan III-2014 Sumber Diolah Dari Survei Tendensi Konsumen Tahun 2014 Karakteristik Responden I-2014 II-2014 III-2014 Pendapatanrumahtangga 100,00 100,00 100,00 2 Juta Rupiah 44,77 43,30 41,11 2 Juta Rupiah 55,23 56,70 58,89 Pendidikan 100,00 100,00 100,00 SD 37,29 36,99 37,15 SLTP 15,81 15,27 15,10 SLTA 33,06 33,78 33,30 PT DI-IV, S1, S2, S3 13,87 13,96 14,46 42 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 Tabel 4.1.1. Menyajikan Karakteristik Responden Survei Tendensi Konsumen STK Yang Dilakukan Di Daerah Perkotaan Di Seluruh Provinsi Di Indonesia. Pendapatan Rumahtangga Responden Secara Rata-Rata Per Triwulan Pada Tahun 2014, Yang Berpendapatan 2 Juta Rupiah Adalah Sekitar 41 - 44 Persen, Sedangkan Pendapatan Rumahtangga Responden Yang Berpendapatan 2 Juta Rupiah Sekitar 55 58 Persen. Dari Sisi Pendidikan, Rata-Rata Responden Lebih Banyak Yang Berpendidikan SD Kebawah Yaitu Sekitar 36 37 Persen, Diikuti Responden Yang Berpendidikan SLTA Yaitu Sekitar 33 Persen. Kemudian Responden Yang Berpendidikan SLTP Sekitar 15 Persen, dan Yang Paling Kecil Jumlahnya Responden Yang Berpendidikan PT Sekitar 13 14 Persen. Tabel 4.1.2 Persentase Responden STK Menurut Lapangan Usaha dan Status Pekerjaan, Triwulan I-2014 S.D. Triwulan III-2014 Sumber Diolah Dari Survei Tendensi Konsumen Tahun 2014 Lapangan Usaha/Sektor Dari Pekerjaan Responden Ada 4 Terbesar Yaitu Yang Bekerja Di Sektor Jasa-Jasa Yaitu Sekitar 23-24 Persen, Di Sektor Perdagangan, Hotel Karakteristik Responden I-2014 II-2014 III-2014 Lapangan Usaha 100,00 100,00 100,00 Penerima Pendapatan 10,95 10,90 11,12 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 9,72 9,40 9,75 Pertambangan dan Penggalian 1,96 1,66 1,68 Industri Pengolahan 12,04 11,42 11,07 Listrik, Gas dan Air Bersih 1,24 1,10 1,04 Konstruksi 8,50 9,04 8,69 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 22,29 23,05 23,51 Pengangkutan dan Komunikasi 6,00 6,22 6,14 Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 3,32 3,10 3,08 Jasa-Jasa 23,97 24,12 23,93 Status Pekerjaan 100,00 100,00 100,00 Berusaha 42,60 41,50 42,37 Buruh/Karyawan/ Pegawai 57,40 58,50 57,61 43 43 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 dan Restoran Yaitu Sekitar 22-23 Persen, .Di Sektor Industri Pengolahan Yaitu Sekitar 11 12 Persen, dan Terakhir Penerimaan Pendapatan Yaitu Sekitar 10-11 Persen. Sedangkan Responden Yang Bekerja Pada Lapangan Usaha/Sektor Terkecil Adalah Di Sektor Pertambangan dan Penggalian, dan Di Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Masing-Masing Sekitar 1 Persen. Sementara Bila Dilihat Status Pekerjaan Responden Ada Sekitar 40 -43 Persen Yang Berstatus Berusaha, dan Sekitar 57 - 60 Persen Berstatus Buruh/Karyawan/Pegawai. B. HASIL NILAI Indeks Tendensi Konsumen ITK TAHUN 2014 Sebelum Triwulan I-2011, Penghitungan Indeks Tendensi Konsumen Hanya Dilakukan Pada Tingkat Nasional Yang Diwakili Oleh Responden Di Daerah Sekitar Jabodetabek Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Dengan Demikian, ITK Pada Periode 2002-2010 Merupakan Angka Yang Terbanding Secara Nasional dan Belum Tersedia ITK Pada Tingkat Provinsi. Meskipun Ada Perbedaan Cakupan Sampel Pada Periode Sebelum Triwulan I-2011 dan Periode Sesudahnya, Secara Indikatif Masih Mungkin Melihat Perubahan Angka Indeks Atau Ada Tidaknya Perubahan Kondisi Ekonomi Konsumen Sepanjang Kedua Periode Tersebut. Kondisi Ekonomi Konsumen Secara Nasional Pada Triwulan I-2014 Meningkat Dengan Nilai ITK Sebesar 110,03, Yang Artinya Ekonomi Konsumen Meningkat Dibandingkan Triwulan Sebelumnya. Membaiknya Ekonomi Konsumen Terjadi Karena Adanya Optimisme Konsumen Terhadap Perekonomian Indonesia dan Kenaikan Harga Secara Umum Yang Dapat Dikendalikan. Optimisme Konsumen Terhadap Kondisi Ekonomi Secara Umum Pada Triwulan I-2014 Juga Lebih Baik Dibandingkan Triwulan Yang Sama Di Tahun Sebelumnya Nilai ITK Sebesar 104,70. Pada Triwulan II-2014, Kondisi Ekonomi Konsumen Juga Meningkat Dengan Nilai ITK Sebesar 110,76, Artinya Ekonomi Konsumen Meningkat Dibandingkan Triwulan Sebelumnya. Namun Melihat Nilai Besaran Indeks, Kenaikannya Relatif Stagnan Atau Melambat Dibandingkan Triwulan Sebelumnya Nilai ITK Sebesar 110,03. Pertumbuhan ITK Pada Triwulan II-2014 Juga Diduga Karena Akan Adanya Kenaikan Harga Menjelang Bulan Puasa/Ramadhan Inflasi Bulan Mei Sebesar 0.16 Menjadi Sebesar 0.43 Pada Bulan Juni. Selain Itu Adanya Rencana Kenaikan Tarif Dasar Listrik dan Rencana Kenaikan Gas 12 Kilo, Serta Rencana Kenaikkan BBM Bersubsidi Juga Membuat Konsumen Menahan Pengeluaran Konsumsi. Kondisi Ekonomi Konsumen Pada Triwulan III-2013, Sesuai Dengan Musimnya, Juga Meningkat Nilai ITK 111,41. Hal Ini Karena Pada Triwulan III Bulan 44 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 Juli dan Agustus Adanya Bulan Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri, dan Adanya Pemilihan Presiden Tanggal 9 Juli 2014. Pengeluaran Konsumen Lebih Besar Daripada Triwulan Sebelumnya. Pendapatan Konsumen Juga Akan Meningkat Karena Adanya Pendapatan Dari THR Tunjangan Hari Raya, dan Konsumsi Yang Meningkat Selama Bulan Puasa. Naiknya Harga-Harga Bahan Makanan dan Non Makanan dan Tarif Angkutan Ikut Mendongkrak Inflasi Inflasi Bulan Juni Sebesar 0.43 dan Bulan Juli Sebesar 0.93. Namun Konsumen Pada Event Lebaran, Tetap Mengkonsumsikan Uangnya Untuk Keperluan Hari Raya Seperti Makanan, Pakaian dan Tradisi Pulang Kampung. Tabel 4.2 Perkembangan Nilai Indeks Tendensi Konsumen ITK Periode Triwulan I-2002 S.D. Triwulan IV-2014 Tahun Nilai Indeks Tendensi Konsumen ITK Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 2002 113,75 116,65 119,96 120,28 2003 105,87 117,28 114,17 121,73 2004 113,31 118,03 112,77 110,36 2005 96,72 98,68 93,20 94,43 2006 96,01 109,77 109,16 106,96 2007 106,93 105,78 109,48 106,10 2008 95,01 93,84 102,53 100,93 2009 102,15 106,42 107,79 104,76 2010 102,58 105,32 110,67 101,09 2011 102,42 106,36 110,24 108,44 2012 106,54 108,77 111,12 108,63 2013 104,70 108,02 112,02 109,64 2014 110,03 110,76 112,44 109,64 Sumber Diolah Dari Survei Tendensi Konsumen Tahun 2002-2014 Catatan Angka Perkiraan Pada Triwulan IV-2014 Mendatang Angka ITK Diperkirakan Juga Akan Meningkat Nilai ITK 109,64. Namun Dilihat Dari Besaran Nilai ITK, Tingkat Optimisme Konsumen Sedikit Menurun, Hal Ini Karena Kekhawatiran Konsumen Akan Kenaikan Harga Menjelang Natal dan Tahun Baru. 2015, dan Rencana Kenaikan Tarif Listrik dan Kenaikan Harga LPG. Juga Rencana Pemerintah Untuk Menaikkan Harga 45 45 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 Bahan Bakar Bersubsidi Di Triwulan Mendatang. Secara Visual, Perkembangan ITK Periode Tahun 2011-2013 Disajikan Pada Gambar 4.1. Sumber Diolah Dari Survei Tendensi Konsumen Tahun 2012-2014 Catatan Angka Perkiraan 4.2. Indeks Tendensi Konsumen ITK TAHUN 2014 NASIONAL dan PROVINSI MENURUT VARIABEL PEMBENTUKNYA Secara Umum Tingkat Optimisme Rumah Tangga Terhadap Ekonomi Selama Tahun 2014 Meningkat Dibandingkan Tahun 2013. Peningkatan Nilai ITK Tahun 2014 Triwulan I Sampai Dengan Triwulan III Disebabkan Oleh Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga, Peningkatan Konsumsi Makanan dan Bukan Makanan, Walau Adanya Pengaruh Inflasi Yang Tinggi. Pengaruh Inflasi Terhadap Makanan Sehari-Hari Sangat Tinggi Pada Triwulan I-2014 dan Triwulan II-2014, Sangat Mempengaruhi Konsumsi Beberapa Komoditi Makanan dan Bukan Makanan, Khususnya Untuk Konsumsi Non Makanan Sangat Berpengaruh Tabel 4.3. Pada Triwulan I-2014, ITK Nasional Menunjukkan Perbaikan Kondisi Ekonomi Konsumen ITK 110,03. Perbaikan Kondisi Konsumen Terutama Didorong Oleh Konsumsi Makanan dan Bukan Makanan Nilai Indeks 112,49. Tingkat Inflasi Yang Relatif Meningkat Selama Bulan Januari-Maret 2014 Nilai Indeks 110,40, Tidak Terlalu Berpengaruh Terhadap Konsumsi Makanan Sehari-Hari, Terutama Berpengaruh Terhadap Komoditi Bukan Makanan, Sehingga Pendapatan Rumah Tangga Meningkat Nilai Indeks 108,83. 111,12 109,28 104,70 108,02 112,02 109,64 110,03 110,76 113,18 109,64 100 103 106 109 112 115 II I- 2 0 1 2 IV -2 0 1 2 I- 2 01 3 II -2 0 1 3 II I- 2 0 1 3 IV -2 0 1 3 I- 2 01 4 II -2 0 1 4 II I- 2 0 1 4 IV -2 0 1 4 Gambar 4.1 Indeks Tendensi Konsumen ITK Triwulan III-2012 S.D. IV-2014 46 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 Tabel 4.3. Nilai Indeks Tendensi Konsumen ITK dan Variabel Pembentuknya, Tahun 2014 Variabel Triwulan I-2014 II-2014 III-2014 Pendapatan Rumah Tangga 108,83 110,72 113,48 Pengaruh Inflasi Terhadap Konsumsi Makanan Sehari-Hari 1 110,40 112,58 109,86 Tingkat Konsumsi Beberapa Komoditi Makanan Daging, Ikan, Susu, Sayur- Sayuran, Buah-Buahan dan Bukan Makanan Pakaian, Perumahan, Pendidikan, Transportasi, Kesehatan, Rekreasi 112,49 108,54 113,18 Nilai ITK 110,03 110,76 112,44 Sumber Diolah Dari Survei Tendensi Konsumen 2014 Perbaikan Kondisi Ekonomi Konsumen Di Tingkat Nasional Pada Triwulan I- 2014 Terjadi Karena Ada Peningkatan Kondisi Ekonomi Konsumen Di Semua Provinsi 33 Provinsi. Nilai ITK Provinsi Triwulan I-2014 Yang Berada Diatas Indeks Nasional ITK 110,03 Terjadi Di 18 Provinsi Diantaranya 54,55 Persen Memiliki Nilai Indeks Di Atas Indeks Nasional. Provinsi Yang Memiliki Nilai ITK Tertinggi Adalah Provinsi Kalimantan Timur Nilai ITK Sebesar 119,52, Sedangkan Provinsi DKI Jakarta Berada Diurutan Ketiga Nilai ITK Sebesar 117,56 Setelah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nilai ITK 118,18. Sebaliknya, Provinsi Sulawesi Utara Tercatat Memiliki Nilai ITK Terendah, Yaitu Sebesar 100,49 dan Provinsi Nusa Tenggara Timur Nilai ITK Sebesar 100,51. Perbaikan Ekonomi Berlanjut Pada Triwulan II-2014 Secara Nasional, Terlihat Dari Angka ITK Nasional Sebesar 110,76 Menunjukkan Kondisi Ekonomi Konsumen Meningkat. Membaiknya Kondisi Ekonomi Konsumen Terutama Didorong Oleh Meningkatnya Semua Variabel Pembentuknya, Seperti Meningkatnya Pendapatan Rumah Tangga Nilai Indeks Sebesar 110,72, Tingginya Pengaruh Inflasi Terhadap Konsumsi Makanan Sehari-Hari Nilai Indeks Sebesar 112,58, Sehingga Tingkat Konsumsi Beberapa Komoditi Makanan dan Bukan Makanan Relatif Menurun Nilai Indeks Sebesar 108,54. 47 47 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 ITK Pada Level Provinsi Pada Triwulan II-2014 Menunjukkan Peningkatan Kondisi Ekonomi Konsumen Di Semua Provinsi 33 Provinsi dan 13 Provinsi Diantaranya 39,39 Persen Memiliki Nilai Indeks Di Atas Indeks Nasional. Provinsi Yang Memiliki Nilai ITK Tertinggi Adalah Provinsi Kalimantan Timur Nilai ITK Sebesar 117,84, Disusul Provinsi DKI Jakarta Nilai ITK Sebesar 117,79. Sebaliknya, Provinsi Sulawesi Barat Tercatat Memiliki Nilai ITK Terendah, Yaitu Sebesar 100,84. Indeks Tendensi Konsumen ITK Nasional Pada Triwulan III -2014 Sebesar 112,44 Artinya Kondisi Ekonomi Konsumen Meningkat Dari Triwulan Sebelumnya. Peningkatan Ini Disebabkan Oleh Kenaikan Semua Komponen Indeks, Terutama Kenaikan Pendapatan dan Kenaikan Konsumsi Beberapa Komoditi Makanan dan Non Makanan. Tingkat Optimisme Konsumen Lebih Tinggi Dibandingkan Triwulan Sebelumnya Nilai ITK Sebesar 110,76. Perbaikan Kondisi Ekonomi Konsumen Di Tingkat Nasional Terjadi Karena Adanya Peningkatan Kondisi Ekonomi Konsumen Di Semua Provinsi 33 Provinsi, Dimana 18 Provinsi Diantaranya 54,55 Persen Memiliki Nilai Indeks Di Atas Nasional. Provinsi Yang Memiliki Nilai ITK Tertinggi Adalah Kalimantan Timur Nilai ITK Sebesar 118,79. Sementara, Provinsi Nusa Tenggara Timur Tercatat Memiliki Nilai ITK Terendah, Yaitu Sebesar 103,74 Nilai ITK Nasional Pada Triwulan IV-2014 Diperkirakan Sebesar 109,64 Artinya Kondisi Ekonomi Konsumen Diperkirakan Akan Meningkat. Tingkat Optimisme Konsumen Diperkirakan Lebih Rendah Dibandingkan Triwulan III-2014 Nilai ITK Sebesar 112,44.Perkiraan Membaiknya Kondisi Ekonomi Konsumen Terjadi Di Semua Provinsi Di Indonesia 33 Provinsi, Dimana 16 Provinsi Diantaranya 45,45 Persen Diperkirakan Memiliki Nilai Indeks Di Atas Nasional. Provinsi Yang Memiliki Perkiraan Nilai ITK Tertinggi Adalah Sulawesi Selatan Nilai ITK Sebesar 117,98 dan Terendah Di Kalimantan Selatan Nilai ITK Sebesar 102,92. 48 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 Tabel 4.4. Perkiraan Nilai Indeks Tendensi Konsumen ITK Menurut Variabel Pembentuknya, Triwulan IV-2014 Variabel Trw IV-2014 Pendapatan Rumah Tangga 110,09 Rencana Pembelian Barang-Barang Tahan Lama TV, VCD/DVD Player, Radio, Tape /Compo, Komputer, HP, Meubelair, Kompor/Tabung Gas, Kulkas, Mesin Cuci, Oven/Microwave, AC, Perhiasan Berharga, Kendaraan Bermotor 108,84 Nilai ITK 109,64 Sumber Diolah Dari Survei Tendensi Konsumen 2014 Gambar 4.2A Indeks Tendensi Konsumen ITK Triwulan I S.D Triwulan IV-2014 Di Pulau Sumatera Catatan Angka Perkiraan ITK Trw IV-2014. 95 100 105 110 115 120 A Ce H Su M At Er A U Ta Ra Su M At Er A B Ar At R I A U J A M B I Su M At Er A Se La Ta N B E N Gk U Lu La M P U N G B An Gk A B E Lit U N G K E P U La U An R Ia U In D O N Es Ia Triw I Triw II Triw III Triw IV 49 49 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 Gambar 4.2B Indeks Tendensi Konsumen ITK Triwulan I S.D Triwulan IV 2014 Di Pulau Jawa, Bali, dan Nustra. Catatan Angka Perkiraan ITK Trw IV-2014. Gambar 4.2C Indeks Tendensi Konsumen ITK Triwulan I S.D Triwulan IV 2014 Di Pulau Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua. Catatan Angka Perkiraan ITK Trw IV-2014. 90 95 100 105 110 115 120 125 D K I J Ak Ar Ta Ja W A B Ar At Ja W A Te N Ga H D I Y O Gy Ak Ar Ta Ja W A Ti M U R B An Te N B A L I N U Sa T En Gg Ar A B Ar At N U Sa T En Gg Ar A T Im U R In D O N Es Ia Triw I Triw II Triw III Triw IV 90 95 100 105 110 115 120 125 K Al Im An Ta N B Ar At K Al Im An Ta N T E N Ga H K Al Im An Ta N S E La Ta N K Al Im An Ta N T Im U R Su La W E Si U Ta Ra Su La W E Si T E N Ga H Su La W E Si S E La Ta N Su La W E Si T E N Gg Ar A G O Ro N Ta Lo Su La W E Si B Ar At M Al U Ku M Al U Ku U Ta Ra P Ap U A B Ar At P Ap U A In D O N Es Ia Triw I Triw II Triw III Triw IV 50 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 Tabel 4.5 Indeks Tendensi Konsumen ITK Menurut Provinsi, Triwulan I-2014 S.D Triwulan IV-2014 Provinsi Trw I Trw II Trw III Trw IV Aceh 107,22 104,18 107,18 106,95 Sumatera Utara 113,28 113,69 114,27 107,95 Sumatera Barat 111,58 107,48 108,91 103,91 R I A U 110,69 110,41 114,69 105,61 J A M B I 105,66 112,17 114,68 108,14 Sumatera Selatan 107,69 107,74 112,65 108,35 Bengkulu 107,63 108,12 113,23 103,98 Lampung 108,16 109,48 112,64 105,55 Bangka Belitung 105,13 108,62 108,89 112,15 Kepulauan Riau 110,46 113,06 113,18 112,02 DKI Jakarta 117,56 117,79 118,75 113,64 Jawa Barat 112,42 112,95 113,72 108,20 Jawa Tengah 112,53 114,80 116,00 111,68 DI Yogyakarta 118,18 114,56 115,89 114,64 Jawa Timur 111,84 112,86 115,99 107,74 Banten 115,41 115,89 116,09 111,68 B A L I 114,98 116,75 111,90 110,70 Nusa Tenggara Barat 111,57 110,72 111,54 109,61 Nusa Tenggara Timur 100,51 102,65 103,74 108,64 Kalimantan Barat 114,80 110,02 112,27 109,64 Kalimantan Tengah 106,64 110,32 112,33 112,29 Kalimantan Selatan 111,47 107,86 109,41 102,92 Kalimantan Timur 119,52 117,84 118,79 115,21 Sulawesi Utara 100,49 105,65 107,16 109,07 Sulawesi Tengah 106,29 110,04 112,79 114,46 Sulawesi Selatan 111,13 110,09 110,67 117,98 Sulawesi Tenggara 103,71 110,85 114,21 108,40 Gorontalo 106,42 108,70 111,25 106,00 Sulawesi Barat 104,82 100,84 111,30 108,46 Maluku 116,85 115,66 115,41 115,02 Maluku Utara 111,00 110,14 113,85 107,39 Papua Barat 106,47 110,49 110,02 111,40 Papua 108,99 105,65 107,21 109,81 Indonesia 110,03 110,76 112,44 109,64 Sumber Diolah Dari Survei Tendensi Konsumen Tahun 2014. Catatan Angka Perkiraan ITK Trw IV-2014. BAB 5 KESIMPULAN 55 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 5.1. PEREKONOMIAN DARI SISI PENGUSAHA TAHUN 2014 Secara Umum Tren Perkembangan Nilai Indeks Tendensi Bisnis ITB Setiap Tahunnya Sangat Dipengaruhi Musim, Antara Lain Hari Raya Besar Keagamaan Seperti Hari Raya Idul Fitri, Natal, Tahun Baru, Tahun Ajaran/Akademik Baru, Pesta Demokrasi Pemilihan Umum, Musim Tanam/Musim Panen Raya Di Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan, Tahapan Pengelolaan Anggaran/Proyek Di Kementerian/Lembaga Sesuai Sektor Terkait, dan Faktor- Faktor Lainnya. Sejalan Dengan Fenomena Tersebut Maka Secara Umum Tren Perkembangan Nilai Indeks Tendensi Bisnis Cenderung Terendah Pada Triwulan I, Indeksnya Meningkat Pada Triwulan II, dan Meningkat Kembali Menjadi Indeks Tertinggi Pada Triwulan III, Kemudian Terjadi Penurunan Nilai Indeks Pada Triwulan IV Meskipun Biasanya Relative Lebih Tinggi Dibanding Triwulan I dan II. Kondisi Bisnis Dari Persepsi Pengusaha Sepanjang Tahun 2014 Mengalami Peningkatan Antar Triwulan, Walaupun Sangat Lambat Dibandingkan Dengan Tahun 2013. Hal Ini Karena Masih Adanya Pengaruh Krisis Global Yang Juga Ikut Berdampak Pada Perekonomian Indonesia, Walaupun Demikian Perekonomian Indonesia Masih Tumbuh Ditengah Pelemahan Perekonomian Global Yang Mulai Berdampak Pada Kinerja Eksternal Perekonomian Domestik. Membaiknya Kondisi Ekonomi Indonesia Didukung Oleh Nilai Indeks Tendensi Bisnis Per Triwulan Di Atas 100. Nilai ITB Sepanjang Tahun 2014 Adalah Sebesar 101,95 Pada Triwulan I, 106,00 Pada Triwulan II, dan 107,24 Pada Triwulan III, Serta Perkiraan Triwulan IV Sebesar 103,94. Optimisnya Para Pelaku Bisnis Sepanjang Tahun 2014 Diduga Antara Lain Karena Para Pelaku Bisnis Percaya Bahwa Krisis Global Ini Tidak Akan Membuat Ekonomi Indonesia Terpuruk Seperti Pada Tahun 2008, dan Kondisi Fundamental Ekonomi Makro Indonesia Yang Relatif Kuat Sehingga Mampu Meminimalisasi Pengaruh-Pengaruh Tersebut. Kondisi Bisnis Menurut Sektor Antar Triwulan Sepanjang Tahun 2014 Umumnya Relatif Meningkat Signifikan, Kecuali Pada Triwulan Tertentu Atau Sektor Tertentu. Pada Triwulan I, Misalnya Penurunan Kondisi Bisnis Terjadi Pada Sektor Pertambangan dan Penggalian Nilai ITB 94,61, Sektor Industri Pengolahan Nilai ITB 99,75, Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Nilai ITB 99,96, Sektor Konstruksi Nilai ITB 99,84, dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Nilai ITB 99,54. 56 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 Pada Triwulan II dan Triwulan III Kondis Bisnis Membaik Pada Hampir Semua Sektor Kecuali Pada Sektor Pertambangan dan Penggalian Terjadi Penurunan Pada Triwulan II Nilai ITB 96,45, dan Pada Triwulan III Nilai ITB 99,77. Indeks Tendensi Bisnis ITB, Bila Dilihat Dari Variabel Pembentuknya Pada Triwulan I Sampai Dengan Triwulan III Tahun 2014, Didukung Oleh Meningkatnya Pendapatan Usaha, Meningkatnya Penggunaan Kapasitas Produksi, dan Meningkatnya Rata-Rata Jam Kerja. Disamping Variabel Pembentuk Indeksnya, Faktor-Faktor Lainnya Seperti Harga Jual Produk, Jumlah Tenaga Kerja, Juga Kondisi Keuangan Yang Meningkat Antar Triwulannya. Sedangkan Perkiraan Peningkatan Kondisi Bisnis Pada Triwulan IV Diperkirakan Didukung Oleh Meningkatnya Order Dari Dalam Negeri, Harga Jual Produk, dan Order Barang Input. 5.2. PEREKONOMIAN DARI SISI Konsumen TAHUN 2014 Secara Umum Tren Perkembangan Nilai Indeks Tendensi Konsumen ITK Per Triwulan Setiap Tahun Berkorelasi Kuat Dengan Kondisi Bisnis Pada Periode Yang Sama. Dalam Hal Ini Karena ITK Merupakan Cerminan Kondisi Ekonomi Rumah Tangga Konsumen Sebagai Pelaku Konsumsi Terhadap Situasi Perekonomian Secara Umum. Perilaku Konsumsi Rumah Tangga Konsumen Juga Sangat Dipengaruhi Oleh Beberapa Faktor Musiman, Antara Lain Adanya Hari Raya Besar Keagamaan Seperti Hari Raya Idul Fitri, Natal, Tahun Baru, Tahun Ajaran/Akademik Baru, Pesta Demokrasi Pemilihan Umum, Kegiatan Sosial dan Budaya Lokal, dan Faktor-Faktor Lainnya. Kondisi Ekonomi Rumah Tangga Dari Persepsi Konsumen Sepanjang Tahun 2014 Secara Nasional Mengalami Peningkatan Antar Triwulan, Hal Tersebut Didukung Oleh Nilai Indeks Tendensi Konsumen Per Triwulan Di Atas 100. Nilai ITK Sepanjang Tahun 2014 Adalah Sebesar 110,03 Pada Triwulan I, dan Sebesar 110,76 Pada Triwulan II, dan Sebesar 112,44 Pada Triwulan III, Serta Perkiraan ITK Triwulan IV Ssebesar 109,64. Membaiknya Kondisi Ekonomi Konsumen Sepanjang Tahun 2014 Diduga Antara Lain Diduga Oleh Kondisi Perekonomian Secara Umum Yang Relatif Baik dan Kondusif. Indeks Tendensi Konsumen ITK Pada Triwulan I Sampai Dengan Triwulan III Tahun 2014, Bila Dilihat Dari Variabel Pembentuknya, Secara Nasional Didukung Oleh Meningkatnya Pendapatan Rumah Tangga, dan Tingginya Tingkat Konsumsi 57 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 Beberapa Komoditi Makanan dan Bukan Makanan, Karena Tingkat Inflasi Terhadap Konsumsi Makanan Sehari-Hari Masih Terkendali. Selain Kondisi Ekonomi Konsumen Secara Nasional Perbaikan Kondisi Ekonomi Konsumen Di Tingkat Nasional Pada Triwulan I-2014 ITK 110,03 Terjadi Karena Ada Peningkatan Kondisi Ekonomi Konsumen Di Semua Provinsi 33 Provinsi. Nilai ITK Provinsi Triwulan I-2014 Yang Berada Diatas Indeks Nasional Terjadi Di 18 Provinsi Diantaranya 54,55 Persen Memiliki Nilai Indeks Di Atas Indeks Nasional, Pada Triwulan II-2014 Ada 13 Provinsi Diantaranya 39,39 Persen Memiliki Nilai Indeks Di Atas Indeks Nasional, Pada Triwulan III-2014 Ada 18 Provinsi Diantaranya 54,55 Persen Memiliki Nilai Indeks Di Atas Nasional, dan Perkiraan Pada Triwulan IV-2014 Ada 16 Provinsi Diantaranya 45,45 Persen Diperkirakan Memiliki Nilai Indeks Di Atas Nasional. Provinsi-Provinsi Yang Memiliki Nilai ITK Tertinggi Antar Triwulan Secara Relatif Cenderung Terjadi Pada Provinsi Yang Sama. Provinsi Yang Memiliki Nilai ITK Tertinggi Pada Triwulan I Sampai Triwulan III Tahun 2014, Terjadi Pada Provinsi Kalimantan Timur, Diikuti Pada Urutan Kedua Secara Bergantian Oleh Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Banten, Provinsi Bali, dan Provinsi DIY Jogyakarta. Sedangkan Perkiraan Nilai ITK Tertinggi Pada Triwulan IV Terjadi Pada Provinsi Sulawesi Selatan, Sedangkan Provinsi Kalimanta Timur Diperkirakan Pada Urutan Kedua. Pada Periode Yang Sama Sepanjang Tahun 2014 Provinsi-Provinsi Yang Memiliki Nilai ITK Terendah Antar Triwulan Secara Relatif Cenderung Terjadi Pada Beberapa Provinsi Yang Sama. Provinsi Yang Memiliki Nilai ITK Terendah Antar Triwulan Bervariasi, Pada Triwulan I Sampai Triwulan III Tahun 2014, Terjadi Pada Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur, dan Provinsi Sulawesi Barat, Sedangkan Perkiraan Nilai ITK Terendah Triwulan IV Terjadi Pada Provinsi Kalimantan Selatan. Namun Perlu Dicatat Bahwa Ada Kecenderungan Konsumen Di Wilayah Indonesia Bagian Timur Memiliki Optimisme Yang Lebih Tinggi. Hal Ini Tercermin Dari Nilai ITK Di Beberapa Provinsi Di Wilayah Tersebut Yang Pernah Menempati Posisi Lima Tertinggi Pada Beberapa Triwulan Tertentu, Yaitu Provinsi Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Maluku, dan Provinsi Sulawesi Tengah. Sedangkan Provinsi Lainnya Yang Pernah Menempati Posisi Yang Sama Terjadi Di Beberapa Provinsi Di Wilayah Indonesia Bagian Barat, Yaitu Provinsi DKI Jakarta, Jawa Tengah, Banten, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Provinsi Jawa Timur. 59 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik, 2002-2013, Indeks Tendensi Bisnis dan Indeks Tendensi Konsumen, Jakarta. Badan Pusat Statistik, 1976-1991, Indikator Pendahulu Di Indonesia, Jakarta. The Conference Board, 1990, A Monthly Report From The Consumer Research Confidence Survey, The Conference Board. Badan Pusat Statistik, 1996, Studi Pendahuluan Penyusunan Sistem Pemantauan Beberapa Indikator Dini, Jakarta. Badan Pusat Statistik, 1997, Studi Pendahuluan Penyusunan Sistem Pemantauan Beberapa Indikator Dini, Jakarta. Badan Pusat Statistik, 1998, Sistem Pemantauan Beberapa Indikator Dini Dalam Rangka Pengembangan Sistem Monitoring Ekonomi Makro Jangka Pendek, Jakarta. Badan Pusat Statistik, 2000, Sistem Pemantauan Beberapa Indikator Dini Ringkasan Metodologi 2000, Jakarta. Badan Pusat Statistik, 2001, Indikator Fundamental Ekonomi Indonesia, Jakarta. James Medoff dan Ronald Sellers, Labors Capital, Business Confidence, And The Market For Loanable Funds, Oktober 2004 Badan Pusat Statistik, 2006, Analisis Indikator Pendahulu Tahun 2006, Jakarta. Badan Pusat Statistik, 2010, Analisis Indikator Pendahulu Tahun 2010, Jakarta. 61 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 TIM PENYUSUN Penanggung Jawab/ Pengarah Dr. Margo Yuwono, S.Si., M.Si Editor 1.Harmawanti Marhaeni, M.Sc 2. Rustam, SE, MSE Penulis 1. Kartiana Siregar, S.Si 2. Dyah Retno P. 3. Rustam, SE, MSE Pengolah Data 1. Dyah Retno P. 2. Kartiana Siregar, S.Si Penyiapan Draft Publikasi Taufan Tirtayasa LAMPIRAN KUESIONER STB dan KUESIONER STK 63 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 Kuesioner Survei Tendensi Bisnis STB Triwulan III-2014 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 64 65 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 66 67 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 68 69 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 70 71 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 72 73 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 74 75 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 76 77 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 78 79 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 80 81 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 82 83 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 84 85 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 86 87 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 Kuesioner Survei Tendensi Konsumen STK Triwulan III-2014 Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen 2014 88 Jl. Dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 Telp. 021 3841195, 3842508, 3810291-4 Fax. 0213857046 Homepage

Halaman 2
Lihat Detail

P//Www.Bps.Go.Id E-Mail Bpshqbps.Go.Id