Merupakan fitur yang memungkinkan pengguna untuk mencari kata kunci di dalam dokumen Publikasi
BPS Prov. Sumatera Selatan
Lihat PublikasiMenampilkan 291 halaman dengan kata kunci "Goresan Pena Wong Kito di Media Provinsi Sumatera Selatan 2022"
Ps //S Um Se L.B Ps .Go .Id 67 Goresan Pena Wong Kito di Media 2022 Saatnya Generasi Milenial Berperan Dalam Pertanian Oleh Nafitalia, S.Si Statistisi Pertama BPS Kabupaten Muara Enim Muhammad Aji Kurniawan, Pemuda Asal Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Masih Berusia Muda 29 Tahun Namun Sudah Mampu Menorehkan Karya Dalam Bidang Pertanian Sehingga Berhasil Mendapatkan Penghargaan Farmer Of The Years Kategori Milenial 2021 Dari Kementerian Pertanian Kementan. Aji Kurniawan Menjadi Sosok Yang Cukup Langka di Indonesia Karena Ketertarikannya Pada Pertanian. Anggapan Bahwa Petani Selama Ini Identik Dengan Usia Tua, Miskin, Berkutat Dengan Tanah, Berpenghasilan Rendah Dan Lain Sebagainya Bisa Berubah Menjadi Petani Muda, Keren, Berpenghasilan Tinggi Dan Tentunya Kekinian. Pandangan Bahwa Pertanian Identik Dengan Suatu Pekerjaan Yang Berkutat Dengan Tanah, Terkena Teriknya Matahari Serta Tidak Bergengsi Layaknya Pekerjaan Kantoran, Hal Ini Membuat Profesi Petani Kurang diminati Oleh Generasi Muda Saat Ini. Mereka Kurang Berminat Pada Sektor Pertanian Karena Masih Beranggapan Pendapatan Yang Rendah Dan Belum Adanya Kepastian Akan Untung Dan Rugi Dalam Bertani. Generasi Muda Menilai Jika Ingin Mendapatkan Keuntungan Yang Besar Dari Sektor Pertanian, Harus Siap Dengan Modal Yang Besar Dan Resiko Yang Tinggi Serta Membutuhkan Lahan Yang Luas. Selain Itu, Terbatasnya Luas Lahan, Harga Benih Dan Pupuk Yang Mahal Juga Menjadi Persoalan Dalam Sektor Pertanian Saat Ini. Generasi Muda Memiliki Peran Penting Dan Strategis Dalam Menentukan Masa De- Pan Bangsa. Sejarah Mencatat, Generasi Muda Memiliki Keterlibatan Aktif Dalam Berbagai Sektor Kehidupan Masyarakat Indonesia Dari Dahulu Hingga Sekarang. Pemuda Merupakan Sumber Daya Manusia Utama Dalam Pembangunan Dan Merupakan Agen Perubahan Dan Pewaris Masa Depan Bangsa. Menurut UU No.40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan, Pemu- Da Adalah Warga Negara Indonesia Yang Memasuki Periode Penting Pertumbuhan Dan Perkembangan Yang Berusia 16-30 Tahun. Generasi Muda Atau Yang Lebih Popular disebut Generasi Milenial Merupakan Generasi Yang Paling Melek Teknologi Dan Internet Sehingga Memiliki Begitu Banyak Peluang Dan Kesempatan Dari Generasi Sebelumnya. Dari Data Susenas Tahun 2021, Sekitar 64,92 Juta Jiwa Atau Hampir Seperempat Penduduk Indonesia 23,90 Persen Berada Dalam Kelompok Umur Pemuda. Dengan Persentase Yang Besar Dan didukung Dengan Energi Pemuda Yang Berlimpah Dapat Menjadi Sumber Utama Kekuatan Pemuda.
Ps //S Um Se L.B Ps .Go .Id 68 Goresan Pena Wong Kito di Media 2022 Indonesia Merupakan Negara Kepulauan Yang dianugerahi Begitu Banyak Kekayaan Alam Yang Tidak Pernah Ada Habisnya. Indonesia Adalah Salah Satu Negara Yang Mengandal- Kan Sektor Pertanian Sebagai Keunggulannya. Namun, Kebutuhan Kualitas Dan Sumber Daya Manusia Yang Baik Pada Beberapa Tahun Ini Berkurang Khususnya di Sektor Pertanian, Sehingga Mempengaruhi Kontribusi Angkatan Kerja Muda Pertanian Terhadap Keberhasilan Pertanian di Indonesia. BPS Mencatat, Sebanyak 37,13 Juta Penduduk di Tahun 2021 Bergerak di Lapangan Usaha Pertanian Mengalami Penurunan Sebanyak 2,2 Persen dibandingkan Dengan Tahun 2020 Yaitu Sebanyak 39,41 Persen. Dengan Rata-Rata Umur Penduduk Yang Bekerja dilapangan Usaha Ini Tergolong Tidak Muda Yaitu 46 Tahun Sakernas Agustus,2021. Secara Umum, Petani Adalah Seseorang Yang Bekerja Untuk Memenuhi Kebutuhan Hidupnya Dari Kegiatan Usaha Pertanian, Baik Berupa Usaha Pertanian di Bidang Tanaman Pangan, Holtikultura, Perkebunan, Peternakan Dan Perikanan. Pertanian Merupakan Indus- Tri Yang Dapat Berkembang Lebih Luas Dan Sangat Menjanjikan. Pertanian di Indonesia Saat Ini Sedang Mengalami Penuaan, Oleh Sebab Itu, Generasi Milenial di Dorong Untuk Dapat Tertarik Terhadap Sektor Pertanian. Generasi Milenial Harus Memiliki Motivasi Pada Sektor Pembangunan Pertanian Sehingga Dapat Menjadi Penggerak Pertanian di Indonesia. Menurut Publikasi Statistik Pemuda Indonesia 2021, Generasi Milenial Indonesia Yang Bekerja di Lapangan Usaha Pertanian Sebanyak 19,18 Persen, Turun Sebanyak 1,4 Per- Sen dibandingkan Tahun 2020. Sementara Pemuda Yang Bekerja di Lapangan Usaha Jasa Sebanyak 55,80 Persen Dan Sisanya Berkecimpung di Lapangan Usaha Industri Sebanyak 25,02 Persen. di Provinsi Sumatera Selatan Sendiri Pada Tahun 2021 Generasi Milenial Yang Bekerja di Lapangan Usaha Pertanian Sebanyak 35,35 Persen, Turun Sebesar 1,2 Per- Sen dibandingkan Tahun 2020 Dan Sisanya Lebih Memilih Bekerja di Lapangan Usaha Industri Sebesar 14,07 Persen Dan Jasa 50,57 Persen. Dari Data Tersebut Terlihat Bahwa Pekerjaan di Lapangan Usaha Jasa Dan Industri Cenderung Lebih diminati Oleh Generasi Milenial dibandingkan Lapangan Usaha Pertanian. Selama Pandemi Covid-19 Terjadi, Sektor Pertanian Menjadi Salah Satu Sektor Yang Tidak Begitu Terdampak Dan Mampu Tumbuh Saat Sektor Lainnya Banyak Mengalami Penurunan. Walaupun Sektor Pertanian Tidak Begitu Terdampak Pada Saat Pandemi Covid- 19, Namun Kenyataannya Sektor Ini Tetap Kurang diminati Oleh Generasi Muda Saat Ini. Fenomena Tersebut Tentunya Menjadi Perhatian Dari Kita Semua Karena Bisa Mengaki- Batkan Terancamnya Keberlangsungan Usaha Pertanian Kita Dalam Jangka Panjang.
Ps //S Um Se L.B Ps .Go .Id 69 Goresan Pena Wong Kito di Media 2022 Seiring Berkembangnya Era Revolusi Industri 4.0 Maka Semakin Banyak Perubahan Yang dirasakan di Semua Sektor Terutama Sektor Pertanian. Modernisasi Juga Perlu dil- Akukan Dalam Bidang Pertanian. Modernisasi Pertanian Tentunya Tidak Terlepas Dari Kema- Juan Teknologi, Menyiapkan Petani Milenial Yang Mampu Mengintegrasikan Dunia Teknologi Dengan Bidang Pertanian Menjadi Sangat Penting Untuk dilakukan. Berbagai Upaya Telah dilakukan Oleh Pemerintah Untuk Menarik Minat Generasi Milenial Pada Sektor Pertanian. Pemerintah Menargetkan 2,5 Juta Generasi Milenial Men- Jadi Petani Pada Tahun 2024. Pemerintah Melalui Kementerian Pertanian Menggalakkan Program Penyuluhan Vokasi Dan Pelatihan Pertumbuhan Usaha Petani Milenial, Program- Program Kementerian Pertanian diantaranya Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian PWMP, Duta Petani Milenial Dan Duta Petani Andalan, Penerapan digitalisasi Pertanian Dan Lain Sebagainya. Upaya-Upaya Pemerintah Tersebut diharapkan Dapat Menarik Minat Para Generasi Milenial Untuk Menjadi Petani Yang Modern Dan Menghasilkan Produk- Produk Unggul Dari Sektor Pertanian Tersebut. Selain Itu, Bonus Demografi Yang Terjadi di Indonesia digadang-Gadang Akan Mem- Buat Indonesia Bertransformasi Menjadi Negara Maju, Namun Hal Ini Sebaliknya Bisa Men- Jadi Ancaman Jika Generasi Milenial Tidak Mampu Meningkatkan Nilai Dan Daya Saing Dalam Menyongsong Pembangunan. Munculnya Isu Tentang Bonus Demografi Tersebut, diharap- Kan Para Generasi Milenial Ikut Berperan Dalam Ekonomi Terutama Dalam Sektor Pertanian Guna Membangun Pertanian Yang Lebih Baik Dan Kuat Untuk Mencapai Ketahanan Pangan di Masa Depan. Bonus Demografi Ini Juga Harus ditopang Pangan Yang Baik Dan Cukup Sehing- Ga Sektor Pertanian Menjadi Program Penting Pemerintah Untuk Menghadapi Lonjakan Jumlah Penduduk.
Ps //S Um Se L.B Ps .Go .Id Lahmodin Oktanata, SP PERAN BATUBARA TERHADAP PEREKONOMIAN MUARA ENIM Terbit Tanggal 1 Maret 2022 di Sumeks
Ps //S Um Se L.B Ps .Go .Id
Ps //S Um Se L.B Ps .Go .Id 91 Goresan Pena Wong Kito di Media 2022 PERAN BATUBARA TERHADAP PEREKONOMIAN MUARA ENIM Oleh Lahmodin Oktanata, SP Statistisi Ahli Muda BPS Kabupaten Muara Enim Komoditas Batubara Merupakan Salah Satu Komoditas Unggulan Bagi Provinsi Su- Matera Selatan Dan Juga Kabupaten Muara Enim. Besarnya Peran Batubara Dalam Perekonomian Provinsi Sumatera Selatan Dapat dilihat Pada Neraca Perdagangan Su- Matera Selatan Tahun 2021 Baca BRS Neraca Perdagangan Sumatera Selatan. Neraca Perdagangan Sumatera Selatan Secara Tahunan Januari-Desember 2021 Mengalami Sur- Plus Sebesar US 4.287,03 Juta, Naik 37,87 Persen Dari Surplus Neraca Perdagangan Su- Matera Selatan Tahun 2020. Neraca Perdagangan dikatakan Surplus Jika Nilai Ekspor Lebih Besar Dari Nilai Impor, Sebaliknya dikatakan Defisit Jika Nilai Impor Yang Lebih Besar Dari Nilai Ekspor. Surplusnya Neraca Perdagangan Sumatera Selatan Tahun 2021 disebabkan Oleh Meningkatnya Nilai Ekspor Non Migas di Tahun 2021. Non Migas Berperan Sebesar 98,36 Persen Terhadap Nilai Ekspor Sumatera Selatan Tahun 2021, Sementara Komoditas Batubara Yang Tergolong Da- Lam Bahan Bakar Mineral Berperan Sebesar 33,33 Persen Terhadap Total Ekspor Non Migas Sumatera Selatan. Kabupaten Muara Enim Merupakan Daerah Penghasil Batubara Terbesar di Su- Matera Selatan. Predikat Sebagai Penghasil Batubara Terbesar di Sumatera Selatan Ini didukung Oleh Keberadaan Perusahaan Besar BUMN Dan Perusahaan-Perusahaan Swasta Lainnya Yang Bergerak dibidang Pertambangan Batubara. Sebagai Penghasil Batubara Terbesar di Sumatera Selatan, Praktis Saja Komoditas Batubara Berperan Secara Krusial Dalam Perekonomian Kabupaten Muara Enim Secara Makro. Selama Rentang Waktu 11 Tahun Terakhir 2011-2021 Komoditas Batubara Ber- Peran Sekitar 3540 Persen Terhadap Perekonomian Kabupaten Muara Enim. Dominasi Peran Komoditas Batubara Ini Tentu Saja Ikut Andil Terhadap Arah Dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Muara Enim. Kita Tentu Ingat Ketika Komoditas Batubara Mengalami Krisis di Tahun 2020 Lalu Sebagai Dampak Dari Pandemi Covid-19. Batubara Yang Tergabung Dalam Komoditas Pertambangan Lainnya Seperti Migas Dan Penggalian Lainnya di Sektor Pertambangan Dan Penggalian. Sektor Ini Mengalami Kontraksi Atau Tumbuh Negatif di Ta-
Ps //S Um Se L.B Ps .Go .Id 92 Goresan Pena Wong Kito di Media 2022 Hun 2020 Dan Menyebabkan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Muara Enim Menjadi San- Gat Lambat Bahkan Nyaris Stagnan di Angka 0,03 Persen di Tahun 2020. Sementara di Tahun 2021, Si Emas Hitam Ini Kembali Bersinar. Kendatipun Masih Dalam Suasana Pandemi Covid-19, Pergerakan Harga Batubara Mulai Menunjuk- Kan Trend Positif Lagi. Membaiknya Iklim Perdagangan Batubara Ini Tentu Saja Memicu Produksi Makin Meningkat. Produsen Batubara Seolah Berlomba-Lomba Memenuhi Per- Mintaan Luar Negeri Memanfaatkan Momentum Harga Yang Membaik. Rata-Rata Harga Batubara Acuan HBA ditahun 2021 Tembus diatas 100 US/Ton Yaitu 121,47 US/Ton. Melambungnya Harga Batubara Ini Tentu Saja Mendongkrak Volume Ekspor Batubara Ke Luar Negeri, Dampak Negatifnya Adalah Menyebabkan Pasokan Batuba- Ra Untuk Kebutuhan Dalam Negeri Khususnya Stok Untuk Kebutuhan Pembangkit Listrik PLN Makin Menipis. Ancaman Krisis Listrik Dalam Negeripun Telah Mengintai. Menyadari Akan Ancaman Krisis Listrik Dalam Negeri, Pemerintah Langsung Mengam- Bil Langkah Antisipasi Dengan Membuat Regulasi Berupa Larangan Ekspor Komoditas Batu- Bara Ke Luar Negeri. Larangan Ekspor Batubara Ke Luar Negeri Ini diberlakukan Pada Tanggal 1-31 Januari 2022, Walaupun Pada Akhirnya Setelah 11 Hari Regulasi Ini diberlakukan, Keran Ekspor Batubara Ke Luar Negeri Kembali dibuka Bagi Perusahaan Yang Telah Memen- Uhi Porsi Penjualan Dalam Negeri Domestic Market Obligation / DMO. 7 Februari Lalu Badan Pusat Statistik BPS Provinsi Sumatera Selatan Merilis Per- Tumbuhan Ekonomi Sumatera Selatan. Berdasarkan Data Yang dirilis Oleh BPS, Ekonomi Sumatera Selatan Secara Tahunan Tumbuh Sebesar 3,58 Persen di Tahun 2021. Angka Per- Tumbuhan Ini didorong Oleh Pertumbuhan Sektor Perdagangan Besar Dan Eceran Yang Tum- Buh 5,79 Persen Dan Sektor Pertambangan Dan Penggalian Yang Tumbuh 5,35 Persen. Pada Sektor Pertambangan Dan Penggalian, Komoditas Batubara Berperan Signifikan Karena Har- Ganya Yang Membaik di Tahun 2021. Sementara di Daerah Kabupaten/Kota Yang Ada di Provinsi Sumatera Selatan, Ekonomi Tumbuh Bervariasi Antara 1 Hingga 5 Persen di Tahun 2021. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Muara Enim Kembali Menjadi Mercusuar Dengan Mencatatkan Pertum- Buhan Paling Tinggi diantara Kabupaten/Kota Yang Ada di Sumatera Selatan. Pada Tahun 2021 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Muara Enim Mencapai 5,75 Persen. Pertumbuhan Yang Signifikan Ini Tentunya di Pengaruhi Oleh Produksi Komoditas Batubara Yang Mening- Kat Tajam di Tahun 2021 Setelah di Tahun 2020 Mengalami Pertumbuhan Negatif.
Ps //S Um Se L.B Ps .Go .Id 80 Goresan Pena Wong Kito di Media 2022 Desember 2021 Komoditas Minyak Goreng Memberikan Andil Inflasi Sebesar 0,44 Persen Dan Tercatat Paling Tinggi dibandingkan Komoditas Lainnya di Sumatera Selatan. Trend Kenaikan Harga Minyak Goreng Yang Terjadi Sejak Beberapa Bulan Terakhir di Tahun 2021 diprediksi Akan Terus Berlanjut di Awal Tahun 2022. Kondisi Harga Minyak Goreng Hingga Saat Ini Belum Menunjukkan Tanda-Tanda Akan Kembali Turun, Bahkan Ke- Mentrian Perdagangan Memprediksi Kondisi Ini Akan Berlanjut Hingga Kuartal I Tahun 2022. Meningkatnya Harga Minyak Goreng di Pasaran Tidak Terjadi Secara Serta Merta Be- Gitu Saja, Tentu Ada Beberapa Faktor Yang Menyebabkannya. Faktor-Faktor Penyebab Nai- Knya Harga Minyak Goreng Bisa Saja Berasal Dari Dalam Negeri Atau Dari Luar Negeri Atau Bahkan Bersama-Sama Secara Simultan. Terjadinya Kenaikan Harga Bahan Baku Minyak Goreng Berupa Crude Palm Oil CPO Tingkat Dunia Menjadi Salah Satu Penyebab Naiknya Harga Minyak Goreng di Dalam Negeri, Lho Kok Bisa Hal Ini Tentu Saja Bisa Terjadi Karena Sebagian Besar Produsen Minyak Goreng Dalam Negeri Tidak Terintegrasi Dengan Produsen CPO. Sehingga Untuk Memproduksi Minyak Goreng, Produsen Minyak Goreng Dalam Negeri Harus Membeli Bahan Baku Beru- Pa CPO Sesuai Dengan Harga Pasar Lelang Dalam Negeri, Yaitu Harga Lelang KPBN Dumai Yang Terkorelasi Dengan Harga Pasar Internasional. Kenaikan Harga CPO Tingkat Dunia Secara Tidak Langsung Akan Menambah Biaya Produksi Bagi Produsen, Dan Untuk Menutupi Meningkatnya Biaya Produksi Maka Produsen Akan Membebankannya Juga Kepada Kon- Sumen Melalui Kenaikan Harga Jual Minyak Goreng di Pasar. Lalu Mengapa Harga CPO Tingkat Dunia Meningkat Sesuai Dengan Hukum Ekonomi Jika Barang Dan Jasa Tersedia Dalm Jumlah Yang Melimpah Maka Harganya Akan Turun, Se- Baliknya Jika Jumlah Yang Tersedia Terbatas Maka Harganya Akan Naik. Kenaikan Har- Ga CPO disebabkan Oleh Turunnya Produksi Kelapa Sawit Yang dihasilkan Oleh Negara- Negara Penghasil Kelapa Sawit di Dunia. di Indonesia Sendiri Produksi Kelapa Sawit Men- Galami Penurunan Pada Semester II Tahun 2021 Karena Pengaruh Cuaca. Fenomena Kenaikan Harga Minyak Goreng Yang Terjadi Hingga Saat Ini Tentu Akan Menimbulkan Efek Terhadap Rumah Tangga Maupun Pelaku Usaha. Bagi Rumah Tangga Tentu Saja Kenaikan Harga Minyak Goreng Akan Menambah Pengeluaran Belanja Dapur. Sementa- Ra Bagi Pelaku Usaha Khususnya Usaha Kecil Menengah UKM Yang Menggunakan Minyak Goreng Sebagai Bahan Penolong Tentu Saja Kenaikan Harga Minyak Goreng Akan Menambah
Ps //S Um Se L.B Ps .Go .Id 81 Goresan Pena Wong Kito di Media 2022 Biaya Produksi, Hal Ini Menyebabkan Keuntungan Akan Terpangkas Karena Beban Produksi Yang Meningkat. Pemerintah Telah Berupaya Untuk Mencari Solusi Terhadap Fenomena Kenaikan Har- Ga Minyak Goreng dipasaran, Bahkan Presiden Joko Widodo Telah Menginstruksikan Kepa- Da Menteri Perdagangan Untuk Mengambil Langkah-Langkah Yang Dapat Menstabilkan Har- Ga Minyak Goreng. Sejauh Ini Upaya Pengendalian Harga Minyak Goreng di Pasaran Telah dilakukan Melalui Operasi Pasar Dengan Menggelontorkan Minyak Goreng Dengan Harga Murah Dan Terjangkau, Namun Upaya Ini Masih Belum Cukup Untuk Menstabilkan Harga Minyak Goreng, Hingga Saat Ini Harga Minyak Goreng Masih Tinggi. Jika Melihat Penyebab Mahalnya Harga Minyak Goreng Adalah Karena Kenaikan Har- Ga CPO Dunia, Ironis Sekali Rasanya Karena Indonesia Termasuk Sebagai Negara Ekspor- Tir CPO di Dunia. Melihat Kondisi Bahwa Banyak Produsen Minyak Goreng di Indonesia Yang Tidak Terintegrasi Dengan Produsen CPO, Pemerintah Sudah Selayaknya Mewajibkan Pro- Dusen CPO Dalam Negeri Untuk Memenuhi Kebutuhan Domestik Terlebih Dahulu. Selama Ini Kebijan Pemenuhan Pasar Dalam Negeri Atau Domestic Market Obligation DMO Baru diber- Lakukan Untuk Komoditas Batubara Dan Gas Alam Saja. Jika Kebijakan DMO diberlakukan Bagi Produsen CPO Dalam Negeri, Maka Harus dikuti Dengan Kebijakan Harga Jual CPO Itu Sendiri, Mengingat Harga Pasar Lelang Dalam Negeri Yaitu Harga Lelang KPBN Dumai Yang Terkorelasi Dengan Harga Pasar Internasional. Mudah-Mudahan Dengan Kebijakan DMO Untuk Komoditas CPO Yang diikuti Dengan Kebijakan Harga Jual CPO Dalam Negeri, Serta didukung Dengan Kebijakan Operasi Pasar Untuk Komoditas Minyak Goreng Yang Tetap dilakukan Secara Kontinyu Dapat Mengatasi Dan Mengendalikan Harga Minyak Goreng di Indonesia. Hal Ini Sangat Bisa dilakukan Meng- Ingat Indonesia Adalah Eksportir Komoditas CPO, Bukan Importir. Jangan Biarkan Masyara- Kat Indonesia Menggoreng Dengan Minyak Goreng Yang dipakai Berkali-Kali dipakai Secara Berulang Karena Tidak Mampu Membeli Yang Baru Akibat Harga Yang Mahal.
Ps //S Ms El. Bp .Go .Id